OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)

(1)

PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)

Disusun oleh :

SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO 20120110282

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(2)

PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN

PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME

COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Strata-1 (S1) Pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO 20120110282

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(3)

masa yang akan datang.

2.

Bergeraklah jikalau engkau ingin meraih apa yang kau inginkan.

3.

Lakukan usahamu sesuai “versi” terbaikmu


(4)

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1. Kedua Orang Tuaku, Bapak Inf. Marheni Suryono dan Ibu Warjiyantie, S.H. yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dimas dan Shinta, kedua adikku yang selalu menginspirasi penulis untuk selalu berjuang dan berkarya yang terbaik dalam menyusun skripsi ini.

3. Saudara-saudaraku yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Daniar Melia Justika yang selalu mengisi hari-hari ku saat masa kuliah untuk semangat dan dukungannya kepadaku yang tidak henti hingga skripsi ini selesai tepat waktu.


(5)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

INTISARI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 3


(6)

B. Network Planning ... 10

C. Biaya Total Proyek ... 10

D. Metode CPM (Critical Path Method) ... 12

E. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 10

F. Produktivitas Pekerja ... 15

G. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 16

H. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 19

I. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 19

J. Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 21

K. Biaya Denda ... 22

L. Program Microsoft Project ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 28

C. Pengumpulan Data... 29

D. Analisis Data ... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Data Penelitian ... 33


(7)

D. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 37 1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 37 2. Penambahan Tenaga Kerja ... 3. Biaya Total Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja .. 103

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 111 A. Kesimpulan ... 111 B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam

Kerja (Soeharto, 1997) ... 13

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 20

Gambar 3.5 FS (Finish to Start)... 21

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 21

Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 21

Gambar 3.8 SF (Start to Finish)... 21

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 26

Gambar 5.1 Grafik biaya tidak langsung pada proyek... 36

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat lembur 1 jam ... 52

Gambar 5.3 Grafik biaya langsung akibat lembur 2 jam ... 52

Gambar 5.4 Grafik biaya langsung akibat lembur 3 jam ... 53

Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 1 jam ... 53

Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 2 jam ... 54

Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 3 jam ... 54

Gambar 5.8 Grafik biaya total akibat lembur 1 jam ... 55


(9)

penambahan jam Lembur ... 57

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 73

Gambar 5.3 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 2 ... 73

Gambar 5.4 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 74

Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 74

Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 2 ... 75

Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 75

Gambar 5.8 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 1 ... 76

Gambar 5.9 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 2 ... 76

Gambar 5.10 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 3 ... 77

Gambar 5.11 Grafik Perbandingan Biaya Total dan durasi percepatan akibat penambahan Tenaga Kerja ... 78


(10)

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 14 Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis pada kondisi normal ... 27 Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource Tenaga Kerja ... 28 Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 34 Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan

2 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 35 Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan

3 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 36 Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya penambahan

Lembur 1 jam ... 38 Tabel 5.9 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya penambahan Lembur 2 jam ... 38 Tabel 5.10 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya penambahan Lembur 3 jam ... 39 Tabel 5.11 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk penambahan lembur 1 jam ... 40


(11)

Tabel 5.13 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk

penambahan lembur 3 jam ... 41

Tabel 5.14 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 1 jam lembur... 42

Tabel 5.15 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 2 jam lembur... 43

Tabel 5.16 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 3 jam lembur... 43

Tabel 5.17 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 1 Jam Lembur... 45

Tabel 5.18 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 2 Jam Lembur... 46

Tabel 5.19 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 3 Jam Lembur... 46

Tabel 5.20 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 1 jam ... 47

Tabel 5.21 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 2 jam ... 47

Tabel 5.22 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 3 jam ... 48

Tabel 5.23 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 1 jam ... 50

Tabel 5.24 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 2 jam ... 50


(12)

Tabel 5.27 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada

kondisi penambahan tenaga kerja 1 ... 63

Tabel 5.28 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 2 ... 63

Tabel 5.29 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 3 ... 64

Tabel 5.30 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 66

Tabel 5.31 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 66

Tabel 5.32 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 67

Tabel 5.33 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 1 ... 68

Tabel 5.34 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 2 ... 68

Tabel 5.35 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 3 ... 69

Tabel 5.36 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 1 ... 71

Tabel 5.37 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 2 ... 71

Tabel 5.38 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 3 ... 72

Tabel 5.39 Perbandingan antara biaya total dengan Tenaga kerja ... 77

Tabel 5.40 Biaya Akibat Penambahan Lembur 1 jam dan Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 79


(13)

Tabel 5.42 Biaya Akibat Penambahan Lembur 3 jam dan Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 80 Tabel 5.43 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat penambahan 1 Jam Lembur, Tenaga Kerja 1 dan Biaya Denda... 81 Tabel 5.44 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat penambahan 2 Jam Lembur, Tenaga Kerja 2 dan Biaya Denda... 82 Tabel 5.45 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat penambahan 3 Jam Lembur, Tenaga Kerja 3 dan Biaya Denda... 82


(14)

 LAMPIRAN I RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

 LAMPIRAN II DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN  LAMPIRAN III DAFTAR HARGA SATUAN ALAT, BAHAN DAN UPAH  LAMPIRAN IV JADWAL WAKTU PELAKSANAAN (KURVA-S)

 LAMPIRAN V DATA RAB DI MICROSOFT PROJECT

 LAMPIRAN VI PERHITUNGAN PERBANDINGAN ANTARA RAB AWAL DAN RAB MICROSOFT PROJECT


(15)

(16)

suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

Waktu dan biaya optimum akibat penambahan lembur 1 jam didapat pada umur proyek 115 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp3.972.417.800. Untuk penambahan lembur 2 jam didapat pada umur proyek 103 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp3.999.942.216, dan untuk penambahan lembur 3 jam didapat pada umur proyek 102 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp4.023.293.838. Dari ketiga penambahan jam lembur didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 1 jam dengan durasi 115 hari dan total biaya proyek Rp3.972.417.800. Waktu dan biaya total akibat penambahan tenaga kerja 1 didapat pada umur proyek 115 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar


(17)

biaya proyek sebesar Rp3.907.904.065. Dari ketiga penambahan tenaga kerja didapatkan biaya termurah yaitu terdapat pada penambahan lembur 3 jam dengan durasi 102 hari dan total biaya proyek Rp3.907.904.065. Perbandingan penambahan jam lembur ( lembur 2 jam, dengan durasi 103 hari dan biaya total Rp3.909.611.112) dengan penambahan tenaga kerja ( tenaga kerja 3, dengan durasi 102 hari dan nilai total Rp3.907.904.065) didapat nilai termurah dan durasi tercepat terdapat pada penambahan tenaga kerja 3 dengan durasi 102 hari dan biaya total Rp3.907.904.065. Biaya mempercepat durasi proyek dengan penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.


