Pepaya Tanaman Rosela TINJAUAN PUSTAKA

Rebusan biji rosela biasanya digunakan oleh masyarakat India untuk menyembuhkan ganguan kencing, gangguan pada pencernaan, dan meningkatkan stamina. Daun rosela dapat digunakan umtuk mengobati kaki pecah-pecah dan luka bakar ringan. Daun dapat mempercepat pematangan bisul sekaligus bersifat melembutkan kulit emolient. Sementara itu, cairan atau lotion yang dibuat dari daun rosela digunakan untuk mengobati luka Maryani dan Kristiana, 2005. Hasil survei importir rosela tingkat internasional, total panen rosela kering mencapai 500 kgha. Di perkebunan Desa Panggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dapat menghasilkan 1,25 kg kelopak bunga basah dari setiap tanaman rosela. Di California, tanaman rosela bisa menghasilkan kelopak bunga sekitar 1,3 kg. Sementara itu, di Puerto Rico hasil panen berkisar 1,8 kgtanaman dan di Florida 7,25 kgtanaman Maryani dan Kristiana, 2005.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan November 2013 hingga Februari 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain adalah tanaman pepaya varietas California dan Thailand, tanaman rosela, serangga kutu putih pepaya P. marginatus, media tanam tanah dan kompos. Alat yang digunakan antara lain adalah mikroskop, counter, lup, kuas, jarum, polybag, higrothermometer digital, kamera digital, alat tulis, nampan, dan kurungan serangga yang terbuat dari plastik mika, kain kasa.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Persiapan Tanaman Inang dan Serangga Percobaan Benih tanaman pepaya ditanam dalam nampan semai dengan menggunakan media tanam berupa tanah kompos. Pada saat tanaman berumur 25 hari setelah semai HSS, tanaman dipindahkan ke dalam polybag berukuran 5 kg. Pada tanaman rosela, benih rosela langsung ditanam dalam polybag yang berisikan media tanam tanah dan kompos. Kedua tanaman ini yang selanjutnya digunakan sebagai inang P. marginatus setelah tingginya mencapai sekitar 40 cm. Hama kutu putih yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari tanaman pepaya terserang yang berada di lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Spesimen P. marginatus yang terkumpul dikembangbiakkan dan dipelihara pada empat bibit pepaya yang ditumbuhkan di dalam polibag dan dikurung dengan kurungan serangga berbentuk tabung terbuat dari plastik mika dengan ukuran panjang 10 cm dan diameter 4 cm. Bagian bawah kurungan diberi alas yang ditutup dengan kain kasa trikot Gambar 3. Gambar 3. Kurungan serangga untuk P. marginatus. Terbuat dari plastik mika dan kain kasa, berukuran panjang 10 cm dengan diameter 4 cm. Kutu putih yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari pembiakan yang dilakukan, diperoleh dengan cara mengambil kantung telur ovisac P. marginatus yang terbuat dari benang-benang lilin yang sangat lengket dan kemudian meletakkannya di atas daun pepaya varietas California, Thailand dan tanaman rosela dengan menggunakan kuas. Kantung telur yang diletakan pada tanaman pepaya dan rosela berjumlah dua kantung telur. Daun yang berisi kantung telur P. marginatus kemudian dibungkus dengan kurungan serangga.

