Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi

(1)

PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI

BELAJAR SISWA DI KELAS VIII

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 BEKASI

Oleh

ISTIANAH 104011000138

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008


(2)

ABSTRAK

Istianah, Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi, Skripsi Program S1, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan, dan dalam belajar tersebut mutlak dibutuhkan konsentrasi. Namun, konsentrasi ini yang sulit untuk dilakukan karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya adalah lapar, malas, lemas, dan mengantuk. Berdasarkan hal ini penulis mencoba untuk melihat pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan menelaah pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, dan untuk

meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis korelasional.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 20 Bekasi Berlokasi di Jl. Felesia I Jatibening II Pondok Gede. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi, dan sampelnya adalah 12 % dari seluruh jumlah populasi yakni 42 siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan angket, wawancara, dan observasi.

Untuk mengolah data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis korelasional dengan rumus P = F/N x 100%, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa Di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi dengan angka indeks korelasi product moment 0,417. Sedangkan tingkat pengaruh yang diperoleh dari sarapan dengan konsentrasi belajar adalah sebesar 17,39 %.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah swt, yangtelah melimpahkan rahman dan rohim-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tersanjungkan kepada Rasulullah saw. yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, yang telah membawa umat manusia

minaťťulumâti ilan nûr.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, baik moral, materi, pemikiran maupun support, alhamdulillah hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya dengan hati yang tulus penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), beserta para dosen yang telah memberikan pengetahuannya selama ini.

3. Bapak Dr. H. A.Syfi’ie Noor, dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk dengan penuh kesabaran serta telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak H. Sahroni, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Bekasi dan bapak Nurhadi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah, ibu Irna Andayani, guru bidang studi tata boga, segenap guru, karyawan dan staff pegawai serta siswa-siswi khususnya kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi yang telah sudi kiranya menerima dan membantu penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis memperoleh data-data yang mendukung dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh karyawan dan staff Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang turut membantu dan menyediakan referensi-referensi yang penulis butuhkan.

6. Ayahanda dan ibunda tercinta, bapak Tijan dan ibu Rodiyah (almh), yang telah mengasuh, membimbing dan mendidik serta membiayai penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(4)

7. Keluarga besar penulis, paman H. Hosnan (Alm), H. As’at dan bibi Hj. Musinah yang ikut membantu membiayai sekolah penulis. Kakak-kakak tercinta, Kamilah yang bersedia menggantikan sosok seorang ibu didalam keluarga bagi adik-adiknya, Hamiroh yang bersedia membantu penulis menghadapi sulitnya masuk universitas. Adik-adik tercinta, Nurul Adha dan Ahmad Syaichu, terima kasih atas keceriaannya, support dan kepeduliannya kepada penulis.

8. Seluruh teman-teman Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya teman-teman kelas D yang telah memberikan supportnya dan menemani penulis selama beberapa semester.

9. Keluarga besar H. Muthi’, Hj. Tiharoh, Umi Kulsum yang bersedia direpotkan oleh penulis.

10.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, termasuk para responden yang bersedia mengisi angket dalam penelitian ini.

Penulis tidak dapat berbuat banyak kecuali banyak mengucapkan terima kasih dan mendo’akan semua pihak agar mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah swt, Amin.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, November 2008


(5)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Kegunaan Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TEORI DAN HIPOTESA A. Sarapan... 7

1. Pengertian Sarapan... 7

2. Fungsi dan Manfaat Sarapan... 8

3. Zat Gizi yang Dibutuhkan Tubuh ... 9

B. Konsentrasi Belajar ... 14

1. Pengertian Konsentrasi Belajar ... 14

2. Tipe-tipe Belajar... 18

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar... 20

C. Hipotesa ... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26


(6)

D. Variable Penelitian ... 27

E. Instrument Pengumpulan Data... 27

F. Tehnik Pengumpulan Data... 29

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 32

1. Sejarah Singkat Berdirinya ... 32

2. Visi, Misi dan Tujuan... 32

3. Letak Geografis... 33

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa... 34

5. Sarana Prasarana ... 34

6. Struktur Organisasi ... 36

B. Analisa Data ... 37

C. Interpretasi Data ... 51

BAB V PENUTUP A....Kes impulan... 53

B....Sar an ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Table 1 Kisi-kisi instrument... 28

Table 2 Siswa mengkonsumsi sarapan sebelum ke sekolah ... 38

Table 3 Siswa membeli makanan di kantin sekolah ... 39

Table 4 Dorongan keluarga untuk mengkonsumsi sarapan ... 40

Table 5 Siswa mengkonsumsi sarapan yang mengandung karbohidrat... 40

Table 6 Siswa mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi lauk pauk ... 41

Table 7 Siswa mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi sayur mayur ... 41

Table 8 Siswa mengkonsumsi buah ... 42

Table 9 Siswa mengkonsumsi sarapan sesuai kebutuhan energi ... 42

Table 10 Siswa mengkonsumsi susu di pagi hari ... 43

Table 11 Sarapan membuat lebih berenergi saat beraktivitas... 43

Table 12 Mengkonsumsi sarapan membuat lebih berkonsentrasi... 44

Table 13 Sarapan dapat membuat siswa berfikir dengan baik... 45

Table 14 Siswa merasa lapar saat belajar jika tidak sarapan ... 45

Table 15 Siswa dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik... 46

Table 16 Siswa dapat menerima informasi yang di sampaikan guru... 46

Table 17 Siswa dapat berkonsentrasi saat perut kosong ... 47

Table 18 Siswa dapat berkonsentrasi dalam keadaan bugar ... 47

Table 19 Siswa dapat berkonsentrasi dalam keadaan kenyang... 48

Table 20 Siswa dapat berkonsentrasi di kelas... 48

Table 21 Konsentrasi membuat siswa dapat menerima pelajaran dengan... 49


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak akan ada pendidikan.2 Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan diri dari ketidaktahuan menjadi tahu, sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu, belajar juga berperan penting dalam mempertahankan kehidupan manusia, dengan belajar manusia dapat mengetahui dan memiliki sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil dari belajar. Dengan ini manusia dapat menggunakan ilmu tersebut untuk membangun benteng pertahanan yaitu kekuatan dalam mempertahankan kehidupan manusia dari dampak negative ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam perspektif keagamaan, dalam hal ini adalah agama Islam disebutkan bahwa belajar merupakan suatu kewajiban yang dilaksanakan oleh setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetuhuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal itu dinyatakan dalam al-Qur’an surat al-Mujadilah ayat 11:

niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman

diantaramu. Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al- Mujadilah: 11)

1

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. III, h.59. 2


(9)

Untuk itu setiap manusia hendaknya belajar. Belajar merupakan kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, berhasil dan gagalnya pencapaian tujuan pendidikan nasional bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.

Secara umum dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan.3 Dalam menguasai sejumlah pengetahuan tersebut sangat diperlukan konsentrasi. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seseorang selama periode belajar.4

Dalam belajar, konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting, bila siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi atau informasi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya bila dalam belajar siswa dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut sejalan dengan yang dikatakann oleh Fadilah Suralaga dkk., bahwa konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam proses belajar. Manusia tidak akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk mendapatkannya.5

Namun konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak factor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah rasa lapar. Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang tidak sarapan sebelum pergi ke sekolah. Ir. Sarita, alumni Fateta jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB Bogor mengatakan:

Bagi anak sekolah, meninggalkan sarapan membawa dampak buruk. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh tidak memperoleh kecukupan gizi. Akibatnya, anak mengalami kekosongan lambung selama 10-11 jam (dihitung dari saat ia tidur malam). Tak heran anak akan merasa

3

Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet. I, h. 2.

4

Femi Olivia, Membantu Anak Punya Ingatan Super, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h. 40.

5

Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 101.


(10)

sangat lapar sekitar pukul 09.00-10.00, yang akhirnya kadar gula pada tubuh menurun.6

Hal ini juga diungkapkan oleh Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi, anak yang tidak sarapan akan mengalami gejala rendahnya kadar gula (hipoglekimia), gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi, cepat lelah, dan mudah mengantuk.7

Selain itu, rasa lapar juga dapat menyerang anak yang sudah sarapan. Ada kemungkinan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsinya, apakah makanan tersebut cukup untuk pasokan energi dan mengandung nutrisi yang seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh anak atau tidak.

Pada suatu studi tentang sarapan, Drajat Martianto, PhD. Pakar gizi dari institute Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan, sarapan yang tidak memadai, memungkinkan terjadinya hipoglekimia yaitu rendahnya kadar gula dalam darah.8 Hal ini dapat mengakibatkan turunnya tingkat konsentrasi belajar.

Untuk mencegah tersebut terjadi, anak hendaknya dibiasakan mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Dan makanan yang dikonsumsi anak juga hendaknya diperhatikan. Apakah makanan tersebut cukup untuk memenuhi pasokan energi serta mengandung nutrisi yng dibutuhkan tubuh anak atau tidak? Inilah yang menyebabkan penulis mengangkat masalah ini.