(19)

Ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.

Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon progo dengan metode penambahan jam kerja


(20)

(lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingakan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:

1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?

2. Berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja.


(21)

2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam

mengambilkeputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang. 3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya

dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off). 4. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang

penggunaan Microsoft Project dalam manajemen proyek.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. Perhitungan optimasi hanya


(22)

meninjau pekerjaan gedung termasuk pekerjaan pemeliharaan gedung sehingga didapat durasi pekerjaan selama 130 hari.

2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Sabtu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 4 jam dari jam 17.00-21.00.

3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project2010.

4. Perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (Resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.

5. Perhitungan biaya denda menggunakan alternatif besarnya perubahan durasi proyek sesudah dilakukan kompresi akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja dikalikan dengan 1‰ biaya total proyek.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp 2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp 2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.

2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi


(24)

270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 700.377,35 dari biaya normal Rp 2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp 2.885.582.622,65.

Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.

2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp 14.918.923,20.

Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan


(25)

dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012.

2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja (lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp 13.488.216,991 dari biaya normal data proyek sebesar Rp 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp 722.266.561,00.

Selain itu, Vien Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.

2. Waktu yang paling optimum didapat pada penambahan empat jam dengan pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp 9.463.451.80 dari biaya normal Rp 1.178.599.559,00 menjadi Rp 1.169.136.108,00.


(26)

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Proyek

Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1999).

Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :

a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek;

b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan;

c. Kualitas sesuai dengan persyaratan; d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain;


(27)

b. Proses pengendalian (controling).

B. Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

C. Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi : a. Biaya bahan / material;

b. Biaya upah kerja; c. Biaya alat;


(28)

d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:

a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen; b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas); c. Fasilitas sementara dilokasi proyek;

d. Peralatan konstruksi;

e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan; f. Overhead;

g. Biaya tak terduga; h. Laba.

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.


(29)

D. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :


(30)

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

2. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

3. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek


(31)

dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.

4. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

5. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

E. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total


(32)

sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

F. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan dari jam kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan


(33)

produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:

1. Produktivitas harian

� =

� � �

2. Produktivitas tiap jam

� � ℎ� �

=

�� � ℎ�

3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).


(34)

Dengan:

a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Jam Lembur

Penurunan indeks

produktivitas Prestasi kerja

1 Jam 0,1 90

2 Jam 0,2 80

3 Jam 0,3 70

4 Jam 0,4 60

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas

4. Crash duration

� =

� � ℎ� � �ℎ � ℎ

G. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedi apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang


(35)

sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut :

1. Jumlah Tenaga Kerja Normal

=

...

(3.5)

2. Jumlah Tenaga Kerja Dipercepat

=

...

(3.6)

Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

H. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.


(36)

Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. Normal ongkos pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal ongkos pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah perjam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama+ 2 × n × upah perjam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya

Dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari

= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)

5. Cost slope


(37)

I. Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Grafik 3.2 Grafik Hubungan waktu dengan biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Grafik 3.3 Grafik Hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997)

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat

Waktu normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

Waktu A(Titik normal) B (Titik dipercepat)

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum


(38)

pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

J. Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut:

Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat keterlambatan

Dengan:


(39)

K. Program Microsoft Project

Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah :

1. Mengetahui durasi kerja proyek; 2. Membuat durasi optimum;


(40)

3. Mengendalikan jadwal yang dibuat;

4. Mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan.

Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah : 1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama);

2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan; 3. Hubungan kerja tiap kegiatan;

4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).

Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain :

1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor; 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur;

3. Menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek;

4. Membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(41)

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.

1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai perencanaan jadwal proyek.

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).


(42)

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish). c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 SS (Start to Start). A

A

B

B

A


(43)

d. SF (Start to Finish)

Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 SF (Start to Finish).

6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.

A B


(44)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo.

B. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan;

2) Prosentase kegiatan; 3) Durasi kegiatan.

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek.


(45)

2. Variabel biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :

a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) Jumlah biaya normal;

2) Durasi normal.

b. Daftar-daftar harga bahan dan upah. c. Gambar rencana proyek.

Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:

1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja;

2. Rencana anggaran biaya Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo;

3. Time Schedule (Kurva-S);

4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project; 5. Data biaya normal.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis kedalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi


(46)

secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).

D. Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

Tahap 1 : Persiapan

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

Tahap 2 : Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan, meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB);

2. Analisa harga satuan bahan proyek; 3. Time schedule.


(47)

Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.

Tahap 4 : Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(48)

Gambar 4.1 Bagan alir penelitian

Resources Penambahan Jam Kerja Resources Penambahan Tenaga Kerja

Pengumpulan data proyek 1. Rencana anggaran biaya (RAB);

2. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja; 3. Time Schedule (Kurva S);

4. Biaya tidak langsung.

Studi literatur

Menyusun network diagram

1. Menentukan penambahan jam kerja (lembur); 2. Menentukan penambahan tenaga kerja.

Menghitung jumlah sumber daya (resources)

Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project Penentuan Obyek Penelitian

Kesimpulan

Hasil :

1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur); 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja;

3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.


(49)

A. Data Penelitian

1. Data Umum Proyek

Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek : A Konsultan Supervisi : PT. B

Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp 3.957.973.957,00 Waktu pelaksanaan : 130 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 25 Juli 2013 Tanggal pekerjaan selesai : 22 Desember 2013

Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.

B. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diketahui lintasan kritis dari kegiatan-kegiatan kritis. Daftar kegiatan – kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1.


