Data Penelitian Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis

❲❳ ❨ ❩ ❬❭ ❪ ❭ ❫❴ s ❵ ❭ ❛❭ r ❜❝❝ n ❞ u r ❝ ❡ ❴ ❢❣ ❝ r ❴ ❤ ✐ ❵ ❝ ❡ ❝ ❫❥❝ ❫ ❦❝ ❧♠ ❬❭ ❫ ❥ ❝ ❫ ♥❩ ♦ ❧ ❝♦ ♣♣ q r s ❝ t ❴❝ ❫ ❦ ❴❝ ❡ ❝ ♣❳ ✉ s s ❝ t ❴❝ ❫ ❡ ❧ ♦ ♠ ❛❧♠♦ ❬❭ ❫ ❥ ❝ ❫ ❛❭ ❬❝ t ❝♥❝ ❫ ❳ ✈ ✉ ♥❭ ❧ ❭♦ ❲ ✇ ❳ ① ② ❴♥❦ ♠❫❝ ❫ ③ ❴ t ❴❣❝ ❫ ❲ ④ ⑤ ⑥ ❝ ③ ❴ ❡ ③ ❩ ❫❬❝ ❡ ❴ ❝❥ ♦❭❥ ❝ ❧ ❛ ❭ t ❝ ❡ ⑦ ❲ ⑧ ❪ ⑥ ❝ ③ ❴ ❡ ③ ❩ ❫❬❝ ❡ ❴ ❝❥ ♦❭❥ ❝ ❧ ❛ ❭ t ❝ ❡ ⑨ q ✇ ❨ ⑥ ❝ ③ ❴ ❡ ③ ❩ ❫❬❝ ❡ ❴ ❝❥ ♦❭❥ ❝ ❧ ❡ ❭♥❭ ❫ ❛ ❭ t ❝ ❡ ⑩ ❶ ② ⑨ ♣❳ ⑧ ⑥ ⑥ ❝ ③ ❴ ❡ ③ ❭♦❭ ❛❝ ❧ ❷ ❝ ❡ ③ ❝ t ❸ ❝❴♦ ♣q ④ ❹ ⑥ ❝ ❡ ❧ ❩ ❫ t ❝ ③ ❴ ❡ ❝ ♠ ❡ ⑩ ❶ ❷ ❺ ❶ ❥♦ ❝ ❬ ❝ ❡ ❴ ❣ ❝ t♠ ❡ ❻ ❛❝ ❡ ❝♦ q ❼ ❽ ⑥ ❝ ❡ ❧ ❩ ❫ t ❝ ③ ❴ ❡ ❝ ❫❧❝♦❝ ⑩ ❶ ❷ ⑨ ❶ ❲ ④ ❾ ⑥ ❝ ❡ ❧ ❩ ❫ t ❝ ③ ❴ ❡ ③ ❩ ❫❬❝ ❡ ❴ ⑩ ❶ ❷ ❦ ❝ ❡ ❭ ✇ ❲ ❵ ❵ ❭ ❫ ❿ ❭ ❬❴❝❝ ❫ ♠❫❴ ❧ ③ ♦ ❝ ❸ ❭ ❧ ❝ ❛ ❥❭ t ❝❥ ❝♦ ❧ ❴ ③ ❭ ⑤ ❦❭ ❫ ❧ ❝ ❫ ❥ ❲ ❳ ➀ ④ ♥ qq ❼ ➁ ❵ ❭ ❫ ❿ ❭ ❬❴❝❝ ❫ ♠❫❴ ❧ ③ ♦ ❝ ❸ ❭ ❧ ❝ ❛ ❥❭ t ❝❥ ❝♦ ❧ ❴ ③ ❭ ⑤ ❦❭ ❫ ❧ ❝ ❫ ❥ ❲ ④ ➀ ④ ♥ ❲ ④ ➂ ❵ ❭♥ ❝ ❡ ❝ ❫ ❥ ❝ ❫ ♠ ❫ ❴ ❧ ③ ♦❝ ❸ ❭ ❧ ❝ ❛ ❥❭ t ❝❥ ❝♦ ❧ ❴ ③ ❭ ⑤ ❦❭ ❫ ❧ ❝ ❫ ❥ ❲ ❳ ➀ ④ ♥ q♣ ✉ ⑦ ⑨ ❭ ❧ ❩ ❫ ❬❴❝ ➃ ♦❝ ❥♥❝ ❨ q ✇ ❳ ➃ ❸ 30 MPa termasuk pekerjaan penegangan setelah pengeciran post- tension 312 T Penyediaan tiang pancang baja diameter 1000 mm tebal 16 mm 84 U Penyediaan tiang pancang beton pratekan pracetak diameter 1000mm tebal 16 mm 318 V Pemancangan tiang pancang beton pratekan pracetak diameter 1000 mm 449 Tabel 5.2 Daftar kegiatan kritis pada kegiatan yang memiliki tenaga kerja dan alat berat Kode Jenis Pekerjaan Durasi hari F Galian biasa 102 G Galian struktur dengan kedalaman 0-2 meter 450 H Timbunan pilihan 48 I Lapis pondasi agregat kelas S 47 K Lapis pondasi agregat semen kelas A CTB 107 N Laston lapis antara AC BC 48 O Laston lapis pondasi AC base 54 P Penyediaan unit pracetak gelagar tipe I bentang 40,8 m 336 Q Penyediaan unit pracetak gelagar tipe I bentang 48,8 m 48 Tabel 5.2 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja dan alat berat, beberapa kegiatan kegiatan tersebut dengan kode kegiatan F, G, H, I, K, N, O, P, dan Q. Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat pada kegiatan krirtis tersebut adalah : 1. kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik ➄ ➅➆ ➇ ➈➄ ➉ ➅ ➊➇ ➄ ➋ atau yang memiliki pekerja dan alat berat sehingga bisa dipercepat dengan mengolah ➄ ➅➆ ➇ ➈➄ ➉ ➅ ➊ ➇ ➄ ➋ , 2. pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah alat berat. Jika dilakukan penambahan alat berat pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah alat berat tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks alat berat yang kecil, 3. pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut, 4. apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan, 5. pada kegiatan kritis terpilih tersebut, berdasarkan hukum pareto yaitu biaya total yang paling terbesar terhadap item pekerjaan yang lain sebanyak 20, yang akan menghasilkan keuntungan sebesar 80.