Anak yang terbiasa mengkonsumsi sarapan setiap harinya memiliki kemampuan lebih baik di sekolahnya. Menurut Sheah Rarback, M.S., R.D., seorang ahli gizi anak di Universitas Miami dalam bahasa yang telah diterjemahkan, pola diet dengan menyertakan sarapan pagi bagi anak akan memacu pertumbuhan yang tepat dan memaksimalkan kemampuan di sekolah.9

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 20 Bekasi adalah salah satu sekolah yang ada di kecamatan Pondok Gede Bekasi yang berlokasi di daerah komplek perumahan. Pembagian jam masuk kelas di sekolah ini dibagi

6

www.Goole.com, 14 Januari 2008. 7

www.Goole.com, 14 Januari 2008. 8

www.Google.com, 14 Januari 2008. 9


(11)

menjadi dua yakni pagi (07.30) bagi siswa kelas VIII dan Kelas IX, dan siang (13.30) bagi siswa kelas VII, dikarenakan jumlah kelas yang sedikit. Mayoritas siswa sekolah ini bertempat tinggal jauh diluar komplek. Jarak yang jauh ini membuat siswa lebih mengutamakan waktu keberangkatan dibandingkan sarapan terlebih dahulu, dan juga siswa di sekolah ini kurang menyadari pentingnya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang.

Dengan mengkonsumsi makanan di pagi hari secara tepat dan benar, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan zat gizi, para siswa dapat lebih focus, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat terserap dengan baik.

Dengan alasan yang telah disebutkan di atas, peneliti ingin mengajukan judul tentang “PENGARUH SARAPAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 BEKASI”.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam memperkaya pengetahuan mengenai dunia pendidikan terutama mengenai psikologi pendidikan.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, penulis mengidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

a. Belajar memerlukan konsentrasi.

b. Lapar dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas.

c. Sarapan sebelum pergi ke sekolah dapat menumbuhkan konsentrasi.

2. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, masalah yang akan dibatasi adalah pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.


(12)

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian atau skripsi ini dirumuskan sebagai berikut: ” bagaimana pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi?”.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan para akademisi pendidikan dan dapat dijadikan bahan masukan bagi para guru dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan bagi orang tua dalam memberikan makanan yang baik dan seimbang untuk sarapan bagi anak.

D. Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai peneliti akan menggunakan bentuk penelitian deskritif analisis korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai suatu kenyataan yaitu mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas. Dengan menggunakan tehnik analisa korelasi.

Untuk memudahkan peneliti dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan 2 metode, yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. 1. Jenis penelitian lapangan untuk memperoleh fakta, data dan informasi

yang lebih obyektif dan akurat dengan mengolah dan menganalisa data dari hasil wawancara, angket dan observasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas.

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini trediri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari beberapa sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:


(13)

Bab I pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan.

Bab II kajian teori, berisikan konsep tentang sarapan terdiri dari pengertian sarapan, fungsi dan manfaat sarapan, dan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dan konsep tentang konsentrasi belajar terdiri dari pengertian konsentrasi belajar, tipe-tipe belajar, dan factor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Serta hipotesa.

Bab III metodologi penelitian terdiri dari tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian, instrument pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, dan tehnik pengolahan dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian berisi gambaran umum sekolah terdiri dari; sejarah singkat berdiri, visi, misi, dan tujuan, letak geografis, keadaan guru, karyawan, dan siswa, sarana prasarana dan struktur organisasi, dan analisa data, serta interpretasi data.


(14)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sarapan

1. Pengertian Sarapan

Kata Sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran -an, kata sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”.10 Kemudian setelah diberi akhiran – an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi hari.11

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari.12 Dan mengkonsumsi sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00.13

Menurut definisi yang telah dikemukakan diatas sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi di pagi hari. Bila dilihat dari kebiasaan masyarakat mengatakan kalimat tersebut, sarapan dapat memiliki 2 definisi yaitu kata benda yakni makanan yang dikonsumsi dan kata kerja yaitu kegiatan mengkonsumsi atau memakan makanan di pagi hari. Contoh kalimat yang biasa diungkapkan masyarakat adalah “sarapan terlebih dahulu sebelum beraktivitas”. Jadi sarapan dapat diartikan sebagai makanan dan kegiatan atau aktivitas.

10 S.Wo jo w a sito , Ka m us Um um Le ng ka p Ing g risInd o ne sia Ind o ne sia

-Ing g ris, (Ba nd ung : Pe ng a ra ng ,1982), C e t.VI, h.315.

11 De p a rte m e n Pe nd id ika n d a n Ke b ud a ya a n, Ka m us b e sa r b a ha sa

Ind o ne sia, (Ja ka rta : Ba la i Pusta ka , 2002), C e t. II, h. 999.

12 w w w .G o o g le .c o m , 05 De se m b e r 2007. 13 w w w .G o o g le .c o m , 14 Ja nua ri 2008.


(15)

2. Fungsi dan Manfaat Sarapan a. Fungsi sarapan

Fungsi sarapan bagi tubuh, seperti fungsi makanan pada tubuh yakni sebagai pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk melakukan segala kegiatan, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta mengatur proses tubuh.14

Dikatakan oleh Eva D. Wilson, dkk., dalam buku Priciples of Nutrition, mengatakan: "The physiological function of food may be divided into three general categories: the need for food materials to supply energy, the need for food materials to build and maintain the cells and tissues, and the need for food materials to regulate body processes."15

Menurut ahli gizi dari akademi gizi Bogor, Tuti Soenardi, sarapan pagi berfungsi untuk menghasilkan energi.16

Jadi, selain berfungsi sebagai penghasil energi sarapan yang dilakukan secara teratur dapat membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses kerja dalam tubuh.

b. Manfaat sarapan

Sarapan banyak sekali mengandung manfaat, diantaranya adalah untuk memelihara ketahanan tubuh, agar dapat bekerja atau belajar dengan baik, membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran, serta membantu mencukupi zat gizi.17

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, ternyata sarapan pagi berdampak besar terhadap kesehatan dan

14 Sunita Alm a tsie r, Prinsip Da sa r Ilm u G izi, (Ja ka rta : PT. G ra m e d ia Pusta ka

Uta m a , 2005), C e t.V, h.8

15 Eva D. Wilso n, d kk., Princ ip le s o f Nutritio n, ( Ne w Yo rk: Jo hn Wile y & So ns,

Inc ., 1967) Se c o nd Ed itio n.

16 Do d , “ Sa ra p a n Itu Pe nting ”, d a la m Wa rta Ko ta , Ja ka rta , t.t. 17 w w w .G o o g le .c o m , 05 De se m b e r 2007.


(16)

produktivitas kerja, bahkan, pada anak-anak kebiasaan sarapan dapat menambah kecerdasan akademik dan kemampuan psikosial. ini juga dinyatakan oleh seorang pakar gizi dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Drajat Martianto phD, mengatakan bahwa sarapan bermanfaat besar sebagai penyedia bahan bakar dan zat gizi untuk berpikir dan beraktivitas. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.18

Dr. Leane, M.sc. seorang pakar gizi mengungkapkan “sarapan sebagai makanan pertama yang kemudian diandalkan sebagai cadangan energi untuk kelangsungan aktivitas anak, juga berperan melindungi tubuh terhadap dampak negative kondisi perut kosong selama berjam-jam. Kosongnya lambung dapat membuat kadar gula darah dalam tubuh menurun drastis. ini mengakibatkan pasokan energi glukosa bagi otak terganggu, sehingga kemampuan kognisi melemah.19

Psikolog Dr. Tjut Rifameutika M.A. Psi, mengemukakan dampak positif sarapan terhadap perilaku belajar anak. Diantaranya anak menjadi lebih bersemangat belajar, konsentrasi dan daya ingat meningkat, keadaan emosi anak cenderung lebih baik, dan anak menjadi lebih percaya diri.20

Jadi manfaat sarapan diantaranya: untuk memelihara ketahanan tubuh saat beraktivitas di pagi hari, membantu memusatkan pikiran untuk belajar, meningkatkan kemampuan fisik, dan untuk menjaga kesehatan.

3. Zat Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh

Tubuh manusia terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam. Kedua bagian tubuh tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak terjadi sesuatu yang diinginkan misalnya terjangkit penyakit.

18 w w w .G o o g le .c o m , 14 Ja nua ri 2008. 19 w w w .G o o g le .c o m , 14 Ja nua ri 2008.

20 Do d , ” Akra b ka n O rtu-Ana k Le w a t Sa ra p a n”, d a la m Wa rta Ko ta ,


(17)

Penjagaan dan pemeliharaannya yaitu dengan cukup istirahat, berolah raga secara teratur, dan mengkonsumsi makanan sehat.