(50)

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal

No.

Task Activity Task Name Predecessor

1 PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR

SAMSAT KULON PROGO

3 A Uitzet & bouwplank start

6 B Galian tanah Footplat 3FS

7 C Galian tanah pondasi menerus 6FS-10 days 46 AF Beton Footplat tebal 40 cm K300 7SS 49 AH Beton tulangan susut tebal 10 cm K175

(penulangan)

46FS-12 days 50 AI Beton tulangan susut tebal 10 cm K175

(beton cor) 49FS

54 AJ Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(penulangan) 50FS

55 AK Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (begisting) 54FS 56 AL Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (beton cor) 55FS 60 AO Beton Kolom K2: 20/30, K 300 (beton cor) 56SS 71 AX Beton plat lantai tebal 12 cm K300 95FS 88 BI Beton Balok B1; 35/65, K300 (Scafolding) 71FS 89 BJ Beton Balok B1: 35/65, K300 (penulangan) 88FS 90 BK Beton Balok B1: 35/65, K300 (Begisting) 89FS 91 BL Beton Balok B1: 35/65, K300 (Beton cor) 90FS 95 BP Beton Balok B2: 25/40, K 300 (beton cor) 91SS 99 BR Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm

K300 (scafolding) 96FS

100 BS Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm

K300 (begisting) 99FS

107 BW Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (begisting) 100SS 108 BX Beton Kolom K1: 50/70, K 300 (beton cor) 107FS 112 CA Beton Kolom K2: 20/30, K 300 (beton cor) 108SS 114 CB Beton Balok B1: 35/65, K 300 (scafolding) 112FS 115 CC Beton Balok B1: 35/65, K 300 (begisting) 114FS 116 CD Beton Balok B1: 35/65, K 300 (penulangan) 115FS 117 CE Beton Balok B1: 35/65, K 300 (beton cor) 116FS 122 CI Beton Balok B2: 25/40, K 300 (beton cor) 117SS 126 CL Beton Balok B4: 15/30, K 275 (beton cor) 122SS 127 CM Beton plat lantai tebal 10 cm K300 126SS 139 CX Pekerjaan Pipa drain Ø 4 PVC Wavin 127FS+6


(51)

Tabel 5.1 diatas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja, beberapa kegiatan – kegiatan tersebut dengan kode kegiatan A,B,C,AF, AH, AI, AJ, AK, AL, AO, AX, BI, BJ, BK, BL, BP, BR, BS, BW, BX, CA, CB, CC, CD, CE, CI, CL, CM, CX.

Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :

1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resource work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resource work;

2. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah tenaga kerja tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil;

3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut;

4. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.


(1)

INSTANSI : KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH PROP. DIY Nilai Kontrak

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG DAN KELENGKAPANNYA ( PEKERJAAN TAHAP II) KPPD DIY DI KABUPATEN KULON PROGO Nomor SPK : 027.3/0984

LOKASI : DESA GIRIPENI, KECAMATAN WATES, KULON PROGO Nomor SPMK : 027.4/0985 (24 April 2014)

TH.ANGGARAN : 2014 Penyerahan I : '9 NOVEMBER 2014

PELAKSANAAN : 200 HARI KALENDER Penyerahan II :

'-44

Satuan Nilai Pekerjaan (Rp

24-april 27-april 04-mei 11-mei 18-mei 25-mei 01-juni 08-juni 15-juni 22-juni 29-juni 06-juli 13-juli 20-juli 27-juli 03-agus. 10-agus. 17-agus. 24-agus. 31-agus. 07-sept. 14-sept. 21-sept. 28-sept. 05-okto. 12-okto. 19-okto. 26-okto. 02-nop. 10-nop 17-nop 23-nop 29-nop 05-Des 26-april 03-mei 10-mei 17-mei 24-mei 31-mei 07-juni 14-juni 21-juni 28-juni 05-juli 12-juli 19-juli 26-juli 02-agus. 09-agus. 16-agus. 23-agus. 30-agus. 06-sept. 13-sept. 20-sept. 27-sept. 04-okto. 11-okto. 18-okto. 25-okto. 01-nop. 09-nop. 16-nop 22-nop 28-nop 04-Des 10-Des

A PEKERJAAN PERSIAPAN L

Uitzet & bouwplank 167,00 Rp 10.927.645 0,276 0,046 0,046 0,046 0,046 0,046 0,046 0,046 I

PEMATANGAN TANAH B

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR U

Galian tanah Footplat 554,30 Rp 16.092.715 0,407 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 R Galian tanah pondasi menerus 187,11 Rp 2.956.338 0,075 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125

Urugan pasir bawah pondasi , t = 10 cm 20,79 Rp 1.974.011 0,050 0,017 0,017 0,017 H

Urug tanah kembali 247,14 Rp 1.872.060 0,047 0,016 A 0,016 0,016

BASEMENT R

I PEKERJAAN PASANGAN I

Pasangan batu kosong Aanstumping 20 cm 331,80 Rp 58.201.038 1,471 0,163 0,163 0,163 0,163 0,163 0,163 0,163 0,163 0,163

Pasangan pondasi batu kali 1 : 5 145,92 Rp 52.961.011 1,339 R 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223

II PEKERJAAN BETON BERTULANG A

Beton Sloof S1: 30/50 K300 101,07 Rp 82.789.461 2,092 0,2325 0,2325 0,2325 0,2325 Y 0,232 0,232 0,232 0,232 0,232 Beton Sloof S3: 15/25 K275 2,33 Rp 5.311.899 0,134 0,045 0,045 0,045 A

Beton Kolom K1: 50/70, K 300 183,96 Rp 148.804.672 3,761 0,627 0,627 0,627 0,627 0,627 0,627

Beton Kolom K2: 20/30, K 300 7,13 Rp 8.994.602 0,227 0,076 I 0,076 0,076

Beton Balok B1: 35/65, K 300 160,87 Rp 140.378.257 3,548 D 0,394 0,394 0,394 0,394 0,394 0,394 0,394 0,394 0,394

Beton Balok B2: 25/40, K 300 42,66 Rp 45.365.926 1,147 U 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191 0,191

