Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009 dan 2010

(1)

PREVALENSI KONJUNGTIVITIS DI RUMAH SAKIT UMUM

PUSAT HAJI ADAM MALIK TAHUN 2009 DAN 2010

Oleh :

DHIKA ALLOYNA

080100046

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

PREVALENSI KONJUNGTIVITIS DI RUMAH SAKIT UMUM

PUSAT HAJI ADAM MALIK TAHUN 2009 DAN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

DHIKA ALLOYNA

080100046

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009 dan 2010

Nama : Dhika Alloyna NIM : 080100046

Pembimbing Penguji I

(dr. Masitha Dewi Sp. M) (dr. Sufitni M. Kes)

NIP.19761024 200501 2 001 NIP. 19720404 200112 2 001

Penguji II

(dr. Kristo Nababan Sp. KK)

NIP.19630208 198903 1 004

Medan, Januari 2012 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Latar Belakang: Istilah konjungtivitis dimaksudkan untuk inflamasi yang terjadi pada konjungtiva mata. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, mekanik/ zat iritatif/ toksik, dan sistem imun. Konjungtivitis merupakan penyakit yang ditemukan di seluruh dunia dan dapat mengenai seluruh kelompok usia, strata sosial dan jenis kelamin.

Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan selama tahun 2009 dan 2010. Karakteristik yang diteliti mencakup jenis kelamin, usia, pekerjaan dan lokasi konjungtivitis. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah potong-lintang retrospektif. Data diambil dari rekam medis pasien dan sampel sebanyak jumlah populasi dan diambil secara aksidental (non-random).

Hasil: Hasil penelitian didapatkan 285 pasien penderita konjungtivitis dan pasien terbanyak adalah wanita (154 pasien, 54%), berdasarkan usia paling banyak adalah 31-40 tahun (63 pasien, 22,1%), dan pekerjaan sebagai ibu-rumah-tangga (65 pasien 24,1%). Konjungtivitis juga paling banyak mengenai kedua mata kanan dan kiri (154 pasien, 55,8%).

Kesimpulan: Konjungtivitis banyak dijumpai pada wanita tetapi juga masih banyak kasus pada keseluruhan populasi. Berdasarkan data dari hasil penelitian diharapkan edukasi mengenai faktor resiko dan penyebaran konjungtivitis pada keseluruhan populasi.

Kata kunci: Konjungtivitis, infeksi mata, karakteristik, usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi.


(5)

ABSTRACT

Backgrounds: Conjunctivitis is a general term that refers to the inflammation of

the conjunctiva

.

The cause of conjunctivitis include viruses, bacteria, allergic, mechanical/ irritative/ toxic, and immune-mediated. Conjunctivitis is a group of diseases that occurs worldwide and affect all ages, all social strata and both genders.

Methods: The purpose of this study was to determine the prevalence of patients

suffering from conjunctivitis in Haji Adam Malik General Hospital Medan during 2009 and 2010. Assessed characteristics were gender, ages, occupation and the location of conjunctivitis. This research was conducted with descriptive research method and the approach used in the design of the study is cross-sectional retrospective study. Data were taken from medical records and the number of samples in this study is as many as the number of population by non-randomized accidental sampling.

Results: The result showed 285 patients suffering conjunctivitis and most cases

are found in women (154 patients, 54%), based on the patients’ age most cases are found in age 31-40 (63 patients, 22,1%), and patient working as house-wives (65 patients, 24,1%). Conjunctivitis also affects both of the eyes conjunctiva (154 patients, 55,8%).

Conclusion: Conjunctivitis is predominantly in women but it occurs in general

population. Based on the above data, education about the risks of conjunctivitis may be appropriate in the general population.

Key words: Conjunctivitis, eye infection, characteristics, age, gender, occupation,


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2009 dan 2010”. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu dr. Masitha Dewi, Sp.M, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Kristo Nababan Sp.KK dan Ibu dr. Sufitni, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan penilaian terhadap penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Rasa hormat dan terima kasih saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Drs. Joy Harlim Sinuhaji dan ibunda Elyta Ras Ginting, SH., atas doa, perhatian, dan dukungan kepada saya.

6. Seluruh staf di bagian administrasi, litbang, dan bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah membantu saya menyelesaikan karya tulis ini.

7. Teman-teman saya, Patrice Lwy, Muhammad Ikhsan, Veronika Marbun, Febrine Sinaga, Rizal Munaf, Conny Theresa, Dewi Putri, Handayan Hutabarat, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu


(7)

persatu. Serta terima kasih kepada teman-teman satu bimbingan, Shamini Shanmugalingam, Indah Soleha dan Gunachitra atas kerjasamanya.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar penulis dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 12 Desember 2011 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan... iii

Abstrak………... iv

Abstact... v

Kata Pengantar... vi

Daftar isi... viii

Daftar Tabel... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Konjungtiva ... 5

2.1.1. Anatomi Konjungtiva ... ... 4

2.1.2. Histologi Konjungtiva ... 4

2.1.3. Perdarahan dan Persarafan Konjungtiva ... 5

2.2. Konjungtivitis ... 5

2.2.1. Definisi... ... 5

2.2.2. Pembagian Konjungtivitis ... 6

2.2.2.1. Konjungtivitis Bakteri ... 6

A. Definisi………. ... 6

B. Etiologi dan Faktor Resiko………... ... 6

C. Patofisiologi ... 7

D. Gejala Klinis ... 8

E. Diagnosis ... 8

F. Komplikasi ... 8

G. Penatalaksanaan ... 8

2.2.2.2. Konjungtivitis Virus ... 8

A. Definisi………. ... 9

B. Etiologi dan Faktor Resiko………... ... 9

C. Patofisiologi ... 9

D. Gejala Klinis ... 9

E. Diagnosis ... 10

F. Komplikasi ... 10

G. Penatalaksanaan ... 10

2.2.2.3. Konjungtivitis Alergi……….. 10


(9)