Makanan sehat adalah makanan yang mempunyai zat gizi yang cukup, lengkap dan seimbang,21 harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral serta serat.22

Zat gizi memiliki pengertian: ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.23

Zat gizi yang menghasilkan energi yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga zat itu, disebut dengan zat tenaga. Ada juga zat pembangun, untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Zat ini pada umumnya terdapat dalam protein. Kemudian untuk mengatur dan memperlancar kerja tubuh manusia memerlukan zat pengatur. Zat ini adalah lemak, vitamin dan mineral.24

Beberapa makanan yang mengandung zat-zat tersebut diantaranya: a. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan

sehari-hari. Sumber makanan yang mengandung karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan gula. Hasil dari olahan ini adalah mie, bihun, roti, tepung-tepungan, selai, gula dan sebagainya.

b. Lemak juga merupakan sumber tenaga atau energi. Lemak terdapat dalam minyak, margarine, santan, kulit ayam, kulit bebek dan lemak hewan lainnya. Lemak yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi gemuk.

c. Protein digunakan untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak. Protein banyak terdapat dalam produk hewani seperti

21 Ma stuhu, Ma ka na n Ind o ne sia d a la m Pa nd a ng a n Isla m, (Ja ka rta : Ka nto r

Me nte ri Ne g a ra Urusa n Pa ng a n RI, t.t), h.58.

22 Sa rw o no Wa sp a d ji, Sp PD-KEMD, d kk.,C a ra Mud a h Me ng a tur Ma ka na n

Se ha ri-ha ri Se im b a ng d a n Se sua i Ke b utuha n G izi, (Ja ka rta : Ba la i Pusta ka FKUI,2004), h. 2.

23 Alm a tsie r, Prinsip Da sa r…, h. 3.


(18)

daging, unggas, telur, dan produk susu. Dan sumber nabati seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

d. Vitamin dan mineral sangat penting untuk produk energi, meningkatkan system imun, system saraf dan secara praktis hampir setiap proses tubuh. Berikut vitamin dan mineral-mineral penting beserta sumbernya:

1) Boron terdapat dalam kacang-kacangan, apel, brokoli, pear, anggur, dan polong-polongan.

2) Choline terdapat dalam kuning telur, sardine, hati, kacang-kacangan, polong-polongan dan padi-padian.

3) Chromium terdapat dalam daging merah, telur, keju, sea food, padi-padian.

4) Kalsium terdapat dalam produk susu, almond, apricot, biji-bijian, sardine, dan sayuran hijau.

5) Selenium terdapat dalam padi-padian utuh, serealia, tuna, kerang-kerangan, hati, produk susu, dan telur.

6) Vitamin A terdapat dalam makanan yang berasal dari sumber hewan termasuk produk susu, daging, ikan, dan telur, dan didalam buah-buahan dan sayuran.

7) Vitamin C terdapat dalam buah kiwi dan buah jeruk, sayuran hijau, tomat, dan paprika.

8) Vitamin E terdapat dalam kacang-kacangan, biji-bijian dan minyaknya.

9) Vitamin-vitamin B terdapat dalam padi-padian, telur, sayuran hijau, beras merah, daging, ikan, polong-polongan, kacang-kacangan dan biji-bijian.

10)Zat besi terdapat dalam daging merah, kakao, peterseli, telur, polong-polongan, sayuran hijau, hati, kerang-kerangan dan serealia sarapan pagi yang difortifikasi.

11)Zinc terdapat dalam daging kalkun warna gelap, kerang-kerangan, kacang-kacangan, dan padi-padian.


(19)

e. Serat baik untuk kesehatan karena membuat perut terasa lebih kenyang, membantu menurunkan glukosa darah, membantu menurunkan lemak darah dan melancarkan buang air besar. Serat terdapat didalam roti, gandum, buah dan sayur segar, kacang-kacangan, tahu, tempe, dan bekotul.

Selain zat-zat yang telah disebutkan, air juga memiliki peranan penting. Ia mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, diantaranya sebagai pelarut dan alat angkut, katalisator, pelumas, fasilitsator, pertumbuhan, pengatur suhu dan peredam benturan. Selain sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, hampir semua makanan mengandung air. Seperti yang diungkapkan oleh Medical Nutrition Services Department PT. Nestle Indonesia, Mifta Novikasari Sp., pola makanan yang sehat adalah mengikuti pola makanan sehat dan seimbang, yakni mengandung enam jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Keenamnya adalah karbohidrat, karbohidrat kompleks atau serat, protein, lemak, zat pengatur yaitu vitamin dan mineral, serta air.25

Untuk itu sarapan yang dikonsumsi di pagi hari hendaklah mengandung zat-zat gizi yang telah disebutkan diatas. Selain itu juga harus seimbang. Sarapan bukan hanya sekadar pengganjal perut.

Menurut Dr. Leane, M.Sc., seorang pakar gizi mengatakan, menu sarapan untuk anak hendaknya diperhatikan keseimbangan dan kecukupan gizinya. Salah satunya kandungan karbohidrat yang berperan sebagai sumber kalori. Asupan karbohidrat inilah yang bisa diandalkan sebagai sumber energi cadangan dalam bentuk glikogen. setelah karbohidrat mengalami pengolahan di lambung, kadar gula darah akan naik. Kenaikan kadar gula ini hanya dapat bertahan sekitar dua jam saja tak heran jika anak lekas merasa lapar. Kebutuhan karbohidrat dalam diri anak sekitar 45%-55% dari seluruh kebutuhan kalori. Asupan karbohidrat saja tidak cukup, sehingga harus disertai asupan protein. Sekitar 50% dari asupan

25 Do d , ” Akra b ka n O rtu-Ana k Le w a t Sa ra p a n”, d a la m Wa rta Ko ta ,


(20)

protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga empat jam, penambahan protein dapat memperlama rasa kenyang. Lemak juga tidak boleh dilupakan, selain berfungsi sebagai pelarut vitamin tertentu dan pembentuk struktur jaringan, lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang efisien. Walaupun hanya sedikit saja yang diubah menjadi gula darah. Selain itu perhatikan juga vitamin dan mineral yang penting untuk membantu kelangsungan pertumbuhan anak.26

Sarapan yang dikonsumsi selain seimbang, juga tidak boleh terlalu banyak atau berlebihan. Allah berfirman dalam surat Al-‘A’raf ayat 31:

…Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. Al-‘A’râf: 31)

Asupan makanan yang terlalu banyak tidak baik, karena akan berdampak tidak baik pula bagi kesehatan. Salah satu dampak negatifnya adalah membuat lambung penuh, ini akan memaksa oksigen dalam tubuh tersedot ke rongga perut untuk mengurai makanan. Tidak heran jika setelah makan kenyang, rasa kantuk akan segera menyergap yang membuat konsentrasi menurun drastis.

Dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa dalam mengkonsumsi makanan dan minuman tidak boleh berlebihan, karena akan berdampak buruk bagi yang mengkonsumsinya. Untuk itu manusia dianjurkan untuk makan dan minum secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Selain itu tidak boleh sembarangan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan tubuhnya. Yakni harus memperhatikan makanan dan minuman yang baik dan halal, karena Allah menyukai yang baik-baik. Ini dinyatakan dalam hadis Rasul Yaitu:


(21)

ّنإو

ﺎ ّ

ّﻻإ

ﷲا

ّنإ

سﺎّ أﺎﻬ أ

م

ص

ﷲا

لﻮ ر

لﺎ

ﺆ ا ﺮ أ ﷲا

ﺮ ا ﺮ أ

ﺎ آ

,

لﺎ

:

اﻮ آ

ﺮ ا

ﺎﻬّأﺎ

آﺎ زر

تﺎ

,

ﺮ ﻏأ

ﺖﻌﺷإ

ﺮ ّ ا

ّﺮ ا

ﺮآذ

ّﺛ

ءﺎ ا ﻰ إ

ّﺪ

:

ّبر ﺎ

ّبر ﺎ

,

ماﺮ

و ماﺮ

ﻌ و

يﺬﻏو

ماﺮ ﺎ

,

ﻚ ﺬ

ّ ﺄ

)

اور

(

27

Rasullullah saw. Bersabda: hai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik. Ia menerima (sesuatu) kecuali yang baik. Dan bahwa Ia memerintahkan orang mukmin sebagaimana ia memerintahkan kepada para Rosulnya; kemudian beliau membacakan ayat yang artinya: “ Hai para rasul makanlah olehmu rizki yang baik yang telah kami anugerahkan kepadamu.” Lalu beliau menggambarkan tentang seseorang yang berjalan jauh (dalam keadaan) kumal dan kotor, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya mengiba-iba: Ya Tuhanku, ya Tuhan ku, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram pula, maka bagaimana bias dikabulkan do’anya.. (H.R. Muslim)

Dari hadis tersebut dijelaskan bahwa seorang muslim harus mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan berdampak positif pada ibadah yang dilakukan seseorang. Dan Allah Maha Baik dan menerima yang baik pula.

