PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN MATA KULIAH KULTUR JARINGAN BERBASIS MASALAH.

(1)

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN MATA

KULIAH KULTUR JARINGAN BERBASIS MASALAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Biologi

Oleh :

MELVARIANI SYARI BATUBARA

NIM : 8146174026

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

MELVARIANI SYARI BATUBARA. Pengembangan Video Pembelajaran

Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis Masalah. Program Pasacasarjana Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah. Penelitian pengembangan ini menggunakan model Borg dan Gall melalui 10 tahapan yaitu: (1) Pengumpulan data penelitian berupa nilai hasil belajar mahasiswa mata kuliah kultur jaringan, observasi, dan wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan dan dosen pengampu mata kuliah kultur jaringan, (2) Perencanaan berupa membuat sintak pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan membuat skenario setiap materi kultur jaringan, (3) Pengembangan produk awal berupa video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah, (4) Uji coba lapangan awal berupa uji dan validasi ahli materi kultur jaringan, ahli desain video pembelajaran, dan ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL) serta uji coba teman sejawat dosen, (5) Revisi hasil uji coba lapangan awal, (6) Uji coba lapangan produk utama berupa uji perorangan dan kelompok kecil oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, (7) Revisi produk uji coba lapangan utama, (8) Uji coba lapangan skala luas berupa uji coba lapangan terbatas oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, (9) Revisi produk final hasil uji coba lapangan skala luas, dan (10) Desiminasi dan implementasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Dari hasil penilaian terhadap video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah yang telah dikembangkan dinilai “layak” digunakan dengan persentase rata-rata skor 84% oleh ahli materi kultur jaringan, 80% oleh ahli desain video pembelajaran, dan 85% oleh ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL) serta 76,7% oleh teman sejawat dosen. Hasil tanggapan mahasiswa dinilai “layak” digunakan, melalui uji coba perorangan dengan persentase rata-rata skor75,6%, uji coba kelompok kecil 73,8%, dan uji coba lapangan terbatas 82%. Produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah dikategorikan “layak” digunakan pada perkuliahan kultur jaringan.

Kata kunci : Video Pembelajaran, Kultur Jaringan, Pembelajaran Berbasis


(6)

ABSTRACT

MELVARIANI SYARI BATUBARA. Development Learning Video of Tissue

Culture with Problem Based Learning. Postgraduate School of State University of Medan, 2016.

This research aimed to develop a learning video of tissue culture with problem based learning products. Research and development using the Borg ang Gall model through 10 stage, namely: (1) Research and information collection, (2) Planning, (3) Develop preliminary of product, (4) Preliminary field testing, (5) Main product revision, (6) Main field testing, (7) Operational product revision, (8) Operational field testing, (9) Final product revision, and (10) Disemination and implementation. Data collected by using questionnaires. Data were analyzed using descriptive analysis techniques. From the result of the assessment of learning video of tissue culture with problem based learning that had been

developed was considered “fit” for use by the average percentage 84% by materials experts, 80% by the media experts, and 85% by the problem based learning experts. The results of student responses via trial individuals with average percentage of 75,6%, testing of small group with a average percentage of 73,8%, and limited trials with average percentage of 82%. Learning video of tissue culture with problem based learning products was categorized as “fit” for use in the course of Tissue Culture.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S. W. T. yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Video Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis Masalah”. Tesis ini disusun untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan pada Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd. beserta seluruh jajaran administrasi di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M. Si. dan Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga selesainya penyusunan tesis ini. 3. Penulis juga mengucapkan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Syahmi Edi,

M. Si., Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M. Si., dan Ibu Dr. Martina Restuati, M. Si. selaku tim penguji yang telah memberi kritik, saran, dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

4. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Isnaini Nurwahyuni, M. Si., Ibu Jalilah Azizah Lubis, S. Si., M. Pd., Bapak Prof .Dr. ret. nat. Binari


(8)

Manurung, M. Si., Bapak Sahlan Tuah Harahap, M. Pd., dan Bapak Andes Fuady Dharma Harahap, M. Kom. selaku validator.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian.

