ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 GALANG.
Oleh :
Siti Khairani Hasibuan NIM. 4103131068
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Siti Khairani Hasibuan dilahirkan di Medan pada tanggal 9 Juni 1992.
Ayah bernama Zainal Abdi Hasibuan dan Ibu bernama Longgahari Siregar .
Merupakan anak petama dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
SD Negeri 106166 Deli Serdang dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di MTs Negeri 1 Model Medan dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007, penulis melajutkan sekolah di MAN 1 Medan dan lulus
pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(4)
iii
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DAN
HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 GALANG
Siti Khairani Hasibuan (4103131068) ABSTRAK
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Desember 2016. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengetahui kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang dan (2) mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik Purposive sampling.
Sampel penelitian berjumlah 60 orang. Instrumen yang digunakan adalah intrumen non tes dan intrumen tes. Intrumen tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 30 soal sedangkan intrumen non tes digunakan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru yang terdiri dari 10 indikator.
Hasil analisis data kuesioner menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru kimia SMA Negeri 1 Galang dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 berada pada kualifikasi sedang atau cukup. Data kuesioner dan data hasil belajar siswa diuji normalitasnya, hasil yang diperoleh adalah sampel berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak dan untuk hasil belajar diperoleh thitung= 3,640 sedangkan ttabel= 2,0021 untuk α = 0,05 dan
db = 58. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis harga t-hitung berada di daerah kritis, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Galang. Besarnya kontribusi kompetensi pedagogik guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswanya sebesar 19%.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA Negeri 1 Galang” ini dapat selesai disusun.
Penulis menyadari bawa selesainya skripsi ini berkat adanya bantuan moril maupun material dai berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa penulis menyampaikan dan mengucapkan asa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan dan arahan kepada penulis serta saran-saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Para Dosen Penguji yaitu Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, dan Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd yang selalu memberi motivasi dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kpada Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Galang yang telah member izin kepada penulis untuk melakukan penelitian disekolah yang bersangkutan. Kepada Bapak Guru Kimia kelas X dan para pegawai yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian serta kepada seluruh siswa kelas XI IPA yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua, Bapak (Zainal Abdi Hasibuan) dan Ibu (Longgahari Siregar), adik-adik tercinta (Fitri Handayani Hasibuan, Ahmad Guru Hasibuan, dan Muhammad Febri Hasibuan) dan terkhusus untuk uda (Salman Hasibuan) yang telah memberikan banyak dukungan moral dan material serta senantiasa mendoakan dan mendorong penulis selama masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
(6)
v
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan selama masa perkuliahan yang selalu memberi motivasi dan dorongan khususnya Tia, Diah, Mbak Riri, Mbak Ayu, Umi, Ela, dan Tya Haliska.
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mengajar di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan khususnya Kak Ayu, Venny, dan Kak Dwi yang telah banyak memberikan motivasi, inspirasi, dan waktu luang untuk berdiskusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahw a skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya, khususnya dalam dunia pendidikan.
