Waktu dan Tempat Prosedur Penelitian Diagram Alir Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini direncanakan selama delapan bulan, dimulai dari bulan Juni 2014 sampai Februari 2015. Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Laboratorium Pengecoran, Laboratorium Teknologi Mekanik, Laboratorium Metalurgi, dan Laboratorium Getaran, Kebisingan. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Khusus untuk pengujian kekasaran permukaan dilakukan di Laboratorium Material Test Pendidikan Teknologi Kimia Industri PTKI dan uji komposisi kimia dilakukan di Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan .

3.2 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa proses pembuatan spesimen sebelum masuk kepada pengujian inti. Dari bahan awal berupa velg mobil bekas berbasis logam aluminium alloy, hal yang pertama dilakukan adalah pemotongan velg tersebut. Kemudian masuk kedalam proses peleburan. pada bagian ini, benda corran tersebut dipotong untuk dan diuji ke 5 parameter pengujian yang telah ditentukan. kemudian masuk ke tahap proses pengujian getas, uji kekerasan, uji keausan, uji mikro struktur, dan uji kekasaran. Data yang didapat kemudian dianalisa untuk mengetahui kekuatan, ketahanan dan keausan pada produk kampas rem.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode dan teknik yang digunakan dalam pembuatan spesimen adalah sebagai berikut.

3.3.1 Persiapan Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan spesimen untuk pengujian adalah sebagai berikut.

1. Velg Mobil

Penelitian ini menggunakan bahan yaitu velg mobil yang telah dipotong berbasis logam aluminium alloy sebagai bahan dasar pengecoran seperti yang terlihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Velg mobil bekas jenis Aluminium Alloy

2. Silikon Karbida

Penelitian ini menggunakan bahan keramik yaitu silikon karbida berbentuk serbuk berwarna kelabu dan digunakan sebagai pengeras bahan. Seperti yang terlihat pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Silikon karbida SiC

3. Palm Oil Fly Ash POFA

Penelitian ini menggunakan bahan tambahan yaitu palm oil fly ash PKS berbentuk Serbuk hitam dan digunakan sebagai penguat. Aluminium akan dicampurkan dengan Palm oil fly ash bersamaan saat penuangan aluminium cair. Yang terlihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Palm oil fly ash

4. Cover Fluks

Setelah seluruh material aluminium melebur seluruhnya, kemudian cover flux ke atas permukaan aluminium cair dengan tujuan untuk mengikat kotoran- kotoran berupa oksida-oksida dan impurities lainnya yang terdapat di dalam aluminium cair. Kotoran yang telah berikatan dengan fluxing agent dibuang dengan cara drossing di permukaan aluminium dengan menggunakan sendok plat besi yang telah di-coating dan selanjutnya dibuang. Cover fluks dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Cover Fluks

5. Arang Kayu Laut

Banyak sekali bahan bakar yang digunakan dalam proses peleburan di dapur krusibel, baik itu batubara, briket, kerosin, kayu maupun arang kayu. Dalam penelitian ini, bahan bakar yang digunakan adalah arang kayu laut. Selain harga yang lebih murah, arang kayu laut juga dapat menghasilkan panas yang baik untuk peleburan. Bahan bakar arang dapat dilihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Arang Kayu Laut

3.3.2 Persiapan Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan spesimen untuk pengujian adalah sebagai berikut.

1. Mesin Gerinda Tangan

Alat ini digunakan untuk memotong velg mobil menjadi menjadi kecil ukurannya agar dapat dilebur didalam wadah krusible seperti ditunjukkan pada gambar 3.6. Spesifikasi: Merk = TOKYU Putaran = 11.000 rpm D max = 100 mm Daya = 450 Watt Gambar 3.6 Mesin Gerinda Tangan

2. Ragum

Alat ini digunakan untuk menjepit spesimen agar mudah ketika dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin gerinda tangan. Ragum ini terlihat pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Ragum

3. Termokopel type - K

Alat ini digunakan sebagai pengukur temperatur dari cetakan dengan cara meletakkan ujung kawat pada cetakan yang dipanaskan. Pada gambar 3.8. Termokopel ini memiliki spesifikasi : Dimensi : 165 x 76 x 43 mm Berat : 403 gr Max. tempt. : 1400° C Gambar 3.8 Termokopel type- K

4. Jangka Sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi pada saat pembuatan spesimen. Alat ini terlihat pada gambar 3.9. . Gambar 3.9 Jangka sorong