6. Ucapan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Alm. Drs. Zamakhsyari Batubara dan ibunda Hj. Habsyah Rocco, A. Md. Pd., adinda Andi Ramadhan Batubara, Ade Gunawan Dipanegara Batubara, S. Pd., dan Didiek Hardadi Batubara, S. Pd. beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan, dan seluruh teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini terkhusus teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi B-2 Pascasarjana Unimed yang tidak bias dituliskan satu persatu.

7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh instansi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis telah berupaya dengan maksimal melakukan yang terbaik dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang telah diberikan demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca dan secara khusus bagi dunia pendidikan. Aamiin


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Perumusan Masalah Penelitian ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembelajaran ... 10

2.2 Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ... 13

2.3 Media Pembelajaran ... 18

2.3.1 Video Pembelajaran ... 22

2.4 Penelitian Pengembangan (Research & Development) ... 24

2.4.1 Model Borg and Gall ... 24

2.4.2 Model ADDIE ... 25

2.4.3 Model 4-D ... 25

2.4.4 Model IMSDD ... 25

2.5 Materi Kultur Jaringan ... 26

2.5.1 Pengenalan Kultur Jaringan Tanaman ... 26


(10)

2.5.3 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 30

2.5.4 Pembuatan Media Kultur Jaringan ... 31

2.5.5 Perbanyakan Tanaman secara In Vitro ... 34

2.5.6 Induksi Kalus ... 37

2.5.7 Sterilisasi dan Penanaman dari Eksplan Lapang ... 38

2.6 Penelitian yang Relevan ... 39

2.7 Kerangka Berpikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.2 Subjek Penelitian ... 42

3.3 Desain Penelitian ... 42

3.4 Jenis Data ... 42

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 43

3.6 Prosedur Penelitian... 43

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.8 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Awal ... 48

4.2.1 Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Materi ... 50

4.2.2 Deskripsi Validasi Tahap Awal ... 50

4.2.3 Deskripsi Validasi Tahap Akhir ... 50

4.2.4 Hasil Validasi dan Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Materi .... 51

4.3.1 Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Desain ... 53

4.3.2 Deskripsi Validasi Tahap Awal ... 54

4.3.3 Deskripsi Validasi Tahap Akhir ... 54

4.3.4 Hasil Validasi dan Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Desain .... 54

4.4.1 Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) ... 56

4.4.2 Deskripsi Validasi Tahap Awal ... 57

4.4.3 Deskripsi Validasi Tahap Akhir ... 57

4.4.4 Hasil Validasi dan Penilaian Video Pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) ... 57


(11)

4.5 Penyajian Data Hasil Pengembangan Produk ... 60

4.6 Penilaian DosenTerhadap Video Pembelajaran ... 61

4.7 Persepsi Mahasiswa Terhadap Video Pembelajaran ... 64

4.7.1 Uji Coba Perorangan ... 64

4.7.2 Uji CobaKelompok Kecil ... 66

4.7.3 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 68

4.8 Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Implikasi 5.3 Saran ... 76


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai Ujian Akhir Semester Kultur

Jaringan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Stambuk

2013 Tahun Pelajaran 2014/2015 ...3 Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah ...17 Tabel 2.2 Contoh Komposisi Larutan Stok Media MS di

Laboratorium Kultur Jaringan YAHDI ...32 Tabel 2.3 Desain Media Perbanyakan untuk Tanaman Krisan ...33 Tabel 3.1 Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis

Skala Likert ...47

Tabel 3.2 Kriteria Persentase Kelayakan Video Pembelajaran Mata

Kuliah KulturJaringan Berbasis Masalah ...47 Tabel 4.1 Hasil Validasi dan Penilaian Masing-Masing Aspek oleh Ahli

Materi Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...51 Tabel 4.2 Hasil Validasi dan Penilaian Masing-Masing Aspek oleh Ahli

Desain Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...55 Tabel 4.3 Hasil Validasi dan Penilaian Masing-Masing Aspek oleh Ahli

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) Video Pembelajaran

Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...58 Tabel 4.4 Saran Perbaikan Menurut Validator ...61 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Uji Coba Masing-Masing Aspek oleh Teman