Beton plat lantai tebal 12 cm K300 201,16 Rp 707.281.659 17,876 L 2,9793 2,9793 2,9793 2,9793 2,9793 2,9793

Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 5,28 Rp 6.994.794 0,177 0,029 0,029 0,029 0,029 0,029 0,029

Beton Footplat tebal 40 cm K300 70,40 Rp 55.991.620 1,415 0,118 0,118 0,118 0,118 0,118 0,118 0,118 0,118 F 0,1179 0,1179 0,1179 0,1179 Beton lantai kerja tebal 10 cm K 175 17,60 Rp 12.169.792 0,308 0,103 0,103 0,103 I

Beton tulangan susut tebal 10 cm K175 165,90 Rp 115.198.623 2,912 0,4853 0,4853 0,4853 0,4853 0,4853 0,4853 T R

PEKERJAAN BETON BERTULANG I

Beton Kolom K1: 50/70, K 300 98,00 Rp 80.437.631 2,033 0,2259 0,2259 0,2259 0,226 0,226 0,226 0,226 0,226 0,226 Beton Kolom K2: 20/30, K 300 3,36 Rp 5.997.777 0,152 0,0189 0,0189 0,0189 0,019 0,019 0,019 0,019 0,019 Beton Balok B1: 35/65, K 300 152,43 Rp 129.178.143 3,265 0,3628 0,3628 0,3628 0,363 0,363 0,363 0,363 0,363 0,363

Beton Balok B2: 25/40, K 300 44,55 Rp 44.872.818 1,134 0,378 0,378 0,378

Beton plat lantai tebal 12 cm K300 186,24 Rp 654.853.463 16,551 2,7585 2,7585 2,7585 2,7585 2,7585 2,7585

Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 5,28 Rp 15.776.294 0,399 0,1329 0,1329 0,1329

PEKERJAAN BETON BERTULANG

Beton Kolom K1: 50/70, K 300 95,20 Rp 78.210.691 1,977 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196 0,2196

Beton Kolom K2: 20/30, K 300 3,36 Rp 5.997.777 0,152 0,0253 0,0253 0,0253 0,0253 0,0253 0,0253

Beton Balok B1: 35/65, K 300 146,78 Rp 129.178.143 3,265 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628 0,3628

Beton Balok B2: 25/40, K 300 42,04 Rp 44.872.818 1,134 0,189 0,189 0,189 0,189 0,189 0,189

Beton plat lantai tebal 12 cm K300 180,43 Rp 634.400.932 16,034 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815 1,7815

Beton plat tangga dan bordes tebal 15 cm K300 5,28 Rp 15.776.294 0,399 0,1329 0,1329 0,1329

PEKERJAAN BETON BERTULANG

Beton Kolom K1: 50/70, K 300 114,80 Rp 93.799.267 2,371 0,593 0,593 0,593 0,593

Beton Kolom K2: 20/30, K 300 5,04 Rp 7.333.941 0,185 0,062 0,062 0,062

Beton Balok B1: 35/65, K 300 175,45 Rp 151.360.617 3,826 0,4251 0,4251 0,4251 0,4251 0,42506 0,4251 0,4251 0,42506

Beton Balok B2: 25/40, K 300 13,61 Rp 26.310.337 0,665 0,2217 0,2217 0,2217

Beton Balok B4: 15/30, K 275 1,28 Rp 4.494.173 0,114 0,0379 0,0379 0,0379

Beton plat lantai tebal 10 cm K300 65,70 Rp 231.007.405 5,839 1,9462 1,9462 1,9462

Water proofing membran bakar (sika roof 300 RM/ Bitu seal) 657,00 Rp 52.149.375 1,318 0,439 0,439 0,439

I PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

Plendes Kuda kuda dg Plat besi tebal 20 mm 750,00 Rp 9.080.100 0,229 0,0765 0,0765 0,0765

Angkur baut dengan besi diameter 19 mm 350,00 Rp 4.236.750 0,107 0,0357 0,0357 0,0357

Gording Profil C 125.50.20.3,2 18.336,56 Rp 25.992.260 0,657 0,1095 0,1095 0,1095 0,10949 0,1095 0,1095

Jurai, Nok,skur dobel Profil [] C 125.50.20.3,2 15.393,68 Rp 5.374.620 0,136 0,0226 0,0226 0,0226 0,02264 0,0226 0,0226

Kres angin dengan profil siku 100x100x10 247,94 Rp 3.001.265 0,076 0,02528 0,0253 0,0253

Plat buhul dengan tebal 10 mm 3.150,00 Rp 629.460 0,016 0,00265 0,0027 0,0027 0,00265

Sagrot dengan besi diameter 12 mm 447,55 Rp 5.417.617 0,137 0,02282 0,0228 0,0228 0,02282

Trek stang Lengkap dg. spaner dengan besi diameter 16 mm 227,23 Rp 2.750.643 0,070 0,01159 0,0116 0,0116 0,01159

Dudukan gording dengan profil siku 100x100x10 453,60 Rp 5.490.828 0,139 0,04626 0,0463 0,0463

Pipa drain Ø 4" PVC Wavin 325,00 Rp 14.365.650 0,363 0,0605 0,0605 0,06051

Jumlah Nilai Pekerjaan ############# 100,000

Rencana Kemajuan Pekerjaan Mingguan 0,046 0,046 0,046 0,046 0,046 0,216 0,832 0,786 0,683 0,683 0,977 1,517 1,397 2,054 0,000 2,22 1,840 2,387 7,702 10,917 10,039 9,450 9,317 10,079 6,745 3,546 5,368 2,875 3,314 1,109 1,10513 0,7263 0,7263 0,52263

0,046 0,092 0,138 0,184 0,230 0,447 1,278 2,064 2,748 3,431 4,409 5,926 7,323 9,378 9,378 11,595 13,435 15,823 23,525 34,442 44,481 53,931 63,249 73,328 80,073 83,619 88,987 91,862 95,176 96,285 97,390 98,116 98,843 99,365 Yogyakarta, 24 April 2014

Mengetahui Menyetujui Disetujui Oleh Diperiksa Oleh Dibuat :