B. Etiologi dan Faktor Resiko………... ... 11

C. Gejala Klinis ... 11

D. Diagnosis ... 12

E. Komplikasi ... 12

F. Penatalaksanaan ... 12

2.2.2.4. Konjungtivitis Jamur……….. 12

2.2.2.5. Konjungtivitis Parasit………. 12

2.2.2.6. Konjungtivitis Kimia atau Iritatif………... 13

2.2.2.7. Konjungtivitis Lainnya……… 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 14

3.2. Definisi Operasional... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 15

4.1. Jenis Penelitian ... 15

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 16

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 17

5.1. Hasil Penelitian ... 17

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 17

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel... 17

5.2. Pembahasan ... 19

5.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 19

5.2.2. Karakteristik Berdasarkan Usia... 21

5.2.3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 21

5.2.4. Lokasi Konjungtivitis... ... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 23

6.1. Kesimpulan ... 23

6.2. Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA... 24


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin 18

5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia 18

5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan 19


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Anatomi konjungtiva 4


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Rancangan Lembar Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Ethical Clearance


(13)

ABSTRAK

Latar Belakang: Istilah konjungtivitis dimaksudkan untuk inflamasi yang terjadi pada konjungtiva mata. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, mekanik/ zat iritatif/ toksik, dan sistem imun. Konjungtivitis merupakan penyakit yang ditemukan di seluruh dunia dan dapat mengenai seluruh kelompok usia, strata sosial dan jenis kelamin.

Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan selama tahun 2009 dan 2010. Karakteristik yang diteliti mencakup jenis kelamin, usia, pekerjaan dan lokasi konjungtivitis. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dan pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah potong-lintang retrospektif. Data diambil dari rekam medis pasien dan sampel sebanyak jumlah populasi dan diambil secara aksidental (non-random).

Hasil: Hasil penelitian didapatkan 285 pasien penderita konjungtivitis dan pasien terbanyak adalah wanita (154 pasien, 54%), berdasarkan usia paling banyak adalah 31-40 tahun (63 pasien, 22,1%), dan pekerjaan sebagai ibu-rumah-tangga (65 pasien 24,1%). Konjungtivitis juga paling banyak mengenai kedua mata kanan dan kiri (154 pasien, 55,8%).

Kesimpulan: Konjungtivitis banyak dijumpai pada wanita tetapi juga masih banyak kasus pada keseluruhan populasi. Berdasarkan data dari hasil penelitian diharapkan edukasi mengenai faktor resiko dan penyebaran konjungtivitis pada keseluruhan populasi.

Kata kunci: Konjungtivitis, infeksi mata, karakteristik, usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi.


(14)

ABSTRACT

Backgrounds: Conjunctivitis is a general term that refers to the inflammation of

the conjunctiva

.

The cause of conjunctivitis include viruses, bacteria, allergic, mechanical/ irritative/ toxic, and immune-mediated. Conjunctivitis is a group of diseases that occurs worldwide and affect all ages, all social strata and both genders.

Methods: The purpose of this study was to determine the prevalence of patients

suffering from conjunctivitis in Haji Adam Malik General Hospital Medan during 2009 and 2010. Assessed characteristics were gender, ages, occupation and the location of conjunctivitis. This research was conducted with descriptive research method and the approach used in the design of the study is cross-sectional retrospective study. Data were taken from medical records and the number of samples in this study is as many as the number of population by non-randomized accidental sampling.

Results: The result showed 285 patients suffering conjunctivitis and most cases

are found in women (154 patients, 54%), based on the patients’ age most cases are found in age 31-40 (63 patients, 22,1%), and patient working as house-wives (65 patients, 24,1%). Conjunctivitis also affects both of the eyes conjunctiva (154 patients, 55,8%).

Conclusion: Conjunctivitis is predominantly in women but it occurs in general

population. Based on the above data, education about the risks of conjunctivitis may be appropriate in the general population.

Key words: Conjunctivitis, eye infection, characteristics, age, gender, occupation,


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan substansi-substansi dari lingkungan luar yang mengganggu (Vaughan, 2010).

Peradangan pada konjungtiva disebut konjungtivitis, penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan sekret purulen (Vaughan, 2010). Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi bakteri dan virus, serta dapat bersifat akut atau menahun (Ilyas, 2009). Penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukkan penyakit ini tidak hanya mengenai satu mata saja, tetapi bisa mengenai kedua mata, dengan rasio 2,96 pada satu mata dan 14,99 pada kedua mata (Majmudar, 2010).

Konjungtivitis dapat dijumpai di seluruh dunia, pada berbagai ras, usia, jenis kelamin dan strata sosial. Walaupun tidak ada data yang akurat mengenai insidensi konjungtivitis, penyakit ini diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum (American Academy of Opthalmology, 2010).

Pada 3% kunjungan di departemen penyakit mata di Amerika serikat, 30% adalah keluhan konjungtivitis akibat bakteri dan virus, dan 15% adalah keluhan konjungtivitis alergi (Marlin, 2009). Konjungtivitis juga diestimasi sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum di Nigeria bagian timur, dengan insidensi 32,9% dari 949 kunjungan di departemen mata Aba Metropolis, Nigeria, pada tahun 2004 hingga 2006 (Amadi, 2009).

Pada konjungtivitis bakteri, patogen yang umum adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, dan Neisseria meningitidis (Marlin, 2009). penelitian yang dilakukan di Filadelfia menunjukkan insidensi konjungtivitis bakteri sebesar 54% dari semua kasus di


(16)

departemen mata pada tahun 2005 hingga 2006 (Patel, 2007). Penelitian di Kentucky pada tahun 1997 hingga 1998 menunjukkan pada 250 kasus konjungtivitis bakteri, 70% disebabkan oleh infeksi Haemophilus influenzae (Weissman, 2008).

Patogen umum pada konjungtivitis virus adalah virus herpes simpleks tipe 1 dan 2, Varicella zoster, virus pox dan Human Immunodeficiency Virus (Vaughan, 2010). Data statistik yang akurat mengenai frekuensi penyakit ini tidak tersedia karena banyak kasus konjungtivitis virus yang tidak mencari pertolongan medis (Scott, 2010).