Sejawat Dosen Terhadap Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...62 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Masing-Masing Aspek pada Uji Coba Perorangan

oleh Mahasiswa Terhadap Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...64 Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil oleh Mahasiswa Terhadap

Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ...66 Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas oleh Mahasiswa Terhadap


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bentuk Pengolahan Informasi dalam Diri Manusia ... 12 Gambar 2.2 Struktur Pemikiran Model Pembelajaran Berbasis

Masalah ... 18 Gambar 2.3 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 19 Gambar 2.4 Media dalam Pendidikan ... 20 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian R & D yang

Dikembangkan oleh Borg dan Gall ... 46 Gambar 4.1 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Ahli Materi

Kultur Jaringan ... 52 Gambar 4.2 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Ahli Desain

Video Pembelajaran ... 56 Gambar 4.3 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Ahli

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) ... 59 Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Validasi Ahli Terhadap Video

Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis Masalah ... 60 Gambar 4.5 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Dosen ... 63 Gambar 4.6 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa

pada Uji Coba Perorangan ... 65 Gambar 4.7 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa

pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 67 Gambar 4.8 Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa

pada Uji Coba Lapangan Terbatas ... 69 Gambar 4.9 Perbandingan Hasil Uji Coba oleh Dosen dan Mahasiswa

Terhadap Video Pembelajaran Kultur Jaringan Berbasis


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Silabus Kultur Jaringan ... 80

Lampiran II Story Board (Skenario) Materi Kultur Jaringan ... 83

Lampiran III Angket ... 95

Lampiran IV Tabel ... 102


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Cabang ilmu terapan bioteknologi, yaitu kultur jaringan. Kultur jaringan dapat dimaknai sebagai budidaya jaringan/sel tanaman menjadi tanaman utuh yang kecil yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya (Harahap, 2011). Mata kuliah kultur jaringan tergolong ke dalam kelompok bidang kajian bioteknologi yang terdiri dari banyaknya proses dan perhitungan. Materi yang diberikan pada mata kuliah ini adalah pengenalan kultur jaringan tanaman, pengenalan laboratorium kultur jaringan, sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media kultur jaringan Murashige and Skoog (MS), perbanyakan tanaman secara in vitro, induksi kalus, dan sterilisasi dan penanaman dari eksplan lapang. Pada kenyataannya banyak materi mata kuliah kultur jaringan ini tergolong baru, yang terkesan monoton, dan bersifat abstrak bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan alat bantu agar mempermudah mahasiswa memahami materi pada mata kuliah kultur jaringan. Saat ini, belum ada media pembelajaran yang efektif digunakan untuk membantu pemahaman mahasiswa terhadap materi pada mata kuliah kultur jaringan, sehingga perlu dikembangkan media pembelajaran yang baik berupa video pembelajaran.

Wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan di Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, diperoleh informasi bahwa dosen pengampu mata kuliah belum sepenuhnya menggunakan media video pembelajaran di dalam proses pembelajaran kultur


(16)

2

jaringan. Media yang digunakan pada saat pembelajaran masih biasa dan terbatas berupa media visual dengan menggunakan LCD, sehingga diperlukan pengembangan media dalam bentuk audio–visual yaitu berupa video pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah kultur jaringan. Selain itu, dari observasi di lapangan, juga didapatkan informasi bahwa laboratorium kultur jaringan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan juga belum ada, pada saat ini masih hanya sebatas perkuliahan saja, sehingga diperlukan penggunaan video pembelajaran yang dapat menggantikan fungsi laboratorium kultur jaringan.

