Pengaruh label syariah pada lembaga perbankan terhadap jumlah nasabah BNI Syariah cabang Jakarta Selatan

PENGARUH LABEL “SYARIAH” PADA LEMBAGA PERBANKAN
TERHADAP JUMLAH NASABAH BNI SYARIAH CABANG
JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

BRILYAN RAHMAT SUKHMONO
NIM. 207046100058

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2011

Brilyan Rahmat Sukhmono

ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Pengaruh Label “Syariah” Pada Lembaga Perbankan
Terhadap Jumlah Nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah asumsi bahwa dengan

mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam akan mampu memberikan
potensi yang besar kepada Bank-bank berlabel atau memiliki brand Syariah di
Indonesia.
Permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah 1)
Bagaimana respon nasabah terhadap label “syariah” pada Lembaga Keuangan
Syariah?; 2) Bagaimana pengaruh penggunaan label “syariah” pada Lembaga
Perbankan terhadap jumlah nasabah Bank Syariah?
Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode yang digunakan untuk meneliti
permasalahan-permasalahan diatas adalah dengan metode analisis deskriptif. Data
penelitian ini keseluruhannya diperoleh dan dihimpun melalui penyebaran kuesioner,
wawancara dan dokumentasi di lapangan maupun yang bersifat kepustakaan.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan dan menyimpulkan bahwa respon
nasabah terhadap label atau brand “syariah” positif, dan signifikan. Terbukti dengan
58% dari 50 responden, memilih Bank Syariah dengan terlebih dahulu merespon
label “syariah”sebagai keputusan awal memilih, diantara 4 (empat) aspek lainnya.
Sedangkan label “syariah” sendiri memiliki pengaruh yang besar terhadap
peningkatan jumlah nasabah suatu Bank BNI Syariah Jakarta Selatan Setiap
tahunnya, terbukti jumlah nasabah yang meningkat signifikan setiap tahunnya dari
tahun 2006 berjumlah 9.491 nasabah sampai desember 2010 menjadi 33.798 nasabah.
Sehingga memiliki korelasi terhadap peningkatan jumlah nasabah. Berdasarkan fakta

yang sama yaitu 58% dari 50 responden memilih aspek label “syariah”.
Kata kunci : Brand, Label, Nasabah, Bank Syariah

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang “ PENGARUH LABEL
“SYARIAH”

PADA

LEMBAGA

PERBANKAN

TERHADAP

JUMLAH

NASABAH BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN “. Skripsi ini disusun

untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata I (S1) Program Studi Muamalah
Konsentrasi Perbankan Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Summa, SH, MA, MM selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA selaku Ketua Jurusan Prodi Muamalah NonReguler Fakultas Syariah dan Hukum.
4. Bapak Dr. Hendra Kholid, MA selaku dosen pembimbing I yang memberikan
pengarahan, bimbingan serta saran – saran dan petunjuk kepada penulis demi
terselesainya penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Mohamad Mujibur Rohman, MA selaku dosen pembimbing II yang
telah bersedia membimbing, memberikan arahan dan pesetujuan, serta
bersedia menggantikan dosen pembimbing awal yaitu Bapak Asep Saepuddin
Jahar, MA, Ph.D.
6. Bapak Asep Saepuddin Jahar, MA, Ph.D selaku dosen pembimbing awal yang
telah memberikan arahan dalam penyusunan kuesioner dengan baik.


vi

7. Bapak Faisal Rizal selaku Penyelia Pemasaran Dana BNI Syariah Cabang
Jakarta Selatan yang telah bersedia untuk memberikan data-data yang
dibutuhkan penulis melalui wawancara maupun data Bank.
8. Ibu Mufidah selaku sekretaris Prodi Muamalah Non Reguler yang telah
banyak membantu memberikan informasi serta arahan mengenai proses
skripsi di Fakultas Syariah dan Hukum.
9. Para Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya
selama perjalan penulis menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN).
10. Orang tua, Ayah dan Ibu terkasih dan keluargaku atas dukungan baik bersifat
materi maupun non materi dan doa yang terus terlantun untuk penulis.
11. Sahabat-sahabatku Fatia Anindita, Ahmad Aulia, Anggiara, Anita Mega,
Ilyas, Ryan, Suharno, dan yang lainnya terimakasih atas dukungan, doa dan
informasinya demi penyusunan skripsi penulis.
12. Semua teman angkatan 2007 yang penulis tidak bisa tulis satu persatu.
13. Semua pihak yang belum tersebut dan tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna,

berhubung dengan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu atas segala
keterbatasan yang dimiliki penulis, penulis menghargai kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan laporan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang dikerjakan dengan semua
kemampuan penulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua mahasiswa pada
umumnya dan penulis.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 10 Juni 2011

Penulis

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSYAH
ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