Di Amerika Serikat, dari 3% kunjungan di departemen penyakit mata, 15% merupakan keluhan konjungtivitis alergi (Marlin, 2009). Konjungtivitis alergi biasanya disertai dengan riwayat alergi, dan terjadi pada waktu-waktu tertentu. Walaupun prevalensi konjungtivitis alergi tinggi, hanya ada sedikit data mengenai epidemiologinya. Hal ini disebabkan kurangnya kriteria klasifikasi, dan penyakit mata yang disebabkan oleh alergi umumnya tercatat di departemen penyakit alergi (Majmudar, 2010).

Di Indonesia dari 135.749 kunjungan ke departemen mata, total kasus konjungtivitis dan gangguan lain pada konjungtiva sebanyak 99.195 kasus dengan jumlah 46.380 kasus pada laki-laki dan 52.815 kasus pada perempuan. Konjungtivitis termasuk dalam 10 besar penyakit rawat jalan terbanyak pada tahun 2009, tetapi belum ada data statistik mengenai jenis konjungtivitis yang paling banyak yang akurat (Ditjen Yanmed, Kemkes RI, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prevalensi konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik, Medan.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui: Berapa prevalensi konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan?


(17)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jumlah penderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009 hingga 2010.

2. Mengetahui jenis kelamin, usia dan pekerjaan pada penderita konjungtivitis.

3. Mengetahui mata yang sering terkena (satu mata atau kedua mata) yang paling sering terkena pada penderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

2. Sebagai informasi tambahan mengenai kejadian konjungtivitis bagi kalangan medis.

3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kepustakaan Fakultas Kedokteran dalam bidang karya tulis ilmiah.

4. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pegangan bagi peneliti lain yang nantinya akan melanjutkan penelitian ini atau membuat penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk membuka wawasan masyarakat mengenai penyakit konjungtivitis.

6. Untuk menambah wawasan peneliti di bidang oftalmologi mengenai penyakit konjungtivitis.

7. Untuk mengembangkan kemampuan peneliti di dalam bilang penelitian dan pembuatan karya tulis ilmiah.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konjungtiva

2.1.1. Anatomi

Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan-lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik (Vaughan, 2010).

Gambar 3.1. Anatomi konjungtiva

2.1.2. Histologi

Secara histologis, lapisan sel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial dan basal (Junqueira, 2007). Sel-sel epitel superfisial mengandung Sel-sel-Sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus yang diperlukan untuk dispersi air mata. Sel-sel epitel basal berwarna lebih


(19)

pekat dibandingkan sel-sel superfisial dan dapat mengandung pigmen Vaughan, 2010).

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisialis) dan satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus dan tersusun longgar pada mata (Vaughan, 2010).

2.1.3. Perdarahan dan Persarafan

Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteria siliaris anterior dan arteria palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan bersama dengan banyak vena konjungtiva membentuk jaringan vaskular konjungtiva yang sangat banyak (Vaughan, 2010). Konjungtiva juga menerima persarafan dari percabangan pertama nervus V dengan serabut nyeri yang relatif sedikit (Tortora, 2009).

2.2. Konjungtivitis 2.2.1. Definisi

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang mengganggu (Vaughan, 2010). Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental (Hurwitz, 2009).

Jumlah agen-agen yang pathogen dan dapat menyebabkan infeksi pada mata semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan topical dan agen imunosupresif sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien dengan infeksi HIV dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi imunosupresif (Therese, 2002).


(20)

2.2.2. Pembagian Konjungtivitis 2.2.2.1. Konjungtivitis Bakteri A. Definisi

Konjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata (James, 2005).

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus. Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H influenza dan Escherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis (Jatla, 2009).

Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis dan keadaan imunodefisiensi (Marlin, 2009).

C. Patofisiologi

Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci, staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi klinis. Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah (Rapuano, 2008).

Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik (Visscher, 2009).


(21)

Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat menyebabkan infeksi pada konjungtiva (Amadi, 2009).

D. Gejala Klinis

Gejala-gejala yang timbul pada konjungtivitis bakteri biasanya dijumpai injeksi konjungtiva baik segmental ataupun menyeluruh. Selain itu sekret pada kongjungtivitis bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata (AOA, 2010).

Ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalami gangguan pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada lapisan air mata, sedangkan reaksi pupil masih normal. Gejala yang paling khas adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur. (James, 2005).

E. Diagnosis

Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin saja penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya, riwayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obat kemoterapi, riwayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit, riwayat alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat penggunaan lensa-kontak (Marlin, 2009).


(22)

F. Komplikasi

Blefaritis marginal kronik sering menyertai konjungtivitis bateri, kecuali pada pasien yang sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut di konjungtiva paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal. Hal ini dapat mengurangi komponen akueosa dalam film air mata prakornea secara drastis dan juga komponen mukosa karena kehilangan sebagian sel goblet. Luka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan menyebabkan trikiasis dan entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan menyebabkan ulserasi, infeksi dan parut pada kornea (Vaughan, 2010).

G. Penatalaksanaan

Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik . Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva (Ilyas, 2008).

2.2.2.2. Konjungtivitis Virus A. Definisi

Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri (Vaughan, 2010).

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan


(23)

herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70, Coxsackie A24), poxvirus, dan human immunodeficiency virus (Scott, 2010).

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan dapat menular melalu di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang menyebarkan virus (fomites) dan berada di kolam renang yang terkontaminasi (Ilyas, 2008).

C. Patofisiologi

Mekanisme terjadinya konjungtivitis virus ini berbeda-beda pada setiap jenis konjungtivitis ataupun mikroorganisme penyebabnya (Hurwitz, 2009). Mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit ini dijelaskan pada etiologi.

D. Gejala Klinis

Gejala klinis pada konjungtivitis virus berbeda-beda sesuai dengan etiologinya. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan (Vaughan & Asbury, 2010). Pada konjungtivitis ini biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam (Senaratne & Gilbert, 2005).

Pada konjungtivitis herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.

Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing, hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis (Scott, 2010).