Hasil studi awal yang dilakukan pada dosen pengampu mata kuliah kultur jaringan, menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Tahun Ajaran 2014/2015, yang belum menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajaran cukup rendah dibandingkan dengan yang sesekali menggunakan video pembelajaran, yang dibuktikan dari perolehan nilai ujian akhir semester dari dua kelas (ada kelas yang sesekali menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajarannya dan ada kelas yang belum sama sekali menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajarannya). Nilai rata-rata dari ujian final mahasiswa yang belum menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajaran, masih belum bisa mendapatkan nilai B (70-79). Hasil rata-rata nilai ujian akhir semerter kultur jaringan mahasiswa program studi pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Stambuk 2013 tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:


(17)

3

Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai Ujian Akhir Semester Kultur Jaringan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Stambuk 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015

Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata 01

02 95,0 76,3 65,0 62,5 80,0 69,4

Sumber : DPNA Mata Kuliah Kultur Jaringan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Stambuk 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kelas 01 : Kelas yang sesekali menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajarannya.

Kelas 02 : Kelas yang sama sekali belum menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajarannya

Rendahnya hasil belajar mahasiswa yang sama sekali belum menggunakan video pembelajaran di dalam proses pembelajarannya dapat disebabkan oleh kurang tepatnya media pembelajaran yang digunakan atau diimplementasikan, pembelajaran berpusat pada dosen, mahasiswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya, sehingga mahasiswa hanya menghafal fakta-fakta dari buku.

Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal radio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial (Daryanto, 2012). Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa. Selain itu, program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi seperti mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah,


(18)

4

ataupun suasana lingkungan tertentu melalui pemanfaatan teknologi video dapat disajikan dengan lebih menarik dan kompatibel.

Masalah video pembelajaran sebenarnya telah banyak diteliti oleh Lubis (2012) pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar sebanyak 12,29%, antara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, yang menggunakan video pembelajaran dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak. Demikian juga, terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis sebanyak 8,3%, antara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, yang menggunakan video pembelajaran dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak.

Selanjutnya, Fitrah (2012), juga melakukan penelitian pada mahasiswa Program Studi Biologi, Universitas Negeri Medan, yang menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar antara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, yang menggunakan video pembelajaran dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak. Kemudian juga, terdapat peningkatan yang sinifikan terhadap kemampuan berpikir kritis antara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, yang menggunakan video pembelajaran dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak.

Sementara itu, Wiguna (2014), juga berpendapat bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap retensi dan hasil belajar antara mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, yang menggunakan video pembelajaran dibandingkan dengan gambar diam. Meskipun telah banyak dilakukan penelitian


(19)

5

tentang penggunaan video pembelajaran dalam proses pembelajaran, akan tetapi belum ada penelitian tentang video pembelajaran berbasis masalah.

Penelitian tentang video pembelajaran ini penting karena, sudah ada penelitian tentang video pembelajaran tapi belum berbasis masalah. Selain itu juga, video pembelajaran juga sangat penting untuk digunakan sebagai sumber belajar. Dari hasil penelitian Pujadi dan Harisno (2013), dapat dihasilkan bahwa modul aplikasi model perangkat ajar berbasis animasi dan video tutorial dapat mendukung siswa dalam memperoleh kelengkapan data yang dibutuhkan dan cukup membantu siswa dalam memahami materi dengan lebih mudah.

Dengan kata lain dalam penelitian ini akan dikembangkan video pembelajaran berbasis masalah. Video pembelajaran dengan berbasis masalah memegang peran yang cukup signifikan karena berdasarkan hasil penelitian dari Rasim, Setiawan, dan Rahman (2008), dapat dihasilkan bahwa metode pembelajaran berbasis komputer yang dikembangkan dapat memberikan visualisasi materi abstrak, membantu mahasiswa belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu, dapat menggunakan berbagai media pembelajaran sehingga materi presentasi lebih interaktif, membantu mahasiswa dalam memahami materi yang lebih dalam dan penggunaan gabungan media pembelajaran akan meningkatkan performance materi presentasi.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan video pembelajaran berbasis masalah tentang materi kultur jaringan. Beberapa alasan kenapa materi kultur jaringan ini dipilih sebagai tema dalam pengembangan media video pembelajaran berbasis masalah ini, antara lain, sumber media pembelajaran terutama video pembelajaran berbasis masalah tentang materi kultur jaringan belum ada.