viii

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB I

BAB II


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

6

D. Kajian Kepustakaan

7

E. Kerangka Teori

9


F. Metode Penelitian

12

G. Sistematika Penelitian

15

TEORI BRANDING DAN PEMASARAN DALAM ISLAM
A. Teori Branding

16

1. Pengertian Brand atau merek atau label
viii

16

BAB III


BAB IV

2. Manfaat dan Tujuan Branding

22

3. Ketentuan Branding Dalam Islam

24

B. Teori Pemasaran Dalam Islam

27

1. Pengertian Pemasaran

27

2. Manfaat dan Tujuan Pemasaran


28

3. Strategi Pemasaran Dalam Islam

31

GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Profil BNI Syariah

36

B. Segmentasi Pasar BNI Syariah

41

C. Peningkatan Jumlah Nasabah per- Tahun

43

D. Model Promosi BNI Syariah

45

E. Srategi Branding BNI Syariah

47

LABEL “SYARIAH” DAN JUMLAH NASABAH BNI SYARIAH
CABANG JAKARTA SELATAN

BAB V

A. Respon Nasabah Terhadap Label “Syariah”

50

B. Pengaruh Label “Syariah” Terhadap Jumlah Nasabah

65

PENUTUP
A. Kesimpulan

68

B. Saran

69

DAFTAR PUSTAKA

70

LAMPIRAN
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

: Peningkatan Jumlah Nasabah Periode 2006-2010

44

BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
Tabel 4.1

: Jenis Kelamin Responden

50

Tabel 4.2

: Usia Responden

51

Tabel 4.3

: Status Responden

52

Tabel 4.4

: Agama Responden

52

Tabel 4.5

: Pendidikan Responden

53

Tabel 4.6

: Profesi Responden

53

Tabel 4.7

: Penghasilan Rata-rata Perbulan

54

Tabel 4.8

: Sebelum memilih jasa perbankan, wajib melihat aspek

55

kehalalannya
Tabel 4.9

: Setiap muslim wajib bertransaksi ekonomi ditempat yang

55

betul-betul menjamin kehalalannya
Tabel 4.10

: Dalam melakukan kegiatan muamalah atau bertransaksi

56

ekonomi, harus menghindari praktek riba
Tabel 4.11

: Apapun alasannya, saya tidak mau memilih perbankan yang

56

diragukan kehalalannya
Tabel 4.12

: Saya memilih Bank Syariah karena sesuai dengan

57

ajaran agama yang saya anut
Tabel 4.13

: Saya memilih Bank Syariah karena berdasarkan

58

Al-Qur’an dan Hadist dalam menjalankan bisinisnya
Tabel 4.14

: Saya memilih Bank Syariah karena saya ingin

58

berekonomi yang sesuai prinsip syariah
Tabel 4.15

: Saya memilih jasa perbankan harus yang berlabel “syariah”

59

walaupun keuntungannya lebih kecil dari bunga
Bank Konvensional
Tabel 4.16

: Saya memilih Bank Syariah karena berlabel “syariah”
x

59

Tabel 4.17

: Perbankan yang tidak berlabel “syariah” harus dihindari

60

Tabel 4.18

: Saya memilih Bank Syariah karena keuntungannya besar

61

Tabel 4.19

: Prioritas responden dalam memilih Bank Syariah

61

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Data yang Dibutuhkan dan Daftar Pertanyaan Wawancara
Lampiran 3 : Data Jumlah Nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
Periode 2006-2010
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian

xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang signifikan
dalam melayani kebutuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Dan terbukti dimasa
sekarang perbankan syariah memiliki tempat dipasar perbankan Indonesia. Berbeda
dengan era 80an, masyarakat sangat antipati terhadap hal-hal yang berlandaskan
syariah. Masyarakat menilai bahwa makna kata “syariah” hanya hal-hal yang
menyangkut ibadah saja. Mereka meragukan bahwa ekonomi yang berlandaskan
syariah mampu berdiri dan bertahan dalam praktek kehidupan. Barulah pada tahun
1997, ketika terjadi krisis moneter yang melumpuhkan perekonomian Indonesia,
banyak bank-bank konvensional yang bertumbangan. Ketika itu, Bank Indonesia (BI)
menerapkan tight money poliy ( kebijakan uang ketat ) dengan menetapkan bunga
simpanan mencapai 70%. Yang mengakibatkan bank harus membayar bunga
simpanan masyarakat dengan bunga tinggi, sementara bank tidak bisa menarik bunga
kredit sebesar itu kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia, satu-satunya bank
syariah di Indonesia, tetap berdiri karena tidak menggunakan instrument bunga. Hal
ini bukan kebetulan melainkan bukti, bahwa kegiatan berekonomi atau bermuamalah
yang berlandaskan “syariah” mampu berdiri dan bertahan.
Pada akhirnya, di Indonesia hal-hal yang menggunakan nama atau label
“syariah” cukup banyak bermunculan dan menjadi trend di masyarakat Indonesia
diberbagai bidang, baik usaha bidang produk, jasa, hiburan,dan khususnya bidang
1

2

perbankan. Dalam dunia hiburan misalnya, banyak film, sinetron, musik, dan lainlain yang memproduksi tema berlandaskan syariah seperti film Ayat-ayat Cinta,
Ketika Cinta Bertasbih, sinetron Islam KTP, Para Pencari Tuhan, dan musik-musik
religi. Hal tersebut bertujuan untuk merebut pasar yang baru dan memanfaatkan
momentum di masyarakat. Bukan hanya dunia hiburan, buku-buku, majalah, surat
kabar, bisnis kuliner, dan bisnis lainnya pun memanfaatkan hal yang sama untuk
menarik para konsumen. Khususnya dalam dunia perbankan, Bank Syariah rasarasanya sedang menjadi trend dalam perekonomiaan saat ini. Terlebih trend sistem
syariah menguat sebagi solusi pasca krisis global, sehingga berbagai Bank
membentuk unit syariah yang kompetitif sebagai promosi atau citra positif bagi suatu
bank. Terbukti sampai dengan januari 2011, terdapat 34 bank syariah yang terdiri dari
11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah.1 Hal tersebut terjadi karena pada saat
dunia sedang dilanda krisis finansial global, bank syariah terbukti tak terkena imbas
karena bergerak di sektor riil dan tidak memakai sistem bunga.
Tingginya jumlah penduduk yang beragama Islam di Indonesia merupakan
peluang yang sangat besar bagi bank syariah dalam meraih nasabah. Peluang tersebut
telah diperkuat dengan dikeluarkannya fatwa dari MUI pada bulan januari 2004
tentang haramnya bunga bank. Berdirinya perbankan dengan sistem bagi hasil,
didasarkan pada dua alasan utama yaitu (1) adanya pandangan bahwa bunga (interest)
pada bank konvensional hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang

1

Data Publikasi BI ( Perkembangan Perbankan Syariah ) diakses pada 12 februari 2011dari
http : www.bi.go.id

