Aplikasi Produk Musyarakah Pada Pembiayaan Proyek Bank Bni Syariah Cabang Fatmawati - Jakarta Selatan

(1)

APLIKASI PRODUK MUSYARAKAH

PADA PEMBIAYAAN PROYEK BANK BNI SYARIAH

CABANG FATMAWATI - JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

FITRI HADIANTI NIM: 1112053000025

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Aplikasi Produk Musyarakah Pada Pembiayaan Proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati-Jakarta Selatan. adalah skripsi karya Fitri Hadianti, 1112053000025, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, M.A.

Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara, semakin meningkat pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun, kemampuan dana pemerintah yang bersumber dari APBN sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan dana di atas, maka pemerintah mengajak dan mendorong swasta dan lembaga lainnya untuk turut serta berperan dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa. Salah satunya yaitu perbankan syariah. hal ini yang menarik bagi penulis untuk dibahas, dimana pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati tersedianya kredit atau pembiayaan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah produk musyarakah pada pembiayaan proyek yang mana dengan aplikasi bagi hasil untuk mendapatkan manfaat atas suatu jasa.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dan Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dengan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek dan teknik bagi hasil yang diterapkan oleh Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yaitu menggambarkan prosedur, aplikasi serta teknik bagi hasil yang diterapkan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

Hasil analisis penelitian ini menyimpulkan pembiayaan proyek merupakan salah satu produk produktif dalam memenuhi kebutuhan akan manfaat atau suatu jasa dan akad musyarakah pada pembiayaan proyek termasuk pada syirkah al-inan. aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan juga berpedoman dengan ketentuan Bank Indonesia dan fatwa Dewan Syariah Nasional dan menggunakan teknik perhitungan bagi hasil dengan prinsip Revenue Sharing yaitu perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada total pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pembiayaan tersebut.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

ميح رلا نمح رلا ه مسب

Segala puji bagi ALLAH SWT, Tuhan semesta alam, pemilik segala apa yang ada di langit dan bumi. Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan dan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang pejuang dan pemimpin sejati sepanjang zaman, beserta keluarga, para sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam melakukan penelitian ini, penulus sangat terbantu oleh partisipasi dari banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan atas bantuannya, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Arif Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Suparto, M. Ed, selaku Wadek I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., selaku Wadek II Bidang Administrasi dan Keuangan dan Drs. Suhaimi, M.Si., selaku Wadek III Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Sugiharto, M.A., selaku sekretaris Jurusan Manajemn Dakwah, Fakultas

Ilmu Dakwah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban M.A., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap TIM Penguji sidang Munaqasah, Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., Drs. Sugiharto, M.A., Drs. H. Sungaidi, M.A., dan Drs. Kartono, MM., yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis sehingga skripsi diselesaikan dengan baik.

6. Segenap dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini telah memberi ilmu


(7)

iii

pengetahuan yang berlimpah, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.

7. Pimpinan serta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam melengkapi literatur guna mendukung penulisan ini.

8. Segenap pihak Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, khususnya kepada Bapak Bambang Hartopo selaku Manager Operasinal dan Dharma Firadiansyah selaku Staff AO SME atas waktu dan kesediaanya menjadi narasumber dalam rangka pengumpulan data skripsi, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

9. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Anwar Hidayat dan Ibunda Susi lawati, tak lupa kepada kakek dan nenek yang telah memberikan kasih sayang, cinta, semangat serta dukungan yang luar biasa dan doa terdahsyat yang tak pernah lepas ditujukan untuk penulis. Serta kakak dan adikku yang selalu memberikan keceriaan dan doanya.

10. Orang-orang yang sangat berpengaruh bagi penulis, Rifki Ramdhani dan Sahabat - sahabat seperjuangan, Tia Oktaviani, Ana Mira Kunita, Firdha Muftiha, Widiana Sisiliayuli Ayu dan Pinkan Junia. yang telah setia memberikan dukungan, tenaga dan saran sehingga menyusun skripsi terasa begitu menyenangkan.

11. Semua teman-teman Manajemen Dakwah angkatan 2012, terutama konsentarsi Manajemen Lembaga Keuangan Islam (MLKI) dan anak-anak kosan bahagia yang senantiasa membantu dalam penyusunan skripsi ini. 12. Dan untuk semua pihak yang telah memberi segala dukungannya dalam


(8)

iv

Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik dalam bentuk dukungan, semangat dalam menyelesaikan tugasi ini. Semoga skripsi ini dpaat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, 30 Mei 2016


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ....i

KATAPENGANTAR ... ....ii

DAFTAR ISI ... ....v

DAFTAR GAMBAR ... ... ...vii

DAFTAR TABEL ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

D. Metodologi Penelitian ...7

E. Tinjauan Pustaka ... ...11

F. Sistematika Penulisan ... ...12

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG PRODUK MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN PROYEK A. Produk Musyarakah ... ...16

1. Pengertian Produk Musyarakah... ...16

2. Landasan hukum Produk Musyarakah ...18

3. Jenis-Jenis Akad Musyarakah ... ...18

4. Skema Akad Musyarakah ... ...21


(10)

vi

3. Manfaat Pembiayaan Proyek ... ...25

4. Prinsip-prinsip Pembiayaan Proyek ... ...27

9. Skema Pembiayaan Proyek ... ...32

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI – JAKARTA SELATAN A. Sejarah Berdiri Bank BNI Syariah ...36

B. Visi, Misi dan Budaya Kerja ... ... ...38

C. Struktur Organisasai ... ... ...43

D. Produk- produk Bank BNI Syariah .. ... ...44

BAB IV APLIKASI PRODUK MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN PROYEK PADA BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI A. Aplikasi Produk Musyarakah pada Pembiayaan Proyek. ... ...49

B. Prosedur Pembiayaan Proyek ...59

C. Analisa Teknik Perhitungan Bagi Hasil Produk Musyarakah...73

D. Analisis ... ... ...78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...86


(11)

vii

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Struktur Organisai Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati 2. Surat Permohanan Dosen Pembimbing

3. Surat Pengantar penelitian di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati 4. Surat Keterangan penelitian dari Bank BNI Syariah

5. Persyaratan Pembiayaan Proyek


(12)

vii

Gambar 2.2. Skema Proses Pembiayaan ...33

Gambar 2.3. Skema Pembiayaan Proyek ...34

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah ... 43


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Produk Hasanah Car ………...44

Tabel 3.2. Griya Ib Hasanah ... 45

Tabel 3.3. Flexy iB Hasanah ... 45

Tabel 3.4.Emas iB Hasanah ...45

Tabel 3.5. Usaha Kecil iB Hasanah ...46

Tabel 3.6.Multiguna iB Hasanah...46

Tabel 3.7. Use Case update Profil Sekolah ...46

Tabel 3.8 .Multijasa iB Hasanah...47

Tabel 3.9.Wirausaha iB Hasanah...47

Tabel 3.10.CCF iB Hasanah ... 47

Tabel 3.11.Tunas iB Hasanah ... 47

Tabel 3.12. Tabungan iB Hasanah ...48

Tabel 3.13. Tabungan iB Prima Hasanah...48

Tabel 3.14 Tabungan iB TAPENAS Hasanah ...49

Tabel 3.15 Tabungan iB Tunas Hasanah ...50

Tabel 3.16 Deposito iB Hasanah ...50


(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang tugas pokoknya menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak dapat disediakan oleh lembaga keuangan lainnnya. Jalinan hubungan antara investor dan kreditor, dapat menggunakan berbagai teknik dan metode investasi. Kontrak investasi antara bank dengan nasabah ini disebut dengan kredit dalam konteks bank konvensional, dan pembiayaan untuk konteks bank syariah. Dalam bank syariah, produk yang dapat ditawarkan adalah produk mudharabah, musyarakah, dan lain-lain.

Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak bersifat menjual uang yang mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang diinvestasikan, tetapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha. Pendekatan bank syariah mirip dengan investment banking, di mana secara garis besar produk adalah mudharabah (trust financing) dan musyarakah (partnership financing), sedangkan yang bersifat investasi diimplementasikan dalam bentuk murabahah (jual-beli).