Medan, Maret 2016
Penulis,
Siti Khairani Hasibuan NIM. 4103131068
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasioanal 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Guru dan Perannya 7
2.1.2. Pengertian Belajar 8
2.1.3. Aktivitas Belajar 9
2.1.4. Hasil Belajar Kimia 9
2.2. Kurikulum 12
2.2.1. Pengertian Kurikulum 12
2.2.2. Fungsi Kurikulum 13
2.2.3. Peranan Kurikulum 14
2.2.4. Kurikulum dan Hasil Belajar 15
2.2.5. Implementasi Kurikulum 2013 16
2.3. Pengertian Kompetensi 17
2.4. Kompetensi Pedagogik 19
2.6. Hipotesis Penelitian 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 23
3.2. Populasi dan Sampel 23
3.3. Variabel Penelitian 23
3.4. Instrumen Penelitian 23
3.4.1. Angket 23
3.4.1.1. Validitas Isi 24
3.4.1.2. Uji Reliabilitas 25
3.5. Hasil Belajar Kimia Siswa 26
3.5.1. Validitas Isi 26
(8)
vii
3.5.3. Daya Pembeda Tes 27
3.5.4. Taraf Kesukaran 29
3.5.5. Reliabilitas Tes 29
3.6. Wawancara 30
3.7. Dokumentasi 31
3.8. Rancangan Penelitian 31
3.9. Teknik Pengumpulan Data 31
3.9.1. Persiapan Penelitian 31
3.9.2. Pelaksanaan Penelitian 32
3.10. Teknik Analisis Data 33
3.10.1 Skoring 33
3.10.2. Tabulating 34
3.10.3. Analisis Deskriptif 34
3.10.4. Uji Normalitas 34
3.10.5. Analisis Korelasi 35
3.10.6. Interpretasi Data 35
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 37
4.1.1. Analisis Instrumen Non Tes 37
4.1.1.1. Validitas Isi 37
4.1.2. Analisis Instrumen Tes 37
4.1.2.1. Validitas Isi 38
4.1.2.2. Daya Beda Tes 38
4.1.2.3. Tingkat Kesukaran Soal 38
4.1.2.4. Reliabilitas Tes 39
4.1.3. Deskripsi Data 39
4.1.3.1. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru 40
4.1.3.2. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Per Indikator 40
4.1.4. Uji Normalitas Data 42
4.1.5. Analisis Uji Korelasi 43
4.1.6. Pengujian Hipotesis dan Interpretasi Data 43
4.2. Pembahasan 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 46
5.2. Saran 46
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(10)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Skala Likert 24
Tabel 3.2. Klasifikasi Analisis Validitas Isi 25
Tabel 3.3. Perhitungan Daya Beda 28
Tabel 3.4. Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Berganda Untuk
Tingkat Kesukaran 29
Tabel 3.5. Perhitungan Tingkat Kesukaran 29
Tabel 3.6. Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Berganda Untuk
Tingkat Kesukaran 29
Tabel 3.7. Perhitungan Reliabilitas 30
Tabel 3.8. Interpretasi Nilai R Product Moment 36
Tabel 4.1. Data Statistik Deskriptif Kompetensi Pedagogik Guru 39
Tabel 4.2. Kategori Data Komptensi Pedagogik Guru 40
Tabel 4.3. Kategori Data Kompetensi Pedagogik Guru Per Indikator 40
Tabel 4.4 Nilai Kompetensi Pedagogik Guru Per Indikator 41
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Kompetensi Pedagogik Guru
Dan Hasil Belajar Siswa 42
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum validasi) 50
Lampiran 2. Lembar Validitas Isi Instrument Non Tes 52
Lampiran 3. Perhitungan Validitas Isi Instrument Non Tes 55
Lampiran 4. Instrumen Non Tes (Setelah Validasi) 56
Lampiran 5. Tabel Kisi-Kisi Instrument Tes (Sebelum Validasi) 58
Lampiran 6. Instrument Tes (Sebelum Validasi) 63
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 69
Lampiran 8. Lembar Validitas Isi Instrument Tes 70
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Isi Instrument Tes 86
Lampiran 10. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi) 87
Lampiran 11. Instrumen Tes (Setelah Validasi) 91
Lampiran 12. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi) 96
Lampiran 13 Angket Guru 97
Lampiran 14 Perhitungan Hasil Angket Guru 99
Lampiran 15 Perhitungan Validitas Tes 102
Lampiran 16 Tabel Validitas Tes 104
Lampiran 17 Perhitungan Reliabilitas Tes 104
Lampiran 18 Tabel Reliabilitas Tes 105
Lampiran 19 Perhitungan Daya Pembeda Soal 106
Lampiran 20 Tabel Daya Pembeda Soal 107
Lampiran 21 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 108
Lampiran 22 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 109
Lampiran 23 Tabel Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes 110
Lampiran 24 Instrumen Tes Penelitian 111
Lampiran 25 Kunci Jawaban Instrumen Tes Penelitian 114
Lampiran 26. Tabulasi Data Nilai Siswa 115
Lampiran 27 Analisis Data Statistik Deskiptif
Kompetensi Pedagogik Guru 116
Lampiran 28. Tabulasi Data Skor Angket 120
Lampiran 29. Perhitungan Uji Normalitas 121
Lampiran 30 Pengujian Hipotesis 123
Lampiran 31 Tabel Nilai Kuesioner Kompetensi pedagogik Guru 126
Lampiran 32 Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t 128
Lampiran 33 Tabel Nilai-nilai Dalam r-Product Moment 129
Lampiran 34 Tabel Chi Kuadrat 131
Lampiran 35 Dokumentasi Penelitian 132
(12)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat global, perubahan dari kohesi sosial menjadi
partispasi demokratis, dan perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke
perkembangan kemanusiaan. Untuk melaksanakan perubahan dalam bidang pendidikan tersebut, sejak tahun 1988, UNESCO telah mengemukakan dua basis landasan: pertama; pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar hidup dalam kebersamaan, dan belajar menjadi diri sendiri;kedua, belajar seumur hidup (Mulyasa, 2013).