3

dilarang dalam agama, bukan saja pada agama Islam tetapi juga oleh agama samawi
lainnya, (2) dari aspek ekonomi, penyerahan resiko usaha terhadap salah satu pihak
dinilai melanggar norma keadilan. Dalam jangka panjang sistem perbankan
konvensional akan menyebabkan penumpukan kekayaan pada segelintir orang yang
memiliki kapital besar. Hal inilah yang menjadikan suatu bisnis berbasiskan syariah
khususnya perbankan menjadi sangat penting, yaitu untuk menciptakan keadilan,
menjauhkan masyarakat dari praktek-praktek riba dan menciptakan kemaslahatan
umat manusia baik di dunia maupun akhirat.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh bank syariah agar nasabah
memilih bank syariah. Salah satu faktor yang harus diperhatikan bank syariah yaitu
menyangkut pada aspek pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain sisi
pelayanan, setiap perusahaan baik barang maupun jasa, jika ingin banyak dikenal oleh
masyarakat, sangatlah perlu mempertimbangkan sebuah nama atau brand company.
Dalam dunia bisnis brand company menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
atas keberhasilan suatu perusahaan. Sejalan dengan itu, dengan lahirnya bank-bank
syariah di Indonesia, banyak lembaga keuangan yang menggunakan label atau brand
“syariah” pada nama perusahaannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa brand yang yang
terkenal pasti mutunya terjamin juga.2 Melihat situasi demikian maka bank-bank
syariah harus dapat mempopulerkan brand mereka supaya dapat bersaing dengan
konvensional dalam hal jumlah nasabahnya. Hal tersebut juga dapat menjadi
pembeda antara bank konvensional dengan bank yang menjalankan prinsip syariah.
2

Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa ( Jakarta : Salemba Empat,2001 ) h.59

4

Menurut Avijit Ghosh ada tiga tipe brand, yaitu; Manufacturer Brands, House
Brands, Generic Brands. Tipe Manufacturer Brands adalah tipe utama dalam jasa
dan menjadi fokus utama dalam penyusunan skripsi ini. Yang artinya adalah
diciptakan dan didistribusikan oleh perusahaan pembuat produk tersebut. Misalnya
PT BNI, meluncurkan BNI Syariah.
Pelayanan yang diberikan oleh bank syariah terhadap masyarakat harus terus
ditingkatkan karena hakikat dari bisnis perbankan adalah bisnis jasa yang berdasarkan
pada azas kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat
menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu bentuk
penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service)
dengan tingkat layanan yang diharapkan (expected service).3
Nasabah memiliki dua aspek pertimbangan untuk memilih menggunakan
suatu jasa perbankan, yaitu aspek emosional dan rasional. Aspek emosional adalah
aspek yang berdasarkan kepada keyakinan, emosi seseorang yang bersifat subjektif
dalam memilih sesuatu. Contohnya seseorang memilih jasa bank syariah berdasarkan
keyakinan agamanya, karena seseorang itu beragama Islam, maka ia merasa harus
memilih bank syariah ketimbang bank konvensional dalam memilih sesuatu.
Aspek selanjutnya adalah aspek rasional, yaitu aspek yang didasarkan pada
hal-hal yang nyata dan dapat diterima secara objektif. Contohnya seseorang memilih
jasa bank syariah karena pertimbangan segi bisnisnya, bahwa bank syariah lebih

3

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran ( Jakarta : Prenhallindo, 2002) h.20

5

menguntungkan dibanding konvensional, atau seseorang memilih bank syariah
karena pertimbangan segi kepercayaannya, dan segi lainnya yang sifatnya objektif.
Bank syariah memiliki potensi pengembangan yang cukup besar. Namun
seberapa besar potensi tersebut, pada segmentasi pasar mana yang memiliki potensi
yang baik, faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
memilih lembaga keuangan, perlu dikaji lebih lanjut. Hal ini penting dilakukan untuk
memutuskan strategi pengembangan dan skala pengembangannya di masa yang akan
datang. Berdasarkan uraian diatas, bahwa pentingnya sebuah label atau nama atau
brand dalam sebuah bisnis, tentu tujuan utamanya adalah agar masyarakat
menggunakan jasa bank syariah tersebut. Oleh karena itu juga, penulis tertarik untuk
mengetahui, seberapa besar pengaruh label atau nama atau brand suatu perusahaan
perbankan dalam menarik nasabah sehingga meningkatkan jumlah nasabah suatu
bank. Penulis akan menuangkan dan membahas dalam skripsi yang berjudul :
“PENGARUH LABEL “SYARIAH” PADA LEMBAGA

PERBANKAN

TERHADAP JUMLAH NASABAH BNI SYARIAH CABANG JAKARTA
SELATAN”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi
tersebut diatas penulis membatasi masalah pada hubungan pengaruh penggunaan
label “syariah” pada lembaga keuangan terhadap jumlah nasabah BNI Syariah
Cabang Jakarta Selatan.

6

Dengan demikian terdapat variabel-variabel dalam penelitian yang penulis
lakukan. Yaitu sebagai Independent variable ( Variabel Bebas ) adalah Label
“Syariah” Pada Lembaga Perbankan, dan sebagai Dependent variable ( Variabel
Terikat ) adalah Jumlah Nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan bahwa pokokpokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana respon nasabah terhadap label “syariah” pada lembaga keuangan
syariah?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan label “syariah” pada lembaga perbankan
terhadap jumlah nasabah bank syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian yang hendak dicapai penulis dengan
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana respon nasabah terhadap label
“syariah” pada lembaga perbankan.
b. Untuk mengetahui apakah penggunaan label “syariah” pada
lembaga perbankan memiliki pengaruh terhadap jumlah nasabah
dalam hal ini nasabah BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Akademisi

7

1) Menambah wawasan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan jasa
bank syariah, khususnya dari faktor penggunaan brand
“syariah” dalam ilmu pemasaran.
2) Sebagai syarat dalam memperoleh gelar S-1 pada Jurusan
Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri
b. Bagi Praktisi
1) Sebagai pertimbangan perbankan syariah dalam faktor-faktor
yang dapat memajukan bank syariah di Indonesia.
2) Menjadi pertimbangan agar bank syariah bukan hanya
berpandangan untuk meraih keuntungan bisnis, tetapi juga
memperhatikan aturan-aturan syariah yang sudah terkandung
dalam brand bank syariah.
c. Bagi Masyarakat
1) Memberikan informasi untuk masyarakat mengenai dunia
perbankan syariah.
2) Menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam memilih
perbankan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemaslahatan
dunia dan akhirat.
D. Kajian Kepustakaan
Beberapa referensi yang telah ada dan berkaitan dengan judul skripsi yang
akan penulis angkat antara lain :

8

No Penulis, Judul, dan Isi Skripsi

Perbedaan dengan Skripsi

Tahun
1.

