Kurva Kapabilitas Curve Capabilitn

mengikuti perubahan arus eksitasi sedangkan tipe irreversible artinya perubahan arus eksitasi tidak berpengaruh pada perubahan besaran vibrasi yang ditimbulkanya. Jika situasi ini terjadi perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada kondisi rotor. Tipe reversibe dan irreversible terlihat pada gambar ,yang menunjukkan pengaruh arus eksitasi I f terhadap vibrasi pada rotor generator.

2.16 Kurva Kapabilitas Curve Capabilitn

Generator adalah mesin listrik yang berfungsi merubah energi mekanik yang berasal dari turbin sebagai penggerak mula prime mover menjadi energi listrik. Untuk memudahkan operator pada umumnya setiap generator dilengkapi dengan Capability Curve, kurva ini berupa korelasi batasan operasi pembebanan generator. Dalam banyak kasus termal sensitivitas tidak menyebabkan generator tidak beroperasi, melainkan hanya membatasi operasi pada arus eksitasi yang rendah saja untuk menghindari peningkatan vibrasi a Gambar 2.18 a Tipe Reversible b Tipe Irreversible b Universitas Sumatera Utara 43 Dari grafik kurva kapabilitas pada gambar berikut terlihat ada 3 daerah operasi. Daerah A-B dibatasi oleh temperatur kumparan medan, B-C dibatasi temperatur kumparan jangkar dan C-D dibatasi temperatur inti kumparan jangkar. Secara umum termal sensitivitas tidak dipengaruhi pola operasi B-C dan C-D, hal ini karena pada kedua kurva pola operasi B-C dan C-D diatas tidak besar. Gambar 2.19 Kurva Kapabilitas secara umum Jika level vibrasi masih berada dalam keadaan yang dapat diterima, sensitivitas termal tidak menjadi sebuah masalah besar. Masalah akan terjadi jika selama masa operasi jika vibrasi melebihi batas yang dapat diterima oleh kurva kapablilitas. Pada gambar 2.20 dibawah akan diperlihatkan kapabilitas dari generator sinkron pada PLTU Pangkalan Susu, khususnya sehingga dapat diketahui batasan operasi pembebanan generator. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.20 Kurva Kapabilitas Generator Sinkr Pada gambar dibawah terlihat skematik diagram beaaring yang terdapat pada PLTU Pangkalan Susu. Bearing yang diamati adalah bearing pada yaitu bearing 6 dan bearing 7. Pengukuran generator dilakukan pada arah radial horizontal dan vertikal dan pada arah axial. Gambar 2.21 Layout bearing generator sinkron PLTU Pangkalan Susu 220 MW 2.17 Penyebab Sensitivitas Thermal Beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya fenomena sensitivitas termal adalah sebagai berikut :  Short turn Hubung Singkat Short turn terjadi karena adanya breakdown pada isolasi diantara beliatan. Short turn merupakan faktor utama dari terjadinya thermal sensitivity.Kelayakan dari operasi generator sendiri sangat bergantung pada penyebaran dan jumlah hubung singkat yang terja Kurva Kapabilitas Generator Sinkron PLTU Pang. Susu Pada gambar dibawah terlihat skematik diagram beaaring yang terdapat pada PLTU Pangkalan Susu. Bearing yang diamati adalah bearing pada yaitu bearing 6 dan bearing 7. Pengukuran generator dilakukan pada arah radial horizontal dan vertikal dan pada arah axial. Gambar 2.21 Layout bearing generator sinkron PLTU Pangkalan Susu 220 MW Penyebab Sensitivitas Thermal hal yang bisa menyebabkan terjadinya fenomena sensitivitas termal adalah sebagai berikut : Short turn Hubung Singkat Short turn terjadi karena adanya breakdown pada isolasi diantara beliatan. Short turn merupakan faktor utama dari terjadinya thermal sensitivity.Kelayakan dari operasi generator sendiri sangat bergantung pada penyebaran dan jumlah hubung singkat yang terjadi. Dalam proses on PLTU Pang. Susu Pada gambar dibawah terlihat skematik diagram beaaring yang terdapat pada PLTU Pangkalan Susu. Bearing yang diamati adalah bearing pada generator yaitu bearing 6 dan bearing 7. Pengukuran generator dilakukan pada arah radial Gambar 2.21 Layout bearing generator sinkron PLTU Pangkalan Susu 220 MW hal yang bisa menyebabkan terjadinya fenomena sensitivitas Short turn terjadi karena adanya breakdown pada isolasi diantara beliatan. Short turn merupakan faktor utama dari terjadinya thermal sensitivity.Kelayakan dari operasi generator sendiri sangat bergantung di. Dalam proses Universitas Sumatera Utara 45 startstop unit yang berulang-ulang, gesekan akan lebih sering terjadi antara belitan dengan belitan akibatnya akan mengikis isolasi antara belitan. Jika terjadi hubung singkat lebih besar pada belitan yang satu dengan yang lainnya, maka resistansi belitan akan lebih rendah dari yang lainnya akibatnya terjadi perbedaan temperatur. Oleh karena perbedaan distribusi panas yang tidak merata ini, menyebabkan peristiwa pembengkokan rotor yang akan berbanding lurus dengan arus eksitasi I f yang terjadi.  Ventilasi pendingin tertutup Tertutupnya lubang pendingin dapat secara signifikan mempengaruhi keseimbangan temperatur dari rotor generator. Ini dapat terjadi jika ada benda asing masuk kedalam kumparan medan dan menutupi lubang ventilasi dan pendingin. Permasalahan permasalahan ini membuat distribusi temperatur menjadi tidak sama, yang kemudian mempengaruhi kumparan medan dan akhrinya menyebabkan reversible thermal sensitivity.  Perbedaan ketebalan block pemisah pada ujung belitan Jarak antar blok pada end winding rotor generator harus sesuai, pas dan seragam. Jarak yang tidak sama dapat mengakibatkan gaya yang tidak seragam pada core steel field forging melalui retaining ring sehingga bisa mengakibatkan reversible thermal sensitivity.

2.18 Standar Vibrasi