Analisis Morfologi Membran Menggunakan Scanning Elektron Water Contact Angle WCA

Gambar 4. 7. Nano pori pada lapisan atas membran PES Akuades 100 dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 8. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 2 dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 9. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 4 dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 10. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 6 dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 11. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 8 dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 12. Mikro pori pada bagian bawah membran PES dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran

4.7 Water Contact Angle WCA

Besar kecilnya nilai dari water flux dan koefisien difusi berbanding terbalik terhadap nilai WCA yang di peroleh. Dari hasil pengujian di dapatkan membran yang dibuat dengan variasi media gelatinasi NMP 4 memiliki sudut kontak yang cenderung mendekati 90º atau tegak lurus yaitu sebesar 78º, kemudian NMP 2 75º, NMP 6 62º, NMP 8 56º dan akuades 72º. Membran dengan media gelatin NMP 4 menujukan sifat yang cenderung hidrofobik dimana air yang diteteskan pada permukaan tidak dapat dengan mudah meresap masuk kedalam pori-pori dari membran sehingga dibutuhkan gaya dorong yang relatif besar untuk membuat air mampu meresap dengan baik kedalam pori-pori membran. Berbeda halnya dengan membran yang dibuat dengan media gelatinasi NMP 8 yang memiliki sifat yang cenderung hidrofilik, itu artinya air dapat dengan mudah meresap kedalam pori-pori membran sehingga tidak dibutuhkan driving force untuk membuat air meresap kedalam pori-pori membran. Gambar 4. 13. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin Akuades Gambar 4. 14. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 2 Gambar 4. 15. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 4 Gambar 4. 16. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 6 Gambar 4. 17. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 8 Tabel 4. 6. Data Hasil Pengujian Water contact angle terhadap variasi media gelatinasi NO Variasi media Gelatinasi Water Contact Angle 1 NMP 2 75° 2 NMP 4 78° 3 NMP 6 62° 4 NMP 8 56° 5 Akuades 100 72° Gambar 4. 18. Grafik Perbandingan nilai water contact angle terhadap media gelatinasi yang divariasikan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 NMP 2 NMP 4 NMP 6 NMP 8 Akuades 100 S udut kont ak º