Konsep ideal perbankan yang sesuai dengan syariah seperti yang diuraikan di atas pada praktiknya belum diselenggrakan secara ideal oleh


(15)

bank-2

bank Islam di Indonesia. Menurut Zainul Arifin, ada 5 (lima) praktik perbankan syariah yang masih jauh dari konsep ideal bank syariah. Pertama, terlalu memusatkan pada mekanisme murabahah dan mengabaikan mekanisme pembiayaan sah lainnya. Kedua, menerapkan tingkat bunga untuk margin keuntungan tetap dalam mekanisme murabahah. Ketiga, mengabaikan aspek-aspek sosial dalam pembiayaan. Keempat, kurang memberi respon tambah pada kebutuhan-kebutuhan pembiayaan pemerintah. Kelima, kegagalan bank-bank Islam dalam menjalin kerja sama antara mereka1.

Belakangan, kegelisahan Zainul Arifin, dijawab oleh bank syariah dengan menawarkan dan meningkatkan produk pembiayaan musyarakah.2 Produk Musyarakah yang lebih dikenal dengan perkataan kongsi pemegang saham untuk membiayai suatu proyek dengan keuntungan dari proyek itu dibagi mengikuti kadar yang disepakati. Sekiranya proyek itu mengalami kerugian maka bebannya ditanggung oleh pemegang saham megikut nisbah saham masing-masing.3

Landasan hukum produk musyarakah antara lain disebut dalam QS. Shad/38: 24:

لخْلا م اريثك َ إ ۖ ۗ ْمه ام ليلق تاحلاَصلا ا ل ع ا نمآ يذَلا ََإ ضْعب ٰىلع ْم ضْعب يغْبيل ءاط

1

Zainul Arifin, Bagaimana Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek: 2000, Dikutip oleh Amir Machmud dan H. Rukmana Bank Syariah (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010), h. 28-29.

2

Bambang Hartopo, Manejar Operasional Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati,

Wawancara Pribadi, Jakarta 2 Desember 2015.

3

H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi (Jakarta:PT. Gramedia,2013), h. 411.


(16)

Artinya:”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh dan amat sedikitlah mereka ini".

Sementara itu, kegiatan investasi musyarakah sering digunakan untuk membiayai proyek-proyek. Proyek yang dimaksud di sini adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit (kemanfaatan). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berbentuk investasi baru dalam berbagai macam pabrik, pembuatan jalan raya atau kereta api, irigasi, bendungan, perkebunan, pembukaan hutan, pendirian gedung-gedung sekolah atau rumah sakit, berbagai macam program latihan, program keluarga berencana, berbagai macam survey atau penelitian, perluasan atau perbaikan program-program yang sedang berjalan dan lain-lain, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, badan-badan swasta, organisasi-organisasi sosial maupun perorangan.4

Dengan semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara, semakin meningkat pula permintaan/kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun, dana pemerintah yang bersumber dari APBN sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan dana di atas, maka pemerintah mengajak dan mendorong swasta untuk turut serta berperan dalam membiayai pembangunan potensi ekonomi bangsa. Pihak swasta pun, secara individual

4


(17)

4

maupun kelembagaan Negara dan swasta tersebut, maka perbankan nasional akan memegang peranan penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan permodalan pengembangan sektor-sektor produktif.5 Dalam hal ini, pihak-pihak yang telah memberikan pembiayaan proyek dengan akad musyarakah salah satunya adalah Bank BNI Syariah.

Salah satu lembaga keuangan syariah yang biasa mendistribusikan pembiayaan proyek dengan akad musyarakah adalah Bank BNI Syariah. Fakta bank BNI Syariah yang paling menonjol adalah keberhasilannya dalam penyaluran dana berupa pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau nasabah. Sesuai dengan prinsip investasi tentunya masyarakat tersebut juga menghendaki hasil yang optimal. Oleh karena itu tentunya bank BNI Syariah akan berupaya untuk memilih dan menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang potensial, sehingga dana masyarakat yang diamanahkan kepada BNI Syariah dapat berkembang secara lebih baik. Untuk itu setiap permohonan pembiayaan akan dilakukan analisa oleh tenaga analis BNI Syariah, sehingga selain resikonya dapat dikurangi menjadi seminimal mungkin, return atau pendapatan dari yang dibiayai tersebut juga dapat memberikan hasil yang maksimal. Sehingga akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.6

5

H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi….679.

6

Tripod Bank BNI Syariah, artikel diakses pada 19 Febuari 2016 dari : http://www.BNI syariah.tripod.com/faq.html


(18)

Dalam perkembangannya saat ini keberadaan pembiayaan proyek semakin popular dan diperlukan. Hal ini disebabkan oleh pembiayaan proyek banyak memberi manfaat, baik dilihat drai kepentingan negara, masyarakat, maupun perusahaan itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai sumber pengembalian dan keuntungan dari investasi, membuka kesempatan kerja, sarana alih tekonologi, perbaikan infrastruktru dan sebagai sumber pendapatan Negara.7

Oleh karena itu sebagai ikhtiar untuk turut serta dalam meringkan serta mengatasi persoalan permodalan di sektor usaha kecil menengah terutama dalam pembiayaan proyek sekaligus secara simultan mengatasi kesulitan likuiditas pada bank BNI Syariah, maka Bank BNI Syariah dianggap mampu untuk memberikan pembiayaan musyarakah pada usaha kecil dan menangah terutama pembiayaan proyek/project financing.

Berdasarkan Penjelasan diatas, Penulis bermaksud untuk melakukan penelitian lebih mendalam pada produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati. Dalam bentuk skripsi dengan berjudul:

“Aplikasi Produk Musyarakah pada Pembiayaan Proyek Bank BNI

Syariah Cabang Fatmawati - Jakarta Selatan

7


(19)

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini penulis memberikan batasan permasalahan mengenai aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati serta teknik perhitungan bagi hasil.

2. Perumasan Masalah

Rumusan masalah penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bagaimana aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?

b. Bagaimana teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

b. Untuk mengetahui teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.


(20)

2. Untuk mengetahuiManfaat Penelitian a. Manfaat akademis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai produk perbankan syariah, khususnya pembiayaan produktif dengan produk musyarakah pada pembiayaan proyek.

2) Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai produk musyarakah pada pembiayaan proyek dan dampak tehadap bisnis bank.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pihak Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, sebagai bahan masukan untuk lebih menjalankannya secara professionally delivered, baik dari segi produk, pelayanan, maupun pelaksanaan sesuai prinsip syariah.

2) Bagi nasabah, sebagai bahan pertimbangan agar lebih selektif dalam memilih produk pembiayaan proyek dan dapat mengikuti semua prosedur yang berlaku dengan baik.

D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan sifat


(21)

8

suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan.8 Karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.

Penelitian ini bersifat deskriptif analysis, yakni penelitian yang melakukan pengujian terhadap data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan,9yaitu dokumen produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.

2. Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif, yakni berupa data tulisan atau dokumen yang mendukung penelitian ini dan terdiri dari dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang bersangkutan dan observasi dengan pihak Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati serta dokumentasi tentang produk musyarakah pada pembiayaan proyek.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa

8

Consuelo G. Sevilla, dkk, Penerjemah, Alimmudin, Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesi, 1993), h. 71. Dikuti dari Skripsi Dhea Rizkia, Aplikasi Produk Ijarah Pada Pembiayaan Multijasa Di BMT Ubasyada – Ciputat, UIN Syarih Hidayatullah Jakarta

2013.

9


(22)

buku, jurnal, surat kabar atau dari sumber lain yang berhubungan dengan musyarakah pada pembiayaan proyek dan berhubungan tentang perbankang syariah.

Dalam pengumpulan data penelitian, disini penulis mencari data dari dokumen-dokumen annual report PT. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, buku pedoman pembiayaan proyek dan akad musyarakah. 3. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis penelitian diatas, maka teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan adalah berupa studi dokumentasi (studi pustaka) dan studi lapangan dengan teknik wawancara. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terpimipin, yaitu Tanya jawab yang dilakukan dengan responden dengan menggunakan wawancara yang berupa pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Adapun instrument yang dipakai oleh penulis adalah alat perekam untuk merekam selama wawancara berlangsung dan buku cacatan untuk mencari informasi penting.

4. Teknik Pengolahan data

Setelah pengumpulan data dilakukan, hasil pengumpulan data harus diolah agar menghasilkan sebuah kesimpulan. Pada dasarnya ada tiga unsur utama penelitian kualitatif. Pertama, data yang berasal dari bermacam-macam sumber, Kedua, berbagai prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan atau teori. Dan Ketiga adalah laporan tertulis dan lisan.