(20)

6

Berdasarkan hasil penelitian dari Nurcahyo (2004) dapat dihasilkan bahwa proses dan produk penelitian dapat digunakan sebagai media pembelajaran materi kultur sel hewan pada matakuliah bioteknologi. Media pembelajaran materi kultur sel hewan ini mempermudah mahasiswa memahami substansi bioteknologi yang bersifat abstrak, memiliki daya tarik untuk dipelajari, serta dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih memahami secara lebih dalam materi bioteknologi. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa sangat penting untuk mengembangkan media pembelajaran pada materi kultur jaringan tanaman yang berbasis masalah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar kultur jaringan secara rata-rata masih rendah.

2. Mahasiswa kurang aktif terlibat dalam pembelajaran kultur jaringan, diduga karena model pembelajaran dosen selama ini masih didominasi oleh pembelajaran yang berpusat pada dosen (teacher center).

3. Dosen kurang memanfaatkan media pembelajaran, terutama video pembelajaran kultur jaringan.

4. Media video pembelajaran berbasis masalah belum ada dikembangkan.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Materi pelajaran yang dibelajarkan dalam penelitian ini dibatasi dengan materi pengenalan kultur jaringan tanaman, pengenalan laboratorium kultur


(21)

7

jaringan, sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media kultur jaringan Murashige and Skoog (MS), perbanyakan tanaman secara in vitro, induksi kalus, dan sterilisasi dan penanaman dari eksplan lapang.

2. Dilakukan validasi oleh ahli materi kultur jaringan, ahli media pembelajaran, dan ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL).

3. Dilakukan uji coba oleh teman sejawat dosen Program Studi Pendidkan Biologi UMTS.

4. Penelitian hanya dilakukan sampai uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan terbatas, tidak sampai mencari efektivitas media pembelajaran. 5. Media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi

disajikan dalam bentuk video pembelajaran yang dikemas dalam bentuk CD.

1.4Perumusan Masalah Penelitian

Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan validasi ahli media pembelajaran, validasi ahli materi kultur jaringan, dan validasi ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL)?

2. Bagaimanakah hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil uji coba teman sejawat dosen Program Studi Pendidikan Biologi UMTS.


(22)

8

3. Bagaimanakah hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan dengan pembelajaran berbasis masalah berdasarkan hasil uji coba perorangan, hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba lapangan terbatas?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan validasi ahli media pembelajaran, validasi ahli materi kultur jaringan, dan validasi ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL).

2. Untuk mengetahui hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil uji coba teman sejawat dosen Program Studi Pendidikan Biologi UMTS.

3. Untuk mengetahui hasil produk video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil uji coba perorangan, hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba lapangan terbatas.

1.6Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan khasanah pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan pengembangan video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah.

Secara praktis:

1. Penelitian ini dapat dimanfaatkan para guru, dosen maupun lembaga-lembaga pendidikan, sebagai usaha peningkatan variasi untuk pengembangan media


(23)

9

pembelajaran dan model pembelajaran di kelas , khususnya dalam pengembangan video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan dan sebagai masukan dalam pengembangan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas pendidikan.

3. Bagi peneliti lain sebagai bahan masukan untuk memotivasi atau menumbuhkan inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pengembangan media dan model pembelajaran.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil

penilaian dan validasi ahli materi kultur jaringan termasuk dalam kriteria

“layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 84%, ahli desain video

pembelajaran termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 80%, ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL) termasuk dalam

kriteria “sangat layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 85%.

2. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji coba teman sejawat dosen termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 76,7%.

3. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji coba perorangan oleh mahasiswa termasuk dalam kriteria

“layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 75,6%, kelompok kecil oleh

mahasiswa termasuk dalam kriteria “cukup layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 73,8%, lapangan terbatas oleh mahasiswa termasuk dalam kriteria

“layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 82%.

4. Produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah termasuk

“layak” digunakan untuk perkuliahan kultur jaringan di Program Studi Pendidikan Biologi UMTS.