5. Selang, gas, Blender gas, dan regulator

Blender gas, selang, gas 3 kg, dan regulator pada gambar 3.10 adalah satu komponen setelah pemasangan. Nyala api dari gas digunakan untuk memanaskan cetakan hingga temperatur yang diinginkan. Gambar 3.10 Selang, gas, Blender gas, dan regulator

6. Timbangan

Digunakan untuk mengukur berat Aluminium, cover fluks, fly ash, air, bentonit, pasir, dan silikon karbida yang akan digunakan dalam proses peleburan dan pembuatan cetakan pasir. Timbangan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.11 di bawah ini. Gambar 3.11 Timbangan

7. Blower

Panas pada tungku dijaga dengan terus menyuplai udara pada bagian belakang tungku pembakaran , untuk itu digunakan blower. alat ini digunakan untuk menjaga panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran arang. Tanpa alat ini, maka panas yang dihasilkan dari arang tidak akan optimal. Gambar 3.12 memperlihatkan gambar blower. Gambar 3.12 Blower

8. OES Optical Emission Spectrometer

Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui komposisi dari suatu material. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan dengan menggunakan alat OES Optical Emission Spectrometer. Dimana, sebelum pengujian alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu. OES tersebut dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar 3.13 OES Optical Emission Spectrometer Sumber: Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan

9. Tungku Pembakaran Furnace

Tungku ini terbuat dari batu bata tahan api dan semen tahan api. Tungku Pembakaran ini digunakan untuk tempat membakar krusibel. Tungku pembakaran dapat dilihat pada gambar 3.14. Gambar 3.14 Tungku Pembakaran

10. Mesin Sekrap Datar

Alat ini digunakan untuk meratakan spesimen menjadi bentuk yang diinginkan, seperti terlihat pada gambar 3.15. Mesin Sekrap Datar ini memiliki spesifikasi : Merk : CMZ Type : L-150 Made in : Spain Gambar 3.15 Mesin sekrap datar

11. Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Mesin bubut ini digunakan untuk mengurangi tebal spesimen. Gambar mesin bubut dapat dilihat pada gambar 3.16 Gambar 3.16 Mesin Bubut

12. Mesin Gergaji

Mesin gergaji adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda. Gergaji sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memotong benda kerja secara bolak – balik sampai benda tersebut terpotong sesuai yang diinginkan. Mesin gergaji dapat dilihat pada gambar 3.17 Gambar 3.17 Mesin Gergaji

13. Mesin Centrifugal datar

Alat ini digunakan untuk memutar aluminium cair didalam cetakan agar komposisi didalam coran merata, seperti terlihat pada gambar 3.18. Mesin Sentrifugal Datar ini memiliki spesifikasi : Putaran : 381 rpm, 485 rpm, 667 rpm Ukuran cetakan : 70 mm Dimensi : 63cm x 63 cm x 67 cm. Gambar 3.18 Mesin Sentrifugal datar

14. Krusibel Crucible

Peralatan ini dugunakan untuk melebur logam yang dirancang sedemikian rupa agar efektif dalam pembakaran, krusibel yang digunakan pada penelitian ini memiliki kapasitas 1500 gr. Yang dapat dilihat pada gambar 3.19 Gambar 3.19 Krusibel

15. Hardness Test

Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik, Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan alat Brinell Hardness Tester, yang terlihat pada gambar 3.20. Spesifikasi: Type : BH-3CF Kapasitas max : 3000 Kgf Bola indentasi : 3,5 mm -10 mm Gambar 3.20 Brinell Hardness Tester

16. Impact Tester

Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Terpadu FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan USU, dengan menggunakan Impact Tester seperti yang terlihat pada gambar 3.21. Spesifikasi : Model : JB – W 300A Tahun Pembuatan : 2015 Max. Impact Energy : 300 J Min. Impact Energy : 150 J Max. Sudut pemukulan : 150° Pembacaan Skala : Digital komputer dan Manual Gambar 3.21 Impact Tester

17. Surftest Tester

Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Material Test Pendidikan Teknologi Kimia Industri PTKI dengan menggunakan alat Surftest402 yang terdapat pada gambar 3.22. Spesifikasi: Dimensi Alat : 140 x 57 x 48 mm Berat : 420 gram Panjang cutoff L : 0,25 mm 0,8 mm 2,5 opsional Sensor : Uji Prinsip jenis induktansi Kecepatan Pengukuran : Panjang Sampel 0,25 mm Vt = 0,135 mms Panjang Sampel 0,8 mm Vt = 0,5 mms Panjang Sampel 2,5 mm Vt = 1 mms Gambar 3.22 Surftest Tester