Gede Riana, Jurusan

Penulis
Mempelajari

secara Perbedaan dengan skripsi

Manajemen, Fakultas empirik pengaruh dari yang

akan

penulis

buat

Ekonomi,

variabel trust in a brand adalah pada tulisan tersebut

Universitas Udayana,

yang

Denpasar. Tahun

characteristic, company suatu

2008.

characteristic,

Pengaruh Trust In A

consumer

Brand Terhadap

characteristic

Brand Loyalty Pada

brand loyalty.

meliputi

brand hanya membahas bagaimana
kepercayaan

pada

dan brand suatu produk, mampu



brand menciptakan

kesetiaan

terhadap terhadap produk tersebut.
Sedangkan

penulis

akan

Konsumen Air

membahas

melalui

Minum Aqua Di

pandangan

ajaran

Kota Denpasar

mengenai

seberapa

Islam,
kuat

brand

suatu

berlandaskan
mampu

yang
agama,

menarik

minat

masyarakat

untuk

menggunakan
produk

jasa

atau

tertentu,

serta

mengetahui

alasan

masyarakat memilih Bank
Syariah.

2.

Febriana Astri

Mempelajari

Muryanti, Jurusan

persepsi

Akuntansi, Fakultas

terhadap

Keguruan Dan Ilmu

sehingga

suatu Perbedaan dengan skripsi
konsumen yang

suatu

akan

penulis

buat

brand adalah pada tulisan tersebut
mampu hanya

terfokus

kepada

9

Pendidikan,

meningkatkan penjualan faktor-faktor apa saja yang

Universitas

suatu produk.

dapat

meningkatkan

Muhammadiyah

persepsi

Surakarta, Tahun

suatu

2009.

membeli produknya.

Pengaruh Brand

Sedangkan

Perceived Quality

membahas

Dan Promosi

pandangan

ajaran

Penjualan Terhadap

mengenai

seberapa

Kepuasan Pelanggan

suatu

Pengguna Ponsel

berlandaskan

Nokia Pada

mampu

Mahasiswa FKIP

masyarakat

Akuntansi

menggunakan
produk

positif
brand,

terhadap
sehingga

penulis

akan
melalui

brand

Islam,
kuat
yang
agama,

menarik

minat
untuk

jasa

tertentu,

mengetahui

atau
serta
alasan

masyarakat memilih Bank
Syariah.

E. Kerangka Teori
Untuk mempermudah penulis, ada beberapa istilah yang harus dijelaskan
terlebih dahulu. Bank adalah4 badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

4

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Undang-Undang Perbankan Syariah Dan Surat
Berharga Syariah Negara, ( Jakarta : Fokusmedia, 2008 ) H.39

10

Bank syariah adalah5 bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Nasabah adalah6 Pihak yang menggunakan jasa Bank
Syariah dan atau UUS.
Menurut American Marketing Association merek atau brand adalah nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Keahlian yang sangat unik
dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan merek atau label atau brand. Para pemasar
mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam
pemasaran. Pada intinya merek atau brand adalah penggunaan nama, logo, trade
mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-individu
satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu
brand, simbol, atau logo membuat brand tersebut segera dapat dikenali oleh
konsumen sehingga segala sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat. Dengan
demikian, suatu brand dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut :7
1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan baik barang maupun jasa.
2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan.
3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri.
5

Ibid., h 39-40
Ibid.,h.41
7
Gede Riana, Pengaruh Trust Brand Terhadap Royalty Brand ( Buletin Studi Ekonomi , 2008 ) h.187
6

11

Company characteristic yang ada di balik suatu brand juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap brand tersebut. Pengetahuan
konsumen tentang perusahaan yang ada di balik brand suatu produk merupakan dasar
awal pemahaman konsumen terhadap brand suatu produk. Karakteristik ini meliputi
reputasi suatu perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu
perusahaan.
Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan
acuan dirinya sebagai objek sehingga sering kali dalam konteks pemasaran
dianalogkan brand sama dengan orang. Suatu brand dapat memiliki kesan atau
kepribadian. Kepribadian brand adalah asosiasi yang terkait dengan brand yang
diingat oleh konsumen dan konsumen dapat menerimanya. Konsumen seringkali
berinteraksi dengan brand seolah-olah brand tersebut adalah manusia. Dengan
demikian, kesamaan antara konsep diri konsumen dengan kepribadian brand sangat
berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap brand tersebut.
Kesukaan terhadap brand menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu
kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tarik. Untuk
mengawali hubungan suatu kelompok harus disukai atau mendapat simpati dari
kelompok yang lain. Bagi konsumen, untuk membuka hubungan dengan suatu brand,
maka konsumen harus menyukai dahulu brand tersebut.
Suatu brand memberikan serangkaian janji yang di dalamnya menyangkut
kepercayaan, konsistensi, dan harapan. Dengan demikian, brand sangat penting, baik
bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen, brand bermanfaat untuk

12

mempermudah proses keputusan pembelian dan merupakan jaminan akan kualitas.
Sebaliknya, bagi produsen, brand dapat membantu upaya untuk membangun loyalitas
dan hubungan berkelanjutan dengan konsumen.
Berdasarkan uraian teori-teori diatas menggambarkan bahwa suatu brand atau
pelabelan menjadi komponen yang sangat penting dari suatu bisnis terutama dalam
hal pemasaran. Sehingga jelas bahwa brand atau label suatu perusahaan atau produk
yang baik mampu menarik para konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang
produsen ciptakan, dengan demikian akan mampu meningkatkan jumlah konsumen
mereka. Dalam hal perbankan, brand atau label yang baik akan mampu meningkatkan
jumlah nasabah suatu bank.

F. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. BNI Syariah, Kantor Cabang
Syariah Jakarta Selatan, ITC Dutamas Fatmawati Blok A1-2 dan A1-3.
Jalan RS Fatmawati – Jakarta Selatan 12150.
b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1) Penelitian pustaka, dalam hal ini penulis menelaah data tertulis
yang berhubungan dengan topik permasalahan penelitian yang
dapat berbentuk buku, artikel, dan lain-lain.

13

2) Penelitian

lapangan,

untuk

mendapatkan

data-data

secara

langsung.
2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer adalah yang berupa informasi langsung dari
narasumber

ditempat

penelitian

melalui

wawancara,

serta

informasi dari para responden (nasabah) melalui kuesioner yang
dilakukan dengan wawancara aktif.
b. Data skunder adalah data yang bersumber dari kajian pustaka,
berupa teks buku, laporan-laporan, atau data lain dalam runtun
waktu (time series) 2006 – 2010.
Sumber data:
1) Statistik Bank Indonesia
2) Laporan Jumlah Nasabah BNI Syariah Jakarta Selatan
Periode 2006-2010
3) Sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
3. Metode Penentuan Sampel dan Pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris kualitatif yaitu
pendekatan yang memungkinkan pencatatan hasil penelitian dalam bentuk
kalimat deskriptif.

14

Populasi adalah objek penelitian. Sampel adalah bagian dari kumpulan
objek penelitian yang dipelajari dan diamati.8 Teknik pengambilan sampel dan
pengumpulan data dilakukan dengan Quota Accidental Sampling secara
random, yaitu dengan penetapan jumlah anggota sampel secara kuota atau
jumlah terhadap konsumen yang mudah ditemui pada saat survei dilakukan
secara acak.9 Sebelum survei dilakukan calon responden diberikan penjelasan
tentang indikator penelitian yang berupa pernyataan sehingga hasil jawaban
responden yang didapat dari sampel nantinya mewakili sifat- sifat populasi di
mana sampel tersebut ditarik.
4. Teknik Pengolahan Data
Dalam penulisan skripsi ini, data yang didapat akan diolah
menggunakan teknik editing, yaitu melakukan penyortiran data yang didapat
secara mentah untuk kemudian dipilih data yang akan dimasukkan atau
dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
5. Teknik Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah melalui
metode analisis deskriptif. Deskriptif adalah analisis yang bertujuan untuk
menggambarkan atau mendeskriptifkan data yang diperoleh kedalam suatu
bentuk yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan berupa angka-angka.
8

Sanapsiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial ( Bandung : Rajawali Press,1922), h.86

9

Ety Rochaety,dkk. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, ( Jakarta : Mitra Wacana Media,

2009), h. 65

15

6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini akan penulis bagi lima bab pembahasan,
yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN yang meliputi : Latar Belakang Masalah,
Pembatasan Dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian,
Kajian Kepustakaan, Kerangka Teori, Metode Penelitian, Sistematika
Penelitian

BAB II

TEORI BRANDING DAN PEMASARAN DALAM ISLAM yang
meliputi : Teori Branding, Teori Pemasaran dalam Islam

BAB III

GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH yang meliputi : Profil BNI
Syariah, Segmentasi Pasar BNI Syariah, Peningkatan Jumlah Nasabah
per- Tahun, Model Promosi Syariah, Srategi Branding BNI Syariah

BAB IV

LABEL “SYARIAH” DAN JUMLAH NASABAH BNI SYARIAH
CABANG JAKARTA SELATAN yang meliputi : Respon Nasabah
Terhadap Label “Syariah”, Pengaruh Label “Syariah” Terhadap
Jumlah Nasabah

BAB V

PENUTUP yang meliputi : kesimpulan dan saran

BAB II
TEORI BRANDING DAN PEMASARAN DALAM ISLAM

A. Teori Branding
1. Pengertian Brand atau merek atau label
Brand adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau kombinasi atas
semuanya yang mampu mengidentifikasi serta mendiferensiasikan barang
atau jasa yang ditawarkan oleh penjual porduk atau jasa pesaingnya. 10 Brand
yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu brand dalam masyarakat, persepsi
positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap brand yang tinggi.
Menurut Aaker, brand adalah sesuatu yang pada gilirannya memberi
tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Di samping itu,
merek melindungi, baik konsumen maupun produsen dari para kompetitor
yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik.11
Dengan adanya brand, konsumen dapat membedakan produk yang
satu dengan yang lain diharapkan akan memudahkan konsumen dalam
menentukan produk atau jasa yang akan dipilih berdasarkan berbagai
pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu brand (brand
loyalty).

10

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010 ) h. 155
David A. Aaker, Managing Brand Equity : Capitalizing on The Value of Brand Name (New York:
The Free Press, 1991) h. 7

11

16

17

Brand dapat disebut juga “pelabelan”. Brand berkaitan dengan
kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau layanan, yang diyakini
tidak saja dapat memenuhi kebutuhan mereka, tetapi dengan memberikan
kepuasan yang lebih baik dan terjamin. Istilah brand muncul ketika
persaingan produk semakin tajam dan menyebabkan perlunya penguatan
peran label untuk mengelompokkan produk dan layanan yang dimiliki dalam
satu kesatuan guna membedakan produk itu dengan produk pesaing. Pada
hakikatnya, brand merupakan jaminan kualitas, asal usul, dan performa, yang
demikian meningkatkan nilai yang dirasakan pelanggan dan mengurangi
resiko dan kompleksitas dalam keputusan memilih12.
Brand dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
a)

Contoh brand name (nama) : Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, aqua,
bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, dan lain sebagainya.

b)

Contoh mark (simbol) : simbol huruf iB menjadi brand dari perbankan
syariah di Indonesia, gambar atau simbol sayap pada motor honda,
gambar jendela pada windows, simbol orang tua berjenggot pada brand
orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), dan masih banyak
contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

c)

Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada
restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada
produk makanan gery, dan lain sebagainya.