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini ada berbapa point yang dapat disimpulkan antara lain: 1. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam membuat membran PES yaitu pertama membuat casting solution PES yang menggunakan perbandingan PES 17.5 gram, PEG, 14.5 gram, dan DMAc 68 ml, selanjutnya casting solution dituangkan di atas film kaca dengan metode glass slide selanjutnya film kaca dimasukan pada media gelatinasi. 2. Tahapan awal yang dilakukan pada proses pembuatan media gelatinasi yaitu siapkan NMP sebanyak 6 ml kemudian ditambahkan akuades sehingga volumenya meningkat menjadi 300 ml untuk NMP 2 kemudian untuk NMP 4, NMP yang digunakan sebanyak 12 ml sedangkan NMP 6 dan 8 masing-masing menggunakan NMP sebanyak 18 ml dan 24 ml. 3. Membran yang terbuat dengan menggunakan PES serta penambahan PEG sebagai zat aditifnya dan DMAc sebagai media pelarutnya menggunakan media gelatinasi dengan penambahan NMP memiliki karakteristik dan struktur pori-pori yang terbentuk lebih besar dibandingkan dengan membran yang menggunakan media gelatinasi akuades tanpa penambahan NMP. 4. Dari hasil pengujian difusi tes, sebagai parameter dalam menentukan besarnya nilai water flux dan koefisien difusi terhadap masing-masing membran, Membran dengan media gelatinasi NMP 4 186.8 mlm²h.mmHg mengalami penurunan dibandingkan dengan menggunakan media gelatinasi NMP 2 yaitu 332.1 mlm²h.mmHg. Hal tersebut juga sebanding terhadap nilai koefisien difusinya. 5. Nilai water flux dan koefisien difusi yang tertinggi dimiliki oleh membran dengan media gelatinasi NMP 8 yaitu sekitar 871.8 mlm²h.mmHg dengan nilai koefisien difusinya yaitu 0.07 mm²s. Sedangkan untuk membran yang menggunakan media gelatin akuades 100 yaitu sekitar 622.7 mlm²h.mmHg dan nilai koefisien difusi 0.06 mm²s memiliki nilai water flux lebih rendah dibawah dari membran yang menggunakan media gelatin NMP 6 yaitu 664.288 mlm²h.mmHg dan koefisien difusi 0.06 mm²s. 6. Semakin permeabilitas atau tidaknya suatu membran sangat di pengaruhi oleh karakteristik dan struktur dari pori-pori yang terbentuk semakin besar pori-pori yang terbentuk maka semakin tinggi nilai water flux dan koefisien difusinya maka membran tersebut semakin permeabilitas.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, Adapun saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Mengingat tingginya tingkat kebocoran dalam pengujian tes difusi menggunakan chamber microfilter yang di buat secara manual menggunakan akrilik, sehingga perlu adanya chamber microfilter yang lebih standarisasi pabrik untuk mengatasi permasalahan tersebut. 2. Syringe pump yang digunakan harus memiliki control panel yang dapat mengatur besar kecilnya pressure sehingga dapat dengan mudah menentukan pressure yang digunakan. Sehingga pada penelitian ini pressure dapat juga divariasikan. 3. Kecilnya tingkat keberhasilan dalam membuat membran dengan cara manual menggunakan metode glass slide tergantung tingkat ketelitian dari operator sehingga di perlukan alat spin coating yang dapat meningkatkan nilai keberhasilan dalam membuat membran. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Khairil. 2006. Tugas akhir “Variasi Komposisi Casting Dalam Metode Inversi Fase Proses Membran Selulosa Triasetat”. Bogor: Jurusan Pertanian IPB. Arahman, Nasrul. 2014. “Pengaruh Jenis Non-Pelarut Dan Penambahan Polimer Hidrofilik Terhadap Struktur Morphologi Membran Polietersulfon”. Jurnal Penelitian Aplikasi sains dan Teknologi SNAT. Jurusan Teknik kimia Universitas Syiah Kuala. Brandrp, J., John, W., Son. 1975. Handbook Polymer, Edisi ke-2. New York. Burdick dan Ja ckson. 2000. “Material Safety Data Sheet Methylpyrrolidone” Publisher: Honeywell. Cheng, Chong. dkk. 2012. “The hydrodynamic permeability and surface property of polyether sulfone ultrafiltration membranes with mussel-inspired polydopamine coatings” Jurnal Penelitian membran Cross-flow Filtration. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2016 dari highlandfluid.comcross-flow-filtration. Pada pukul 20.30. Gu, Ye dan Miki Norihisa. 2007. “A Microfilter Utilizing A Polyethersulfone Porous Membrane With Nanopores ”. Jurnal Of Micromechanics And Microengineering. Published: J. Micromech. Microeng. doi:10.10880960-13171711018. Ion, Silvia. 2015. Functionalized Polysulfones Synthesis, Characterization, and Application. Publisher: Taylor and Francis group. New York. Isehara, Saito A. 2011. High-Performance Membran Dialyzers. Publisher: Kargel. Jaffrin, Michel. 2015. Membrane Filtration Processes. Publisher: Book boon. Karakteristik dari N-Methyl-2-pyrrolidone Web. Diakses pada 03 agustus 2016 dari https:en.wikipedia.orgwikiN-Methyl-2-pyrrolidone pada pukul 21:30 . Kanagaraj, P. Nagendran, A. Rana, D. Matsuura, T. Neelakandan, S. and Malarvizhi, K. 2015. “Effects of Polyvinylpyrrolidone on the Permeation and FoulingResistance Properties of Polyetherimide Ultrafiltration Membranes”. Publisher: Industrial Engineering Chemistry Research. DOI: 10.1021acs.iecr.5b00432 Mulder, Marcel. 1997. Basic Principles Of Membrane Technology. Publisher: Kluwer Academic. Netherlands.