(23)

10

Kemudian dilakukan analisis data berdasarkan teknik analisis deskriptif yang dilakukan dengan: (a) Reduksi data (data reduction); (b) Penyajian data (data display); (c) Kesimpulan (conclution drawing/verivication) dari hasil pengelompokkan, perhitungan dan analisis data yang didapatkan.

5. Teknik analisis data

Setelah pengolahan data tersebut, yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun rencana analisis. Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.10

Teknik yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif deskriptif. Di mana metode ini menggambarkan keadaan obyek penelitian yang sebenarnya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi serta memberikan solusi, dari gambaran/pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup di suatu fokus/pokok permasalahan yang diteliti.

Teknik analisis data untuk melengkapi data, menggunakan standar analisis pembiayaan proyek di Bank yang bersangkutan.

6. Objek dan Subjek Penelitian a. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Aplikasi Produk Musyarakah Pada Pembiayaan Proyek.

10

Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010), cet Ke-5, hal 104.


(24)

b. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek peneltian pada skripsi ini adalah Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, Jl.RS. Fatmawati No.30 C-D Cilandak Jakarta Selatan.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulian ini mengacu pada Buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan disertasi) yang diterbitkan oleh Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penulusuran dari beberapa sumber kepustakaan, penulis menemukan sejumlah skripsi yang membahas tentang Pembiayaan musyarakah, antara lain:

1. “Aplikasi produk ijarah pada pembiayaan multijasa di BMT Ubasyada- Ciputat” Skripsi karya Dhea Rizkia, Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan multijasa merupakan salah satu produk pembiayaan konsumtif dan prakteknya produknya pembiayaan multijasa menggunakan dua akad yakni wakalah dan akad ijarah.

2. “Pelaksanaan pembiayaan proyek dengan prinsip Musyarakah pada perbankan syariah Di nusa tenggara barat” Tesis karya Sahruddin, SH Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro, Semarang 2006. Peneltian ini menganalisa dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi


(25)

12

rendahnya pelaksanaan pembiayaan proyek dengan prinsip musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Mataram Nusa Tenggara Barat, dan upaya-upaya yang dijadikan solusi untuk meningkatkan pelaksanaan pembiayaan proyek dengan prinsip musyarakah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Mataram Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan penelitian penulis, secara khusus sampai saat ini belum ada yang membahas tentang aplikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang menekan apalikasi produk musyarakah pada pembiayaan proyek dan teknik sistem bagi hasil pada pembiayaan proyek.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan skiripsi ini, penulis membuat sistematika dengan masing-masing bab. Penulis membagi menjadi lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut dan diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran. adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I, yang berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, tinjaun pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II, yang berisi tentang tinjauan teori produk musyarakah pada pembiayaan proyek, yang terdiri dari: pengertian produk musyarakah, landasan


(26)

hukum musyarakah, jenis-jenis akad musyarakah, skema akad musyarakah, aplikasi akad musyarakah dalam perbankan, pembiayaan proyek, macam-macam proyek, manfaat proyek, prinsip-prinsip pembiayaan proyek dan skema proses pembiayaan proyek dan pembiayaan proyek.

Bab III, yang berisi tentang tinjauan umum PT Bank BNI Syariah yang terdiri sejarah Bank BNI Syariah, visi dan misi PT Bank BNI Syariah dan Budaya kerja dan produk-produk PT Bank BNI Syariah.

Bab IV, tentang hasil aplikasi produk musyarakah pada bank BNI Syariah Cabang Fatmawati terdiri dari aplikasi produk musyarakah Bank BNI Syariah Cabang Fatmwati, Prosedur Pembiayaan Proyek Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, teknik perhitungan bagi hasil produk musyarakah dan analisa.

Bab V, yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan uraian-uraian yang diperoleh dari bab-bab sebelumnya untuk pengembangan sistem selanjutnya yang terdiri dari: kesimpulan dan saran.


(27)

14 BAB II

TINJAUAN TEORI TENTANG PRODUK MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN PROYEK

A. Produk Musyarakah

1. Pengertian Produk Musyarakah

Pengertian produk musyarakah terdiri dari dua kata, yaitu produk dan musyarakah. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya", Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. 11Menurut kamus besar bahasa Indonesia produk adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.12

Produk Bank adalah produk yang dikeluarkan bank baik disisi penghimpunan dana maupun penyaluran dana serta pelayanan jasa bank yang sesuai dengan prinsip Syariah, tidak termasuk produk lembaga keuangan bukan bank yang dipasarkan oleh bank sebagai agen pemasaran (pasal 1 angka 5 PBI No. 10/17/PBI/2008).13

11

Produk, artikel ini diakses pada 17 Mei 2016 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Produk

12

Pengertian Produk, artikel ini diakses pada 17 Mei 2016 dari: http://kbbi.web.id/produk

13

Zuhairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 88-89.


(28)

Sedangkan musyarakah berasal dari kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika-yasyraku-syirkan wa syarikatan, artinya menjadi sekutu atau serikat.14

Sebagaimana hadit riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:

م ام ي يرش ا ث اث ا ا : قي ى اعت ه ا هبحاص ا ه خا ا اف,هبح اص ا ه خا ي

.ا يب م تجرخ Artinya: “Allah SWT. berfirman: „Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al- Hakim, dari Abu Hurairah).

Adapun menurut istilah, para ulama fiqih berbeda pendapat dalam mengartikan istilah syirkah, antara lain:

Menurut ulama malikiyah, syirkah adalah pemberi izin kepada kedua mitra kerja untuk mengatur harta (modal) bersama. Maksudnya, setiap mitra memberikan izin kepada mitranya yang lain untuk mengatur harta keduanya tanpa kehilangan hak untuk melakukan hal itu.

Menurut ulama hanabillah, syirkah adalah persekuatuan hak atau pengaturan harta.

Menurut ulama syafi’yah, syirkah adalah tetapnya hak kepemilikan bagi dua orang atau lebih sehingga tidak dibedakan antara hak pihak yang satu dengan hak pihak yang lain.

14

Kamus al-Munawwir, h.765, dikutip oleh Hafidz Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman, Bisnis dan Muamalah Kontemporer (Bogor:Al Azhar Freshzone Publishing, 2015), h.18.


(29)

16

Menurut ulama Hanfiyah, syirkah adalah transaksi antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan. Ini adalah definisi yang paling tepat bila dibandingkan dengan definisi-definisi yang lain, karena definisi ini menjelaskan hakikat syirkah, yaitu sebuah transaksi. Adapun definisi-definisi yang lain, semuanya hanya menjelaskan syirkah dari sisi tujuan dan dampak atau konsekuensinya.15

Musyarakah dalam perbankan Islam telah dipahami sebagai suatu mekanisme yang dapat menyatukan kerja dan modal untuk produksi barang dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat. Musyarakah dapat digunakan dalam setiap kegiatan yang dijalankan untuk tujuan menghasilkan laba. Bagi bank-bank Islam, musyarakah dapat digunakan untuk tujuan dagang murni yang lazim bersifat jangka pendek atau untuk keikutsertaan dalam investasi proyek-proyek jangka menengah hingga jangka panjang.16

Sedangkan dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad musyarakah, Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad musyarakah adalah akad kerja sama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa

15

Wahbah al-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Jakarta: Gema Insani, 2010) h. 441.

16

Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis,diterjemahkan Oleh Arif Maftuhin (Jakarta: Paramadina. 2004), h. 93


(30)

keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.17

2. Landasan Hukum Musyarakah Landasan dasar Musyarakah, yaitu :

a. Al-Qur’an :

...ث ث ا ىف ءاك رش م ف Artinya: “…maka mereka berserikat pada sepertiga…” (An-Nisa:12)

ءاط ْ ا م اريثك َ إ ۖ ۗ ْمه ام ي ق تاح اَص ا ا ع ا مآ يذَ ا ََإ ضْعب ٰى ع ْم ضْعب يغْبي

Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh”. (Shaad :24)

b. Hadits

1) Dalam Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : ”Allah SWT telah berkata : Saya menyertai dua pihak yang sedang berkongsi selama salah satu dari keduanya tidak menghianati yang lain, seandainya berkhianat maka Saya keluar dari penyertaan tersebut”. (HR. Abu Daud). 2) ”Rahmat Allah SWT tercurahkan atas 2 (dua) pihak yang sedang

berkongsi selama mereka tidak melakukan pengkhianatan, manakala berkhianat, maka bisnisnya akan tercela dan keberkatan pun akan sirna dari padanya”. (HR. Abu Daud).