18. Mikroskop Optic

Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen Teknik Mesin USU, dengan menggunakan mikroskop optik seperti yang terlihat pada gambar 3.23. Spesifikasi: Merk : Rax Vision Material Plus Pembesaran optik : 50X, 100X, 200X, dan 500X Gambar 3.23 Mikroskop optik

19. Mesin polish

Polishing Machine Pemolesan bertujuan untuk memperoleh permukaan sampel yang halus bebas goresan dan mengkilap seperti cermin dan menghilangkan ketidakteraturan sampel. Permukaan sampel yang akan diamati di bawah mikroskop harus benar- benar rata seperti yang terlihat pada gambar 3.24. Gambar 3.24 Polishing machine

20. Mesin Keausan Pin On Disk

Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Research Center for Noise Vibration Control and Knowladge Based in Engineering Departemen Teknik Mesin USU, dengan menggunakan alat uji keausan dengan standar ASTM G 99- 04 tipe Pin on disk seperti yang terlihat pada gambar 3.25. Spesifikasi: Putaran Motor : 60 – 600 rpm Diameter Piring Putar : 160 mm Ketebalan Spesimen Uji : 2 - 10 mm Diameter Spesimen Uji : 30 – 100 mm Gambar 3.25 Pin on disk ASTM G 99-04

3.4 Metode Pembuatan Cara Pembuatan

Langkah – langkah dilakukan selama proses pembuatan Metal Matrix Composite mmc yaitu:

1. Karakterisasi Awal Bahan

Bahan yang digunakan untuk proses pembuatan Metal Matrix Composite aluminium pada eksperimen ini terdiri dari paduan aluminium alloy dari velg mobil bekas, Silikon karbida dan fly ash dari bahan batang kelapa sawit yang berasal dari salah satu pabrik minyak kelapa sawit PTPN 2, Pagar Merbau yang berada di daerah Lubuk Pakam Deli Serdang dilakukan di laboratorium FMIPA Universitas Sumatera Utara. Pengecoran dilakukan di Laboratorium Pengecoran Logam Foundry Teknik Mesin USU.

2. Proses Penimbangan Aluminium dan Pencampuran Bahan

Sebelum dicor velg aluminium dipotong sesuai dengan ukuran Crusible, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan pengecoran. Paduan Al-Sic yang dibuat yaitu aluminium dengan presentase 97,5, 96,5, 95,5 dan Sic 1,5, 2,5, dan 3,5, serta penambahan fly ash 1 dengan suhu pengecoran konstan 735°C.

3. Proses Pembuatan MMC Aluminium SiC dan Fly ash

Setelah melakukan tahapan penyiapan proses penimbangan, mulai dari alat sampai bahan yang akan digunakan, maka proses pembuatan MMC aluminium- SiC dapat segera dimulai, aluminium sebagai komposit matriks logam yang menggunakan Silikon Karbida dan fly ash sebagai penguatnya. Pembuatan MMC ini menggunakan metode Centrifugal Casting. Artinya, mencampurkan bahan penguat ke dalam cetakan yang berputar, campurannya harus dilebur dengan temperatur yang di kontrol yaitu memakai temperatur 735°C dan pengadukan Centrifugal menggunakan kecepatan putar konstan yaitu 381 rpm. Setelah persiapan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah aluminium alloy yang sudah dipotong dan ditimbang dimasukkan ke dalam crusibel grafit, setelah aluminium mencair dituang cover fluks untuk menghilangkan kerak atau kotoran, setelah aluminium sudah bersih dari kotoran dituangkan bahan Silikon Karbida dan fly ash 1.

4. Proses Penuangan Logam Cair

Sebelum penuangan cetakan sentrifugal dipanaskan hingga mencapai 450 °C yang dilihat dengan menggunakan Termokopel. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan gas Elpiji. Setelah cetakan sentrifugal dipanaskan, kemudian aluminium alloy diangkat dari kursibel dan dituang kedalam cetakan sentrifugal yang dipanaskan bersamaan fly ash yang dicampur kedalamnya. Setelah itu saluran masuk coran ditutup dan dimatikan pembakaran gas elpiji, lalu dihidupkan motor listrik untuk memutar cetakan hingga merata.

3.5 Metode Pengujian Bahan

Setelah dilakukan proses peleburan secara menyeluruh, dengan menggunakan metode centrifugal casting maka setelah itu dilakukan pengujian berupa pengujian kekerasan, uji impact getas, uji kekasaran, uji keausan, serta pengujian struktur mikro dari material.