B. Konsentrasi Belajar

1. Pengertian Konsentrasi Belajar

Konsentrasi dalam bahasa Inggris disebut Concentration yang berarti pemusatan.28 Dalam Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan yang dikarang oleh Drs. H. Mursal, dkk., menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek.29

The Liang Gie di dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, juga menyebutkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran

27 Lil Im a m i Ab i Husa in Muslim Ib nu Al-Ha jja j b in Muslim Al-Q usya iry, Sha hih

Muslim, (Riya d h: Da a ru As-Sa la m , 1998), C e t. I, h. 409.

28 Jo hn M. Ec ho ls, Ha ssa n Sha d ily, Ka m us Ind o ne sia Ing g ris, (Ja ka rta : PT.

G ra m e d ia Pusta ka Uta m a , 1997), C e t. III, h. 442.

29 Mursa l, d kk., Ka m us Ilm u Jiw a d a n Pe nd id ika n, (Ba nd ung : PT. Al-Ma ’ â rif,


(22)

terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.30

Belajar, sering didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan materi pelajaran, dan ada pula yang memandang belajar sebagai latihan seperti latihan membaca dan menulis.31 Pengertian tentang belajar tersebut diatas hanyalah yang umumnya dikenal dalam masyarakat. Berikut ini beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli: a. James O. Whittaker, “ learning may be defined as a process by wich

behavior originates or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses ditimbulkan atau diubahnya tingkah laku melalui latihan atau pengalaman.32

b. Lee J. Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, berpendapat “learning is shown by change in behavior as a result of experience”.33

c. Howard K. Kingsley mengemukakan definisi belajar yaitu “ Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed thorough practice or training”.34

d. B.F. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan secara

30 The Lia ng G ie , C a ra Be la ja r ya ng Efisie n, (Yo g ya ka rta : G a ja h Ma d a

Unive rsity Pre ss, 1977) C e t. VI, h. 53.

31 Fa d ila h Sura la g a , d kk., Psiko lo g i Pe nd id ika n …, h. 60-61.

32 M. Alisuf Sa b ri, Psiko lo g i Pe nd id ika n Be rd a sa rka n Kurikulum Na sio nsl IAIN

Fa kulta s Ta rb iya h, (Ja ka rta : Pe d o m a n Ilm u Ja ya , 1996), C e t. I, h. 55.

33 Le e J. C ro nb a c h, Ed uc a tio na l Psyc ho lo g y, (Ne w Yo rk: Ha rc o unt Bra c e ,

1963), se c o nd Ed itio n, p . 71.

34 Wa sty So e m a nto , Psiko lo g i Pe nd id ika n (La nd a sa n Ke rja Pe m im p in


(23)

ringkas, bahwa belajar adalah …a process of progressive behavior adaptation.35

e. J. P. Chaplin dalam Dictionary of Psychology mengemukakan belajar dengan 2 macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: …acquisition of any relativety permanent change in behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua: process of acquiring responses as a result of special practice.

Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat atau hasil dari latihan khusus.36

f. Douglas L. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

g. Arno F. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: Any relatively permanent change in an organism’s behaviorial repertoire that occurs as a result of experience. Belajar adalah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.37

h. Arthur S. Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology

mengemukakan belajar dengan 2 definisi. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowlegde. Proses memperoleh pengetahuan.

Kedua, belajar adalah Arelatively permanent change in respons potentiality which occur as a result of reinforced practice. Suatu

35 Muhib b in Sya h, Psiko lo g iPe nd id ika nd e ng a n Pe nd e ka ta n Ba ru,

(Ba nd ung : Ro sd a Ka rya , 2004), C e t. X, h. 90.

36 Sya h, Psiko lo g iPe nd id ika n, h.90. 37 Sya h, Psiko lo g iPe nd id ika n, h.90.


(24)

perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.38

i. John B. Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning, mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: kuantitatif (dipandang dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Rumusan institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Rumusan kualitatif, tinjauan mutu ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa.39

Bertolak dari beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.40

Dari beberapa definisi belajar yang telah disebutkan, terdapat persamaan konsep yang sering disebutkan dalam definisi tersebut adalah perubahan, tingkah laku, latihan, dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa inti dari belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh dari latihan dan pengalaman.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara-cara menafsirkan dunia disekeliling sahingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri individu tersebut, melalui latihan dan pengalaman.

Sedangkan pengertian konsentrasi belajar itu sendiri, The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul Cara Belajar Yang Efisien, konsentrasi dalam belajar berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran

38 Sya h, Psiko lo g iPe nd id ika n, h.91. 39 Sya h, Psiko lo g iPe nd id ika n, h. 91-92. 40 Sya h, Psiko lo g i Be la ja r…, h. 64.


(25)

dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.41

Secara singkat pengertian tentang konsentrasi belajar adalah memusatkan perhatian dan pikiran untuk memperoleh pengetahuan.

2. Tipe-tipe Belajar

Dalam proses belajar dikenal beberapa macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan, keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam diantaranya adalah belajar abstrak, belajar keterampilan, belajar social, belajar pemacahan masalah, belajar rasional, belajar kebiasaan, belajar apresiasi, dan belajar pengetahuan.42

a. Belajar abstrak, yaitu belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu dibutuhkan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi, misalnya belajar matematika, tauhid, dan kimia.

b. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik. Bertujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk itu latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan, misalnya belajar olah raga, musik, menari, beribadah salat, dan haji.

c. Belajar social adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah social seperti masalah-masalah yang bersifat kemasyarakatan. Belajar

41 The Lia ng G ie , C a ra Be la ja r …,h. 53.

42 M. Da lyo no , Psiko lo g i Pe nd id ika n, (Ja ka rta : Rine ka C ip ta , 2007), h.


(26)

social juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.

d. Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. e. Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan

berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

f. Belajar kebiasaan adalah proses pembentukkan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

g. Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangakan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra.

h. Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.


(27)

Selain dari tipe-tipe belajar di atas, ada pula yang mengatakan bahwa cara atau gaya belajar termasuk dalam tipe-tipe belajar. Gaya belajar tersebut yang terdapat pada seseorang ada beberapa tipe, yaitu visual, auditory, dan kinestetik.43

a. Visual

Seseorang yang bertipe visual akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Ia mudah mempelajari dan mengingat bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya.

b. Auditory

Seseorang yang bertipe auditori, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara, ia akan cepat menangkap bahan pelajaran dengan cara diterangkan atau didiskusikan daripada apa yang dilihat.

c. Kinestetik

Seseorang yang bertipe kinestetik, pada waktu belajar banyak bergerak, tidak bisa diam di satu tempat dan tidak bisa duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama. Ia mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan dan gerakan-gerakan.

Ketiga tipe tersebut biasanya dimiliki oleh setiap orang, hanya saja ada salah satu dari ketiga tipe tersebut yang paling dominan pada diri seseorang.

Tipe-tipe belajar diatas perlu diketahui dan diperhatikan oleh guru maupun orang tua. Karena dengan mengetahui dan memperhatikan tipe-tipe belajar anak, seorang pendidik dapat mengetahui cara bagaimana harus memberikan tindakan belajar untuk anak.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

43 Am ir Te ng ku Ra m ly, Pum p ing Ta le nt Me m a ha m i Diri, Me m o m p a Ba ka t,


(28)

Kemampuan konsentrasi dalam belajar mutlak diperlukan. Karena tanpa konsentrasi kita tidak akan dapat mengingat dan mengerti terhadap materi yang kita pelajari. Konsentrasi erat hubungannya dengan perhatian Harry Maddox dalam bukunya yang berjudul How to Study mengatakan: Concentration is a not a faculty of the mind, but depens on the control of attention”.44 Konsentrasi bukanlah sebuah kecakapan dari pikiran atau otak, tetapi konsentrasi bergantung pada control perhatian. Jadi, konsentrasi dapat terjadi apabila perhatian kita terhadap sesuatu besar sekali.

Ada dua faktor yang dapat menggangu konsentrasi, yaitu:

a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu, diantaranya tekad yang kurang kuat untuk belajar, sifat emosi, reaksi terhadap lingkungan misalnya kita melihat dua orang teman sedang berbisik-bisik, kita merasa mereka sedang membicarakan kita padahal tidak, haus, lapar, kurang sehat, target kerja yang kurang realistic, masalah pribadi, dan rasa dosa atau rasa bersalah karena sesuatu hal. b. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri individu.

Yaitu suara gaduh, teman dan orang disekitar kita yang bertanya atau mengajak bicara, tempat belajar yang menghadap jendela atau jalan, tidak tersedianya alat-alat yang diperlukan, kondisi meja, kursi, suhu kamar dan ruangan belajar, dan cara menyusun jadwal dan urutan belajar. Faktor kelelahan juga dapat menyebabkan penurunan konsentrasi. Kelelahan dapat merupakan akibat aktivitas fisik dan mental. Kelelahan fisik dalam belajar jarang terjadi, kecuali jika belajar berjam-jam tanpa henti. Kelelahan mental sering terjadi dan merupakan penyebab menurunnya konsentrasi secara umum. Gejala yang paling menonjol dari kelelahan mental adalah rasa bosan atau jenuh.45

44 Ha rry Ma d d o x, Ho w to Stud y, (Lo nd o n: Pa n Bo o ks, 1963), h. 39.

45 Ha sb ulla h Tha b ra ny, Ra ha si Sukse s Be la ja r Ba g a im a na Me m ilih d a n

Be la ja r Di Pe rg urua n Ting g i Am e rika,(Ja ka rta : PT. Ra ja G ra find o Pe rsa d a , 1995) C e t.II, h,32-34.