17

A. Wangsawidjaja, z. Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 196-197.


(31)

18

c. Ijma

Ibn Qudamah telah berkata :”Kaum Muslimin telah berkonsensus akan legitimasi musyarakah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat terdapat dalam beberapa elemen dari padanya”.18

d. Fatwa DSN Produk Musyarakah

1) Undang-Undang No. 21 Tentang Perbankan Syariah Tanggal 16 Juli 2088.

2) PBI Nomor 10/17/PBI/2008 Tentang Produk Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah

3) PBI NOMOR: 10/16/PBI/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/Pbi/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

4) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah

5) Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda-Nunda Pembayaran

3. Jenis - jenis Musyarakah

Al-musyarakah ada dua jenis: musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyrakah pemilikan tercipta karena warisan,

18Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio,

Apa dan Bagimana Bank Islam (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 23-24.


(32)

wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.

Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah. Mereka pun sepakat berbagai keuntungan dan kerugian.

Musyarakah akad terbagi menjadi: al-’inan, al-mufawadhah, al-a’maal, al-wujuh dan al-mudharabah. Para ulama berbeda pendapat tentang al-mudharabah, apakah ia termasuk jenis musyarakah atau bukan. Beberapa ulama menganggap al-mudharabah termasuk katagori musyarakah karena memenuhi rukun dan syarat sebuah akad (kontrak) musyarakah. Adapun ulama lain menganggap al-mudharabah tidak termasuk sebagai al-musyarakah.

a. Syirkah al-inan

Syirkah al-inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka. Mayoritas ulama membolehkan jenis al-musyarakah ini.

b. Syirkah mufawadhah

Syirkah mufawadhah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari


(33)

20

keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

c. Syirkah A’maal

Al-musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Al-musyarakah ini kadang-kadang disebut Al-musyarakah abdan atau sanaa’i.

d. Syirkah wujuh

Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis musyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Karenanya, kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.19

19 Muhammad Syafi’i Antonio,


(34)

4. Skema Akad Musyarakah

Gambar: 2.1: Skema Pembiayaan Akad Musyarakah BANK PARSIAL :

ASET VALUE

NASABAH PARSIAL:

ASET VALUE

AKAD PEMBIAYAAN

BAGI HASIL KEUNTUNGAN SESUAI KESEPAKATAN NISBAH/ KERUGIAN SESUAI PORSI KONTRIBUSI MODAL

PROYEK/USAHA

KEUNTUNGAN

Sumber: A. Wangsawidjaja, Z. Pembiayaan Bank Syariah 20

5. Aplikasi Akad Musyarakah dalam Perbankan a. Pembiayaan Proyek

Al-musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.

b. Modal Ventura

Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk

20


(35)

22

jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.21 B. Pembiayaan Proyek

1. Pengertian Pembiayaan proyek

Pembiayaan proyek/project financing terdiri dari dua kata yaitu pembiayaan dan proyek. Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengelolaan barang (produksi).

Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan islam atau istilah teknisnya disebut aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Islam baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga Islam, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat wadiah.22

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 25 UU Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu antara lain berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibakan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk

21 Muhammad Syafi’i Antonio,

Bank Syariah: Dari Teori dan Praktek….93.

22

H. Veithzal Rivai dan H. Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi….681.


(36)

mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.23

Sedangkan pengertian proyek adalah Suatu proses kegiatan investasi modal yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam jangka panjang, dengan menggunakan berbagai sumber daya. Tujuannya untuk menghasilkan suatu produk dan atau jasa (Tangible dan Intangible Goods) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan hasil tersebut diharapakan akan memberikan benefit/manfaat dimasa-masa datang kepada pemilik sumberdaya modal selama masa jangka waktu periode tertentu. Proyek dapat juga didefinisikan sebagai usaha sementara,temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas.24

Dengan pembiayaan proyek merupakan terjemahan dari bahasa Inggris project finance. Pembiayaan proyek adalah salah satu bentuk pembiayaan perusahaan yang mempunyai ciri khas tersendiri serta teknik pendanaan yang unik. Ciri khas pembiayaan proyek adalah pembiayaan ini diperuntukkan bagi proyek-proyek berskala besar, seperti proyek pertambangan, pengeboran minyak dan pelabuhan/bendadara. Adapun keunikan pembiayaan proyek ini adalah sumber pelunasan pinjaman berasal dari cash flow perusahaan atau proyek yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan proyek itu sendiri.25

23

A. Wangsawidjaja Pembiayaan Bank Syariah….249.

24

Pengertian proyek, diakses pada 17 Desember 2016 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Proyek#cite_note-2

25


(37)

24

Menurut Surnayo, yang mengutip dari Peter Nevitt, bahwa pembiayaan proyek sebagai suatu pembiayaan terhadap suatu unit ekonomi tertentu di mana pihak pemberi pinjaman akan cukup puas dengan mempergunakan cas flow dan earnings dari unit ekonomi tersebut sebagai sumber dana untuk pengembalian pinjaman untuk pembiayaan proyek tersebut dan dengan menggunakan asset dari unit ekonomi tersebut sebagai jaminan utang yang bersangkutan.26

Dengan demikian Pembiayaan proyek/project financing yaitu pembiayaan yang dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan untuk membiayai suatu proyek, baik proyek Konstruksi, Proyek Penelitian dan Pengembangan dan Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa dengan membayar anggsuran sesuai dengan kesepakatan.

2. Macam-macam pembiayaan proyek

Macam-macam proyek Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa dikasifikasikan antara lain sebagai berikut:

a. Proyek Konstruksi

Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik. Sebagai contoh adalah proyek pembangunan jalan raya, jembatan atau pembuatan boiler.

b. Proyek Penelitian dan Pengembangan

Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai ditemukannya bibit tunggal untuk suatu

26


(38)

tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial maupun pemerintah. Setelah suatu produk baru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul pembuatan secara missal untuk dikomersialisasikan. c. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa

Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah.

Proyek ini bisa berupa:

1) Perancangan struktur organisasi

2) Pembuatan sistem informasi manajemen 3) Peningkatan produktivitas perusahaan 4) Pemberian training.27

d. Proyek Kapital

Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki criteria tertentu untuk proyek kapital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dan kapital (istilah akuntansi) untuk investasi. Proyek kapital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.28

3. Manfaat Pembiayaan Proyek

Pembiayaan proyek merupakan jenis pembiayaan yang semakin populer dan disenangi di kalangan dunia usaha. Kepopuleran ini tidak

27

Budi Santoso, Manajemen Proyek: Konsep & Implementasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 5.

28 Iman Soeharto, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 4.


(39)

26

terlepas dari adanya beberapa kelebihan dan manfaat dari pembiayaan proyek itu sendiri. Beberapa manfaat dari pembiayaan proyek adalah sebagai berikut:

a) Sumber Pengembalian Pinjaman

Sumber penghasilan utama dari pembiayaan proyek adalah pendapatan proyek itu sendiri. Pendapatan proyek inilah yang merupakan sumber pengembalian pinjaman (loan) dan sekaligus keuntungan yang diharapkan oleh investor dari investasinya.

b) Membuka lapangan kerja

Melalui pembiayaan proyek, lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja semakin terbuka, baik bagi tenaga kerja biasa maupun tenaga kerja ahli dan terampil. Kebutuhan tenaga kerja ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek sampai dengan operasi proyek dan manajemennya.

c) Sarana Alih Teknologi

Pembangunan dan operasional proyek yang dibiayai melalui pembiayaan proyek sering kali menggunakan teknologi tinggi (high technology). Melalui pembiayaan proyek inilah dapat digunakan sebagai sarana untuk terjadinya alih teknologi (transfer of technology) bagi tenaga kerja setempat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, terutama di negara-negara sedang berkembang.