3.5.1 Uji Metallograpy

Pengujian Metallograpy bertujuan untuk mengetahui bentuk dari struktur mikro suatu material. Mikroskop optik ini memiliki pembesaran 50X, 100X, 200X, dan 500X. pengujian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin USU. Adapun prosedur pengujian pada uji mikro metallography adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan benda uji dengan menghaluskan pada spesimen benda yang akan dilakukan pengujian. 2. Benda uji digosok dengan kertas amplas menggunakan mesin polish diatas pemukaan yang rata dan penggosokan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas tahan air yang dialiri air. Ukuran kertas amplas yang digunakan adalah kekasaran 240, 800, 1000, dan 1200 permukaan yang dihaluskan dengan amplas hanya satu permukaan saja. 3. Kemudian dibersihkan dan digosok menggunakan pasta poles autosol sampai mengkilap kemudian menyiapkan alat etsa yang diperlukan yaitu : tabung reaksi, gelas ukur dan pipet. Kemudian bahan yang dipergunakan yaitu: Alcohol 98 , hf 2. 4. Larutan bahan etsa tersebut dicampur dan diaduk, lalu teteskan ke benda uji selama ± 10detik. Kemudian permukaan benda yang akan diuji dengan etsa dibersihkan dengan cairan alkohol dan cuci benda uji dengan air bersih kemudian keringkan. Benda uji yang telah dietsa diletakkan diatas landasan anvil tegak lurus dengan lensa mikroskop dan diambil gambar dengan pembesaran yang dipakai 100 X.

3.5.2 Uji Kekerasan

Pengujian kekerasan bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material. Pengujian ini dilakukan di beberapa titik yang di indentasi setelah dilakukan penambahan SiC dan fly-ash terhadap material Aluminium. Pengujian kekerasan terhadap spesimen Aluminium coran menggunakan metode Brinell hardness test dan dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Teknik Mesin USU. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekerasan hardness adalah sebagai berikut: 1. Dipersiapkan spesimen untuk uji kekerasan. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan variasi nomor 240, , 800, 1000, 1200 3. Spesimen diberi tanda 1 titik pada permukaan yang halus tadi dengan spidolpulpen. 4. Spesimen diletakkan pada landasan spesimen yang ada pada mesin Brinell Hardness Tester. 5. Bola baja sebagai penetrator diset pada titik yang akan diuji dengan kondisi bersinggungan bola baja hanya menyentuh titik. 6. Kemudian diberi beban dengan menggunakan handle hingga 500 kg dan tahan selama 15 detik. 7. Setelah 15 detik, katup pembuang dibuka dengan pelan. 8. Diameter indentasijejak bola baja diukur dengan menggunakan teropong untuk ketiga titik. 9. Diameter yang diperoleh dikonversikan dengan nilai diameter dan beban dalam hal ini beban 500 kg.

3.5.3 Uji Impak

Pengujian impak dilakuan pada sampel uji dengan menggunakan metode charpy, pengujian impak dilakukan untuk mengetahui ketangguhan material MMC yang dinyatakan dalam energy joule yang diserap sampel uji pada saat pengujian. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Terpadu FMIPA Universitas Sumatera Utara Medan USU. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian impak adalah sebagai berikut: 1. Dipersiapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan. 2. Permukaan specimen dibersihkan dengan kertas pasir sampai halus. 3. Dimensi specimen diukur. 4. Spesimen yang berada dikikir hingga membuat sudut berbentuk V dengan takikan 45 o , dan kedalaman takikan 2 mm. 5. Letakkan salah satu spesimen pada landasan Impact Tester dan disesuaikan letaknya dengan mal ukur. 6. Lakukan pengujian dengan palu pukulan menggunakan metode Charpy. Sudut pukulan awal 140 o dan beban 150 joule. 7. Catat sudut pemukulan akhir .

3.5.4 Uji Kekasaran Permukaan Surface Roughness

Pengujian kekasaran permukaan bertujuan untuk mengukur tingkat kekasaran permukaan pada suatu material bahan uji. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Material Test Pendidikan Teknologi Kimia Industri PTKI dengan menggunakan alat Surftest 402. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekasaran permukaan adalah sebagai berikut: 1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan. 2. Spesimen dilakukan proses polishing dengan menggunakan kertas pasir dengan nomor 1200. 3. Spesimen diberi tanda angka pada permukaan yang halus tadi dengan spidolpulpen. 4. Spesimen diletakkan diatas meja atau permukaan yang rata. 5. Dial indikator berupa jarum diatur, sehingga ujung dari dial indikator berada dalam posisi di tengah skala tekanan terhadap permukaan objek pengukur. 6. Sebelum alat dijalankan terlebih dahulu memasukkan factor - faktor seperti panjang length dari permukaan objek yang ingin diperiksa, standar yang ingin digunakan Ra dan parameter lainnya. 7. Pada saat pengambilan data, posisikan dial indicator bergerak dengan konstan sesuai dengan sumbu horizontal dan sejajar benda uji. 8. Hitung Rmax yang digunakan untuk penghitungan dalam kelurusan dan kedataran.