(24)

E. Diagnosis

Diagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung etiologinya, karena itu diagnosisnya difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipe-tipe menurut penyebabnya. Dibutuhkan informasi mengenai, durasi dan gejala-gejala sistemik maupun ocular, keparahan dan frekuensi gejala, faktor-faktor resiko dan keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis konjungtivitis virus (AOA, 2010). Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi (Gleadle, 2007).

Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis bakteri berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan, tetapi pemeriksaan lanjutan jarang dilakukan karena menghabiskan waktu dan biaya (Hurwitz, 2009).

F. Komplikasi

Konjungtivitis virus bisa berkembang menjadi kronis, seperti blefarokonjungtivitis. Komplikasi lainnya bisa berupa timbulnya pseudomembran, dan timbul parut linear halus atau parut datar, dan keterlibatan kornea serta timbul vesikel pada kulit (Vaughan, 2010).

G. Penatalaksanaan

Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi, namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea (Scott, 2010). Pasien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk meminimalkan penyebaran infeksi (James, 2005).

2.2.2.3. Konjungtivitis Alergi A. Definisi

Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh


(25)

sistem imun (Cuvillo et al, 2009). Reaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1 (Majmudar, 2010).

B. Etiologi dan Faktor Resiko

Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis atopik dan konjungtivitis papilar raksasa (Vaughan, 2010).

Etiologi dan faktor resiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan subkategorinya. Misalnya konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh-tumbuhan biasanya disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu. Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rinitis alergi musiman. Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopic, sedangkan konjungtivitis papilar rak pada pengguna lensa-kontak atau mata buatan dari plastik (Asokan, 2007).

C. Gejala Klinis

Gejala klinis konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan sub-kategorinya. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat. Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.

Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun, sedangkan


(26)

pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal (Vaughan, 2010).

D. Diagnosis

Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien serta observasi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis konjungtivitis alergi. Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia (Weissman, 2010).

E. Komplikasi

Komplikasi pada penyakit ini yang paling sering adalah ulkus pada kornea dan infeksi sekunder (Jatla, 2009).

F. Penatalaksanaan

Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya (Vaughan, 2010).

2.2.2.4. Konjungtivitis Jamur

Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis walaupun jarang (Vaughan, 2010).

2.2.2.5. Konjungtivitis Parasit

Konjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh infeksi Thelazia californiensis, Loa loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella spiralis, Schistosoma


(27)

haematobium, Taenia solium dan Pthirus pubis walaupun jarang (Vaughan, 2010).

2.2.2.6. Konjungtivitis kimia atau iritatif

Konjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. Substansi-substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapat menyebabkan konjungtivitis, seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan gejala-gejala berupa nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme.

Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi.

Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan (Vaughan, 2010).

2.2.2.7. Konjungtivitis lain

Selain disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, jamur dan parasit, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti penyakit tiroid, gout dan karsinoid. Terapi pada konjungtivitis yang disebabkan oleh penyakit sistemik tersebut diarahkan pada pengendalian penyakit utama atau penyebabnya (Vaughan, 2010).

Konjungtivitis juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari acne rosacea dan dermatitis herpetiformis ataupun masalah kulit lainnya pada daerah wajah. (AOA, 2008).


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.2. : Skema kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Konjungtivitis: merupakan penyakit mata yang disebabkan oleh peradangan pada konjungtiva. Ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.

2. Jumlah rekam medis: merupakan jumlah dari seluruh rekam medis pasien yang tercatat menderita konjungtivitis pada tahun 2009 dan 2010.

3. Karakterisitik: merupakan ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.

4. Jenis Kelamin: merupakan sifat jasmani yang dibedakan menjadi pria dan wanita. Penilaian karakteristik jenis kelamin berdasarkan skala nominal. 5. Usia: merupakan lama waktu hidup atau keberadaan seseorang mulai dari

lahir hingga ulang tahun terakhir. Pengukuran usia menggunakan tahun dimana pasien didiagnosis menderita konjungtivitis. Pengelompokan berdasarkan skala interval.

6. Pekerjaan: pekerjaan yang ditinjau adalah pegawai negeri, pegawai swasta, buruh, petani, pelajar dan pensiunan.

Jumlah Rekam Medis


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan melakukan deskripsi mengenai prevalensi konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik selama tahun 2009 hingga 2010. Survei dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross-sectional retrospective (potong-lintang retrospektif) yaitu peneliti melakukan pengambilan data (observasi atau pengukuran variabel pada suatu saat) terhadap kejadian yang terjadi di masa lampau (Alatas dkk, 2008).

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Juli hingga Agustus 2011. Lokasi penelitian adalah bagian rekam medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh pasien yang didiagnosis menderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bagian dari populasi yang didapat dari data sekunder yaitu rekam medis pada tahun 2009 hingga 2010. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-randomized accidental sampling yaitu mengambil sampel bukan secara acak atau random. Pengambilan sampel secara aksidental (accidental) ini dilakukan dengan mengambil kasus yang kebetulan ada atau tersedia di tempat penelitian yaitu rekam medis pasien (Notoatmodjo, 2005).


(30)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil merupakan data sekunder yaitu seluruh berkas rekam medis pasien penderita konjungtivitis yang terdapat pada bagian rekam medis RSUP Haji Adam Malik selama tahun 2009 hingga 2010. Jumlah dari rekam medis tersebut adalah variabel yang akan diteliti yaitu prevalensi konjungtivitis. Pada rekam medis tersebut juga tercantum variabel lain yang akan diteliti yaitu jenis konjungtivitis, jenis kelamin dan usia serta pekerjaan pada pasien konjungtivitis.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah yaitu: (1) editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data; (2) coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data, pemeriksaaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisis data (Wahyuni, 2008).

Data yang telah dikumpulkan akan diolah menggunakan program komputer yang sesuai, kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan tabel distribusi dan dilakukan pembahasan data yang diperoleh sesuai dengan pustaka yang ada.


(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai bulan Juli hingga Agustus 2011.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak jumlah populasi penderita penyakit konjungtivitis selama dua tahun (tahun 2009 dan 2010) di RSUP Haji Adam Malik yaitu 285 orang. Dari keseluruhan sampel tersebut, karakteristik sampel yang diamati adalah jenis kelamin, kelompok usia, pekerjaan pasien dan lokasi mata yang terkena.