(25)

76

5.2 Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini adalah bahwa produk video pembelajaran

kultur jaringan berbasis masalah termasuk baik dan “layak” digunakan untuk

perkuliahan kultur jaringan khususnya di Program Studi Pendidikan Biologi UMTS. Jika mahasiswa telah termotivasi dengan melihat video pembelajaran, maka mahasiswa akan menggali lebih jauh tentang masalah pada materi tersebut. Sehingga belajar itu akan menyenangkan bagi mahasiswa, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kegairahan mahasiswa dalam belajar dan menaikkan prestasi belajarnya.

5.3 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah ini dapat disebar luas atau sampai pada tahap disiminasi dan implementasi, supaya mahasiswa mengetahui dan memahami dengan baik tentang kultur jaringan khususnya kultur jaringan tanaman.

2. Penelitian ini telah sampai menghasilkan produk video pembelajaran kultur

jaringan berbasis masalah yang “layak” digunakan untuk perkuliahan kultur jaringan, maka diharapkan selanjutnya dilakukan penelitian uji efektivitas produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan kultur jaringan.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Altner, S. 2008. Sub Tissue Culture of Plant Cell Structure. London: Oxford University.

Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Penerbit Satu Nusa.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Penerbit Rineka Cipta. George, E. F. and P. D. Sherrington. 2006. Plant Propagation by Tissue Culture.

Handbook and Directory of Commercial Laboratories. England: Exegetics

Limited.

Fitrah, M. D. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Harahap. A. F. 2016. Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share (TPS) Berbantuan Media Komputer. Jurnal EKSAKTA. 1 (1) :

26-32

Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Medan: UNIMED Press.

Harahap, F., K. Jussuf, R. Poerwanto, Nusyirwan, Syarifuddin, and Hasruddin. 2013. Mangosteen DNA Analysis (Garcinia mangostana L.) with Molecular Markers after Gamma Ray Irradiation Treatment.

American-Eurasian Journal of Sustainable Agriculture. 7 (2) : 37-44.

Harahap, F., R. Poerwanto, Suharsono, C. Suriani, and S. Rahayu. 2014. In Vitro Growth and Rooting of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) on Medium with Different Concentrations of Plant Growth Regulator. HAYATI Journal

of Biosciences. 21 (4) : 151-157.

Harahap, F. 2015. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Harahap, F., R. Poerwanto, Sobir, Hasruddin, C. Suriani, J. Siallagan, and Rohyann. 2015. Sterilization of Pineapple Explant from Sipahutar, North Sumatra, Indonesia (Ananas comosus L.) and In Vitro Growth Induction.


(27)

78

Harris, M. A., R. F. Peck, S. Colton, J. Morris, E. C. Neto, and J. Kallio. 2009. A Combination of Hand-held Models and Computer Imaging Programs Helps students Answer Oral Questions about Molecular Structure and Function : A Controlled Investigation of Student Learning. Articles

CBE-Life Sciences Education. 8 (1) : 29-43.

Hasruddin dan Mahmud. 2015. Efektivitas Pengembangan Media Linier Plus Video pada Pembelajaran Mikrobiologi Terapan. Jurnal Tabularasa PPS

UNIMED. 12 (3) : 320-327.

Jayati, R. D. 2015. Media Pembelajaran Anatomi Berbasis Eksternal Representasi.

Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran Lubuklinggau. Seri I.

Lubis, J. A. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Menggunakan Video Pembelajaran dan Camtasia Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa tentang Kultur Jaringan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Nurcahyo, H. 2004. Model Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Calon Guru dalam Mengajar Bioteknologi dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Komputer. JPMS. 4 (1) : 36-43.

O’day, D. H. 2006. Animated Cell Biology : A Quick and Easy Method for

Making Effective, High-Quality Teaching Animations. Articles CBE-Life

Sciences Education. 5 (1) : 23-43.

Prabowo, P. 2013. Studi Pengembangan Video Pembelajaran Ekologi untuk Mahasiswa Berbasis Keanekaragaman Mangrove dan Kepiting Uca di Perairan Muara Sungai Bagan Deli Belawan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Pujadi, T. dan Harisno. 2013. Pengembangan Model Perangkat Ajar Berbasis Animasi: Studi Kasus Mata Ajar Biologi pada SMP Yaspia dan SMK Bina Manajemen Cakung Jakarta Timur. ComTech. Vol. 4 (1) : 363-370.

