Induksi Karsinogenik terhadap Hewan Uji dengan Benzoαpiren

b. Dehidrasi

b.1. Setelah dari proses pencucian, air dituntaskan. b.2. Spesimen paru kemudian didehidrasi dengan alkohol 80 selama 2 jam. b.3. Spesimen didehidrasi dengan alkohol 95 selama 2 jam. b.4. Spesimen didehidrasi kembali dengan alkohol 95 selama 1 jam. b.5. Kemudian spesimen didehidrasi sebanyak 2 kali dengan alkohol absolut selama 1 jam. b.6. Spesimen dicuci dengan xylol sebanyak 2 kali selama 1 jam.

c. Embedding

c.1. Parafin cair dimasukkan ke dalam cangkir logam dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu di atas 58 C c.2. Kemudian parafin cair dituangkan ke dalam pan. c.3. Paru dipindahkan dari embedding cassete ke dasar pan. c.4. Cetakan dibiarkan sampai membeku. c.5. Parafin yang berisi spesimen paru dilepaskan dari pan dengan memasukkan ke dalam refrigator dengan suhu 5 C beberapa saat. c.6. Parafin dipotong sesuai dengan letak spesimen yang ada dengan menggunakan pisau hangat. c.7. Potongan parafin tersebut ditanam atau ditempelkan pada blok kayu yang telah disiapkan.

d. Cutting

d.1. Blok parafin yang siap disayat dimasukkan terlebih dahulu ke dalam refrigator sesaat. ✳ ✴ d.2. Parafin kemudian disayat dengan menggunakan mikrotom setebal 4 μ m secara obliq d.3. Sayatan yang berisi jaringan paru dipilih yang paling bagus. d.4.Kemudian sayatan diletakkan pada gelas objek, hindari adanya gelembung udara. d.5. Gelas objek yang berisi sayatan jaringan dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37 C agar sayatan benar- benar menempel pada gelas objek.

e. Staining

e.1. Gelas objek yang berisi sayatan jaringan paru direndam di dalam xylol 1,2 dan 3 secara bertahap selama 5 menit. e.2. Gelas objek tersebut direndam di dalam alkohol absolut selama 5 menit. e.3. Gelas objek kemudian direndam di dalam aquades selama 1 menit. e.4. Sayatan jaringan paru diwarnai dengan Haematoxylin Eosin selama 20 menit. e.4. Sayatan jaringan dicuci kembali dengan aquades selama 1 menit e.5. Gelas objek yang berisi sayatan dicelupkan ke dalam acid alcohol sebanyak 2-3 kali celupan. e.6. Sayatan dicuci kembali dengan aquades selama 15 menit. e.7. Sayatan didehidrasi kembali dengan menggunakan alkohol 95 dan alkohol absolut masing-masing selama 3 menit. e.8. Gelas objek tersebut direndam kembali di dalam xylol selama 5 menit.

Dokumen yang terkait

UJI SENYAWA TAURIN SEBAGAI ANTIKANKER TERHADAP JUMLAH SEL-SEL LEUKOSIT DAN SEL-SEL ERITROSIT MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI BENZO (α) PYREN SECARA IN VIVO

2 13 47

RESPON HISTOPATOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN TERHADAP PEMBERIAN TAURIN DAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata)

1 28 73

RESPON ERITROSIT DAN LEUKOSIT MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO(α)PIREN TERHADAP PEMBERIAN TAURIN DAN EKSTRAK DAUN DEWA Gynura segetum (Lour) Merr

8 47 67

Histopatologi Hati dan Paru Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Formalin dan Benzo(α)pyrene

1 4 5

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 1 11

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 0 11

Pengaruh Pemberian Taurin terhadap Gambaran Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Karsinogen Benzo

0 0 11

Respon Histopatologis Hepar Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo (α)Piren terhadap Pemberian Taurin dan Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata)

0 0 10

Efek Ekstrak Metanol Makroalga Cokelat (Sargassum sp.), Merah (Gracillaria sp.) dan Taurin Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi Benzo(α)Piren [The Effect Of Methanolic Extract of Brown (Sargassum p.), Red (Grac

0 0 10

POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 75