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan, 2003).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, maka Suyanto (2009) menyatakan bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
(13)
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik ( Slameto, 2010).
Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektual saja melainkan juga dari tata cara beperilaku dalam masyarakat. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan menengah. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan (Mulyasa, 2003). Maka dari itu, untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, seorang guru
harus menguasai empat kompetensi berdasarkanUndang-Undang No. 14 tahun 2005
pasal 10, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Dari
keempat kompetensi tersebut, kompetensi pedagogik guru merupakan
kompetensi mutlak dan khas yang harus dikuasai oleh guru sehingga dapat membedakan antara guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Masih menurut
Mulyasa (2007) dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa : "Kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang- kurangnya meliputi hal- hal sebagai berikut: (1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. (2) Pemahaman terhadap peserta didik. (3)
Pengembangan kurikulum/ silabus. (4) Perancangan pembelajaran. (5)
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. (6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. (7) Evaluasi hasil belajar (8) Pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya."Sehingga dalam
penjelasan tersebut didapat delapan poin penguasaan yang diharapkan wajib dikuasai oleh seorang guru agar masuk ke dalam kualifikasi guru dengan kompetensi pedagogik tinggi.
Kualitas mengajar seorang guru sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran di sekolah. Guru yang baik adalah guru yang
(14)
3
dapat membuat murid mudah mengerti dengan apa yang dijelaskannya dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan mengajar seorang guru dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tercantum pada nilai raport, nilai UN, dan sebagainya. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang
dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran (Sudjana, 2009).
Menurut lembagaProgramme for International Study Assasment (PISA),
tren kinerja pendidikan Indonesia pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012, cenderung stagnan Sehingga menempatkan pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64 dari 65 negara. Kualitas pendidikan di Indonesia yang dinilai masih rendah tersebut membuat guru dituntut untuk lebih cakap dan profesional lagi dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
Kenyataan tentang lemahnya proses pembelajaran juga dirasakan oleh peneliti sewaktu melaksanakan program PPLT dengan melakukan wawancara informal terhadap siswa kelas X peminatan matematika dan sains pada mata pelajaran kimia. Siswa/i tersebut mengatakan bahwa mata pelajaran kimia termasuk mata pelajaran yang sulit dipahami selain matematika dan fisika. Kebanyakan dari mereka tidak menyukai pelajaran yang menggunakan banyak rumus serta konsep-konsep perhitungan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sunyono (2005) yang mengatakan bahwa “proses pembelajaran kimia selama ini cenderung kurang menarik, siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, suasana kelas cenderung pasif dimana siswa yang bertanya pada guru sangat sedikit meskipun materi yang diajarkan belum dipahami”. Peneliti mendapati bahwa perbedaan cara guru mengajar juga merupakan salah satu faktor
(15)
mengapa siswa sulit memahami sebuah materi pelajaran dan mengapa siswa menyukai mata pelajaran tertentu.
Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di lapangan disadari betul oleh pemerintah Indonesia sehingga pemerintah mengupayakan berbagai solusi untuk mengatasinya yang salah satunya adalah dengan pergantian kurikulum. Muhammad Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menginstruksikan penerapan kurikulum baru pada awal tahun ajaran baru, Juli 2013 silam yang sebelumnya memberlakukan penerapan kurikulum KTSP. Diterapkannya kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan nasional ini diharapkan
akan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan dapat memperbaiki
permasalahan-permasalahan yang timbul pada kurikulum sebelumnya.