(32)

Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik sampel penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Pria 131 46,0

Wanita 154 54,0

Total 285 100,0

Berdasarkan tabel 5.1. didapati bahwa penderita konjungtivitis dengan jenis kelamin wanita merupakan sampel terbanyak yaitu sebanyak 154 orang (54%) dan sampel pria sebanyak 131 orang (46%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

<1 12 4,2

1-10 24 8,4

11-20 31 10,9

21-30 55 19,3

31-40 63 22,1

41-50 51 17,9

51-60 26 9,1

61-70

Data tidak diketahui

21 2

7,4 0,7

Total 285 100,0

Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa penderita konjungtivitis dengan kelompok usia <1 tahun adalah kelompok usia dengan sampel paling sedikit yaitu sebanyak 12 orang (4,2%) dan kelompok usia 31-40 tahun merupakan sampel terbanyak yaitu sebanyak 63 orang (22,1%).


(33)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan

Klasifikasi Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Wiraswasta 45 15,8

Ibu Rumah Tangga 65 22,8

Pegawai Negeri Sipil 27 9,5

Petani 28 9,8

Pelajar/ Mahasiswa 43 15,1

Pegawai Swasta Pensiunan

Lain-lain Tidak Bekerja Data Tidak Diketahui

9 6 9 17 36

3,2 2,1 3,2 6,0 12,6

Total 285 100,0

Berdasarkan tabel 5.3. didapati bahwa kelompok penderita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga merupakan sampel terbanyak yaitu 65 orang (22,8%) dan kelompok penderita pensiunan sebanyak 6 orang (2,1%) adalah sampel yang paling sedikit. Terdapat 36 sampel (12,6%) yang tidak diketahui datanya melalui rekam medis.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Lokasi Konjungtivitis

Lokasi Frekuensi (n) Persentase (%)

Okuli Dekstra 49 17,2

Okuli Sinistra Okuli Dekstra-Sinistra

Data Tidak Diketahui

73 154

9

25,6 54,0 3,2

Total 285 100,0

Berdasarkan tabel 5.4. didapati bahwa lokasi konjungtivitis terbanyak adalah pada okuli dekstra-sinistra yaitu sebanyak 154 orang (54,0%), sementara


(34)

49 orang (17,2%) menderita konjungtivitis pada okuli-dekstra, 73 orang (25,6%) menderita konjungtivitis pada okuli-sinistra dan 9 orang (3,2%) datanya tidak diketahui.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada tabel 5.1. diketahui bahwa penderita dengan jenis kelamin wanita sebanyak 154 orang (54%). Jumlah ini lebih banyak daripada penderita pria yang berjumlah 131 orang (46%). Maka jumlah penderita wanita adalah 1,17 kali lebih banyak daripada pria.

Penelitian yang dilakukan di Equador menunjukkan konjungtivitis lebih banyak pada pasien wanita daripada pria, yaitu sebanyak 72,1% pada wanita dan 27,9% pada pria (Sacchetti, 2010). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan pada penderita konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik. Berbeda dengan data insidensi konjungtivitis di Amerika Serikat, data menunjukkan lebih banyak penderita konjungtivitis dengan jenis kelamin pria daripada wanita, yaitu 64,4% pada pria dan 35,6% pada wanita (American Optometric Association, 2010).

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Regional di Hong Kong menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada jumlah penderita konjungtivitis pria dan wanita. Perbandingan antara pasien pria dan wanita mendekati 1:1 (Yip et al, 2007). Perbandingan ini juga sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan di Santiago, Chile oleh Haas et al (2009), yang menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terhadap penderita konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin.

Hal ini mungkin berkaitan dengan lifestyle, kondisi hygiene dan lingkungan pekerjaan yang berbeda pada wanita dan pria.

5.2.2. Karakteristik Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Usia

Berdasarkan karakteristik usia pada tabel 5.2. diketahui bahwa penderita konjungtivitis terbanyak pada kelompok usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 63 orang


(35)

(22,1%) dan penderita konjungtivitis yang paling sedikit terdapat pada kelompok usia <1 tahun yaitu sebanyak 12 orang (4,2%).

Penelitian Gearinger et al (2011) di Amerika Serikat menunjukkan insiden konjungtivitis pada pasien usia 1-18 tahun sebanyak 26%, 14,4% pada pasien diatas 65 tahun dan sisanya adalah pasien dengan usia 30-50 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan di RSUP Haji Adam Malik.

Terdapat perbedaan hasil dengan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tuen Muen di Hong Kong. Pada penelitian tersebut didapatkan penderita konjungtivitis yang paling banyak adalah pasien dengan kelompok usia 2-30 tahun dan kelompok terbanyak kedua adalah neonatus (Yip et al, 2007). Perbedaan kelompok usia ini mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan, gaya hidup, kebudayaan dan hal lain yang berbeda pada satu negara dengan negara lain.

5.2.3. Karakteristik Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tabel 5.3. data penderita konjungtivitis terbanyak berada pada kelompok dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, yaitu 65 orang (22,8%). Penderita konjungtivitis pada kelompok pensiunan merupakan yang paling sedikit yaitu 6 orang (2,1%). Hal ini berkaitan dengan salah satu faktor resiko konjungtivitis, yaitu hygiene yang buruk (Visscher, 2009). Konjungtivitis dapat menyebar dengan cepat jika pada suatu lingkungan terdapat penderita konjungtivitis yang memiliki kontak erat dengan orang-orang disekitarnya. Tetapi hal ini berkaitan dengan keadaan atau kebersihan lingkungan tersebut yang menjadi faktor resiko penyebaran yang lebih cepat.