Rahardja, P. C 2005. Kultur Jaringan, Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahmadina. 2013. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Masalah pada Perkuliahan Mikrobiologi Terapan di Prodi Pendidikan Biologi Pasca Sarjana UNIMED. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Rasim, W. Setiawan, dan E. F. Rahman. 2008. Metodologi Pembelajaran Berbasis Komputer dalam Upaya Menciptakan Kultur Pembelajaran Berbasis


(28)

79

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Vol. 1 (2) : 1-17.

Revi, Syahwani, dan Dede. 2004. Pengembangan Media Tutorial dalam Pembelajaran Komputer untuk Keterampilan Membuat Server di SMK.

JSM STMIK Mikroskil. Vol. 13 (2) : 149-158

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit P. T. Raja Grafindo Persada.

Seifert, K. 2012. Pedoman Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit IRCiSoD.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Tiurmaida, W. 2013. Pengembangan Video Ekosistem Mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu Deli Serdang sebagai Bahan Pembelajaran Biologi SMA.

Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Uno, H. B. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatid dan Efektif. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Wiguna, N. A. 2014. Pengaruh Video Pembelajaran Kultur Jaringan Terhadap Retensi dan Hasil Belajar Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan.

Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Yamin, M. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: G. P. Press.

Yusnita. 2004. Kultur Jaringan : Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman : Solusi Perbanyakan Tanaman Budi


(1)

9

pembelajaran dan model pembelajaran di kelas , khususnya dalam pengembangan video pembelajaran mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan dan sebagai masukan dalam pengembangan pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas pendidikan.

3. Bagi peneliti lain sebagai bahan masukan untuk memotivasi atau menumbuhkan inspirasi atau ide-ide baru dalam rangka pengembangan media dan model pembelajaran.


(2)

75 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil

penilaian dan validasi ahli materi kultur jaringan termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 84%, ahli desain video pembelajaran termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 80%, ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL) termasuk dalam kriteria “sangat layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 85%.

2. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji coba teman sejawat dosen termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 76,7%.

3. Video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji coba perorangan oleh mahasiswa termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 75,6%, kelompok kecil oleh mahasiswa termasuk dalam kriteria “cukup layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 73,8%, lapangan terbatas oleh mahasiswa termasuk dalam kriteria “layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu 82%.

4. Produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah termasuk “layak” digunakan untuk perkuliahan kultur jaringan di Program Studi Pendidikan Biologi UMTS.


(3)

76

5.2 Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini adalah bahwa produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah termasuk baik dan “layak” digunakan untuk perkuliahan kultur jaringan khususnya di Program Studi Pendidikan Biologi UMTS. Jika mahasiswa telah termotivasi dengan melihat video pembelajaran, maka mahasiswa akan menggali lebih jauh tentang masalah pada materi tersebut. Sehingga belajar itu akan menyenangkan bagi mahasiswa, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kegairahan mahasiswa dalam belajar dan menaikkan prestasi belajarnya.

5.3 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah ini dapat disebar luas atau sampai pada tahap disiminasi dan implementasi, supaya mahasiswa mengetahui dan memahami dengan baik tentang kultur jaringan khususnya kultur jaringan tanaman.

2. Penelitian ini telah sampai menghasilkan produk video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah yang “layak” digunakan untuk perkuliahan kultur jaringan, maka diharapkan selanjutnya dilakukan penelitian uji efektivitas


(4)

77

Altner, S. 2008. Sub Tissue Culture of Plant Cell Structure. London: Oxford University.

Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Penerbit Satu Nusa.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Penerbit Rineka Cipta. George, E. F. and P. D. Sherrington. 2006. Plant Propagation by Tissue Culture.

Handbook and Directory of Commercial Laboratories. England: Exegetics Limited.

Fitrah, M. D. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Harahap. A. F. 2016. Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Komputer. Jurnal EKSAKTA. 1 (1) : 26-32

Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Medan: UNIMED Press.