Berdasarkan penjabaran di atas , maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia Dalam
Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA Negeri 1 Galang”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Era global menuntut perubahan pendidikan yang bersifat mendasar
2. Berdasarkan data UNESCO, kualitas pendidikan di Indonesia dinilai
masih rendah
3. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru dituntut
menguasai berbagai kompetensi, dalam hal ini dikhususkan pada kompetensi pedagogik
4. Persepsi siswa/i tentang pelajaran kimia yang dianggap sulit
(16)
5
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan hubungannya dngan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Galang.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
2. Bagaimana hubungan antara kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
2. Mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan pengetahuan tentang kompetensi pedagogik guru
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
b. Sebagai bahan kajian untuk pengembangan ilmu yang berkaitan
(17)
kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya untuk melakukan
inovasi tentang kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
b. Menggali potensi kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
1.7. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah, maka
perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut :
1. Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
secara individu atau pun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.(Kerr, J. F, 1968)
2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum pengganti ktsp yang merupakan
upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Yang disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. (Kemendikbud, 2013)
3. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
4. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian. (Hamalik, 2003)
(18)
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru kimia berada pada kualifikasi baik. Sekitar
41,67 % siswa menilai guru memiliki kemampuan mengelola peserta didik dengan baik.
2. Terdapat korelasi positif antara kompetensi pedagogik guru kimia dengan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin tinggi hasil belajar siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Kepada guru dan calon guru agar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Kepada peneliti lanjut yang penelitiannya berhubungan dengan analisis
kompetensi pedagogik guru kimia, sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan menggunakan instrumen angket dan tes saja, dapat juga ditambahkan dengan analisis dokumen.
(19)
47
Arikunto, S., (2003),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. ---, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka
Cipta, Jakarta.
Bedjo Sujanto, M.Pd, Dr., (2007), Guru Indonesia Dan Perubahan Kurikulum,
Sagung Seto, Jakarta.
Bidang PSNP Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, (2013), KTSP dan
Kurikulum 2013:
http://bidpsnpkabkatingan.wordpress.com/seksi-mutu/kurikulum-2013/
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan, (2005),
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Lembaga Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Fakultas matemaika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negeri medan,
(2005), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Lubis, E.A., (2013), ‘Quo Vadis’ Kurikulum 2013,
http://aceh.tribunnews.com/2013/07/29/quo-vadis-kurikulum-2013/
Hamalik, O., (2001), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Bumi Aksara, Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012), Uji Publik Kurikulum 2013 -Penyederhanaan,Tematik-Integratif:
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1/
Muzamiroh, Mida Latifatul, S.S., (2013), Kupas Tuntas Kurikulum 2013, Kata
Pena., Jakarta.
Pribadi, S. Bowo., (2014), Implementasi Kurikulum 2013 Masih Dibayangi BanyakMasalah:http://republika.co.id/berita/pendidikan/education/14/01/31/ n09fnm-implementasi-kurikulum-2013-masih-dibayangi-banyak-masalah/
Pupitarini, Margaret., (2013), Ini Alasan Kemendikbud Ganti Kurikulum:
http://okezone.com/read/2013/01/15/373/746597/ini-alasan-kemendikbud-ganti-kurikulum/ (Diakses 11 Maret 2014).
(20)
48
Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, N dan Rivai, A., (2001), Media Pengajaran. Penerbit Sinar baru
Algensindo, Bandung.
Sunyono, dkk. (2009), Identifikasi Masalah Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia
Kelas X di Provinsi Lampung, Jurnal Pendidikan MIPA-FKIP Universitas
Lampung, Lampung
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, (2007), Ilmu & Aplikasi Pendidikan.
(1)
4
mengapa siswa sulit memahami sebuah materi pelajaran dan mengapa siswa menyukai mata pelajaran tertentu.
Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di lapangan disadari betul oleh pemerintah Indonesia sehingga pemerintah mengupayakan berbagai solusi untuk mengatasinya yang salah satunya adalah dengan pergantian kurikulum. Muhammad Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menginstruksikan penerapan kurikulum baru pada awal tahun ajaran baru, Juli 2013 silam yang sebelumnya memberlakukan penerapan kurikulum KTSP. Diterapkannya kurikulum 2013 dalam sistem pendidikan nasional ini diharapkan akan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan dapat memperbaiki permasalahan-permasalahan yang timbul pada kurikulum sebelumnya.
