Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Prostitusi oleh Polda DIY

70 sehingga seakan-akan membiarkan bisnis haram tersebut ada di sekitar kehidupan masyarakat sehari-hari.

3. Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Prostitusi oleh Polda DIY

Menurut Bapak Sumadi selaku Kanit Susila Direskrimum Polda DIY dalam usaha penanggulangan prostitusi memang dirasa sangat sulit dan sukar sebab harus melalui beberapa proses dan waktu yang panjang serta dengan biaya yang cukup besar. Usaha yang dilakukan untuk penanggulangan tersebut biasanya dengan tindakan preventif dan represif kuratif. 11 1. Usaha Preventif Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan- kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Usaha tersebut antara lain berupa : a. Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran. b. Intensifikasi pemberian pendidikan keagamaan dan kerohania, untuk memperkuat keimanan terhadap nilai-nilai religious dan norma kesusilaan. c. Menciptakan bermacam-macam kesibukkan dan kesempatan rekreasi bagi anak-anak puber dan adolesens untuk menyalurkan kelebihan energinya. 11 Hasil wawancara dengan Bapak Sumadi selaku Kanit Susila Direskrimum Polda DIY pada hari senin tanggal 6 Juni 2016. 71 d. Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita, disesuaikan dengan kodrat dan bakatnya, serta mendapatkan upahgaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya. e. Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga. f. Pembentukkan badan atau tim koordinasi dari semua usaha penanggulangan pelacuran yang dilakukan oleh beberapa instansi sekaligus mengikutsertakan potensi masyarakat lokal untuk membantu melaksanakan kegiatan pencegahan atau penyebaran pelacuran g. Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul, gambar-gambar porno, film porno dan sarana-sarana lain yang merangsang nafsu seks. h. Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya. 2. Usaha Represif dan Kuratif Usaha represif dan kuratif dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menekan menghapuskan, menindas, dan usaha menyembuhkan para pelaku prostitusi untuk kemudian membawa mereka ke jalan benar. Usaha represif dan kuratif tersebut antara lain : a. Untuk mengurangi pelacuran, disahakan melalui aktivitas rehabilitasi dan resolusi, agar mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi ini dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja 72 dan pendidikan keterampilan agar mereka bersifat kreatif dan produktif. b. Penyempurnaan tempat-tempat penampungan bagi para wanita tunasusila terkena razia disertai pembinaan yang sesuai. c. Pemberian suntikan dan pengobatan pada interval waktu tetap untuk menjamin kesehatan para PSK dan lingkungannya. d. Menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi mereka yang bersedia meninggalkan profesi pelacuran. e. Mengadakan pendekatan terhadap pihak keluarga para pelacur dan masyarakat asal mereka mau menerima kembali bekas- bekas wanita tunasusila. f. Mencarikan pasangan hidup yang permanen atau suami bagi para wanita tunasusila untuk membawa mereka ke jalan yang benar. Berdasarkan keterangan di atas menurut penulis usaha preventif diatas berperan untuk mencegah terjadinya prostitusi sehingga untuk kegiatan tersebut perlu kerjasama antara aparat penegak hukum, lembaga sosial masyarakat, dan masyarakat untuk mencegah prostitusi dengan tindakan- tindakan secara preventif seperti yang telah disebutkan diatas. Kebalikannya dari usaha preventif yakni usaha represif dan kuratif berperan untuk menindak para pelaku prostitusi setelah terjadinya pelanggaran untuk memberikan hukuman agar dikemudian hari tidak terulang kembali. Hukuman yang diberikan harus sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam aturan mengenai prostitusi yang apabila aturan tersebut belum ada maka untuk menindaknya 73 harus dibuat aturan baru. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota madya baru Kabupaten Bantul yang memiliki aturan mengenai larangan prostitusi yakni dalam Perda No 5 Tahun 2007. Aparat penegak hukum seperti pihak kepolisian sulit untuk mengungkap kasus-kasus prostitusi karena terbenturnya aturan yang ada. Skema prostitusi yang semakin berkembang pesat untuk menghindar dari jerat hukum seharusnya dibarengi dengan aturan baru untuk menjerat pelaku prostitusi.

B. Kendala Penegakan Hukum terhadap Pelaku Prostitusi