Proses Produksi GAMBARAN UMUM PT. AIR MANCUR

commit to user 29

D. Proses Produksi

1. Pengadaan bahan baku Dalam memproduksi jamu, PT. Air mancur menggunakan bahan baku jamu sering yang disebut simplisia yaitu bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan berupa bahan yang telah dikeringkan. Sebagian besar bahan yang digunakan adalah berupa simplisia nabati yaitu merupakan bahan-bahan yang berasal dari tanaman yang mempunyai khasiat dalam pengobatan. Simplisia nabati yang digunakan dapat digolongkan sebagai akar-akaran, kayu-kayuan, daun- daunan, pokok batang ataupun rimpang, biji-bijian, dan bahan tambahan berupa minyak parfum atau aroma. Bahan baku didapatkan dari 4 sumber yaitu dari kebun pembibitan PT. Air Mancur, petani, pedagang atau pemasok dan dari luar negeri. Bahan baku yang berasal dari petani maupun pedagang atau pemasok didapatkan dengan dua cara yaitu pemesanan dari perusahaan melalui bagian logistik kepada petani atau pedagang dan penawaran dari petani atau pedagang kepada perusahaan. Pembelian bahan baku dilakukan dalam bentuk simplisia kering. commit to user 30 GAMBAR 2 SKEMA PEMBELIAN BAHAN BAKU Sumber : PT Air Mancur Palur, Karanganyar Petani Pengiriman contoh Pemeriksaan laboratorium Pengiriman barang Pemeriksaan laboratorium Diterima Masuk gudang kotor Ditolak Kembali ke petani pedagang pemasok Ditolak Kembali ke petani pedagang pemasok Diterima Transaksi jual beli Pedagang Pemasok commit to user 31 Dalam skema dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan transaksi jual beli, pihak perusahaan meminta sampel atau contoh untuk dilakukan pengujian kualitas simplisia. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan makroskopis, mikrobiologi, dan fitokimia. Apabila hasil pengujian sesuai dengan standar Air Mancur maka dilakukan pemesanan barang dalam jumlah besar sesuai dengan kebutuhan. Setelah tercapai kesepakatan harga, pihak petani atau pedagang mengirim dalam jumlah besar. Apabila bahan baku telah dikirimkan, dilakukan lagi pemeriksaan laboratorium untuk menguji apakah bahan yang dikirimkan sesuai dengan sampel yang telah dikirimkan terlebih dahulu. Apabila tidak sesuai barang akan dikembalikan. 2. Proses Pengolahan Jamu Serbuk Proses produksi jamu serbuk yang ada di PT. Air Mancur Palur dibagi menjadi dua tahapan yaitu proses I merupakan proses pengolahan nahan baku yang dilakukan di Celep. Proses 1 meliputi proses sortasi® pencucian® perebusan® pengeringan® penyangraian® pengecilan ukuran® standarisasi® peracikan. Sedangkan proses II merupakan proses pembuatan jamu yang dilakukan di Palur. Proses II meliputi peracikan jamu® penggilingan® commit to user 32 pengayakan I ® pengadukan® pemeriksaan laboratorium® pengayakan II® pengepakan® pemasaran. a. Sortasi Bahan Kotor Sortasi dilakukan terhadap bahan kotor yang berasal dari gudang kotor. Sortasi dilakukan secara manual oleh para pekerja dengan maksud untuk memisahkan kotoran yang tercampur dalam bahan baku jamu, misalnya campuran fisik berupa ranting, kotoran, bunga, dan daun. Selain secara manual sortasi juga dilakukan dengan menggunakan pengayak untuk sortasi bahan yang ukurannya kecil seperti merica atau ketumbar. b. Pencucian Pencucian bahan dilakukan terhadap batang dan akar dengan maksud untuk membersihkan dari kotoran yang berupa tanah. Pencucian dilakukan dengan menggunakan bak bertingkat tiga yang dibantu dengan semacam keranjang plastik dan aliran air yang mengalir dari reservoir dengan kecepatan air sekitar 72 ppm. commit to user 33 c. Perebusan Bahan Proses ini dilakukan terhadap bahan baku berupa jati belanda, kapulaga, dan tempuyang. Tujuannya adalah untuk melunakkan stuktur bahan dan menghilangkan getah sehingga mempermudah proses selanjutnya. Perebusan dilakukan ± 10 menit. Khusus untuk turi dan kecubung, proses perebusan dilakukan lebih lama karena untuk menurunkan sifat membius yang terkandung dalam bahan tersebut. d. Pengeringan Bahan Proses pengeringan dilakukan terhadap bahan jamu yang telah mengalami pencucian dan perebusan. Pengeringan menggunakan sinar matahari dan oven. Pengeringan yang menggunakan sinar matahari dilakukan untuk bahan-bahan yang termostabil yaitu bahan-bahan yang tahan terhadap suhu tinggi, misalnya alang- alang. Sedangkan pengeringan dengan oven dilakukan terhadap bahan yang yang termolabil yaitu bahan yang mengandung komponen yang mudah menguap, misalnya temulawak dan juga commit to user 34 terhadap bahan yang dapat bereaksi apabila terkena sinar matahari. e. Penyangraian Penyangraian merupakan penggorengan tanpa minyak atau dalam keadaan kering. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin penyangrai maupun dengan menggunakan wajan dan tungku, misalnya kunyit sedangkan yang menggunakan mesin penyangrai adalah biji kedawung yang tujuannya adalah untuk mempermudah pengupasan kulitnya. f. Pengecilan ukuran Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk mempermudah standarisasi, karena masing-masing bahan yang digunakan untuk membuat jamu mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pre-boken mesin penghancur awal atau dengan menggunakan mesin perajang bahan. g. Standarisasi Bahan-bahan yang telah mengalami pengecilan ukuran diperiksa kadar zat aktifnya kemudian dilakukan standarisasi untuk commit to user 35 menyaragamkan kadar kandungan bahan baku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Air Mancur dan untuk menjaga atau menstabilkan mutu jamu yang akan dihasilkan. h. Peracikan Bahan Bahan yang telah distandarisasi diracik sesuai dengan jumlah dan komposisi dalam resep formula suatu jenis jamu. Proses peracikan dibawah pengawasan apoteker. Peracikan dilakukan dengan menimbang bahan dan mencampurkan formula-formula tersebut ke dalam sebuah karung. i. Penggilingan Proses pengolahan jamu serbuk di mulai dengan penggilingan dan pengayakan bahan- bahan dalam racikan jamu. Setiap racikan digiling dengan menggunakan mesin giling yang mempunyai prinsip penghancuran dari hammer mill. Hasil gilingan dihisap oleh blower kemudian dimasukkan ke dalam siklon. j. Pengayakan I Serbuk halus yang diperoleh dari mesin penggiling dimasukkan ke dalam mesin pengayak commit to user 36 120 mesh dengan tujuan untuk menyeragamkan derajat kehalusannya. Halusan yang tidak lolos dari mesin pengayak dimasukkan lagi ke mesin penggiling. k. Pengadukan Homogenisasi Untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen hasil ayakan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk yang prinsip kerjanya sama dengan mixer. Pada proses pengadukan ini dilakukan penambahan beberapa bahan tambahan seperti ginseng, minyak peppermint, dan cola untuk memperbaiki rasa dan aroma jamu. Setelah proses pengadukan, diambil sampel untuk diperiksa homogenitas, kadar air, kandungan mikroba, kandungan logam berat, dan khasiat jamunya. l. Pengayakan II Pada saat bahan diperiksa laboratorium, bahan jamutersebut disimpan di gudang selama ± 3 hari, yang mungkin selama 3 hari tersebut bahan baku jamu meggumpal atau kemasukkan benda- benda lain sehingga perlu diadakan pengayakan sekali lagi. Pengayakan halusan jamu setengah jadi commit to user 37 ini bertujuan untuk menghilangkan serat atau kotoran lain yang terbawa. m. Proses Pengemasan Teknik pengemasan dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan secara mekanis mesin. Cara manual dilakukan untuk mengemasa kemasan sekunder atau kemasan distribusi. Sedangkan mesin-mesin pengemas digunakan untuk mengemas kemasan primer dari jamu serbuk.

E. Pengendalian Kualitas