5.2.4. Lokasi Konjungtivitis

Secara umum konjungtivitis sering ditemukan pada kedua mata kiri dan mata kanan, namun tidak jarang juga konjungtivitis hanya pada salah satu mata saja, yaitu mata kiri atau mata kanan. Pada tabel 5.4. diketahui bahwa lokasi konjungtivitis terbanyak pada kedua mata kiri dan kanan, yaitu pada 154 pasien (54,0%) dan sisanya pada salah satu mata saja, mata kanan 49 pasien (17,2%) dan mata kiri 73 pasien (25,6%). Menurut penelitian oleh Therese (2002) diketahui


(36)

bahwa konjungtivitis memang lebih banyak pada kedua konjungtiva mata kiri dan kanan. Hal ini berkaitan dengan letak anatomi mata kiri dan kanan yang berdekatan serta cara penyebaran ke mata yang lain yang biasanya terjadi diperantarai oleh tangan.


(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian yang berjudul “Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2009 dan 2010” dapat disimpulkan bahwa:

Terdapat 285 kasus konjungtivitis di RSUP Haji Adam Malik selama tahun 2009-2010 dengan karakteristik pasien terbanyak yaitu wanita (154 pasien, 54%), kelompok usia 31-40 tahun (63 pasien, 22,1%), kelompok pekerjaan sebagai ibu-rumah-tangga (65 pasien, 22,8%), dan keluhan pada kedua mata (154 pasien, 54%).

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu:

1. Diharapkan bagi tenaga kesehatan di RSUP Haji Adam Malik untuk melengkapi data pasien di berkas rekam medis, sehingga pada penelitian selanjutnya tidak terdapat data yang tidak diketahui.

2. Jumlah sampel yang sedikit dapat mempengaruhi ketepatan hasil penelitian, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan agar jumlah sampel diperbanyak dengan cara memperlebar interval tahun penelitian. 3. Diharapkan edukasi terhadap populasi yang beresiko tinggi terinfeksi

berdasarkan karakteristik terbanyak yang telah diuraikan untuk menghindari penyebaran dan komplikasi.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H., Karyomanggolo, W.T., Musa, D.A., Boediarso, A., Oesman, I.N., 2008. Desain Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S. (eds). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 92-100.

Amadi, A., et al., 2009. Common Ocular Problems in Aba Metropolis of Albia State, Eastern Nigeria. Federal Medical Center Owerri. Available from:

[Accessed 7 March 2011].

Asokan, N., 2007. Asthma and Immunology Care. Diplomate of American Board of Allergy & Immunology and American Board of Pediatrics. Available

from:

Cuvillo, A del., et al., 2009. Allergic Conjunctivitis and H1 Antihistamines. J investing Allergol Clin Immunol 2009; Vol. 19. Suppl. 1: 11-18.

Garcia-Ferrer, F.J., Schwab, I.R., Shetlar, D.J., 2010. Konjungtiva. Dalam: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 97-118.

Gearinger, Lynne., et al., 2011. Etiology of Bacterial Conjunctivitis and Antibacterial Susceptibility Profile. Clinical Opthalmology. Available at:

Gleadle, J., 2005. Sistem Penglihatan. Dalam: Gleadle, J. (ed). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 44-45.

Haas, W., et al., 2009. Major Age Group-Specific Differences in Conjunctival Bacteria and Evolution of Antimicrobial Resistance Revealed by Laboratory


(39)

Data Surveillance. Available at: . [Accessed 2 December 2011].

Hurwitz, S.A., Antibiotics Versus Placebo for Acute Bacterial Conjunctivitis. The Cochrane Collaboration. Available at: http://www.thecochranelibrary. com/userfiles/ccoch/file//CD001211.pdf. [Accessed 3 March 2011].

Ilyas, S., 2008. Kelainan Adneksa dan Kelopak Mata. Dalam: Ilyas, S. (ed). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 44.

Ilyas, S., 2009. Konjungtiva. Dalam: Ilyas, S. (ed). Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 51-74.

Ilyas, S., 2008. Mata Merah. Dalam: Ilyas, S. (ed). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 64-77.

James, B., Chew, C., Bron, A., 2005. Konjungtiva, Kornea, dan Sklera. Dalam: Bruce, J., et al. (eds). Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Erlangga, 6-66.

Jatla, K.K., 2009. Neonatal Conjunctivitis. University of Colorado Denver Health

Science Center. Available at:

Junqueira, L.C., Carneiro, J., 2007. Sistem Fotoreseptor dan Audioreseptor. Dalam: Junqueira, L.C., Carneiro, J (ed). Histologi Dasar: Text & Atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC, 463.

Kemkes RI, 2010. 10 Besar Penyakit Rawat Jalan Tahun 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Available at: http://www.depkes.go.id. [Accessed 4 March 2011].


(40)

Majmudar, P.A., 2010. Allergic Conjunctivitis. Rush-Presbyterian-St Luke’s

Medical Center. Available from:

Marlin, D.S., 2009. Bacterial Conjunctivitis. Penn State College of Medicine.

Available from

[Accessed 3 March 2011].

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Patel, P.B., et al., 2007. Clinical Features of Bacterial Conjunctivitis in Children. Division of Pediatric Emergency Medicine-Dupont Hospital for Children. Available from: http://journals.lww.com/pidj/Abstract/ 2009/01000/aspx. [Accessed 11 March 2011].

Quinn, C.J., et al., 2010. Care of Patient with Conjunctivitis. American

Optometric Association. Available from

Rapuano, C.J., et al., 2008. Conjunctivitis. American Academy of

Ophthalmology. Available from

March 2011].

Sacchetti, M., et al., 2010. Tear Levels of Neuropeptides Increase After Specific Allergen Challenge in Allergic Conjunctivitis. Molecular Vision. Available


(41)

Saxena, S. 2007. E Journal of Ophthalmology. Available at:

[Accessed 27 November 2011].

Senaratne, T., Gilbert, C., 2005. Conjunctivitis Primary Eye Care. Community

Eye Health Journal. Available from:

Scott, I.U., 2010. Viral Conjunctivitis. Departement of Opthalmology and Public

Health Sciences: Available from:

Therese, L.K., 2002. Microbiological Procedures for Diagnosis of Ocular

Infection. Available from

[Accessed 5 March].