(29)

Dalam buku karangan The Liang Gie yang berjudul Cara Belajar yang Efisien dikemukakan beberapa sebab yang menggangu konsentrasi, yaitu:

a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.

b. Gangguan keadaan sekeliling seperti bunyi radio yang terlampau keras, udara yang sangat panas atau juga bentuk meja dan kursi yang tidak enak dipakai.

c. Masalah-masalah kecil atau buah-buah pikiran yang pergi datang mengaduk otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang dipusatkan.

d. Kesenadaan suatu bahan pelajaran sehingga menimbulkan kejenuhan dalam pikiran.

e. Gangguan kesehatan dan keletihan badan.46

Selain factor-factor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar ada pula factor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar itu sendiri. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar secara tidak langsung dapat pula mempengaruhi kondentrasi belajar, karena keduanya memiliki kaitan yang sangat erat.

Menurut Drs. Sumadi Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul psikologi Pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu:

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor-faktor non sosial

Kelompok faktor-faktor ini adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar. 2) Faktor-faktor sosial

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu ada atau hadir maupun kehadirannya itu


(30)

dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir, misalnya potret atau suara nyanyian yang terdengar dari radio.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, ini pun dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis ini terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Tonus (tegangan otot) dan jasmani pada umumnya.

Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan mempengaruhi aktivitas belajar. Dalam hal ini ada dua hal yang dikemukakan, yaitu: yang pertama, nutrisi cukup karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Yang kedua, beberap penyakit yang kronis, sepeti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit ini sangat mengganggu aktivitas belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi pancaindera.

2) Faktor psikologis

Factor-faktor tersebut, diantaranya: a). Perhatian.

b). Pengamatan. c). Tanggapan. d). Fantasi. e). Ingatan. f). Berpikir. g). Perasaan. h). Motif-motif.


(31)

i). Inteligensi. j). Bakat.47

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, M.Ed.dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan, factor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga macam Yaitu:

a. Factor internal (factor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Meliputi dua aspek, yaitu:

1) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk mempertahankan tonus jasmaninya agar tetap bugar, siswa dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Tidak hanya itu, ia juga dianjurkan untuk berolah raga secara teratur dan cukup istirahat.

Selain kondisi umum siswa, ada pula kondisi organ-organ khusus siswa yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan.

2) Aspek psikologis

Factor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial, yaitu:

a) Tingkat kecerdasan siswa b) Sikap siswa

c) Bakat siswa d) Motivasi siswa e) Minat siswa

47 Sum a d i Surya b ra ta , Psiko lo g i Pe nd id ika n, (Ja ka rta : PT. Ra ja G ra find o


(32)

b. Factor eksternal (factor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Terdiri atas dua macam, yaitu:

1) Factor lingkungan social

Lingkungan social bagi siswa terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas. Dan lingkungan social tempat tinggal siswa seperti masyarakat dan tetangga serta teman sepermainan.

2) Factor lingkungan non social

Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa.

c. Factor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.48

Factor-faktor yang telah disebutkan diatas, baik itu yang mengganggu konsentrasi ataupun factor-faktor yang mempengaruhi belajar itu sendiri tidak berbeda satu sama lain, karena kedua-duanya merupakan suatu hal yang harus diperhatikan agar apa yang ingin dicapai dengan belajar dapat tercapai.

C. Hipotesa

Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut: 1. Hipotesa alternative (Ha)

Ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.

2. Hipotesa nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dan konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menelaah dan menganalisis pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas, untuk menjelaskan pentingnya sarapan sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, dan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah yaitu SMP Negeri 20 Bekasi. Sekolah ini berlokasi di Jl. Felesia I, Jati Bening II, Jati Bening Baru, Pondok Gede, Bekasi 17142.

2. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar siswa di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bekasi” ini dilaksanakan dalam waktu satu bulan yaitu bulan agustus terhitung mulai tanggal 6 sampai tanggal 28.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.49 Dalam populasi penelitian harus menentukan siapa dan apa yang akan dijadikan populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi yaitu sebanyak 345 orang siswa.

49Suharsimisi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. XIII, h. 108.


(34)

2. Sample

Sample adalah sebagian dari obyek populasi dan jumlahnya lebih kecil dari populasi.50 Pengambilan sample dari penelitian yang dilakukan yakni dengan mengambil 12% dari keseluruhan jumlah populasi (345 orang siswa). Yaitu sebanyak 42 orang siswa, dan pengambilan dilakukan dengan cara random, dengan memilih secara acak anak yang akan diteliti. Tehnik sample random yang digunakan adalah dengan cara undian.

D. Variable Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variable, yaitu:

1. Variable pengaruh (independent variabel): sarapan.

2. Variable terpengaruh (dependent variabel): konsentrasi belajar siswa di kelas.

E. Instrument Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data berbentuk non-tes yaitu angket, wawancara dan observasi. Angket dan observasi ini yang diperuntukkan kepada siswa, untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.

Sedangkan instrument non-tes dalam bentuk wawancara ini diperuntukkan kepada guru dan siswa, yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.


(35)

Table I Kisi-kisi instrument

Pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi

Variable Dimensi Indicator Item Jumlah Item Siswa yang mengkonsumsi sarapan Mengetahui frekuensi siswa mengkonsumsi sarapan 1, 2, 3 3 Makanan yang dikonsumsi Mengetahui

makanan yang sehat dan seimbang untuk dikonsumsi 4, 5, 6, 7, 8. 9 6 Sarapan Manfaat dan fungsi sarapan Mengetahui manfaat dan fungsi sarapan

10, 11, 12, 13 4 Memperhatikan penjelasan guru 14 Menerima informasi atau materi 15, 20 Perilaku belajar siswa Mengetahui konsentrasi belajar 19 4 Konsentrasi Belajar Factor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi konsentari 16, 17, 18 3


(36)

F. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian ini, tehnik yang digunakan adalah:

1. Angket, dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden, angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu sejumlah daftar pertanyaan yang jawabannya telah disediakan oleh penulis.51 Responden memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya, angket ini diberikan kepada siswa yang akan diteliti.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan berdialog langsung dengan pihak yang dibutuhkan yaitu guru dan siswa. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara terlebih dahulu menysusun daftar pertanyaan yang akan diajukan.52

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah, tehnik observasi yang digunakan adalah observasi non sistematik yaitu observasi tidak membuat kerangka yang memuat pola kegiatan yang akan diobservasi atau tidak menggunakan instrument observasi.53

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Tehnik pengolahan data

Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi dan dikembalikan oleh siswa SMP Negeri 20 Bekasi, kemudian dikelompokkan menurut jenisnya.

51

Arikunto, Prosedur Penelitian …,, h. 129. 52

Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 132. 53


(37)

b. Scoring

Setelah melalui tahap editing maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap jawaban pertanyaan yang ada pada angket. Pemberian skor pada tiap jawaban responden sebagai berikut:

1) Jawaban dengan symbol a diberi bobot 3. 2) Jawaban dengan symbol b diberi bobot 2. 3) Jawaban dengan symbol c diberi bobot 1. c. Tabulating

Data dan jawaban disajikan dalam bentuk table dan dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan persentase, untuk menentukan persentasenya maka rumus yang digunakan adalah:

P = F x 100 % N

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N =Number of cases (jumlah frekuensi) atau banyaknya individu. 100 % = Bilangan konstan (tetap)

2. Tehnik analisis data

Untuk mengetahui pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas menggunakan rumus product moment:

rxy =

( )

}

{

( )

{

ΝΣΧ2 ΣΧ 2 ΝΣΥ2 ΣΥ 2

}

ΣΥ ⋅ ΣΧ − ΣΧΥ ⋅ Ν

Keterangan:

rxy =Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

∑X = Jumlah seluruh skor X


(38)

Kemudian untuk menginterpretasikan data yang telah diperoleh dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:

1. Memberi interpratasi secara kasar atau sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:

Besarnya “r” product moment (rxy):

0,00-0,20 antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y).

0,20-0,40 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

0,40-0,70 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang atau cukup.

0,70-0,90 antara variable dan variable Y terdapat korelasi yang tinggi atau kuat.

