BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseluler.
Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Splendore pada tahun 1908 pada limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundii di Tunisia Afrika
dan pada seekor kelinci di Brazil Gandahusada, 2003. Di Indonesia, toksoplasmosis mulai diteliti oleh Durfee sejak tahun 1971 dan 1972 yang
dilaporkan pada tahun 1976 Sasmita, 2006. Diperkirakan 30-60 penduduk dunia terinfeksi oleh Toxoplasma gondii
Hendri, 2008. Menurut Rasmaliah 2003, infeksi ini tersebar di seluruh dunia, dimana manusia berperan sebagai hospes perantara, kucing dan famili Felidae
lainnya merupakan hospes definitif. Angka kejadian toksoplasmosis di Indonesia ditunjukkan dengan adanya zat anti T. gondii, pada manusia adalah 2-63, pada
kucing 35-73, babi 11-36, kambing 11-61, anjing 75 dan pada ternak lain kurang dari 10 Gandahusada, 2003. Menurut Ma’ruf dan Soemantri 2003,
angka kejadian infeksi toksoplasmosis di Sumatera Utara mencapai 69,86. Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada
masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi
lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae Hendri, 2008.
Berbagai penelitian ada mengungkapkan bahwa wanita yang dalam usia reproduksinya bila terkena toksoplasmosis dapat menimbulkan aborsi dan
gangguan fertilitas. Menurut Ma’ruf dan Soemantri 2003, diperkirakan 72.3 dari ibu-ibu hamil terinfeksi toksoplasmosis pada periode organ reproduksi
aktivitas tinggi yaitu sekitar umur 20-35 tahun. Namun, akibat yang lebih fatal bila tertular ke janin yang dikandungnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gilbert 2001 dalam Indrawati 2002 bahawa ibu hamil yang menderita toksoplasmosis 25 akan menular ke janinnya. Penularan
toksoplasmosis kongenital terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan Smith dan Rebuck,
2001. Resiko penularan terhadap janin pada trimester pertama adalah 15, 25
pada trimester kedua dan 65 pada trimester ketiga Widjanarko, 2009. Namun derajat infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester
pertama. Sekitar 75 kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan namun 25-50 bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus,
korioretinitis, mikrosefali, mikroptalmia, hepatosplenomegali, kalsifikasi serebral, adepati, konvulsi dan perkembangan mental terganggu.
Menurut Ma’ruf dan Soemantri 2003 penyuluhan terhadap masyarakat untuk lebih hygiene sangat penting terutama bagi ibu-ibu hamil muda pada
kehamilan 3 bulan pertama bagi menghindari sumber-sumber penularan seperti vektor kucing dan makanan yang tidak dimasak. Namun, untuk menyusun model
penyuluhan toksoplasmosis pada wanita usia subur, penyuluh harus terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat sasaran
Padri, 2002. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pencegahan terhadap infeksi
Toxoplasma gondii perlu dilakukan terutama bagi wanita yang ingin hamil sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan wanita usia subur
tentang toksoplasmosis.
1.2. Rumusan Masalah