Kuasa Pengguna Anggaran PETUGAS PENGELOLA TEKNIS PEKERJAAN Konsultan Pengawas Penyedia barang / jasa KPPD DIY Di Kulon Progo DINAS PUPESDM YOGYAKARTA PT.PROPORSI PT. ARDI TEKINDO PERKASA

SUDIRMAN, Spd ENDRO WAHYONO, ST BAYU YUF. QUMARUZZAMAN

JADWAL WAKTU PELAKSANAAN ( TIME SCHEDHULE - S CURVE )

ATAP

Komulatif Rencana Kemajuan Pekerjaan Mingguan

MINGGU KE -NO

BOBOT JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

(200 HARI KALENDER)

3.956.613.211 Rp

URAIAN PEKERJAAN Volume

LANTAI 1

LANTAI 2

LANTAI 3


(2)

11-Des 17-Des 23-Des% 16-Des 22-Des 28-Des

100%

75%

50%

0,42506

0,00265 0,00265 25%

0,02282 0,02282 0,01159 0,01159 0,06051 0,06051 0,06051 0,52263 0,09757 0,06051 99,888 99,986 100,0


(3)

ID

Task Name

Duration

Cost

1

TA MS PROJECT

130 days

Rp3.957.973.957

2

PEKERJAAN PERSIAPAN

12 days

Rp10.917.820

3

Uitzet & bouwplank

12 days

Rp10.917.820

4

Pematangan Tanah dan Pasir

20 days

Rp22.895.300

5

Pekerjaan Tanah dan pasir

20 days

Rp22.895.300

6

Galian tanah Footplat

12 days

Rp16.095.000

7

Galian tanah pondasi menerus

12 days

Rp2.955.600

8

Urugan pasir bawah pondasi , t =

10 cm

6 days

Rp1.973.000

9

Urug tanah kembali

6 days

Rp1.871.700

10

BASEMENT

18 days

Rp111.163.861

11

Pekerjaan Pasangan

18 days

Rp111.163.861

12

Pasangan batu kosong

Aanstumping 20 cm

18 days

Rp58.204.800

13

Pasangan pondasi batu kali 1 : 5

12 days

Rp52.959.061

14

Pekerjaan Beton Bertulang

59 days

Rp1.329.246.014

15

Beton sloof S1 30/50 K300

18 days

Rp82.786.771

16

Beton Sloof S1: 30/50 K300

(Begisting)

6 days

Rp1.337.500

17

Beton Sloof S1: 30/50 K300

(Penulangan)

6 days

Rp1.067.100

18

Beton Sloof S1: 30/50 K300

(beton cor)

6 days

Rp80.382.171

19

Beton Sloof S3: 15/25 K275

6 days

Rp5.306.043

20

Beton Sloof S3: 15/25 K275

(begisting)

2 days

Rp1.802.000

21

Beton Sloof S3: 15/25 K275

(penulangan)

2 days

Rp1.666.740

22

Beton Sloof S3: 15/25 K275

(beton cor)

2 days

Rp1.837.303

23

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

12 days

Rp148.782.824

24

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(penulangan)

4 days

Rp1.357.200

25

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(begisting)

4 days

Rp1.117.400

26

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(beton cor)

4 days

Rp146.308.224

27

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

6 days

Rp8.994.692

28

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(begisting)

2 days

Rp1.339.000

29

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(penulangan)

2 days

Rp1.986.665

30

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(beton cor)

2 days

Rp5.669.027

31

Beton Balok B1: 35/65, K 300

18 days

Rp140.374.405

32

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(scafolding)

5 days

Rp8.781.500

33

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(penulangan)

5 days

Rp2.312.495

34

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(begisting)

5 days

Rp1.339.000

35

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(beton cor)

3 days

Rp127.941.410

36

Beton Balok B2: 25/40, K 300

12 days

Rp45.364.022

37

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(scafolding)

3 days

Rp7.903.350

38

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(penulangan)

3 days

Rp2.325.600

39

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(begisting)

3 days

Rp1.204.100

40

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(beton cor)

3 days

Rp33.930.972

41

Beton plat lantai tebal 12 cm K300

12 days

Rp707.281.128

42

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300

12 days

Rp6.997.275

43

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (penulangan)

4 days

Rp1.453.200

44

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (begisting)

4 days

Rp1.340.800

Pekerja[1,04];Mandor[0,03];Pasir urug[24,95]

Pekerja[7,91];Mandor[0,78]

Tukang batu[7,19];Kepala tukang[0,72];Pekerja[14,38];Mandor[0,72];Batu belah 15/20 cm[398,16];Pasir urug[99,54]

Pekerja[18,24];Tukang batu[9,12];Kepala tukang[0,91];Mandor[0,91];Batu Kali[175,1];Semen Portland[19.844,88];Pasir Pasang[58,37]

Tukang kayu[0,83];Kepala tukang[0,08];Pekerja[0,33];Mandor[0,02];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang besi[0,13];Kepala tukang[0,01];Pekerja[0,13];Mandor[0,01];Besi beton ulir[115,5];Kawat beton[1,65]

Tukang batu[4,63];Kepala tukang[0,46];Pekerja[27,79];Mandor[1,39];Semen Portland[41.741,91];Pasir Beton[49,16];Kerikil beton[76,44];Air[21.730,05]

Tukang kayu[3,38];Kepala tukang[0,34];Pekerja[1,35];Mandor[0,07];Usuk meranti[0,23];Papan cetakan[0,32];Paku[5,4]

Tukang besi[0,6];Kepala tukang[0,06];Pekerja[0,6];Mandor[0,03];Besi beton ulir[180,6];Kawat beton[2,58]

Tukang batu[0,32];Kepala tukang[0,03];Pekerja[1,93];Mandor[0,1];Semen Portland[947,67];Pasir Beton[1,14];Kerikil beton[1,77];Air[501,85]

Tukang besi[0,25];Kepala tukang[0,02];Pekerja[0,25];Mandor[0,01];Besi beton ulir[147];Kawat beton[2,1]

Tukang kayu[1,06];Kepala tukang[0,11];Pekerja[0,43];Mandor[0,02];Usuk meranti[0,14];Papan cetakan[0,2];Paku[3,4]