(40)

d) Memperbaiki Infrastruktur

Pembangunan dan operasional proyek yang dibiayai melalui pembiayaan proyek tidak bisa lepas dari perlunya infrastruktur. Melalui pembiayaan proyek inilah dimungkinkan akan terjadi pembangunan dan/atau perbaikan infrastruktur, misalnya pembuatan jalan masuk ke proyek, instalasi listrik dan jaringan telekomunikasi. e) Sumber peningkatan pendapatan negara

Keberadaan dan kegiatan yang dilakukan oleh suatu proyek menurut ketentuan Undang-Undang perpajakan dikenakan pajak. Pajak-pajak yang harus dibayar oleh suatu proyek meliputi antara lain pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan dan pajak penjualan. Berbagai pajak tersebut merupakan sumber pendapatan penting bagi negara untuk pembangunan.29

4. Prinsip-prinsip Pembiayaan Proyek

Prinsip pembiayaan ini disebut pula konsep 5 C. Pada dasarnya konsep 5 C ini dapat memberikan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah. Prinsip pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Character

Penilaian karakter nasaba merupakan masalah yang cukup kompleks karena berkaitan dengan watak dan perilaku seseorang baik individual maupun komunitas atas lingkungan usahanya. Pejabat

29


(41)

28

analisis dalam melakukan penilaian karakter debitur untuk perlu memperhatikan terutama sifat-sifat sebagai berikut: kejujuran, ketulusan, kecerdasan, kesehatan, kebiasaan-kebiasaan, tempramental, kaku, membanggakan diri secara berlebihan dan sebagainya.30

Informasi lain yang juga yang sangat kursial untuk diketahui adalah apakah calon debitur tersebut masuk dalam daftar orang tercela (DOT) atau daftar hitam. Untuk memperkuat data ini dapat dilakukan memelalui wawancara dan BI Checking.

b. Capacity

Kapasitas calon nasabah sangat penting untuk diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk membayar semua kewajiban (ability to pay) tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian kredit. Untuk membiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulannya. 31

c. Capital

Analisa ini bertujuan untuk mengukur kemampuan usaha pemohon untuk mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri (own share). Semakin besar kemampuan modal berarti semakin besar porsi proyek usaha yang didukung oleh modal sendiri. 32

30

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: zikrul Hakim, 2007), h. 153.

31

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….153.

32

Analisis Pembiayaan, artikel ini diakses pada 20 April 2016 pada: http://www.academia.edu/9827212/ANALISIS_PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH


(42)

d. Collaterar

Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan.33 Jaminan yang dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah. Analisa yang dilakukan adalah meneliti kepemilikan jaminan yang diserahkan, memperhatikan pengikatannya sehingga secara legal Bank dapat dilindungi.

e. Condition of economy

Prinsip C terakhiradalah kondisi ekonomi yaitu berkaitan secara langsung maupun tidak langsung. Seperti peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah yang mungkin akan berdampak pada perekonomian secara regional, nasional dan internasional terutama berhubungan dengan sektor usaha debitur.34

Selain dengan 5C dapat pula dilakukan dengan analisis pembiayaan sebagai berikut:

Analisis pembiayaan adalah kegiatan yang menelaah aspek-aspek penting dan patut diketahui dari nasabah yang akan dibiayai oleh bank. Analisis pembiayaan dapat dilakukan secara kualitatif berdasarkan data nonkeuangan dan data kuantitatif berdasarkan pada data keuangan.

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif terkait dengan data-data nonkeuangan nasabah. Metode digunakan dengan membandingkan informasi yang

33

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….154.

34


(43)

30

ada dengan standar industry, sehingga resiko yang dapat dipahami. Selanjutnya, bank dapat mengantisipasi terhadap resiko yang akan timbul. Ruang lingkup yang dibahas dalam pembahasan berikut ini. 1) Aspek Manajemen, kemampuan nasabah dalam mengelola

usahanya dapat dilihat dari riwayat dan pengalaman nasabah, bahkan kondisi keluarga sering kali menjadi faktor yang sangat penting untuk diketahui, terlebih untuk usaha mikro dan kecil. 2) Aspek usaha, dilihat produksi atau pengadaan barang dalam

industri, aspek produksi ini meliputi proses pengadaan bahan baku, proses menjadi barang setengah jadi sampai menjadi barang jadi dan proses penyimpanan stok persediaan. Pengadaan barang dagangan dan penyimpanannya adalah hal yang biasa ditemui pada usaha perdagangan. Data yang dianilis seperti: pemasok, harga bahan baku, kontinuitas pasokan bahan baku, hubungan dengan buruh, kualitas pabrik dan mesin, produk perusahaan, pemasaran dan aspek syariah dan legalitas.

b. Analisis Kuantitatif , analisis kuantitatif terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1) Analisis horizontal (tren)

a) Untuk membandingkan kinerja usaha nasabah pada periode tertentu, sesuai kebutuhan analisis.


(44)

b) Rasio dan pos-pos penting laporan posisi keuangan- laba rugi yang dibandingkan disesuaikan dengan kebutuhan analisis, terutama untuk mengetahui rasio pertumbuhan. 2) Analisis Vertikal (Rasio)

Membandingkan di antara pos penting dalam laporan keuangan dalam suatu periode tertentu. Pos pada laporan posisi keuangan adalah rasio likuiditas dan leverage (solvabilitas), sedangkan pada laba rugi adalah rasio rentabilitas dan efesiensi. Menggunakan cara, Rasio Likuiditas, Leverage rasio dan rentabilitas.

c. Analisis Arus Kas

Arus kas (cas flow) berupa pemasukan dan pengeluaran kas secara riil, sehingga dapat diketahui surplus atau defisitnya, serta sumber-sumber kas yang ada. Analisis arus kas sangat diperlukan dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil.

d. Analisis kebutuhan pembiayaan a) Analisis konsumtif

b) Modal kerja

c) Pembiayaan investasi35

35

Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h. 121-125.


(45)

32

5. Skema Proses Pembiayaan dan Pembiayaan Proyek Gambar 2.2: Skema Proses Pembiayaan

PERMOHONAN PEMBIAYAAN PENGUMPULAN DATA & INVESTIGASI ANALISA PEMBIAYAAN COMMITTEE (PERSETUJUAN) PENGUMPULAN DATA TAMBAHAN PENGIKATAN PENCAIRAN MONITORING

Sumber: Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah36

Gambar 2.3: Skema Pembiayaan Proyek

Bank BNI Syariah

PT. Sejahtera PT. Makmur

Nilai Proyek sebesar Rp 8 Miliar

Pengajuan Kerjasama Mengajukan Pembiayaan Proyek

2 M

1 2

Memberikan 4 M pembiayaan Proyek &

Perjanjian Bagi Hasil

3

4

Modal 8 M

Mengevaluasi berjalannya

proyek

Proyek Kontruksi PT Sejahtera

Sumber: Dharma Firadiansyah, Staff AO SME Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati 37

Keterangan:

36

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktiks Transaksi Perbankan Syariah….149.

37

Dharma Firadiansyah, Staff AO SME (Small Medium Enterprise) Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, Jakarta 16 Maret 2016.


(46)

1. Perusahaan Sejahtera mempunyai satu proyek kontruksi yang akan dibangun senilai 8 M.

2. Dalam melakukan pembangunan proyek kontruksi PT Sejahtera tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga mengajak kerja sama dengan Perusahaan PT Makmur (bidang Jasa) dengan modal dibayar dikahir selesai proyek senilai 8 M.

3. Perusahaan Makmur menyetujui kerjasama tersebut, namun perusahaan PT Makmur hanya mempunyai dana 2 M. dan PT Makmur mengajukan pembiayaan kepada Bank BNI Syariah untuk pembiayaan proyek sebesar 4 M.

4. Bank BNI Syariah menyetujui pembiayaan proyek dan memberikan pembiayaan proyek kepada perusahaan PT Makmur senilai 4 M dan menentukan bagi hasil.

5. Dana/modal 8 M dari perusahaan PT Sejahtera dan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dimasukan untuk modal pembangunan proyek.

6. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati berhak mengevaluasi seluruh kegiatan proyek berlangsung sampai proyek berakhir.38

38

Dharma Firadiansyah, Staff AO SME (Small Medium Enterprise) Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, Jakarta 16 Maret 2016.


(47)

34

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG BANK BNI SYARIAH

CABANG FATMAWATI

A. Sejarah Berdiri Bank BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.


(48)

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat.

Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point. BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.39

Sedangkan kantor cabang Fatmawati berdiri pada tanggal 1 Maret 2001, yang beralamat Jl. R.S. Fatmawati No. 30 C-D Cilandak Jakarta Selatan. usia kantor cabang Fatmawati 14 tahun dengan jumlah jaringan 6 KCP dan 1 KK,

39

Sejarah Bank BNI Syariah, artikel diakses pada 17 Januari 2016 dari :http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah


(49)

36

jumlah staff total 72 staff dan jumlah sales force sebanyak 20 ( SME AO, SO, SA, FA, Direct Sales).40

B. Visi, Misi, dan Budaya Kerja

1. Visi41 Bank BNI Syariah

“Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah”.42

2. Misi43 Bank BNI Syariah

a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.

c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

40

Heru Setiawan, Back Office Head Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, pada 23 Maret 2016

41

Visi adalah suatu impian/keadaan dimasa akan datang yang dicita-citakan oleh seleuruh personil organisasi untuk dicapai dengan dengan melakukan aktivitas bisnis. Lihat: Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, h. 38.