12

Ibid,. h.155

18

Selain memiliki arti seperti yang dijelaskan sebelumnya, brand juga
memiliki arti :13
a) Brand adalah janji.
b) Brand sepenuhnya adalah persepsi masyarakat mengenai suatu produk,
jasa atau bisnis.
c) Brand memiliki posisi istimewa di benak pelanggan berdasarkan
pengalaman masa lalu, pergaulan, dan ekspetasi masa depan.
d) Brand adalah jalan pintas atribut, manfaat, keyakinan, dan nilai yang
membedakan, mengurangi kompleksitas, dan menyederhanakan proses
pengambilan keputusan.
Melalui arti di atas, brand atau label Syariah yang tercantum pada nama
perusahaan atau pada nama produk Bank Syariah harus memiliki seluruh
komponen-komponen di atas. Antara lain, Janji yaitu mengandung janji
penyediaan jasa yang sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah. Brand
atau label Syariah juga harus mampu meyakinkan persepsi masyarakat bahwa
produk jasanya telah sesuai Syariah baik melalui implementasinya dan
akadnya. Brand atau label Syariah juga harus mampu mendapatkan tempat
istimewa dibenak para nasabahnya dan sebagai alat untuk mendiferensiasikan
dengan Bank Konvensional guna memudahkan pengambilan keputusan
konsumen dalam memilih Bank Syariah.

13

Pilihp Kotler dan Waldemar Pfoertsch, B2B Brand Management, alih bahasa Natalia Sihandrini. (
Jakarta : BIP, 2006) h. 5-6

19

Brand sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Brandbrand terbaik memberikan jaminan mutu. Tetapi brand lebih dari sekedar
simbol. Brand dapat memiliki enam tingkat pengertian:14
a) Atribut: brand mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Bank
Muamalah Indonesia menyatakan transaksi yang syariah , Produk yang
dibuat dengan baik, terancang baik, bebas dari riba, mitra bisnis yang
terpercaya dan lain-lain. Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih
atribut-atribut ini untuk mengiklankan, “Pertama Murni Syariah” seperti
slogan Bank Muamalah Indonesia, hal ini berfungsi sebagai dasar untuk
meletakkan posisi bagi memproyeksikan atribut lainnya. Agar masyarakat
ter-influence melalui slogan tersebut dan akhirnya menggunakan jasanya.
b) Manfaat: brand tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli
atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk dikembangkan
menjadi manfaat fungsional dan atau emosional. Atribut “tahan lama”
dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional.
c) Nilai: brand juga menyatakan nilai produsen. Suatu Bank Syariah
menyatakan kinerja tinggi, bebas riba, jaminan keamanan, dan lain-lain.
Pemasar brand harus dapat mengetahui kelompok konsumen yang
mencari nilai-nilai ini.

14

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo, 2000) h.460

20

d) Budaya: brand juga mewakili budaya tertentu. Bank Syariah mewakili
budaya ajaran Islam yang berprinsip keadilan yang bukan hanya
berorientasi kemaslahatan di dunia,tetapi juga di akhirat.
e) Kepribadian: brand juga mencerminkan kepribadian tertentu. Brand juga
merupakan cerminan dari orang, binatang, atau suatu obyek.
f) Pemakai: brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk atau jasa tertentu. Seperti Bank Syariah, banyak
masyarakat pasti menganggap bahwa Bank tersebut konsumennya hanya
yang beragama Islam saja. Tetapi tidak demikian, dengan nilai keislaman
yang universal, sehingga nasabah Bank Syariah bukan saja yang beragama
Islam saja. Hal tersebut adalah contoh bahwa brand mampu menunjukkan
pemakai atas suatu produk atau jasa.
Semua ini menunjukkan bahwa brand merupakan simbol yang
kompleks. Jika suatu perusahaan memperlakukan brand hanya sebagai nama,
perusahaan tersebut tidak melihat arti brand yang sebenarnya. Tantangan
dalam pemberian brand adalah untuk mengembangkan pengertian yang
mendalam atas brand tersebut.
Dengan enam tingkat pengertian dari brand, pemasar harus
menentukan pada tingkat mana akan ditetapkan identitas brand. Merupakan
suatu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut brand saja, yang akan
menyebabkan:

21

a) Pembeli tidak begitu tertarik dengan atribut brand dibanding dengan
manfaat brand.
b) Pesaing dapat dengan mudah meniru atribut tersebut.
c) Atribut yang sekarang lama kelamaan akan menurun artinya, sehingga
merugikan brand yang terikat pada atribut tersebut.
Menurut Aaker, Brand memiliki lima kategori : 15
a) Brand loyality ( loyalitas merek )
b) Brand Awareness ( kesadaran akan merek )
c) Perceived Quality ( kualitas yang dirasakan )
d) Brand Associations ( asosiasi merek sebagai tambahan terhadap kesan
kualitas )
e) Other Proprietary Brand Assets ( seperti paten, merek dagang, channel,
relationships, dan lain-lain)
Kelima kategori inilah yang harus dijalankan dan didapatkan dari para
konsumennya oleh setiap perusahaan secara berurutan dari urutan pertama
sampai kelima, jika ingin mencapai hasil yang maksimal. Penggunaan sebuah
label atau merek atau brand akan membuat usahanya mampu bersaing di
pasar.

15

Husein Umar, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2000)
h.424-425

22

2. Manfaat dan Tujuan Branding
Manfaat brand atau merek atau label dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a) Memberikan Nilai Kepada Konsumen
Brand pada umumnya bertujuan untuk menambahkan nilai bagi para
konsumen. Yaitu berupa :
i.