3.5.5 Uji Keausan

Pengujian keausan dilakuan pada sampel uji dengan menggunakan metode Pin on disk, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keausan pada material MMC. Keausan terjadi apabila dua buah benda yang saling menekan dan saling bergesekan. Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian keausan adalah sebagai berikut: 1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan. 2. Bersihkan permukaan kedua specimen dengan kertas pasir ukuran 1200 sampai halus dan rata. 3. Spesimen diletakkan diatas permukaan piring putar. 4. Spesimen diikatkan diatas disk piringan putar dan dikunci dengan mur. 5. Dekatkan dan turunkan pemberat beban dengan berat 1kg diatas mata pahat diatas permukaan spesimen. 6. Hidupkan mesin putar selama 30 detik. 7. Setelah 30 detik, mesin dimatikan, dan buka pengikat mur pada piringan putar tersebut. 8. Kemudian dibersihkan dari geram yang terdapat diatas permukaan spesimen yang telah tergores akibat gesekan antara mata pahat dan spesimen. 9. Ukur bekas injakan pin yang berbentuk lintasan melingkar pada spesimen dan diambil gambar dengan alat mikroskop optic pembesaran yang dipakai 50X.

3.6 Diagram Alir Penelitian

Konsep dari penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.26. Tidak Ya Gambar 3.26 Diagram alir penelitian Mulai Persiapan Bahan Peleburan Bahan Pembuatan Spesimen Proses pembuatan MMC variasi :  Komposisi 1,5 SiC 1 fly ash  Komposisi 2,5 SiC 1 fly ash  Komposisi 3,5 SiC 1 fly ash Pengujian mekanik : Uji komposisi Uji getasimpact Uji kekasaran Uji metalografi Uji kekerasan Uji Keausan Analisa Data Kesimpulan Selesai Spesimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Spesimen dari Proses Peleburan

Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa Silikon Karbida SiC dapat digunakan sebagai penguat reinforcement untuk membuat metal matrix composite dari bahan aluminium yang kadar SiC 1,5, 2,5, 3,5, dan tambahan fly ash 1. Gambar 4.1 menunjukkan produk aluminium yang berbentuk silinder untuk dijadikan spesimen uji. Gambar 4.1 Spesimen Uji Pada gambar 4.1 terlihat hasil benda coran terdapat porositas yang terjadi akibat logam cair dari paduan aluminium yang mudah teroksidasi dengan udara. Oksida dalam logam cair atau yang dihasilkan pada waktu penuangan terkumpul sebagai dros pada permukaan kup atau di bagian dalam coran. terperangkapnya gas didalam logam cair pada waktu proses penuangan terlalu lambat. Pada benda cor terdapat lubang - lubang baik pada permukaan maupun pada bagian dalam benda cor. Jenis cacat porositas yang banyak terjadi adalah pinholes lubang jarum, blisters, dan body sears Surdia, 2006.

Dokumen yang terkait

Studi Eksperimental Pengaruh Komposisi Sic Terhadap Ketahanan Aus Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Al – Sic Menggunakan Metode Stir Casting

7 97 106

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Menggunakan Metode Stir Casting

1 1 20

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 1

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 4

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 20

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Dan Mikrostruktur Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Eksperimental Pengaruh Komposisi Sic Terhadap Mikrostruktur Dan Sifat Mekanis Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Al-Sic Dengan Metode Centrifugal Casting

0 0 27

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KOMPOSISI SiC TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN SIFAT MEKANIS PADA PEMBUATAN METAL MATRIX COMPOSITE Al-SiC DENGAN METODE CENTRIFUGAL CASTING SKRIPSI

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Eksperimental Pengaruh Komposisi Sic Terhadap Ketahanan Aus Pada Pembuatan Metal Matrix Composite Al – Sic Menggunakan Metode Stir Casting

0 0 26

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KOMPOSISI SiC TERHADAP KETAHANAN AUS PADA PEMBUATAN METAL MATRIX COMPOSITE Al – SiC MENGGUNAKAN METODE STIR CASTING SKRIPSI

0 0 14