42

Visi dan Misi Bank BNI Syariah, artikel di akses pada 17 Januari 2016 dari:http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi

43

Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan perusahaan dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penerapan strategik yang dipilih. Lihat: Edy Sukarno, Sistem Pengedalian Manajemen, Ed. Revisi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 134.


(50)

d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.44 3. Tata Kelola Perusahaan45

a. Budaya Kerja BNI Syariah

Budaya Kerja : Nilai–nilai (values) dan keyakinan (beliefs) yang menjadi pedoman dalam berperilaku, yang dinilai penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Values – prinsip-prinsip yang diyakini baik dan benar dalam menjalankan organisasi perusahaan. Beliefs hipotesa yang melandasi suatu paradigma, yang diyakini sebagai sesuatu yang terbaik dalam menjalankan organisasi.

1) Amanah

Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasulullah SAW yang secara harfiah berarti “dapat dipercaya”. Dalam budaya kerja PT. Bank BNI Syariah, amanah didefinisikan sebagai “menjalankan tugas dan

44

Visi dan Misi Bank BNI Syariah, artikel di akses pada 17 Januari 2016 dari:http://www.bnisyariah.co.id/visi-dan-misi

45

Tata Kelola Perusahaan/corporate governance adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas. Lihat: Tata Kelola Perusahaan, artikel diakses pada 23 Maret 2013 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan


(51)

38

kewajiban dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang optimal”.

Nilai Amanah ini tercermin dalam perilaku utama insan PT. Bank BNI Syariah:

a) Profesional dalam menjalankan tugas.

b) Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab. c) Jujur, adil, dan dapat dipercaya.

d) Menjadi teladan yang baik bagi lingkungan. 2) Jama’ah

Jama’ah adalah perilaku kebersamaan umat Islam dalam menjalankan segala sesuatu yang sifatnya ibadah dengan mengutamakan kebersamaan dalam satu naungan kepemimpinan. Dalam budaya kerja PT. Bank BNI Syariah, Jamaah didefinisikan sebagai “bersinergi dalam menjalankan tugas dan kewajiban”. Budaya ini dijabarkan dalam perilaku utama :

a) Bekerja sama secara rasional dan sistematis. b) Saling mengingatkan dengan santun.


(52)

b. Good Corporate Governance (GCG)46 PT Bank BNI Syariah

Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbs tanggal 30 April 2010, tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mengamanahkan untuk melaksanakan suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional dan kewajaran.

BNI Syariah dalam rangka menjalankan amanah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut, membentuk Pedoman Kebijakan GCG (Good Corporate Governance) dalam rangka melindungi steakholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai atau etika yang berlaku umum pada industri perbankan syariah.

BNI Syariah telah memiliki Pedoman Pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance) yang berdasarkan pada lima prinsip dasar yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibillity), profesional (professional), dan kewajaran (fairness), dimana ke lima prinsip dasar GCG (Good

46

Secara umum istilah Governance lebih ditujukan untuk sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan, dalam arti lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif perusahaan agar tidak merugikan para stakeholder. Good Corporate Governance umumnya menyangkut orang (moralitas), etika kerja, dan prinsip-prinsip kerja yang baik. Lihat: Prof.Dr. Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management Islamic Bank, (Jakarta:PT. Gramedia,2013), hal 519.


(53)

40

Corporate Governance) tersebut sejalan dengan prinsip prinsip tata kelola perusahaan secara islami yang berdasarkan Persaudaraan (ukhuwah) Keadilan (“adalah) Kemaslahatan (maslahah) dan Keseimbangan (tawazun).

Pedoman pelaksanaan GCG(Good Corporate Governance) tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank BNI Syariah dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh unit organisasi baik di kantor pusat maupun kantor cabang dalam rangka menambah nilai ekonomi bagi Pemegang Saham dan stakeholders, dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah dan kode etika BNI Syariah.

Adapun Pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance) pada BNI Syariah diimplementasikan antara lain dengan :

1) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris. 2) Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi.

3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. 4) Pelaksanaan dan tugas DPS.

5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa.

6) Penanganan benturan kepentingan. 7) Penerapan Fungsi Kepatuhan.


(54)

8) Penerapan fungsi Audit Intern. 9) Penerapan fungsi Audit ekstern.

10)Batas Maksimum Penyaluran dana, dan

11)Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BNI syariah serta pelaporan GCG (Good Corporate Governance )47

C. Struktur Organisasi

Gambar: 3.1: Struktur Organisasi BNI Syariah

Komisaris Utama Subarjo Joyosumarto Ketua Dewan Pengawas Syariah

KH. Ma’ruf Amin

Direktur Utama Dinno Indiano Komisaris Fero Poerbonegoro Komisaris Harisman Anggota Dewan Pengawas Syariah Hasanudin Direktur Bisnis Imam Teguh Saptono

Direktur Risiko & Kepatuhan

Acep Riana Jayaprawira Direktur Operasional Junaidi Hisom. Dewan Komisaris Dewan Pengawas Syariah Dewan Direksi

Sumber: Bank BNI Syariah

47 Tata Kelola Bank BNI Syariah, artikel diakses pada 19 Febuari 2016 dari: www.bnisyariah.co.id,


(55)

42

Dan struktur organisasi BNI Syariah KC. Fatmawati ,terlampir lampiran 1.

D. Produk - Produk Bank BNI Syariah

BNI Syariah menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan nasabah, mulai dari individu, usaha kecil, hingga institusi, dilengkapi dengan kemudahan, fleksibilitas dan fasilitas untuk kenyamanan dan kemudahan nasabah. Apapun segala kebutuhan mulai dari produk pembiayaan, produk investasi, produk simpanan, dan jasa-jasa perbankan lainnya. BNI Syariah memberikan secara profesional dengan prinsip syariah dan di bawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah dan Bank Indonesia. Bank BNI Syariah mempunyai dua macam produk, yaitu prodok pendanaan (Funding) dan pemmbiayaan (Lending).

Adapun produk pembiayaan di Bank BNI Syariah sebagai berikut:48

Tabel. 3.1: Produk Hasanah Card

HASANAH CARD

Definisi Kartu Pembiayaan dengan fungsi seperti kartu kredit dengan akad syariah dan penggunaan sesuai dalam prinsip syariah

Akad Kafalah, Qard dan Ijarah.

 Hanya dapat digunakan untuk transaksi sesuai tuntunan syariah

 Diterima diseluruh dunia dengan merchant berlogo MasterCard dan ATM bertanda Cirrus

Keunggulan  Biaya ringan, bersifat tetap, tidak menggunakan sistem bunga

 Fasilitas Executive Lounge di Bandara yang bekerja sama dengan BNI

 Kemudahan pembayaran tagihan melalui ATM

48


(56)

 Smart Bill untuk pembayaran tagihan telepon, internet, dan PAM secaraauto debit tanpa biaya Dapat digunakan sebagai modal investasi usaha

Tabel 3.2: Griya iB Hasanah

GRIYA iB HASANAH

Definisi Pembiayaan konsumtif untuk membeli, membangun, merenovasi rumah/ruko atau membeli kavling siap bangun(KSB).

Akad Murabahah

Keunggulan  Proses mudah dan sesuai prinsip syariah

 Margin kompetitif

 Angsuran tetap sampai lunas

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.3: Flexy iB Hasanah

FLEXI iB HASANAH

Definisi Pembiayaan Konsumtif bagi pegawai perusahaan atau instans iuntuk pembelian barang atau penggunaan jasa sesua isyariah

Akad Murabahah dan Ijarah

Keunggulan  Proses mudah dan sesuai prinsip syariah

 Margin kompetitif

 Angsuran tetap sampai lunas

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.4: Emas iB Hasanah

EMAS iB HASANAH

Definisi Pembiayaan dengan penyerahaan hak penguasaan atas emas (lantakan dan atau perhiasan) sesuai prinsip syariah

Akad Rahn, Qard dan Ijarah

Keunggulan  Proses mudah dan sesuai prinsip syariah

 Pembiayaan maksimal 80% dari nilai taksir emas


(57)

44

maksimum 2 kali

 Barang agunan aman karena di asuransikan

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.5: Usaha Kecil iB Hasanah

USAHA KECIL iB HASANAH

Definisi Pembiayaan Produktif untuk pengembangan usaha produktif yang feasible guna memenuhi kebutuhan modal usaha/investasi sesuai syariah.