Membantu konsumen menafsirkan, berproses dan menyimpan
informasi dalam jumlah yang besar mengenai produk dan brand atau
merek atau label.

ii.

Brand juga bisa mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian.

iii.

Yang lebih penting nantinya adalah kenyataan bahwa kesan kualitas
pada suatu

brand

bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan

pengalaman menggunakannya.
b) Memberikan Nilai Kepada Perusahaan
Sebagai bagian dari perannya dalam menambah nilai untuk konsumen,
brand memiliki potensi untuk menambah nilai bagi perusahaan yaitu :
i.

Menguatkan program memikat para konsumen baru atau merangkul
kembali konsumen lama.

ii.

Menguatkan loyalitas merek. Kesan kualitas, asosiasi, dan nama yang
terkenal

bisa

memberikan

alasan

mempengaruhi kepuasan penggunaan.

untuk

membeli

dan

bisa

23

iii.

Memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan memungkinkan
harga optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan
pada promosi. Jelasnya, sebuah brand

yang memiliki kelemahan

dalam pasar harus menginvestasikan lebih banyak untuk aktivitas
promosi. Sedangkan brand yang sudah terkenal, sudah tentu tidak
perlu mengeluarkan biaya promosi yang besar.
iv.

Brand bisa memberikan landasan untuk pertumbuhan perusahaan.

v.

Brand bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi baik
perusahaan dibidang produk maupun jasa. Brand yang kuat akan
mendapatkan keuntungan dalam urusan penempatan barang di tokotoko, swalayan dan kerjasama dalam menerapkan program-program
pemasaran.

Brand atau merek atau label bukan hanya memiliki manfaat, tetapi juga
memiliki tujuan. Adapun tujuan dari suatu brand atau merek atau label adalah sebagai
berikut :16
i.

Brand mengidentifikasi sumber.

ii.

Brand menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.

iii.

Brand membantu untuk mengorganisasikan catatan inventori dan catatan
akunting atau laporan keuangan.

16

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, alih bahasa Benyamin Molan
(Jakarta: Indeks, 2007) h.332

24

iv.

Brand menawarkan perlindungan hokum yang kuat untuk fitur atau aspek
produk yang unik

v.

Brand adalah alat bantu untuk mendiferensiasikan produk yang dimiliki dengan
produk pesaing.

vi.

Masa depan bisnis yang aman.

vii. Menciptakan kesetiaan brand.
viii. Menciptakan preferensi
ix.

Menciptakan citra brand.

x.

Meningkatkan penjualan.

3. Ketentuan Brand atau merek atau label Dalam Islam
Dalam Islam nama adalah sebuah do’a dan harapan dan kita dianjurkan untuk
memberi nama yang baik kepada anak-anak kita. Dalam konsep Islam minimal ada
tiga hal yang harus diperhatikan dalam memberi nama :17
a) Pertama: Nama tersebut mengandung arti pujian seperti; Ahmad atau
Muhammad
b) Kedua: Mengandung arti doa dan harapan seperti; Aflah atau Sholih
c) Ketiga: Mengandung arti semangat atau menimbulkan semangat bila
mendengarnya seperti; Saefullah atau Asadullah

Mukhlis, “ Trik Membuat Merek yang Menjual” artikel diakses pada 20 april 2011 dari
http://abangadek-adv.com

17

25

Dalam hal konsep branding agama Islam, label Syariah sudah mengandung ketiga
ketentuan di atas. Syariah artinya jalan ke sumber air atau jalan terang yang harus
dilalui atau jalan yang harus diikuti oleh orang-orang beriman.18 Dari pengertian
tersebut tersirat bahwa ada pujian kepada Allah SWT sebagai Sang pencipta hukumhukum pedoman hidup manusia. Kemudian mengandung doa dan harapan dari
kalimat “ke sumber air” artinya bahwa segala sesuatu yang dilakukan tujuannya
untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Terakhir, mengandung arti semangat yaitu
dengan menjalankan segala ketentuan Allah SWT, maka segala kebahagiaan di dunia
dan akhirat akan teraih.
Dalam Islam, konsep branding telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
Beliau bukan seorang pemilik perusahaan yang memiliki brand terkenal. Akan tetapi,
Beliau memiliki personal branding yang sangat kuat. Dengan bermodalkan
kepercayaan, sikap jujur, dan integrasinya, Nabi Muhammad banyak dipercaya oleh
para pengusaha termasuk Siti Khadijah untuk menjalankan usahanya. 19 Mereka tidak
ragu menginvestasikan hartanya kepada Nabi Muhammad, karena suri tauladan yang
ada pada Nabi Muhammad telah terbukti jujur dan professional. Hal ini mengajarkan
bahwa, jika ingin suatu nama brand atau merek atau label dikenal dan dibutuhkan
masyarakat, maka sangat penting untuk membuktikannya terlebih dahulu baik
kualitas, maupun aspek lainnya.

Dar al Fikr, Dairah al Ma’arif al Islamiyahn ( Beirut vol III ) h. 242
Thorik Gunara dan Utus Hardiono S, Marketing Muhammad saw ( Bandung : Madania Prima,2007)
h.79
18

19

26

Tidak berbeda jauh dengan teori memilih brand atau merek atau label dalam
bisnis, kita seharusnya memperhatikan beberapa aspek sehingga merek atau brand
kita mendulang sukses. Sehingga sebuah brand yang bisa dikelola dengan baik bisa
berumur puluhan bahkan ratusan tahun.
Berikut ini ketentuan untuk membuat atau memilih merek yang baik :20
a) Pertama; Patuhi hukum S&W (Speakable & Writable), Sebuah merek
hendaknya mudah diucapkan dan juga mudah ditulis, karena bila merek sulit
diucapakan maka merek akan mudah dilupakan. Salah satu caranya adalah
dengan hanya menggunakan maksimal dua suku kata, karena jika terlalu
panjang maka akan sulit diingat.
b) Kedua; brand itu harus mempunyai arti yang baik dan diterima konsumen.
Perusahaan juga harus berhati-hati dalam brand, karena bahasa di dunia ini
sangat beragam dan sebuah suku kata bisa saja mempunyai arti yang baik
disatu daerah atau negara tetapi mempunyai arti yang tidak baik di negara
lain.
c) Ketiga; brand harus memiliki makna yang dapat ditangkap oleh konsumen
Anda. Seperti nama Bank Syariah, sudah pasti maknanya Bank tersebut
beroperasi menggunakan aturan-aturan Syar’i.
d) Keempat; Bentuk logo atau tulisan brand mudah dilihat dan dibaca.