Tukang batu[12,65];Kepala tukang[1,26];Pekerja[75,88];Mandor[3,79];Semen Portland[75.975,48];Pasir Beton[89,48];Kerikil beton[139,13];Air[39.551,4]

Tukang kayu[2,5];Kepala tukang[0,25];Pekerja;Mandor[0,05];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang besi[0,72];Kepala tukang[0,07];Pekerja[0,72];Mandor[0,03];Besi beton ulir[215,25];Kawat beton[3,08]

Tukang batu[0,98];Kepala tukang[0,1];Pekerja[5,88];Mandor[0,29];Semen Portland[2.943,86];Pasir Beton[3,47];Kerikil beton[5,39];Air[1.532,52]

Tukang kayu[7];Kepala tukang[0,7];Pekerja[4,4];Mandor[0,24];Scafolding[320]

Tukang besi[0,33];Kepala tukang[0,03];Pekerja[0,33];Mandor[0,01];Besi beton ulir[250,95];Kawat beton[3,59]

Tukang kayu;Kepala tukang[0,1];Pekerja[0,4];Mandor[0,02];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang batu[14,75];Kepala tukang[1,47];Pekerja[88,48];Mandor[4,42];Semen Portland[66.437,35];Pasir Beton[78,25];Kerikil beton[121,66];Air[34.586,03]

Tukang kayu[10,5];Kepala tukang[1,05];Pekerja[6,6];Mandor[0,36];Scafolding[288]

Tukang besi[0,56];Kepala tukang[0,06];Pekerja[0,56];Mandor[0,02];Besi beton ulir[252];Kawat beton[3,6]

Tukang kayu[1,5];Kepala tukang[0,15];Pekerja[0,6];Mandor[0,03];Usuk meranti[0,15];Papan cetakan[0,22];Paku[3,6]

Tukang batu[3,91];Kepala tukang[0,39];Pekerja[23,46];Mandor[1,17];Semen Portland[17.620,07];Pasir Beton[20,75];Kerikil beton[32,27];Air[9.172,67]

Pekerja[93,87];Tukang batu[4,61];Tukang kayu[38,55];Tukang besi[23,47];Kepala tukang[6,79];Mandor[1,38];Papan cetakan[50,29];Paku[80,46];Besi beton[25.144,43];Kawat beton[140,81];Sem

Tukang besi[0,26];Kepala tukang[0,03];Pekerja[0,26];Mandor[0,01];Besi beton ulir[157,5];Kawat beton[2,25]

Tukang kayu[1,25];Kepala tukang[0,13];Pekerja[0,5];Mandor[0,03];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

un '17

18 Jul '17

08 Aug '17

29 Aug '17

19 Sep '17

10 Oct '17

31 Oct '17

21 Nov '17

12 Dec '17

02 Jan '17

23 Jan '17

13 Feb '17

06 Mar '17

27 Mar '17

17

Task

Split

Milestone

Summary

Project Summary

External Tasks

External Milestone

Inactive Task

Inactive Milestone

Inactive Summary

Manual Task

Duration-only

Manual Summary Rollup

Manual Summary

Start-only

Finish-only

Deadline

Critical

Critical Split

Progress

Page 1

Project: TA ms project


(4)

45

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (beton cor)

4 days

Rp4.203.275

46

Beton Footplat tebal 40 cm K300

24 days

Rp55.991.040

47

Beton lantai kerja tebal 10 cm K

175

6 days

Rp12.170.220

48

Beton tulangan susut tebal 10 cm

K175

12 days

Rp115.197.593

49

Beton tulangan susut tebal 10

cm K175 (penulangan)

6 days

Rp485.700

50

Beton tulangan susut tebal 10 cm

K175 (beton cor)

6 days

Rp114.711.893

51

LANTAI 1

30 days

Rp931.910.293

52

PEKERJAAN BETON

BERTULANG

30 days

Rp931.910.293

53

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

18 days

Rp80.415.725

54

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(penulangan)

6 days

Rp1.356.900

55

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(begisting)

6 days

Rp1.115.000

56

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(beton cor)

6 days

Rp77.943.825

57

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

16 days

Rp6.000.991

58

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(penulangan)

4 days

Rp1.988.465

59

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(begisting)

4 days

Rp1.340.800

60

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(beton cor)

4 days

Rp2.671.726

61

Beton Balok B1: 35/65, K 300

18 days

Rp129.176.157

62

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(scafolding)

5 days

Rp8.781.500

63

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(begisting)

5 days

Rp1.339.000

64

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(penulangan)

5 days

Rp2.312.495

65

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(beton cor)

3 days

Rp116.743.162

66

Beton Balok B2: 25/40, K 300

6 days

Rp44.873.087

67

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(scafolding)

1 day

Rp7.903.350

68

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(begisting)

2 days

Rp1.205.000

69

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(penulangan)

2 days

Rp2.325.600

70

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(beton cor)

1 day

Rp33.439.137

71

Beton plat lantai tebal 12 cm

K300

12 days

Rp655.666.808

72

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300

6 days

Rp15.777.525

73

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (scafolding)

1 day

Rp8.781.500

74

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300

(penulangan)

2 days

Rp1.453.800

75

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (begisting)

2 days

Rp1.339.000

76

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (beton cor)

1 day

Rp4.203.225

77

LANTAI 2

51 days

Rp908.429.021

78

PEKERJAAN BETON

BERTULANG

51 days

Rp908.429.021

79

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

18 days

Rp78.188.570

80

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(penulangan)

6 days

Rp1.356.900

81

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(begisting)

6 days

Rp1.115.000

82

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(beton cor)

6 days

Rp75.716.670

83

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

12 days

Rp6.000.991

Tukang batu[0,36];Kepala tukang[0,04];Pekerja[2,18];Mandor[0,11];Semen Portland[2.182,16];Pasir Beton[2,57];Kerikil beton[4];Air[1.135,99]

Tukang batu[0,81];Kepala tukang[0,08];Pekerja[4,84];Mandor[0,24];Semen Portland[5.737,6];Pasir Beton[9,55];Kerikil beton[13,42];Air[3.784]

Tukang besi[0,36];Kepala tukang[0,04];Pekerja[0,36];Mandor[0,02];Besi beton ulir[215,25];Kawat beton[3,08]