Akad Murabahah, Musyarakah dan Mudharabah Keunggulan  Prosesmudahdansesuaiprinsipsyariah

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.6: Multiguna iB Hasanah

MULTIGUNA iB HASANAH

Definisi Pembiayaan Konsumtif untuk pembelian barang dengan disertai agunan dan sesuai prinsip syariah.

Akad Murabah

Keunggulan  Proses mudah dan sesuai prinsip syariah

 Margin kompetitif

 Angsuran tetap sampai lunas

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.7: Multijasa iB Hasanah

MULTIJASA iB HASANAH

Definisi Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk kebutuhan jasa dengan agunan berupa fixed asset atau kendaraan bermotor selama jasa di maksud tidak bertentangan dengan undang-undang/hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang di haramkan Syariah Islam.


(58)

Keunggulan  Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.

 Minimal pembiayaan Rp.5 Juta dan maksimum Rp.500 Juta.

 Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun.

 Uang muka ringan.

 Pembayaran angsuran melalui debet rekening secara otomatis atau dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.

Tabel 3.9: Wirausaha iB Hasanah

WIRAUSAHA iB HASANAH

Definisi Pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Akad Murabahah, musyarakah dan mudharabah Keunggulan  Proses mudah dan sesuai prinsip syariah

 Pembayaran angsuran dapat melalui auto debet rekening afiliasi BNI Syariah

Tabel 3.10: CCF iB Hasanah

CCF iB HASANAH

Definisi Pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan Simpanan dalam bentuk Deposito, Giro, danTabungan yang diterbitkan BNI Syariah.

Akad Murabah dan multijasa

Keunggulan  Memberi kemudahan kepada nasabah yang mempunya iSimpanan Rupiah ataupun Valas USD untuk memperoleh pembiayaan dengan cara cepat.

 Maksimum pembiayaan sebesa r90 % (untuk Simpanan Rupiah) dan 60% (untuk Simpanan Valas USD) dari jumlah nominal Deposito/Tabungan/Giro atas nama yang dijaminkan.

 Pembayaran angsuran dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.

 Maksimal jangka waktu selama 12 bulan (untuk simpanan Rupiah) dan 3 bulan (untuk simpanan Valas USD)


(59)

46

Tabel 3.11: Tunas iB Hasanah

TUNAS iB HASANAH

Definisi Pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun belum bank able dengan prinsips yariah

Akad Murabahah , musyarakah dan mudharabah

Keunggulan  Proses lebih cepat dengan persyaratan yang mudah sesuai dengan prinsip syariah.

 Jangka waktu pembiayaan tidak melebihi 3 (tiga) tahun untuk pembiayaan modal kerja dan 5 (lima) tahun untuk pembiayaan investasi.

 Plafond pembiayaan minimal Rp. 5 Juta dan maksimum Rp. Rp. 500 Juta.

 Pembayaran angsuran dapat dilakukan diseluruh Kantor Cabang BNI Syariah maupun BNI Konvensional.

Sedangkan produk pendanaan antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.12: Tabungan iB Hasanah

TABUNGAN iB HASANAH

Definisi Bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dalam mata uang Rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.

Akad Mudharabah Muthalaqah

Jenis Intensif Bagi Hasil dengan Nisbah 40%(Nasabah) : 60% (Bank)

Keunggulan  BNI Syariah Card Gold sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM (ATM BNI, ATM Bersama, ATMLink, & Cirrus) dan kartu belanja (DebitCard) di merchant berlogo Master Card diseluruh dunia.

 Fasilitas Executive Lounge diBandara yang bekerja sama dengan BNISyariah

 Pembukaan rekening otomatis berinfaq Rp500,-

 Detail mutasi transaksi pada buku tabungan

 SMS notifikasi

 Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan


(60)

TABUNGAN iB PRIMA HASANAH

Definisi Bentuk investasi dana yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan bagi Nasabah segmen high networth individuals secara perorangan dalam mata uang Rupiah dan bagi hasil yang lebih kompetitif

Akad Mudharabah Muthalaqah

Jenis Intensif Bagi Hasil dengan Nisbah 35% (Nasabah) : 65% (Bank)

Keunggulan  BNI Syariah Card Gold sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM (ATM BNI, ATM Bersama, ATM Link, & Cirrus) dan kartu belanja (DebitCard) di merchant berlogo Master Card diseluruh dunia.

 Fasilitas Executive Lounge di Bandara yang bekerja sama dengan BNI Syariah

 Perlindungan asuransi jiwa

 Dapat dijadikan sebagai agunan pembiayaan

Tabel 3.14: Tabungan iB TAPENAS Hasanah

TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH

Definisi Bentuk investasi dana untuk perencanaan masa depan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad Mudharabah dengan sistem setoran bulanan yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan ataupun rencana masa depan lainnya.

Akad Mudharabah Mutlaqah

Jenis Intensif Bagi Hasil dengan Nisbah 50% (Nasabah) : 50% (Bank) Keunggulan  Bagi hasil lebih tinggi

 Setoran tetap bulanan minimal Rp. 100.000,- s/d Rp.5.000.000,- yang akan didebet setiap tanggal 5.

 Asuransi otomatis bebas premi

 Manfaat perlindungan asuransi jiwa hingga senilai Rp.750.000.000,

 Manfaat perlindungan asuransi kesehatan hingga Rp.1.000.000,-/hari/orang

 Tersedia perlindungan asuransi jiwa plus asuransi kesehatan tambahan (premi 5%, 10% atau 20% dari setoran bulanan)


(61)

48

Tabel 3.15: Tabungan iB Tunas Hasanah

TABUNGAN iB TUNAS HASANAH

Definisi Produk simpanan dalam mata uang Rupiah berdasarkan akad wadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.

Akad Wadiah

Keunggulan  Tunas Card sebagai kartu ATM dengan jaringan ATM (ATM BNI, ATM Bersama, & ATM Link) dan kartu belanja (Debit Card) dimerchant yang menggunakan jaringan EDC BNI.

 Nama anak tertera pada buku tabungan dan Tunas Card

 Dapat melakukan transaksi dicounter teller Bank BNI dan BNI Syariah seluruh Indonesia.

 SMS notifikasi ke HP Orangtua

 Desain Tunas Card yang menarik

Tabel 3.16: Deposito iB Hasanah

DEPOSITO iB HASANAH

Definisi Investasi berjangka yang dikelola berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip mudharabah.

Akad Mudharabah Muthalaqah

Jenis Intensif Bagi Hasil

Keunggulan  Dapat atas nama perorangan maupun perusahaan

 Bagi hasil dapat ditransfer ke rekening Tabungan, Gito atau menambah pokok investasi

 Fasilitas ARO (Automatic Roll Over) yaitu perpanjangan otomatis jika deposito jatuh tempo belum dicairkan


(62)

49

CABANG FATMAWATI

A. Aplikasi Produk Musyarakah Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

Praktek produk musyarakah pada pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati tidak jauh dengan teori yang Ada dan Produk musyarakah ini termasuk pada produk yang produktif. Adanya produk musyarakah pada pembiayaan proyek untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam menjalankan usahanya. pembiayaan proyek ini timbul dikarenakan adanya usaha yang sudah berjalan, akan tetapi kekurangan modal sehingga pembiayaan ini menjadi alternatif dalam menjalankan usaha tersebut.