Harahap, F., K. Jussuf, R. Poerwanto, Nusyirwan, Syarifuddin, and Hasruddin. 2013. Mangosteen DNA Analysis (Garcinia mangostana L.) with Molecular Markers after Gamma Ray Irradiation Treatment. American-Eurasian Journal of Sustainable Agriculture. 7 (2) : 37-44.

Harahap, F., R. Poerwanto, Suharsono, C. Suriani, and S. Rahayu. 2014. In Vitro Growth and Rooting of Mangosteen (Garcinia mangostana L.) on Medium with Different Concentrations of Plant Growth Regulator. HAYATI Journal of Biosciences. 21 (4) : 151-157.

Harahap, F. 2015. Penuntun Praktikum Kultur Jaringan. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Harahap, F., R. Poerwanto, Sobir, Hasruddin, C. Suriani, J. Siallagan, and Rohyann. 2015. Sterilization of Pineapple Explant from Sipahutar, North Sumatra, Indonesia (Ananas comosus L.) and In Vitro Growth Induction. Asian Jr. of Microbial. Biotech. Env. Sc. 17 (2) : 470-477.


(5)

78

Harris, M. A., R. F. Peck, S. Colton, J. Morris, E. C. Neto, and J. Kallio. 2009. A Combination of Hand-held Models and Computer Imaging Programs Helps students Answer Oral Questions about Molecular Structure and Function : A Controlled Investigation of Student Learning. Articles CBE-Life Sciences Education. 8 (1) : 29-43.

Hasruddin dan Mahmud. 2015. Efektivitas Pengembangan Media Linier Plus Video pada Pembelajaran Mikrobiologi Terapan. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. 12 (3) : 320-327.

Jayati, R. D. 2015. Media Pembelajaran Anatomi Berbasis Eksternal Representasi. Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran Lubuklinggau. Seri I.

Lubis, J. A. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Menggunakan Video Pembelajaran dan Camtasia Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa tentang Kultur Jaringan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Nurcahyo, H. 2004. Model Pengembangan Kompetensi Mahasiswa Calon Guru dalam Mengajar Bioteknologi dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Komputer. JPMS. 4 (1) : 36-43.

O’day, D. H. 2006. Animated Cell Biology : A Quick and Easy Method for Making Effective, High-Quality Teaching Animations. Articles CBE-Life Sciences Education. 5 (1) : 23-43.

Prabowo, P. 2013. Studi Pengembangan Video Pembelajaran Ekologi untuk Mahasiswa Berbasis Keanekaragaman Mangrove dan Kepiting Uca di Perairan Muara Sungai Bagan Deli Belawan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Pujadi, T. dan Harisno. 2013. Pengembangan Model Perangkat Ajar Berbasis Animasi: Studi Kasus Mata Ajar Biologi pada SMP Yaspia dan SMK Bina Manajemen Cakung Jakarta Timur. ComTech. Vol. 4 (1) : 363-370.

Rahardja, P. C 2005. Kultur Jaringan, Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahmadina. 2013. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Masalah pada Perkuliahan Mikrobiologi Terapan di Prodi Pendidikan Biologi Pasca Sarjana UNIMED. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana


(6)

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Vol. 1 (2) : 1-17.

Revi, Syahwani, dan Dede. 2004. Pengembangan Media Tutorial dalam Pembelajaran Komputer untuk Keterampilan Membuat Server di SMK. JSM STMIK Mikroskil. Vol. 13 (2) : 149-158

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit P. T. Raja Grafindo Persada.

Seifert, K. 2012. Pedoman Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit IRCiSoD.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Tiurmaida, W. 2013. Pengembangan Video Ekosistem Mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu Deli Serdang sebagai Bahan Pembelajaran Biologi SMA. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Uno, H. B. 2012. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatid dan Efektif. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Wiguna, N. A. 2014. Pengaruh Video Pembelajaran Kultur Jaringan Terhadap Retensi dan Hasil Belajar Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Medan. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Yamin, M. 2010. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: G. P. Press.

Yusnita. 2004. Kultur Jaringan : Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman : Solusi Perbanyakan Tanaman Budi Daya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.