Tukang kayu[1,25];Kepala tukang[0,13];Pekerja[0,5];Mandor[0,03];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang kayu[7];Kepala tukang[0,7];Pekerja[4,4];Mandor[0,24];Scafolding[320]

Tukang kayu;Kepala tukang[0,1];Pekerja[0,4];Mandor[0,02];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang besi[0,33];Kepala tukang[0,03];Pekerja[0,33];Mandor[0,01];Besi beton ulir[250,95];Kawat beton[3,59]

Tukang batu[13,46];Kepala tukang[1,35];Pekerja[80,73];Mandor[4,04];Semen Portland[60.621,38];Pasir Beton[71,4];Kerikil beton[111,01];Air[31.558,35]

Tukang kayu[31,5];Kepala tukang[3,15];Pekerja[19,8];Mandor[1,08];Scafolding[288]

Tukang kayu[2,25];Kepala tukang[0,23];Pekerja[0,9];Mandor[0,05];Usuk meranti[0,15];Papan cetakan[0,22];Paku[3,6]

Tukang besi[0,84];Kepala tukang[0,08];Pekerja[0,84];Mandor[0,04];Besi beton ulir[252];Kawat beton[3,6]

Tukang batu[11,56];Kepala tukang[1,16];Pekerja[69,37];Mandor[3,47];Semen Portland[17.364,01];Pasir Beton[20,45];Kerikil beton[31,8];Air[9.039,37]

Tukang kayu[35];Kepala tukang[3,5];Pekerja[22];Mandor[1,2];Scafolding[320]

Tukang besi[0,53];Kepala tukang[0,05];Pekerja[0,53];Mandor[0,02];Besi beton ulir[157,5];Kawat beton[2,25]

Tukang kayu[2,5];Kepala tukang[0,25];Pekerja;Mandor[0,05];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang batu[1,45];Kepala tukang[0,15];Pekerja[8,72];Mandor[0,44];Semen Portland[2.182,16];Pasir Beton[2,57];Kerikil beton[4];Air[1.135,99]

Tukang besi[0,16];Kepala tukang[0,02];Pekerja[0,16];Mandor[0,01];Besi beton ulir[147];Kawat beton[2,1]

Tukang kayu[0,71];Kepala tukang[0,07];Pekerja[0,28];Mandor[0,01];Usuk meranti[0,14];Papan cetakan[0,2];Paku[3,4]

Tukang batu[4,36];Kepala tukang[0,44];Pekerja[26,18];Mandor[1,31];Semen Portland[39.317,6];Pasir Beton[46,31];Kerikil beton[72];Air[20.468]


(5)

ID

Task Name

Duration

Cost

84

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(penulangan)

4 days

Rp1.988.465

85

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(begisting)

4 days

Rp1.340.800

86

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(beton cor)

4 days

Rp2.671.726

87

Beton Balok B1: 35/65, K300

18 days

Rp129.176.157

88

Beton Balok B1; 35/65, K300

(Scafolding)

5 days

Rp8.781.500

89

Beton Balok B1: 35/65, K300

(penulangan)

5 days

Rp2.312.495

90

Beton Balok B1: 35/65, K300

(Begisting)

5 days

Rp1.339.000

91

Beton Balok B1: 35/65, K300

(Beton cor)

3 days

Rp116.743.162

92

Beton Balok B2: 25/40, K 300

18 days

Rp44.872.337

93

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(scafolding)

3 days

Rp7.903.350

94

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(penulangan)

3 days

Rp2.325.600

95

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(begisting)

3 days

Rp1.204.100

96

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(beton cor)

3 days

Rp33.439.287

97

Beton plat lantai tebal 12 cm

K300

18 days

Rp634.413.441

98

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300

6 days

Rp15.777.525

99

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (scafolding)

1 day

Rp8.781.500

100

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (begisting)

2 days

Rp1.339.000

101

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300

(penulangan)

2 days

Rp1.453.800

102

Beton plat tangga dan bordes

tebal 15 cm K300 (beton cor)

1 day

Rp4.203.225

103

LANTAI 3

27 days

Rp567.062.608

104

PEKERJAAN BETON

BERTULANG

27 days

Rp567.062.608

105

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

8 days

Rp93.779.355

106

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(penulangan)

4 days

Rp1.357.200

107

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(begisting)

4 days

Rp1.117.400

108

Beton Kolom K1: 50/70, K 300

(beton cor)

4 days

Rp91.304.755

109

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

6 days

Rp7.333.904

110

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(penulangan)

2 days

Rp1.986.665

111

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(begisting)

2 days

Rp1.339.000

112

Beton Kolom K2: 20/30, K 300

(beton cor)

2 days

Rp4.008.239

113

Beton Balok B1: 35/65, K 300

18 days

Rp151.972.284

114

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(scafolding)

5 days

Rp8.781.500

115

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(begisting)

5 days

Rp1.339.000

116

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(penulangan)

5 days

Rp2.312.495

117

Beton Balok B1: 35/65, K 300

(beton cor)

3 days

Rp139.539.289

118

Beton Balok B2: 25/40, K 300

16 days

Rp26.309.742

119

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(scafolding)

1 day

Rp11.951.450

120

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(begisting)

2 days

Rp1.205.000

121

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(penulangan)

2 days

Rp2.325.600

122

Beton Balok B2: 25/40, K 300

(beton cor)

1 day

Rp10.827.692

123

Beton Balok B4: 15/30, K 275

12 days

Rp4.489.112

Tukang besi[0,36];Kepala tukang[0,04];Pekerja[0,36];Mandor[0,02];Besi beton ulir[215,25];Kawat beton[3,08]

Tukang kayu[1,25];Kepala tukang[0,13];Pekerja[0,5];Mandor[0,03];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang batu[0,23];Kepala tukang[0,02];Pekerja[1,39];Mandor[0,07];Semen Portland[1.387,68];Pasir Beton[1,63];Kerikil beton[2,54];Air[722,4]

Tukang kayu[10,5];Kepala tukang[1,05];Pekerja[6,6];Mandor[0,36];Scafolding[288]