3.3.2 Pengamatan Biologi Hama Paracoccus marginatus

Pengamatan kutu putih pepaya pada tanaman pepaya dan rosela dimulai pada saat telur yang berada di dalam setiap ovisak menetas. Setiap kantung telur ovisak diletakkan pada permukaan daun pepaya dan rosela kemudian dikurung dengan menggunakan kurungan serangga. Setiap pohon pepaya dilakukan pengamatan terhadap dua daun Gambar 4a. Ulangan yang digunakan di dalam percobaan ini sebanyak 10 ulangan pada tanaman pepaya varietas California, Thailand dan sebanyak 5 kali ulangan pada tanaman rosela Gambar 4b. a b Gambar 4. Perlakuan tanaman pepaya a, perlakuan tanaman rosela b. Variabel pengamatan yang diamati di dalam penelitian ini adalah: 1 lama fase telur, nimfa instar I, II, III, pupa jantan dan imago; 2 jumlah telur yang diletakkan; 3 lama perkembangan yang dibutuhkan sejak telur diletakkan oleh imago hingga menetas menjadi nimfa instar satu. Pengamatan dilakukan dengan interval 24 jam dengan menggunakan kaca pembesar lup. Untuk mengetahui kondisi suhu lingkungan selama percobaan, suhu ruangan percobaan dicatat setiap hari pada pukul 10.00 WIB dengan menggunakan higrothermometer. Pengamatan fase telur dimulai pada saat imago betina meletakkan telur pertama hingga menetas. Pengamatan fase nimfa P. marginatus sampai imago dilakukan pada saat telur P. marginatus menetas dengan cara memberi tanda terhadap nimfa instar dua yang diamati menggunakan spidol dipermukaan daun atau batang yang ditinggali P. marginatus. Untuk mengetahui pergantian stadium serangga P. marginatus ditandai dengan pergantian kulit molting. Pengamatan untuk menghitung jumlah telur di dalam ovisak, yaitu pada saat ovisak yang diletakkan pada hari keenam oleh imago betina P. marginatus pada masing-masing ulangan dibuka secara perlahan supaya telur yang ada dalam kantung telur tidak rusak. Ovisak yang telah dibuka kemudian diamati di bawah mikroskop binokuler dan jumlah telurnya dihitung menggunakan counter.

3.3.3 Analisis Data

Data hasil penelitian ini diolah menggunakan software Microsoft Excel 2007, dianalisis secara statistik deskriptif. Data yang dianalisis meliputi lama stadia telur, stadia larva, dan stadium imago P. marginatus. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk data jumlah telur dalam kantung ovisac pada tanaman yang diuji.

Dokumen yang terkait

BIOLOGI HAMA KUTU PUTIH PEPAYA PARACOCCUS MARGINATUS PADA TANAMAN PEPAYA DAN ROSELA

3 13 46

KEPERIDIAN, LAMA HIDUP, DAN UKURAN TUBUH KUTU PUTIH (Paracoccus marginatus) PADA DUA VARIETAS PEPAYA (Carica papaya)

0 3 9

Biologi perkembangan dan neraca hayati kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus (Williams and Granara de Willink) (Hemiptera: Pseudococcidae) pada tiga jenis tumbuhan inang

1 10 93

Populasi Kutu Putih Pepaya Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) dan Musuh Alaminya pada Tanaman Pepaya di Kecamatan Dramaga dan Rancabungur, Kabupaten Bogor

0 4 83

Insiden Cendawan Enthomopthorales Pada Kutu Putih Pepaya, Paracoccus Marginatus Williams & Granara De Willink (Hemiptera : Pseudococcidae) Pada Pertanaman Pepaya Di Bocor

0 6 21

Keefektifan Campuran Ekstrak Tumbuhan untuk Pengendalian Hama Kutu Putih Pepaya Paracoccus marginatus Williams and Granara de Willink

0 7 74

Biologi perkembangan dan neraca hayati kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus (Williams and Granara de Willink) (Hemiptera Pseudococcidae) pada tiga jenis tumbuhan inang

0 5 53

Neraca hayati dan pemangsaan curinus coeruleus mulsant pada kutu putih tanaman pepaya paracoccus marginatus williams

0 3 49

BIOLOGI DAN NERACA HAYATI KUTU PUTIH PEPAYA PARACOCCUS MARGINATUS WILLIAMS GRANARA DE WILLINK (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) PADA TIGA JENIS TUMBUHAN INANG

0 0 9

Bioesai bioinsektisida Beauveria bassiana dari Sumatera Selatan terhadap kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus Williams Granara De Willink (Hemiptera: Pseudococcidae)

0 0 7