0,90-1,00 antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat Berdirinya

SMP Negeri 20 Bekasi berdiri pada tahun1991 dan statusnya fillial atau masih menginduk kepada SMP 1 Pondok Gede yang sekarang menjadi SMP Negeri 6. Pada tahun 1994 SMP Negeri 20 resmi memisahkan diri dan menjadi SMP Negeri 3 dan selanjutnya pada tahun 1997 nama SMP Negeri 3 berubah menjadi SMP Negeri 20 Bekasi, karena adanya otonomi daerah yang menetapkan nama-nama sekolah sesuai dengan urutan penegeriannya seperti yang dikenal sekarang ini. Dan nama-nama kepala sekolahnya sebagai berikut terhitung dari tahun:

Tahun 1993-1995 : Drs. Eman Sulaiman Tahun 1995-1999 : Drs. Adang Ramadhan Tahun 1999-2002 : Drs. Kustaman

Tahun 2002-2005 : Drs. Erry Zakaria, MM, M.Pd Tahun 2005-Sekarang : Drs. H. Sahroni, S.Pd, M.Pd54

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi sekolah”Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan takwa”

dengan indicator:

1) Unggul dalam prestasi akademik. 2) Unggul dalam prestasi non-akademik. 3) Unggul dalam kegiatan keagamaan.55 b. Misi sekolah:

54 Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n Nurha d i, Wa kil Ke p a la Se ko la h, 26 Ag ustus

2008, d i SMPN 20 Be ka si.

55 Buku Pro g ra m Ke g ia ta n Ta huna n,Dina s Pe nd id ika n SMP Ne g e ri 20


(40)

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, kreatif dan professional.

2) Meningkatkan disiplin dalam kegiatan belajar mengajar. 3) Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler.

4) Menggali potensi siswa dalam bidang non-akademik. 5) Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut.

6) Menumbuhkan inovasi, kreativitas dan demokrasi dalam pembelajaran.

7) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran.56

c. Tujuan sekolah:

1) Mencapai kelulusan siswa 100%.

2) Meningkatkan rata-rata Ujian Nasional + 0,2.

3) Mencapai nilai KKM ≥ 62 untuk semua mata pelajaran. 4) Meningkatkan profesionalisme guru.

5) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

6) Membentuk kelompok siswa pecinta mata pelajaran. 7) Meningkatkan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. 8) Mengoptimalkan pelatih ekstrakurikuler.

9) Mengoptimalkan peran serta masyarakat. 10)Menyediakan sarana prasarana ekstrakurikuler.

11)Meningkatkan insentif kesejahteraan guru dan karyawan.57

3. Letak Geografis

SMP Negeri 20 Bekasi beralamat di Jl. Felesia I Jatibening II Jatibening Baru Pondok Gede, Bekasi 17412. Dengan batas wilayah sebagai berikut: – Sebelah utara berbatasan dengan tanah lapang.

– Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya Felesia VII.

56 Buku Pro g ra m Ke g ia ta n Ta huna n,Dina s Pe nd id ika n SMP Ne g e ri 20

Be ka si, h. 2-3.

57 Buku Pro g ra m Ke g ia ta n Ta huna n,Dina s Pe nd id ika n SMP Ne g e ri 20


(41)

– Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya Felesia I.

– Sebelah timur berbatasan dengan perkampungan warga Jatibening II, Jatibening Baru.

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru dan Karyawan

SMP Negeri 20 Bekasi memiliki guru dan karyawan yang seluruhnya berjumlah 50 orang. Yakni 42 orang untuk guru mata pelajaran, termasuk di dalamnya guru BK, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Dan jumlah karyawannya adalah 14 orang yang terdiri dari ketua urusan tata usaha, staff TU, pembantu TU, dan satpam. Dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMU, D1, D2, D3, S1, dan S2.

b. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SMP Negeri 20 Bekasi pada tahun 2008/2009 seluruhnya berjumlah 1005 siswa. Dengan rincian sebagai berikut:

Kelas VII berjumlah 357 siswa, terdiri dari 176 anak laki-laki dan 181 anak perempuan. Dan rombongan belajarnya berjumlah 8 kelas.

Kelas VIII berjumlah 345 siswa, terdiri dari 200 anak laki-laki dan 145 anak perempuan. Dan jumlah rombongan belajarnya 8 kelas.

Sedangkan kelas IX berjumlah 303 siswa, yakni 140 orang anak laki-laki dan 168 anak perempuan dan rombongan belajarnya 7 kelas.58

5. Sarana Prasarana

Sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 20 Bekasi sudah dapat dikatakan baik dan lengkap. Terdiri dari beberapa ruang, yaitu:

58 Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n Sta ff TU., 26 Ag ustus 2008, d i SMPN 20


(42)

a. Ruang belajar terdiri dari ruang kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, ruang OSIS, ruang komputer dan ruang kesenian. Seluruhnya berjumlah 1 kecuali kelas yang berjumlah 15. Dengan jumlah seluruh siswa 1005 jumlah kelas tersebut tidaklah cukup. Untuk itu pihak SMP Negeri 20 Bekasi mensiasatinya dengan pembagian waktu masuk kelas dibagi menjadi 2, yakni pagi untuk kelas VIII dan IX, dan siang untuk kelas VII.

b. Ruang kantor terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang WC kepala sekolah, ruang WC guru. Seluruhnya berjumlah 1 kecuali ruang WC kepala sekolah berjumlah 2. Ini dikarenakan ruang kepala sekolah berdampingan dengan ruang tata usaha, sehingga WC untuk kepala sekolah berjumlah 2 yang juga digunakan oleh staff TU.

c. Ruang penunjang terdiri dari ruang BK, ruang ekstrakulikuler, koperasi, kantin, masjid, gudang, WC siswa, pos satpam, ruang penjaga sekolah, ruang tamu dan dapur. Serta dilengkapi dengan taman, lahan parkir, lapangan olah raga/upacara dan lahan kosong. Seluruhnya berjumlah 1, kecuali kantin berjumlah 5, WC siswa berjumlah 4, dan pos satpam berjumlah 4.


(43)

(44)

KEPALA SEKOLAH

H. Sahroni, S.Pd, M.Pd NIP: 132116290 WAKIL KEPALA SEKOLAH Nurhadi, S.Pd NIP: 132116557 TATA USAHA COORDINATOR BK

Purwati Ningsih, S.Pd NIP: 132163351

PKS KESISWAAN

Zainal Abidin, S.Pd NIP: 132225327 PKS KURIKULUM Firda Novarita NIP: 131559771 PKS SARANA PRASARANA

Yuyun yulianingsih, S.Pd NIP: 132116252

WALI KELAS

GURU

SISWA KOMITE SEKOLAH

Drs. KH. Azhari Aziz

COORDINATOR PERPUSTAKAAN

Ending P, S.Pd NIP: 132116251

PKS HUMAS

Drs. Bosihar Panjaitan NIP: 132204786

KOORDINATOR LAB IPA: Dra. EkaSari F

LAB KOMPUTER : Rahnmat, S.Ag

LAB BAHASA: Wawan Eko, S.Pd

B.

Analisis Da


(45)

Peneliti mengumpulkan data mengenai pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di kelas VIII di SMP Negeri 20 Bekasi, melalui penyebaran angket yang disebarkan pada siswa kelas VIII dengan alternative jawaban selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. Jumlah item yang ada pada angket tersebut sebanyak 20 pertanyaan. Untuk melengkapi data yang berkenaan dengan judul penelitian ini, penulis memperolehnya melalui wawancara dan angket yang peneliti sebar.

SMP Negeri 20 Bekasi adalah sekolah yang memiliki siswa yang sebagian besar siswanya aktif saat belajar di kelas, yakni sekitar ¾ siswa aktif dalam belajar dan ¼ siswa pasif dalam belajar.59

Siswa SMP Negeri 20 Bekasi sebagian kecil dari mereka mengkonsumsi sarapan sebelum berangkat ke sekolah, dan ada pula yang membeli di kantin sekolah jika tidak sempat sarapan di rumah. Menurut guru SMP Negeri 20 Bekasi sarapan adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh siswa, karena dengan mengkonsumsi sarapan, tubuh siswa akan lebih fit dan segar, dan siswa akan lebih berkonsentrasi saat belajar.60

Makanan yang harus dikonsumsi siswa adalah makanan yang sehat dan seimbang, yang terpenting adalah energinya terlebih dahulu yang harus dipenuhi. Makanan tersebut misalnya nasi, lauk dan roti, karena jika makanan yang tidak mengandung energi, siswa akan merasa lemas, lapar, malas saat belajar. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas.

Selain hal-hal negative yang telah disebutkan diatas, sarapan jika ditinggalkan dapat mengganggu kesehatan. Diantaranya adalah sakit perut atau mag, pusing, bahkan lebih buruk lagi dapat mengakibatkan pingsan.61

Bagi guru SMP Negeri 20 Bekasi, konsentrasi belajar siswa di kelas dapat dilihat dari perhatian siswa saat guru menjelaskan pelajaran, dan siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan setelah guru menjelaskan.62

59 Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n Nurha d i, G uru Bid a ng Stud i Ma te m a tika , 26

Ag ustus 2008, d i SMPN 20 Be ka si, b e rita w a w a nc a ra p a d a la m p ira n 6,h. 66.

60Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n Nurha d i, G uru Bid a ng Stud i Ma te m a tika , 26

Ag ustus 2008, d i SMPN 20 Be ka si, b e rita w a w a nc a ra p a d a la m p ira n 6, h. 66.

61 Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n, Sisw a Ke la s VIII, 25 Ag ustus 2008, d i SMPN


(46)

Saat akan memulai pelajaran untuk memusatkan perhatian siswa dan saat teralihkannya perhatian siswa ketika pelajaran sedang berlangsung, guru SMP Negeri 20 Bekasi memiliki cara-cara tersendiri untuk mengatasi hal itu. Diantara cara-cara yang digunakan guru SMP Negeri 20 Bekasi yaitu, saat akan memulai pelajaran guru menceritakan hal-hal yang ringan dan menanyakan hal-hal yang sedang trendi atau yang sedang hangat beredar di masyarakat, kemudian mengaitkannya dengan materi yang akan diajarkan. Dan siswa berusaha memfokuskan diri terhadap apa yang guru sampaikan.

Dan saat konsentrasi siswa teralihkan ketika pelajaran sedang berlangsung yaitu dengan menegur siswa jika berbuat gaduh atau melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran, bercerita dan menyelingi pelajaran dengan humor. Dan ada pula guru yang kadang-kadang melakukan gerakan-gerakan ringan untuk menghilangkan kejenuhan.

Dan hasil dari angket yang disebar kepada 42 siswa SMP Negeri 20 Bekasi sebagai berikut:

Table 2

Siswa mengkonsumsi sarapan sebelum pergi sekolah No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 19 45,2%

Kadang-kadang 21 50%

1

Tidak pernah 2 4,8%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa 45,2% responden menyatakan selalu mengkonsumsi sarapan sebelum berangkat ke sekolah. 50% responden menyatakan kadang-kadang mengkonsumsi sarapan sebelum pergi ke sekolah. Dan 4,8% responden menyatakan tidak pernah

62 Wa w a nc a ra Pe nulis d e ng a n Irm a , G uru Bid a ng Stud i Ta ta b o g a , 26


(47)

mengkonsumsi sarapan sebelum pergi ke sekolah. Ini membuktikan bahwa hampir seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi mengkonsumsi sarapan sebelum pergi ke sekolah walaupun sebagian siswanya hanya kadang-kadang saja mengkonsumsi sarapan.

Table 3

Siswa membeli makanan di kantin sekolah jika tidak sarapan di rumah No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 13 31%

Kadang-kadang 20 47,6%

2

Tidak pernah 9 21,4%

Jumlah 42 100%

Dari table di atas tergambar bahwa siswa yang selalu membeli makanan di kantin sekolah jika tidak sarapan di rumah sebanyak 31%. Sedangkan 20% diantaranya menjawab kadang-kadang membeli makanan di kantin sekolah. Dan yang menyatakan tidak pernah membeli makanan di kantin sakolah jika tidak sarapan di rumah 21,4%.

Table 4

Dorongan keluarga untuk mengkonsumsi sarapan


(48)

Item

Selalu 32 76,2%

Kadang-kadang 9 21,4%

3

Tidak pernah 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Dari table tersebut dapat diketahui bahwa keluaraga atau orang tua yang selalu mendorong anaknya untuk mengkonsumsi sarapan adalah 76,2%. Sedangkan yang kadang-kadang memerintahkan anaknya untuk mengkonsumsi sarapan adalah 21,4%. Dan 2,4% yang menyatakan keluarganya tidak pernah memerintahkan anaknya untuk sarapan. Jadi, mayoritas keluarga siswa SMP Negeri 20 Bekasi selalu memerintahkan anaknya untuk mengkonsumsi sarapan. Itu berarti, orang tua mereka mengerti pentingnya mengkonsumsi sarapan sebelum beraktivitas.

Table 5

Siswa yang mengkonsumsi sarapan yang mengandung karbohidrat No

Item Alternative Jawaban F P(%)

Selalu 19 45,2%

Kadang-kadang 22 52,4%

4

Tidak pernah 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Table di atas menjelaskan bahwa, 45,2% siswa selalu mengkonsumsi sarapan yang mengandung karbohidrat, 52,4% siswa menyatakan kadang-kadang mengkonsumsi sarapan yang mengadung karbohidrat. Dan 2,4% siswa menyatakan tidak pernah mengkonsumsi sarapan yang mengandung karbohidrat.


(49)

Siswa mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi dengan lauk pauk No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 19 45,2%

Kadang-kadang 17 40,5%

5

Tidak pernah 6 14,3%

Jumlah 42 100%

Pada table di atas dapat diketahui bahwa, 45,2% siswa menyatakan selalu mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi dengan lauk pauk. 40,5% siswa menyatakan kadang-kadang mengkonsumsi sarapan yang dilengkapi dengan lauk pauk. Dan 14,3% siswa menyatakan tidak pernah mengkonsumsi sarapan yang di lengkapi dengan lauk pauk.

Table 7

Siswa mengkonsumsi sarapan yang mengandung sayur mayur No

Item Alternative Jawaban F P(%)

Selalu 4 9,5%

Kadang-kadang 31 73,8%

6

Tidak pernah 7 16,7%

Jumlah 42 100%

Table di atas menjelaskan bahwa siswa yang menyatakan selalu mengkonsumsi sarapan yang mengandung sayur mayur 9,5%. Sedangkan yang menyatakan kadang-kadang mengkonsumsi sarapan yang mengandung sayur mayur yaitu 73,8%. Dan 16,7% siswa menyatakan tidak pernah mengkonsumsi sayuran. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kurang menyadari pentingnya mengkonsumsi sayuran.


(50)

Siswa mengkonsumsi buah di pagi hari No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 1 2,4%

Kadang-kadang 20 47,6%

7

Tidak pernah 21 50%

Jumlah 42 100%

Dari table tersebut menjelaskan bahwa, siswa yang selalu mengkonsumsi buah di pagi hari hanya 2,4%, dan yang kadang-kadang mengkonsumsi buah 47,6%, sedangkan yang tidak pernah mengkonsumsi buah di pagi hari yaitu 50%. Hal ini membuktikan sebagian besar siswa SMP Negeri 20 Bekasi tidak menyadari pentingnya mengkonsumsi buah di pagi hari.

Table 9

Siswa mengkonsumsi sarapan sesuai dengan kebutuhan energi No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 25 59,5%

Kadang-kadang 16 38,1%

8

Tidak pernah 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Sebagian responden yaitu sekitar 59,5% menyatakan selalu mengkonsumsi sarapan sesuai dengan kebutuhan energy, dan yang menyatakan kadang-kadang yaitu 38,1%. Dan 2,4% menyatakan tidak pernah mengkonsumsi sarapan sesuai kebutuhan energi mereka.

Table 10


(51)

No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 8 19,1%

Kadang-kadang 19 45,2%

9

Tidak pernah 15 35,7%

Jumlah 42 100%

Susu merupakan salah satu sumber kalsium. Kalsium ini berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi, karena siswa sekolah menengah pertama masih dalam masa pertumbuhan, sehingga susu ini sangat penting sekali dikonsumsi olah siswa. Tetapi, pada kenyataannya siswa SMP Negeri 20 Bekasi kurang menyadari hal itu. Ini terbukti dari jawaban angket yang diajukan. Yaitu, 19,1% siswa menyatakan selalu meminum susu. Dan 45,2% siswa menyatakan kadang-kadang. Kemudian 35,7% siswa menyatakan tidak pernah meminum susu.

Table 11

Sarapan membuat lebih berenergi saat beraktivitas No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 34 80,9%

Kadang-kadang 8 19,1%

10

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 42 100%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa yakni 80,9% menyatakan mengkonsumsi sarapan membuat lebih berenergi saat beraktivitas, dan 19,1% siswa menyatakan kadang-kadang. Tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.


(52)

Mengkonsumsi sarapan membuat lebih berkonsentrasi No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 30 71,4%

Kadang-kadang 12 28,6%

11

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 42 100%

Pada table diatas, disebutkan bahwa ada 71,4 % responden yang menyatakan sarapan membuat selalu lebih berkonsentrasi saat belajar di kelas. Dan 28,6% menyatakan kadang-kadang membuat lebih berkonsentrasi. Dan tidak ada responden yang menyatakan mengkonsumsi sarapan tidak pernah membuat lebih berkonsentrasi. Ini berarti bahwa mayoritas siswa SMP Negeri 20 Bekasi dapat lebih berkonsentrasi setelah mengkonsumsi sarapan di pagi hari, meskipun sebagian kecil dari mereka yang menyatakan kadang-kadang. Ini mungkin terjadi karena sarapan yang dikonsumsi kurang sehat dan seimbang.

Table 13

Sarapan dapat membuat berpikir dengan baik saat belajar No

Item Alternative Jawaban F P (%)


(53)

Kadang-kadang 22 52,4%

Tidak pernah 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Dari table di atas dapat diketahui bahwa siswa SMP Negeri 20 Bekasi 45,2% menyatakan selalu dapat berpikir dengan baik jika mengkonsumsi sarapan. Dan 52,4% menyatakan kadang-kadang dapat berpikir dengan baik jika mengkonsumsi sarapan. Kemudian 2,4% menyatakan tidak pernah dapat berpikir dengan baik jika mengkonsumsi sarapan.