Tukang besi[0,56];Kepala tukang[0,06];Pekerja[0,56];Mandor[0,02];Besi beton ulir[252];Kawat beton[3,6]

Tukang kayu[1,5];Kepala tukang[0,15];Pekerja[0,6];Mandor[0,03];Usuk meranti[0,15];Papan cetakan[0,22];Paku[3,6]

Pekerja[56,13];Tukang batu[2,76];Tukang kayu[23,05];Tukang besi[14,03];Kepala tukang[4,06];Mandor[0,83];Papan cetakan[45,11];Paku[72,17];Besi beton[22

Tukang besi[0,53];Kepala tukang[0,05];Pekerja[0,53];Mandor[0,02];Besi beton ulir[157,5];Kawat beton[2,25]

Tukang batu[1,45];Kepala tukang[0,15];Pekerja[8,72];Mandor[0,44];Semen Portland[2.182,16];Pasir Beton[2,57];Kerikil beton[4];Air[1.135,99]

Tukang besi[0,25];Kepala tukang[0,02];Pekerja[0,25];Mandor[0,01];Besi beton ulir[147];Kawat beton[2,1]

Tukang besi[0,72];Kepala tukang[0,07];Pekerja[0,72];Mandor[0,03];Besi beton ulir[215,25];Kawat beton[3,08]

Tukang kayu[2,5];Kepala tukang[0,25];Pekerja;Mandor[0,05];Usuk meranti[0,17];Papan cetakan[0,24];Paku[4]

Tukang kayu[47,64];Kepala tukang[4,76];Pekerja[29,94];Mandor[1,63];Scafolding[435,52]

Tukang kayu[2,25];Kepala tukang[0,23];Pekerja[0,9];Mandor[0,05];Usuk meranti[0,15];Papan cetakan[0,22];Paku[3,6]

Tukang besi[0,84];Kepala tukang[0,08];Pekerja[0,84];Mandor[0,04];Besi beton ulir[252];Kawat beton[3,6]

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

T

W

T

F

S

S

M

un '17

18 Jul '17

08 Aug '17

29 Aug '17

19 Sep '17

10 Oct '17

31 Oct '17

21 Nov '17

12 Dec '17

02 Jan '17

23 Jan '17

13 Feb '17

06 Mar '17

27 Mar '17

17

Task

Split

Milestone

Summary

Project Summary

External Tasks

External Milestone

Inactive Task

Inactive Milestone

Inactive Summary

Manual Task

Duration-only

Manual Summary Rollup

Manual Summary

Start-only

Finish-only

Deadline

Critical

Critical Split

Progress

Page 3

Project: TA ms project


(6)

124

Beton Balok B4: 15/30, K 275

(begisting)

2 days

Rp1.802.000

125

Beton Balok B4: 15/30, K 275

(penulangan)

2 days

Rp1.666.740

126

Beton Balok B4: 15/30, K 275

(beton cor)

2 days

Rp1.020.372

127

Beton plat lantai tebal 10 cm

K300

6 days

Rp231.025.611

128

Water proofing membran bakar

(sika roof 300 RM/ Bitu seal)

6 days

Rp52.152.600

129

ATAP

18 days

Rp76.349.040

130

Plendes kuda kuda dengan plat

besi

6 days

Rp9.080.100

131

Angkur baut dengan besi diameter

19 mm

6 days

Rp4.238.100

132

Gording Profil C 125.50.20.3,2

12 days

Rp25.995.720

133

Jurai, Nok,skur dobel Profil [] C

125.50.20.3,2

12 days

Rp5.373.000

134

Kres angin dengan profil siku

100x100x10

6 days

Rp3.001.080

135

Plat buhul dengan tebal 10 mm

12 days

Rp630.000

136

Sagrot dengan besi diameter 12

mm

12 days

Rp5.416.680

137

Trek stang Lengkap dg. spaner

dengan besi diameter 16 mm

12 days

Rp2.754.120

138

Dudukan gording dengan profil siku

100x100x10

6 days

Rp5.492.640

139

Pekerjaan Pipa drain Ø 4 PVC

Wavin

12 days

Rp14.367.600

Tukang kayu[3,38];Kepala tukang[0,34];Pekerja[1,35];Mandor[0,07];Usuk meranti[0,23];Papan cetakan[0,32];Paku[5,4]

Tukang besi[0,6];Kepala tukang[0,06];Pekerja[0,6];Mandor[0,03];Besi beton ulir[180,6];Kawat beton[2,58]

Tukang batu[27,38];Kepala tukang[5,48];Mandor[2,74];Waterproofing[657];self aditif membran[657]

Pekerja[7,5];Tukang Baja[7,5];Kepala tukang[0,75];Mandor[0,38];Besi Profil WF[862,5]

Pekerja[3,5];Tukang Baja[3,5];Kepala tukang[0,35];Mandor[0,18];Besi Profil WF[402,5]

Pekerja[10,74];Tukang Baja[10,74];Kepala tukang[1,07];Mandor[0,54];Besi Profil WF[2.469,32]

Pekerja[2,22];Tukang Baja[2,22];Kepala tukang[0,22];Mandor[0,11];Besi Profil WF[510,6]

Pekerja[2,48];Tukang Baja[2,48];Kepala tukang[0,25];Mandor[0,12];Besi Profil WF[285,13]

Pekerja[0,26];Tukang Baja[0,26];Kepala tukang[0,03];Mandor[0,01];Besi Profil WF[59,8]

Pekerja[2,24];Tukang Baja[2,24];Kepala tukang[0,22];Mandor[0,11];Besi Profil WF[514,68]

Pekerja[1,14];Tukang Baja[1,14];Kepala tukang[0,11];Mandor[0,06];Besi Profil WF[261,32]

Pekerja[4,54];Tukang Baja[4,54];Kepala tukang[0,45];Mandor[0,23];Besi Profil WF[521,64]


Dokumen yang terkait

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Pasca Sarjana, Fakultas Theologi Weda Bhakti, Unive

0 5 16

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

1 5 11

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 7 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 4 3

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY (Lantai Dasar – Lantai

1 10 129

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 6 109

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh– Kabupaten Cilacap)

2 12 127

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

3 29 79

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9