Tortora, G.J., Derrickson, B.H., 2009. The Special Senses. In: Tortora, Gerard J., Derrickson, Bryan H. (eds). Principles of Anatomy and Physiology. 12th edition. New York: John Wiley & Sons, Inc, 605-611.

Visscher, K.L., et al., 2009. Evidence-based Treatment of Acute Infective Conjunctivitis. Canadian Family Physician. Available from: http://171.66.125.180/content/55/11/1071.short. [Accessed 11 March 2011].

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan SPSS). Medan. 8-9.

Weissman, B.A., 2008. Giant Papillary Conjunctivitis. University of California at

Los Angeles. Available from:


(42)

Yip, Terri., et al., 2007. Incidence of Chlamydial Conjunctivitis and Its Assosiation with Nasopharyngeal Colonisation in Hong Kong Hospital, Assessed by Polymerase Chain Reaction. Hong Kong Med. Available at:


(43)

No. Nama Pasien Jenis Kelamin Usia (tahun)

Pekerjaan Lokasi (Okuli

dextra/sinistra) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 PT AH RH AB FB RS TN YG MA HS CG TG SN AHM IBH LKA KK RR AG RPL RS TKS ADN MS TP IF JS MHK SBR BRM GN MA SSH SRJ HDR EW SAS SP JPT DHR TH FD SL TM NR Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita 59 5 58 21 6 22 24 13 27 36 56 45 48 48 14 3 24 26 66 50 9 26 67 18 6 13 64 7 38 31 37 16 24 48 36 38 67 53 41 37 13 64 8 Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja

Pelajar/Mahasiswa Petani Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja

Tidak Bekerja

Pegawai Negeri Sipil Pelajar/Mahasiswa

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil

Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa

Petani Pelajar/Mahasiswa

Lain-lain Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil Pelajar/Mahasiswa

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Wiraswasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa

Pensiun

Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra

Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra


(44)

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 NJH DMS JT SHJ LST NC JML HMD JML LMG EE SSH LST YI AG DNN NGS RST FD SYH MRA OK ADB HFZ RW YR BST IBS NGT NRS PML JSM SWS MSB NBRT EVA UMK MT NG SSPY EVN SBRS RE REW AWS WQ SD FRR Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria 58 45 66 65 23 5 53 37 19 10 32 41 31 54 66 36 60 40 21 20 51 6 54 6 7 18 22 51 49 46 38 51 44 32 62 32 43 17 42 32 6 14 42 51 61 30 29 33

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja

Ibu Rumah Tangga Lain-lain Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

Petani Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa

Pegawai Swasta

Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Pelajar/Mahasiswa

Petani Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Petani Petani Wiraswasta

Lain-lain Ibu Rumah Tangga

Petani Lain-lain Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Petani Pegawai Negeri Sipil

Petani Pegawai Negeri Sipil

Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra


(45)

95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 AIM TT YTE TI BSY LML HUY ADBN DRQ REO KJ NHV ISG RQ UFD RTQ ADG RST MGW ADT MW TP BRT EVY WL YY WB GD GE DW NF BV MC FR SQ BB YEQ UT NV VD NVX CX XD LJ ER GH PO VG Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria 30 53 61 49 32 38 51 64 61 28 37 33 23 18 52 15 29 31 6 37 52 44 50 38 3 15 27 39 35 46 61 63 54 52 19 23 23 50 49 44 43 61 60 39 28 14 37 27 Lain-lain Ibu Rumah Tangga

Petani Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil

Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja

Petani

Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Petani Petani

Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Pegawai Negeri Sipil

Pelajar/Mahasiswa Petani Tidak Bekerja

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra


(46)

143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 KL FUKI NHG DR FU VX KI RU MR HY DT JH GT DRT DFF EFTT FV QWER DFF IKO OK HNM GGY FFT FR SRR GYY FV SSS FTT UIY HAY SO GS SE ER RE WE UUI GTW EB GTY EKKI TG YIO PO KLOP JM Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Wanita 58 20 43 37 27 21 15 29 7 12 44 13 29 27 32 37 26 44 42 35 28 7 65 29 29 29 32 49 19 47 39 21 27 6 41 37 35 29 59 46 32 31 49 12 19 26 34 32 Petani Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil

Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil

Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa

Petani Pelajar/Mahasiswa

Lain-lain Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil Ibu Rumah Tangga

Tidak Bekerja Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Pensiun Pegawai Negeri Sipil

Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil

Petani Lain-lain Ibu Rumah Tangga

Petani Pelajar/Mahasiswa

Pegawai Swasta

Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Petani Ibu Rumah Tangga

Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa

Lain-lain Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Sinistra


(47)

191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 HY FE VDR RRH YUI YJJ ES ZSDF EER TTR EWW DDF HH TYY EEF DDE EE USWI KDO KOM SW TRY EHE RWO EJT YKB MMH HGY JTU FHYR GJK UOR SNHX H WMS DJR JFU BFS GTE SJJW KOW NCF GDY GSYW SL SHYW UETS PWUW Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria 30 35 52 47 37 36 40 9 2 30 31 23 7 42 62 50 47 15 24 32 39 29 35 37 42 45 46 50 16 63 50 16 11 9 47 35 32 26 30 41 7 12 45 32 33 63 29 34 Petani Ibu Rumah Tangga

Petani Petani Pegawai Negeri Sipil

Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Swasta Lain-lain Pelajar/Mahasiswa

Petani Pensiun Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Pegawai Negeri Sipil

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Tidak Bekerja Pelajar/Mahasiswa Pensiun Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Petani Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil

Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil

Pensiun Pegawai Negeri Sipil

Petani

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra


(48)

239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 JSHAF TEYW SH EKRIS ZG ZXS DHR AGS DFF DD Q WERR FFG PUY GHU ILK YHJK HN HJU GGF GGY RF DDE DCV EFH RTH RBHG RRE QS SEE XC ER TYY WWA QQE WHY BMW HK YG AG HC KB PGS WDY WE IU YUO Pria Pria Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita 23 12 33 45 65 23 33 31 39 29 23 4 35 26 31 30 49 23 21 43 42 50 16 20 32 59 57 54 23 34 31 45 47 43 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Petani Petani Petani Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa

Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Pensiun Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga

Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra


(49)

Keterangan:

PNS : Pegawai Negeri Sipil Usia 0 : Usia dibawah satu tahun


(50)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dhika Alloyna Sinuhaji

Tempat/ Tanggal Lahir : P.Siantar/ 5 Desember 1990

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Bunga Kenanga No. 8, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Letjend Jamin Ginting Berastagi (1996-2002) 2. Randwick Girls High School Sydney (2002-2005)


(51)

Lampiran 2

Rancangan Lembar Penelitian

“Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2009 dan 2010”

Kode Subjek : Identitas Pasien

Nomor Rekam Medis : Nama Pasien :

Jenis Kelamin : ♂ / ♀

Usia : tahun

Pekerjaan :

Tahun diagnosis :

Keluhan :

Riwayat Penyakit


(52)

Output Data

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pasien Pekerjaan Pasien Kelompok Usia Lokasi Konjungtivitis

N Valid 285 283 249 283 276

Missing 0 2 36 2 9

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 131 46.0 46.0 46.0

Wanita 154 54.0 54.0 100.0

Total 285 100.0 100.0

Lokasi Konjungtivitis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Oculi Dextra 49 17.2 17.8 17.8

Oculi Sinistra 73 25.6 26.4 44.2

Oculi Dextra Sinistra 154 54.0 55.8 100.0

Total 276 96.8 100.0

Missing System 9 3.2


(53)

Kelompok Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 12 4.2 4.2 4.2

1-10 24 8.4 8.5 12.7

11-20 31 10.9 11.0 23.7

21-30 55 19.3 19.4 43.1

31-40 63 22.1 22.3 65.4

41-50 51 17.9 18.0 83.4

51-60 26 9.1 9.2 92.6

61-70 21 7.4 7.4 100.0

Total 283 99.3 100.0

Missing System 2 .7

Total 285 100.0

Pekerjaan Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Wiraswasta 45 15.8 18.1 18.1

Ibu Rumah Tangga 65 22.8 26.1 44.2

Pegawai Negeri Sipil 27 9.5 10.8 55.0

Petani 28 9.8 11.2 66.3

Pelajar/Mahasiswa 43 15.1 17.3 83.5

Pegawai Swasta 9 3.2 3.6 87.1

Pensiun 6 2.1 2.4 89.6

Lain-lain 9 3.2 3.6 93.2

Tidak Bekerja 17 6.0 6.8 100.0

Total 249 87.4 100.0

Missing System 36 12.6


(1)

239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 JSHAF TEYW SH EKRIS ZG ZXS DHR AGS DFF DD Q WERR FFG PUY GHU ILK YHJK HN HJU GGF GGY RF DDE DCV EFH RTH RBHG RRE QS SEE XC ER TYY WWA QQE WHY BMW HK YG AG HC KB PGS WDY WE IU YUO Pria Pria Wanita Wanita Pria Wanita Wanita Pria Wanita Pria Wanita Wanita Wanita Wanita Wanita Pria Pria Wanita Pria Pria Wanita Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Wanita Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Wanita 23 12 33 45 65 23 33 31 39 29 23 4 35 26 31 30 49 23 21 43 42 50 16 20 32 59 57 54 23 34 31 45 47 43 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Petani Petani Petani Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri Sipil

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa

Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Pensiun Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga

Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasiswa

Oculi Dextra Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Dextra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra Oculi Dextra Sinistra

Oculi Sinistra Oculi Sinistra Oculi Dextra Sinistra


(2)

Keterangan:

PNS : Pegawai Negeri Sipil Usia 0 : Usia dibawah satu tahun


(3)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Dhika Alloyna Sinuhaji

Tempat/ Tanggal Lahir

: P.Siantar/ 5 Desember 1990

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Bunga Kenanga No. 8, Medan

Riwayat Pendidikan

:

1.

Sekolah Dasar Letjend Jamin Ginting Berastagi (1996-2002)

2.

Randwick Girls High School Sydney (2002-2005)


(4)

Lampiran 2

Rancangan Lembar Penelitian

“Prevalensi Konjungtivitis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2009 dan 2010”

Kode Subjek

:

Identitas Pasien

Nomor Rekam Medis :

Nama Pasien

:

Jenis Kelamin

:

/

Usia

:

tahun

Pekerjaan

:

Tahun diagnosis

:

Keluhan

:

Riwayat Penyakit


(5)

Output Data

Statistics

Jenis Kelamin Usia Pasien Pekerjaan Pasien Kelompok Usia Lokasi Konjungtivitis

N Valid 285 283 249 283 276

Missing 0 2 36 2 9

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 131 46.0 46.0 46.0

Wanita 154 54.0 54.0 100.0

Total 285 100.0 100.0

Lokasi Konjungtivitis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Oculi Dextra 49 17.2 17.8 17.8

Oculi Sinistra 73 25.6 26.4 44.2

Oculi Dextra Sinistra 154 54.0 55.8 100.0

Total 276 96.8 100.0

Missing System 9 3.2


(6)

Kelompok Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 12 4.2 4.2 4.2

1-10 24 8.4 8.5 12.7

11-20 31 10.9 11.0 23.7

21-30 55 19.3 19.4 43.1

31-40 63 22.1 22.3 65.4

41-50 51 17.9 18.0 83.4

51-60 26 9.1 9.2 92.6

61-70 21 7.4 7.4 100.0

Total 283 99.3 100.0

Missing System 2 .7

Total 285 100.0

Pekerjaan Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Wiraswasta 45 15.8 18.1 18.1

Ibu Rumah Tangga 65 22.8 26.1 44.2

Pegawai Negeri Sipil 27 9.5 10.8 55.0

Petani 28 9.8 11.2 66.3

Pelajar/Mahasiswa 43 15.1 17.3 83.5

Pegawai Swasta 9 3.2 3.6 87.1

Pensiun 6 2.1 2.4 89.6

Lain-lain 9 3.2 3.6 93.2

Tidak Bekerja 17 6.0 6.8 100.0

Total 249 87.4 100.0

Missing System 36 12.6