Table 14

Siswa merasa lapar saat belajar jika tidak mengkonsumsi sarapan No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 13 31%

Kadang-kadang 23 54,7%

13

Tidak pernah 6 14,3%

Jumlah 42 100%

Table di atas menjelaskan bahwa responden menyatakan 31% selalu merasa lapar saat belajar jika tidak mengkonsumsi sarapan. Dan 54,7% menyatakan kadang-kadang merasa lapar. Dan 14,3% menyatakan tidak pernah merasa lapar jika tidak mengkonsumsi sarapan.

Table 15

Siswa dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik jika mengkonsumsi sarapan


(54)

Item

Selalu 24 57,1%

Kadang-kadang 16 38,1%

14

Tidak pernah 2 4,8%

Jumlah 42 100%

Dari table tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik jika mengkonsumsi sarapan yaitu 57,1%. Dan yang menyatakan kadang-kadang dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik jika mengkonsumsi sarapan yaitu 30,1%. Sedangkan yang menyatakan tidak pernah hanya 4,8%. Ini berarti bahwa sebagian siswa dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik jika mereka mengkonsumsi sarapan.

Table 16

Siswa dapat menerima informasi yang guru sampaikan jika mengkonsumsi sarapan

No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 15 35,7%

Kadang-kadang 26 61,9%

15

Tidak pernah 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Pada table di atas disebutkan bahwa responden yang menyatakan informasi yang guru sampaikan dapat diterima dengan baik jika mengkonsumsi sarpan yakni 35,7%, dan yang menjawab kadang-kadang dapat menerima materi dengan baik yaitu 61,9%. 2,4% menyatakan tidak pernah.


(55)

Hal ini dapat terjadi karena ada kemungkinan factor lain yang menyebabkan siswa tidak dapat menerima informasi yang guru sampaikan.

Table 17

Siswa dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 5 11,9%

Kadang-kadang 18 42,9%

16

Tidak pernah 19 45,2%

Jumlah 42 100%

Dari table di atas dapat diketahui bahwa siswa SMP Negeri 20 Bekasi yang selalu dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong adalah 11,9%. 42,9% menyatakan kadang-kadang. 45,2% menyatakan tidak pernah dapat berkonsentrasi saat perut dalam keadaan kosong.

Table 18

Siswa dapat berkonsentrasi dalam keadaan bugar No

Item Alternative Jawaban F P (%)

Selalu 33 78,6%

Kadang-kadang 9 21,4%

17

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 42 100%

Sebagian besar responden yakni 78,6% menyatakan keadaan tubuh yang bugar selalu dapat berkonsentrasi dalam belajar. 21,4% menyatakan kadang-kadang dapat berkonsentrasi saat tubuh dalam keadaan bugar, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah.


(1)

=

} {

{

1592514 5800491 489384 481636

}

872358 876456 − ⋅ − − = 7748 12465 4098 ⋅ = 96578820 4098 = 452 , 9827 4098 = 0,417

C. Interpretasi Data

a. Interpretasi data secara kasar atau sederhana

Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variable X dan variable Y tidak bertanda negative, berarti diantara kedua variable tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,417 yang besarnya berkisar antara 0,40-0,70, berarti korelasi positif antara variable X dan variable Y itu adalah termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup. b. Interpretasi data menggunakan table nilai “r”: df = N – nr = 42 -2 = 40.

Dengan memeriksa table nilai “r” product moment ternyata bahwa dengan df sebesar 40 pada taraf signifikansi 5 % diperoleh rt = 0, 304; sedangkan pada taraf signifikansi 1 % diperoleh rt = 0, 393, karena rxy pada taraf signifikansi 5 % lebih besar dari rt (0,417> 0,304), maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu memang terdapat korelasi positif yang signifikan antara variable X dan variable Y. Selanjutnya, karena pada taraf signikansi 1 % rxy lebih besar dari pada rt (0,417> 0,393), maka pada taraf signifikansi 1 % Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 1% juga terdapat korelasi positif yang signifikan antara variable X dan variable Y.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan yang diberikan variable X terhadap variable Y maka harus diketahui terlebih


(2)

dahulu suatu koefisien yang disebut coefesien of determination atau koefisien penentuan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100 % = 0,4172 x 100 %

= 0,173889 x 100 % = 17,39 %

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa kontribusi atau sumbangan yang diberikan variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 17,39%.


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan: bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru hendaknya memperhatikan perilaku belajar sisiwa di kelas dengan seksama, agar siswa yang konsentrasi dalam belajar dan yang tidak konsentrasi dapat diketahui. Sehingga dapat diambil cara bagaimana memusatkan perhatian siswa tersebut terhadap materi yang disampaikan. Serta selalu menganjurkan siswa untuk selalu mengkonsumsi sarapan terlebih dahulu sebelum beraktivitas.

2. Bagi orang tua hendaknya memperhatikan sarapan yang dikonsumsi oleh anak, yaitu memberikan anak makanan yang sehat dan seimbang, dan membiasakan anak untuk selalu mengkonsumsi sarapan, agar keadaan tubuh anak menjadi fit saat beraktivitas di pagi hari. Tubuh dan otak anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik.

3. Bagi siswa hendaknya mengkonsumsi sarapan yang sehat dan seimbang sebelum beraktivitas di pagi hari. Sehingga dengan mengkonsumsi makanan tersebut, konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan tanpa harus memikirkan perut kosong.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, Cet. V.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. XII.

Cronbach, Lee J., Educational Psychology, New York: Harcount Brace, 1963, Cet. II.

Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta, “Yang Perlu Disampaikan Pada Keluarga Agar Biasa Makan Pagi”,dari www.google.com, 05 Desember 2007.

Dod, “Akrabkan Ortu-Anak Lewat Sarapan”, dalam Warta Kota, Jakarta, 15 Juni 2008.

Dod, “Sarapan Itu Penting”, dalam Warta Kota, Jakarta, t.t.

D. Wilson, Eva, dkk., Principles of Nutrition, New York: John Wiley & Sons, Inc., 1967, Second Edition.

Echol, John M., Hasan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cet. III.

Gie, The Liang, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1977, Cet. VI.

Imran, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. dunia Pustaka Jays, 1996, Cet. I.

Lil Imami Abi Husain Muslim Ibnu Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy, Shahih Muslim, (Riyadh: Daaru As-Salam, 1998), Cet. I.

Maddox, Harry, How to Study, London: Pan Books, 1963.

Mansor, Aminuddin, “Sarapan Pagi Penting Kepada Pelajar dan Remaja”, dari www.google.com, 05 Desember 2007.

Mastuhu, Makanan Indonesia dalam Pandangan Islam, Jakarta: Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI, t.t.


(5)

Milis-Nikita, “Sarapan Bergizi Tingkatkan Konsentrasi”, dari www.google.com, 14 Januari 2008.

Mursal, dkk, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1997, Cet. I.

Olvia, Femi, Membantu Anak Punya Ingatan Super, Jakarta: Pt. Elex Media Komputindo, 2007.

Pikiran Rakyat, “Kelebihan Susu Akibatkan Kurang Gizi” , dari www.google.com, 14 Januari 2008.

Ramli, Amir Tengku, Pumping Talent Memahami Diri, Memompa Bakat, Depok: Kawan Pustaka, 2005, Cet. II.

Republika Online,” Kalau Mau Sehat, Jangan Tinggalkan Kebiasaan Sarapan”, dari www.google.com, 14 Januari 2008.

Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet I.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), Jakarata: PT. Renika Cipta, 1990, Cet. III.

Suralaga, Fadilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet I.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakrata: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. XIII.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. III. _____, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya,

2004, Cet.X.

Thabrany, Hasbullah, Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan Belajar di Perguruan Tinggi Amerika, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, Cet.II.

Wasdji, Sarwono, SpPd-KEMD, dkk., Cara Mudah Mengatur Makanan Sehari-hari Seimbang dan Sesuai Kebutuhan Gizi, Jakarta: Balai Pustaka FKUI, 2004.

Wojowasito, S., Kamus Umum Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Bandung: Pengarang, 1982, Cet. VI.


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 16

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Lingkungan Belajar Terhadap Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mojosongo Ta

0 2 18

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Lingkungan Belajar Terhadap Kedisiplinan Belajar Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mojosongo

0 3 14

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kesulitan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

0 2 18

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kesulitan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri

0 3 13

PENGARUH TIPOLOGI BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 8

Efektivitas Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 239 Jakarta.

0 3 26

PENDAHULUAN Pengaruh Pemanfaatan Internet Dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri I Simo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 10

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU BERMASALAH PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 19 PON-TIANAK.

0 0 8

Pengaruh pemberian sarapan terhadap memori jangka pendek siswa Kelas Viii Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Surakarta

0 0 53