Adapun pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati pembiayaan produktif dengan akad musyarakah terdiri dari dua bagian, yaitu pembiayaan modal kerja dan pembiayaan proyek, seperti yang dikemukan oleh staff AO SME, Bapak Adi:

”Pembiayaan dengan akad musyarakah kami menawarkan adanya pembiayaan modal kerja dan pembiayaan proyek, biasanya pembiayaan modal kerja bersifat jangka panjang dengan keuntungan yang belum bisa dipastikan, seperti modal kerja untuk perdagangan sedangkan pembiayaan proyek bersifat jangka pendek dengan keuntungan yang sudah bisa diperkiran keuntungan suatu proyek, seperti pembiayaan proyek pembangun kontruksi, pertambangan dan


(63)

50

lainnya. dengan perbandingan ini Bank BNI Syariah menyatakan bahwa keuntungan yang besar dan pasti adalah pembiayaan proyek.”49

Untuk perbedaan pembiayaan modal kerja dan pembiayaan proyek adalah sebagai berikut:

a. Pembiayaan modal kerja dengan akad musyarakah

1) Sharing modal perusahaan

2) Sistem bayar angsuran maksimum 3 Tahun

3) Tidak dapat dipastikan keuntungannya

4) Tingkat resiko besar

b. Musyarakah pembiayaan proyek

1) Sharing modal proyek ( salah satu proyek yang disepakati)

2) Sistem bayar sesuai termin

3) Dapat dipastikan keuntungan suatu proyek

4) Tingkat resiko rendah 50

49

Dharma Firadiansyah, Staff AO SME (Small Medium Enterprise) Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, Jakarta 16 Maret 2016.

50

Dharma Firadiansyah, Staff SME AO (Small Medium Enterprise) Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, Jakarta 16 Maret 2016.


(64)

Berdasarkan uruain tersebut dapat diketahui bahwah produk musyarakah pada pembiayaan proyek mempunyai keunggulan yaitu kepastian akan keuntungan bagi hasil dan tingkat resiko yang rendah. Dengan demikian pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah sangat meminimalisir kredit macet. Sebagaimana dikatakan oleh staff AO SME Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, Bapak Adi:

“Dalam penyaluran pembiayaan proyek yang dilakukan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati berbanding 100% lancar, karena tingkat resiko yang rendah dan kepastian keuntungan yang bisa kita perkirakan dengan analisis pembiayaan yang sangat cermat, menjauhkan Bank dari kredit macet pada pembiayaan proyek ini.”51

Dengan demikian, Pembiayaan proyek yang dilakukan oleh bank BNI Syariah Cabang Fatmawati menggunakan akad musyarakah dimana musyarakah adalah sharing modal, bank dan perusahaan atau nasabah bekerja sama untuk mengerjakan suatu proyek dengan masing-masing menyertakan modal cukup aman dan menguntungkan kedua belah pihak. dalam hal ini Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati menyertakan pembiayaan dalam bentuk pendanaan maksimum sebesar Rp10. 000.000.000 dan memberikan pembiayaan tidak lebih dari 65% - 70% dari nilai biaya proyek di luar keuntungan dan yang mengerjakan pihak

51

Dharma Firadiansyah, Staff SME AO (Small Medium Enterprise) Bank BNI Syariah Kantor Cabang Fatmawati, Wawancara Pribadi, Jakarta 16 Maret 2016.


(1)

termin pembayaran dari bukti nasabah. Dimana boleh tidak membayar pokok .. termin.

6. Bagaimana konsep musyarakah pada pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah cabang Fatmawati?

Pada prinsipnya sama saja, dimana bank sharing modal dengan nasabah untuk mengerjakan suatu proyek dengan ketentuan keuntungan bagi hasil dan kerugaian di tanggung bersama.

7. Apa yang menjadi landasan hukum dari produ musyarakah pada pembiayaan proyek?

Bank BNI Syariah menggunakan landasan hukum sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, UU Perbankan syariah dan Fatwa Dewan Pengawas Syariah Nasional, dan untuk ketentuan di Bank BNI Syariah sendiri, kami ada di Juglak Bank BNI Syariah, tapi itu bersifat rahasia Bank, jadi tidak bisa diberitahukan kepada publik.

8. Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan proyek ?

Prosedur pembiayaan proyek dimana melengkapi berkas-berkas permohanan dengan lengkap, dan persyaratannya simple seperti legalitas, rencana proyek, permohanan, agunan/jaminan dan laporan keuangan. Dan untuk jaminan yaitu berupa asset milik perusahaan atau milik pengurus perusahaan, dan ketentuan


(2)

jumlah agunan harus 100% dan dimana semua yang mempunyai nilai bisa dijadikan jaminan.

9. Apa keuntungan yang didapat dari pembiayaan proyek, bagi pihak bank maupun nasabah yang mengajukan pembiayaan proyek?

Bagi pihak bank, kita mendapatkan pengembalian yang tinggi dan lebih pasti nilainya. Dan bagi pihak nasabah akan mendapat keuntungan dapat mengerjekan proyeknya sehingga keuntungan dapat didapatkan

10. Bagaimana pandangan pekembangan pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabng Fatmawati sejauh ini?

Menurut saya, bagus, cukup menguntungkan dan cukup aman. Dan perkembanganya selalu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Penulis AO SME


(3)

Wawancara

Nama : Rona Jutama Yonanda

Divisi : SME (Small Medium Enterprise)

Posisi : AO (account Officer )

Tempat : Kantor Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

Tanggal : 4 Januari 2016

1. Devisi apa saja yang menangani pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati

Untuk pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, hanya divisi SME (Small medium enterprise) saja. Baik dari pengumpulan data, analisis sampai tahap pencairan dengan persetujuan pimpinan Kantor Cabang Fatmawati.

2. Apakah pembiayaan proyek, hanya pakai akad musyarakah atau bisa pakai akad yang lainnya?

Mungkin bisa mudharabah, atau bisa murabahah tapi di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati menggunakan akad musyarakah saja, dimana Bank dan nasabah sama-sama Sharing Modal. Tapi menurut analisis saya hampir semua Bank menggunakan akad musyarakah.


(4)

.

3. Kenapa Kebanyakan pratek bank itu lebih banyak menggunakan pembiayaan murabahah dan mash sedikit penggunakan akad musyarakah dikarenakan resiko tinggi?

Murabahah itu bisa aja dilakukan Fit, hanya untuk yg sifatnya investasi Atau pembelian bahan modal kerja yang sifatnya barang Bukan jasa Makanya bisa kemana mana tergantung dari keperluan nasabahnya

4. apakah akad musyarakah banyak digunakan di bank BNI Syariah Cabang Fatmawati ?

Jadi rendah tidaknya akad musyarakah digunakan ini hal yg berbeda, jadi harus diliat juga portofolio banknya Karena musyarakah digunakan untuk pembiayaan produktif dan pada BNI Syariah perbandingan pembiayaan produktif dan kosnumtif 40: 60.

5. Berapa banyak perusahaan yang sudah kerjasama dengan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dalam pembiayaan proyek?

Sudah banyak fit kurang tahu berapanya, karena kita tidak bisa memberi data perusahaan kepada orang lain. Dan Dari awal produknya ada, dari BNI Syariah berdiri .


(5)

6. Resiko apa saja yang sering terjadi pada pembiayaan proyek di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?

Banyak fit, Bisa saja progres pekerjaan tidak sesuai jadwal jadi pembayaran dari pemilik proyek terlambat, berpengaruh ke jadwal pembayaran ke bank yang sudah di tetapkan. Masalahnya bisa teknis, misalnya lagi proyek buat jalan, terhambat karena seringnya turun hujan, Atau pengiriman barang bahan baku yang terlambat jadinya terlambat.

7. Bagaimana solusi untuk mengurangi resiko tersebut?

Yang terpenting dikomunikasikan dengan bank dan benar kejadiannya bukan karna kesalahan nasabah, bisa kita sesuaikan kembali jadwal angsurannya, menyesuaikan pembayaran dari pemilik proyek dan biasanyapihak nasabah Lapor kepada pihak bank apabila terjadi sesuatu kepada proyek, krna kita kontrol dan pantau juga minimal 1 bulan sekali jadi kalau ada masalah sudah terdeteksi duluan dan Biasanya kita tambah jangka waktu untuk meminimalisir resiko itu, misal tagihan dibayar dalam 3 bulan, kita jadwalkan angsuran di bulan ke 4.

8. Apa kesulitan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dari penyaluran pembiayaan proyek?

Kalau solusi yang sifatnya teknis hampir semua bisa di buat pencegahan resikonya, karna kalau ada masalah yang tidak bisa ditakar, bank tidak akan mau biayain, karena bank ini kan bisnis resiko. Resiko yang diluar kontrol bank seperti


(6)

business risk , itu yang sulit di prediksi. Contohh: Tahun 2013 tidak ada yang tahu bisnis batu bara akan drop, jadi banyak sekarang perusahaan tambang /batu bara bermasalah di bank, bank juga kesulitan prediksi itu. sama kaya negara, negara krisis ekonomi bukan karena mereka tidak mikirin atas masalah-masalah yang ada, tapi biasanya karna kejadian yang diluar prediksi.

Penulis AO SME