C. Penerapan Metode Ti

➌ ➍ ➎ ➏➐ ➑ T ➒ ➓ ➔ ➍ O →→ Di dalam analisa ➣↔↕➙ ➛➜➝ ➣ ➣ ➞ ➟➠ ➙ ➜➡➡ ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek, maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat, maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang. Penerapan metode ➣ ↔↕➙ ➛ ➜ ➝ ➣ ➣ ➞ ➟➠ ➙ ➜ ➡➡ dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara untuk mempercepat penyelesaian waktu proyek diantaranya : 1. penambahan jam kerja atau waktu lembur selama 1 3 jam, 2. penambahan alat berat dan tenaga kerja dengan durasi percepatan yang berdasarkan terhadap waktu lembur.

1. Penambahan Jam Kerja Lembur

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat 08.00-16.00, sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal 18.00-21.00. Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102MENVI2004 pasal 3, pasal 7, dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah : a. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 satu hari dan 14 empat belas jam dalam 1 satu minggu, b. memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih, c. untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1.5 kali upah sejam, d. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali lipat upah satu jam.

a. Analisa Kebutuhan Alat Berat dan Tenaga Kerja

Salah satu contoh perhitungan untuk analisa kebutuhan alat berat dan tenaga kerja adalah sebagai berikut : Nama pekerjaan : Galian biasa Durasi pekerjaan : 102 hari ≈ 714 jam Jam kerja : 7 jamhari Volume pekerjaan : 1514 m 3 Tabel 5.3 Perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja Keterangan : Kolom 2 : nilai koefisien didapatkan pada perhitungan analisa harga satuan pekerjaan Kolom 3 : harga satuan didapat dari daftar harga satuan pekerjaan tenaga kerja dan analisa biaya alat alat Kolom 4 : hasil perkalian Kolom 3 dan Kolom 2 Kolom 5 : hasil perkalian Kolom 4 dengan volume pekerjaan Kolom 6 : Kolom 5 dibagi dengan Kolom 3 Kolom 7 : Kolom 6 dibagi dengan durasi pekerjaan dalam hari Kolom 8 : Kolom 7 dibagi dengan jam kerja perhari

b. Analisa Biaya Lembur

Analisa biaya lembur dihitung untuk mencari besarnya upah biaya lembur dari alat berat dan tenaga kerja yang berguna untuk mengetahui biaya total dari suatu kegiatan yang akan dilembur. Salah satu contoh untuk analisa perhitungan upah lembur dari alat berat dan tenaga kerja adalah sebagai berikut : ➢ ➤➥➦➧ ➨➩➤ ➫ ➭➯ ➤ Koef. Harga satuan Jumlah Total Rp Total unit Unit perhari Unit perjam 1 2 3 4 5 6 7 8 Pekerja 0,1071 7.500 803,25 1.216.120,50 162,15 1,59 0,2271 Mandor 0,0535 12.500 668,75 1.012.487,50 81,00 0,79 0,1134 Excavator 0,0535 368.305 19.704,32 29.832.336,70 81,00 0,79 0,1134 Dump truck 0,1116 192.500 21.483,00 32.525.262,00 168,96 1,66 0,2366 Alat bantu 1,0000 1.500 1.500,00 2.271.000,00 1.514,00 - -

Dokumen yang terkait

Analisa Percepatan Durasi Proyek Dengan Metode Pertukaran Waktu Dan Biaya (Time Cost Trade Off Method) (Studi Kasus : Proyek Perumahan Cemara Kuta – Medan)

26 171 92

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Naik – Kabupaten Musi Rawas)

0 11 110

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)

4 32 170

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh– Kabupaten Cilacap)

2 12 127

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

3 29 79

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK PERUMAHAN DENGAN CARA CRASH PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (STUDI LOKASI PERUMAHAN MUTIARA GRAHA AGUNG DI GRESIK).

1 8 111

Studi Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek Konstruksi Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor)

1 2 13

Optimasi Waktu dan Biaya Menggunakan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek Access Road Construction and Soil Clean Up

0 1 13

Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO) pada Proyek Pembangunan Perumahan di PT. X

0 1 8