Eksistensi Peraturan Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah (Studi Kasus : Peraturan Daerah..

EKSISTENSI PERATURAN DAERAH DALAM PENCAPAIAN TUJUAN OTONOMI DAERAH
(Studi Kasus : Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Karo dan Kota Medan Tahun 2001-2003)
TESIS
Oleh : SABARI BARUS NIM : 017005033 Program Studi Ilmu Hukum
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2004
Sabari Barus : Eksistensi Peraturan Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah (Studi Kasus…, 2004 USU Repository © 2007

A BST RA K
Sabari Barus
Ekistensi Peraturan Daerah (Perda) dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah jelas sangat urgen dan strategis. Dikatakan urgen karena Perda merupakan perangkat hukum yang mutlak diperlukan bagi terselenggaranya pemerintahan daerah. Secara hirarki Perda memang berada pada level bawah, yaitu dengan urutan mulai dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Daerah. Namun dalam gerak operasionalnya pemerintahan daerah dijalankan dengan Perda. Oleh karenanya Perda juga menjadi strategis dalam pencapaian tujuan otonomi daerah, yaitu meningkat pelayanan kepada masyarakat (public services), kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, demokratisasi, keadilan dan pemerataan, dan menciptakan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar-Daerah.
Dalam kedudukannya yang demikian, maka Perda-Perda yang dibuat di dan oleh masing-masing daerah semestinya adalah yang dapat menciptakan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik (good local governance) sehingga pada akhirnya dapat mendorong tercapainya tujuan otonomi daerah tadi. Namun dalam kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya Perda yang dibuat daerah justru kontradiktif dengan pencapaian tujuan otonomi daerah. Oleh karenanya, dalam penelitian ini terdapat tiga permasalahan pokok yaitu (1) bagaimanakah keberadaan Peraturan Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pencapaian tujuan otonomi daerah, (2) bagaimanakah Peraturan Daerah yang ideal yang dapat menciptakan pemerintahan daerah yang baik (good local governance) dan dapat pula mendorong tercapainya tujuan otonomi daerah, dan (3) bagaimanakah upaya melaksanakan Peraturan Daerah agar dapat berlaku secara efektif. Penelitian ini (dengan studi kasus Perda Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Karo dan Kota Medan Tatum 2001-2003) adalah penelitian normatif dengan menggunakan metode deskrptif kualitatif yaitu dengan melakukan konseptualisasi dan kategorisasi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa materi Perda meliputi tiga hal pokok yaitu yang menyangkut organisasi perangkat daerah, kepegawaian daerah, dan keuangan Perda yang menyangkut perangkat daerah dibuat dengan mengacu sepenuhnya pada PP Nomor 84 Tahun 2000, yang menyangkut kepegawaian daerah tidak ada dibuat, dan yang menyangkut keuangan daerah justru terdapat Perda yang memberatkan masyarakat. Yang menyangkut keuangan daerah, khususnya tentang pajak dan retribusi Daerah, terdapat beberapa Perda yang justru kontradiktif dengan pencapaian tujuan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan adanya pembebanan biaya (pungutan-pungutan) terhadap masyarakat tetapi tidak disertai dengan adanya pelayanan yang semestinya ada diberikan oleh pemerintah daerah. Dengan demikian, Peraturan Daerah yang dibuat/ditetapkan oleh daerah (Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) belum sepenuhnya sejalan dengan upaya pencapaian tujuan otonomi daerah.
ABSTRACT Sabari Barus : Eksistensi Peraturan Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah (Studi Kasus…, 2004
USU Repository © 2007

Sabari Barus Existence of Local Act in the local government is very urgent and strategic. We said urgent cause the Local Act as a exactly instrument of law that need for local government activity. By hierarchy, Local Act position is in the down level, including of State Constitution of Republic of Indonesia 1945, Law/Law Transitions, Government Order, President Order, and Local Act. But in its operationally, local government is the process by the Local Act. Therefore, Local Act has be strategic too in through local autonomy (self governing) goals, that is to improvement public services, to improvement welfare of society, democratization, justices, and to be good relationship between Central Government and Local Government, including between inter-local government. In its position, the Local Act who lawmaking in and by each local government must which could making good local governance, and then could through local autonomy (self governing) goals. But in fact, showed us that sometimes there is Local Act whose local autonomy make was contradictory to local autonomy goals. And then, there are three problems in this research, (1) how Local Act existences in local governance process and through local autonomy goals, (2) how we can named ideal of Local Act whose could making good local governance and to improvement local autonomy goals, and (3) how to action of Local Act who could be effective This research (cases study of Local Act of North Sumatra, Karo, and Medan 2001-2003) is normative research with used descriptive qualitative method, and with categorization and conceptualization process. According to research, we known that there are three point of Local Act material. That is, instrument and organization of local government, local human resources, and local financial. Local Act on Instrument and Organization, for its making by North Sumatra, Karo, and Medan local government, is implementation of Government Order (PP) Nomor 84/2000, and Local Act on Local Human Resources is not make. In another word, they did not make Local Act on Local Human Resources. But one of the three Local Act material, that is Local Act on Local Financial, especially in the local tax and retribution have contradictory against local autonomy goals. Local Act on local tax and retribution whose making unjust and high economic cost for local society, including businessman (small, middle, and big company). Therefore, in process and making of Local Act need supervising and controlling by central government or by Governor (as central government representative) for district (kabupaten and kota) supervising and controlling, including lawmaking of local act.
Sabari Barus : Eksistensi Peraturan Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah (Studi Kasus…, 2004 USU Repository © 2007