xxxii mencakup ketidakpuasan kerja dan kegelisahan Perrewe et al, dalam Henle
Blanchard, 2008.
C. SANKSI ORGANISASI
Kahn dalam teori perannya Henle Blanchard, 2008 menyatakan bahwa organisasi merupakan sebuah sistem peran yang menyediakan berbagai
macam tugas kerja untuk tiap peran dari karyawan dan motivasi untuk karyawan dalam melaksanakan perannya dalam organisasi. Setiap karyawan dapat
memberikan feedback untuk kesuksesan organisasi, memberikan masukan atau tindakan korektif dalam keputusan yang diambil dalam hal yang berhubungan
dengan kinerjanya, dan pemberian sanksi jika terjadi kesalahan. Sanksi merupakan tindakan yang diberikan pada karyawan jika karyawan
menyalahi aturan yang telah diterapkan di perusahaan Henle Blanchard, 2008. Sanksi dikenakan jika karyawan melanggar apa yang telah menjadi
peraturan di perusahaan tersebut Henle Blanchard, 2008 Ada beberapa tahap pemberian sanksi dalam disiplin kerja kepada
karyawan menurut Siagian 2002, yaitu: 1.
Peringatan lisan oleh penyelia 2.
Peringatan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung 3.
Penundaan kenaikan gaji berkala 4.
Penundaan kenaikan pangkat 5.
Pembebasan dari jabatan
xxxiii 6.
Pemberhentian sementara 7.
Pemberhentian atas permintaan sendiri 8.
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri 9.
Pemberhentian tidak dengan hormat Role ambiguity
dan role conflict memang dapat mendorong karyawan untuk melakukan cyberloafing, tetapi cyberloafing dapat diminimalisir dengan
adanya persepsi karyawan tentang adanya sanksi organisasi Henle dan Blanchard., 2008. Cyberloafing dapat diminimalisir dengan adanya evaluasi
dengan cara yang tepat dalam mengatur stress, ketika karyawan mempunyai persepsi bahwa sanksi organisasi adalah untuk dilaksanakan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hollinger dan Clark 1982, mengindikasikan bahwa sanksi organisasi berhubungan negatif dengan perilaku
seperti mencuri, keterlambatan, penyalahgunaan zat-zat kimia dan ketidakarapian di tempat kerja.
D. RERANGKA PEMIKIRAN