Sriwijaya Post, “Strategi Pemasaran dalam Islam” artikel diakses pada 20 april 2011 dari
http://palembang.tribunnews.com

20

27

B. Teori Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) merupakan satu kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha untuk memperoleh laba, mempertahankan
kelangsungan

hidup

dan

untuk

mengembangkan

usaha.

Pemasaran

(marketing) itu sendiri berasal dari kata market yang artinya pasar. Banyak
definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli bidang pemasaran. Tetapi
mereka semua berpendapat bahwa kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar
kegiatan menjual barang atau jasa tetapi lebih luas dari pada hal tersebut,
untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa sebenarnya yang dimaksud
dengan pemasaran, berikut penulis menguraikan beberapa batasan atau
depinisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli pemasaran.
Menurut Philip Kotler menyatakan pemasaran adalah21 kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui
proses pertukaran.
Menurut Lamb dkk menyatakan pemasaran adalah22 suatu proses dan
menjalankan konsep, harga dan distribusi sejumlah ide, barang,dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi.

21

22

Philip Kotler,Dasar-dasar Pemasaran ( Jakarta : PT Prenhalindo, 1987) h.5
Lamb, Hair, Mc Daniel, Manajemen pemasaran, ( Jakarta: Salemba Empat,2001 ) h.6

28

Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan23, pemasaran adalah satu
fungsi

organisasi

dan

seperangkat

proses

untuk

menciptakan,

mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi
dan para pemilik sahamnya.
Kotler dan AB Susanto mendifinisikan24, pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan yang optimal
kepada pelanggan.25

2. Manfaat dan Tujuan Pemasaran
Secara umum pemasaran memiliki manfaat, antara lain:26
a) Sebagai Pertukaran

23

Kotler, Manajemen pemasaran. h.8
Philip Kotler dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia.( Jakarta : Salemba Empat,
2000) h.7
25
Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah. h.6
26
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-pemasaran-fungsi-pemasaran-marketing-ilmu
manajemen-pemasaran

24

29

Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik
dengan menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan
produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.
b) Sebagai Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dan sebagainya.
Penyimpanan produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak
kekurangan saat dibutuhkan.
c) Sebagai Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen
dapat dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik.
Namun jika ditinjau dari aspek yang berhubungan dengan branding atau
pelabelan, pemasaran memiliki manfaat, sebagai berikut:27
i. Menanamkan brand awareness dan citra yang kuat pada masyarakat.
ii. Mempertahankan konsumen lama sekaligus memperluas pasar dengan
menarik dan menjangkau konsumen baru.
iii. Memberikan dan menjelaskan informasi kepada para konsumen bahwa
pilihannya terhadap produk atau jasa adalah tepat.
iv. Meningkatkan penjualan suatu perusahaan.
27

Wawancara Pribadi dengan Faisal Rizal. Jakarta, 5 April 2011

30

Selain manfaat, pemasaran juga memiliki beberapa tujuan, yang secara umum
tujuan pemasaran adalah28 memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan sasaran, bidang perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu,
kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai dan membuat barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Dalam dunia perbankan, pemasaran memiliki tujuan, antara lain29 :
a) Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
b) Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang
diinginkan nasabah.
c) Memaksimumkan pilihan ragam produk dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga memiliki beragam pilihan pula.
d) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
Sehingga dari penjelasan diatas, menyatakan bahwa tujuan dari pemasaran
baik menurut konsep pemasaran secara umum atau pemasaran bank yaitu, dasarnya
adalah bagaimana caranya aktivitas pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu
konsep yang baik, yang mengungkapkan pemasran yang tanggap, bertanggung jawab,

28
29

Kotler, Manajemen Pemasaran. h.182
Kasmir. Pemasaran Bank. ( Jakarta: Kencana, 2004 ) h.66-67

31

dan selalu memberikan kepuasan pada para konsumen serta menguntungkan
perusahaan.

3. Strategi Pemasaran Dalam Islam
Dunia pemasaran sering diidentikkan dengan dunia yang penuh janji manis
namun belum tentu terbukti apakah produk atau jasanya sesuai dengan apa yang telah
dijanjikan. Inilah yang harus dicapai dan dibuktikan dalam konsep pemasaran dalam
Islam, bahwa pemasaran bukanlah dunia yang penuh tipu menipu. Seperti yang
terkandung dalam Al-qur’an,yang berbunyi :
                
        

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. “ (QS.4 An-Nisaa ayat 29).
Dalam syariah marketing, suatu pemasaran harus disertai dengan keikhlasan
semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah, maka seluruh transaksinya Insya
Allah menjadi ibadah dihadapan-Nya. Bukan hanya itu, dalam syariah marketing,
suatu perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun turut pula

32

berorientasi pada tujuan lainnya yaitu keberkahan, yang pada akhirnya melahirkan
konsep maslahah. Ada 4 karakteristik yang terdapat dalam syariah marketing 30:
a) Ketuhanan ( Rabbaniyah ) artinya bahwa setiap kegiatan tak terkecuali
pemasaran, Allah akan selalu mengawasinya. Sehingga para pelakunya akan
senantiasa menghindari segala perbuatan yang dilarang.
b) Etis ( Akhlaqiyyah ) artinya mengedepankan akhlak dan etika bisnis yang baik
dalam segala aspek kegiatannya