Berdasarkan penjabaran di atas , maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Dan Hubungannya Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Di SMA Negeri 1 Galang”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Era global menuntut perubahan pendidikan yang bersifat mendasar 2. Berdasarkan data UNESCO, kualitas pendidikan di Indonesia dinilai
masih rendah
3. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru dituntut menguasai berbagai kompetensi, dalam hal ini dikhususkan pada kompetensi pedagogik
4. Persepsi siswa/i tentang pelajaran kimia yang dianggap sulit 5. Penerapan kurikulum 2013 sebagai pengganti kurikulum KTSP
(2)
5
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dan hubungannya dngan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Galang.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang. 2. Bagaimana hubungan antara kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang. 2. Mengetahui hubungan antara kompetensi pedagogik guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Galang.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan pengetahuan tentang kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
b. Sebagai bahan kajian untuk pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan
(3)
6
kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya untuk melakukan inovasi tentang kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
b. Menggali potensi kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Galang.
1.7. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah, maka perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut :
1. Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu atau pun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.(Kerr, J. F, 1968)
2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum pengganti ktsp yang merupakan upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Yang disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. (Kemendikbud, 2013)
3. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
4. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian. (Hamalik, 2003)
(4)
46 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru kimia berada pada kualifikasi baik. Sekitar 41,67 % siswa menilai guru memiliki kemampuan mengelola peserta didik dengan baik.
2. Terdapat korelasi positif antara kompetensi pedagogik guru kimia dengan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin tinggi hasil belajar siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Kepada guru dan calon guru agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Kepada peneliti lanjut yang penelitiannya berhubungan dengan analisis kompetensi pedagogik guru kimia, sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan menggunakan instrumen angket dan tes saja, dapat juga ditambahkan dengan analisis dokumen.
(5)
47
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. Asrori, M.Pd., (2011), Pengertian Kurikulum: http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/pengertian-kurikulum.html?m=1/ Arikunto, S., (2003),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. ---, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka
Cipta, Jakarta.
Bedjo Sujanto, M.Pd, Dr., (2007), Guru Indonesia Dan Perubahan Kurikulum, Sagung Seto, Jakarta.
Bidang PSNP Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, (2013), KTSP dan Kurikulum 2013: http://bidpsnpkabkatingan.wordpress.com/seksi-mutu/kurikulum-2013/
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan, (2005), Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Lembaga Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Fakultas matemaika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negeri medan, (2005), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Lubis, E.A., (2013), ‘Quo Vadis’ Kurikulum 2013, http://aceh.tribunnews.com/2013/07/29/quo-vadis-kurikulum-2013/
Hamalik, O., (2001), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara, Jakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012), Uji Publik Kurikulum 2013 -Penyederhanaan,Tematik-Integratif:
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-1/ Muzamiroh, Mida Latifatul, S.S., (2013), Kupas Tuntas Kurikulum 2013, Kata
Pena., Jakarta.
Pribadi, S. Bowo., (2014), Implementasi Kurikulum 2013 Masih Dibayangi BanyakMasalah:http://republika.co.id/berita/pendidikan/education/14/01/31/ n09fnm-implementasi-kurikulum-2013-masih-dibayangi-banyak-masalah/ Pupitarini, Margaret., (2013), Ini Alasan Kemendikbud Ganti Kurikulum:
http://okezone.com/read/2013/01/15/373/746597/ini-alasan-kemendikbud-ganti-kurikulum/ (Diakses 11 Maret 2014).
(6)
48
Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N dan Rivai, A., (2001), Media Pengajaran. Penerbit Sinar baru Algensindo, Bandung.
Sunyono, dkk. (2009), Identifikasi Masalah Kesulitan dalam Pembelajaran Kimia Kelas X di Provinsi Lampung, Jurnal Pendidikan MIPA-FKIP Universitas Lampung, Lampung
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, (2007), Ilmu & Aplikasi Pendidikan. IMTIMA, Bandung.