Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala Primer Kronik

Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala Primer Kronik
Irina Kemala Nasution, Aldy S. Rambe, dan Hasan Sjahrir
Departemen Neurologi, Universitas Sumatera Utara

Abstrak: Latar belakang: Disfungsi kognitif pada pasien nyeri kepala primer kronik telah
dilaporkan beberapa penulis. Penemuan ini masih kontroversial. Menyadari adanya data yang
kontroversial ini, studi kami dibuat untuk menentukan adanya gangguan kognitif pada pasien
nyeri kepala primer kronik.
Metode: Tiga puluh lima pasien penderita nyeri kepala primer kronik dimasukkan dalam studi
(berdasarkan kriteria International Headache Society). Kriteria eksklusi ternasuk nyeri kepala
sekunder, afasia, tidak bisa berbahasa Indonesia, dan penyakit yang mempengaruhi memori. Tes
yang digunakan: Digit span, Rey Complex Figure Test, dan Hamilton Depression Scale.
Hasil: Tes Digit Span, rata-rata digit forward 5,80±1,32 dan digit backward 4,08±1,24 dimana
Tes Rey Complex Figure dijumpai rata-rata nilai copy 32,00±3,06 dan nilai short term memory
14,89±4,89. Kebanyakan pasien menderita depresi sedang (N=29, rata-rata 10,59±4,28).
Kesimpulan: Pada tes Digit Span, pasien lebih sulit mengerjakan digit backward dibandingkan
digit forward. Pada tes Rey Complex Figure, nilai copy lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
short term memory. Kebanyakan pasien menderita depresi ringan.
Kata kunci: gangguan memori, nyeri kepala primer kronik

Abstract: Background: Cognitive dysfunction in chronic primary headache patients have been

reported by several authors. These findings however, are controversial. Considering these
controversial data we carried out further investigation our study was design to assess the presence
of cognitive defect in group of patients affected by chronic primary headache.
Methods: Thirty five patients suffering from chronic primary headache were studied.(according to
the International Headache Society criteria). Exclusion criteria included secondary headache
patients, patients with aphasia, unable to communicate in Indonesian language, and having
diseases that influence memory performance. The following test were selected: Digit Span, Rey
Complex Figure Test, and Hamilton Depression Scale.
Results: In Digit span test, the mean of digit forward was 5,80±1,32 and digit backward was
4,08±1,24 while in the Rey complex figure test the mean of copy score was 32,00±3,06 and short
term memory score was 14,89±4,89 Most of the patients were suffering from mild depression
(N=29, Mean=10,59±4,28).
Conclusions: In Digit span test, the patients were having more difficulties in doing the digit
backward test compared to the digit forward test. In the Rey complex figure test, the copy score
was higher than the short term memory score. Most of the patients were suffering from mild
depression.
Keywords: memory disturbance, chronic primary headache

PENDAHULUAN
Nyeri kepala merupakan keluhan yang

paling sering dijumpai pada populasi orang
1
dewasa di Amerika Utara. Adanya nyeri
kepala merupakan isyarat awal adanya
gangguan stabilitas otak terutama reaksi
elektrokimiawi
dari
neurotransmitter,
254

pembengkakan pembuluh darah otak dan
peregangan serabut saraf menunjukkan alarm
2
bahwa ada suatu gangguan.
Di mana tension-type headache merupakan
nyeri kepala yang paling banyak diderita.
Sementara migraine merupakan nyeri kepala
tersering sesudah tension-type headache.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume

40 y No. 4Sumatera
y Desember
2007
Universitas
Utara

Irina Kemala Nasution dkk.

Prevalensinya 11% di USA dan 15% di
1
Kanada. Tipe migraine yang paling sering ada
2 yakni classic migraine dan common
migraine. Serangan kedua tipe migraine
tersebut mungkin terlibat dalam proses yang
3
menyebabkan gangguan fungsi otak.
F Le Pira et al menyatakan bahwa
perubahan neuropsychological hanya pada
beberapa tes. Pada pasien migraine tanpa aura
menunjukkan perubahan verbal performance

4
dan atensi . Wray, Mijovic-Prelec (1995)
menunjukkan bahwa penderita migraine lebih
5
baik pada proses visual “low level”.
Zeitlin & Oddy (1984) menemukan pada
sekelompok pasien dengan migraine yang
berat secara significant menunjukkan hasil tes
4
memori dan proses informasi yang buruk.
Ardila & Sanchez dengan 20 pasien classic
migraine dijumpai gangguan kognitif.4
Ai (1992) memberikan neuropsychologic
battery pada pasien-pasien classic dan
common migraine dan dia menemukan
perubahan yang significant dibanding dengan
kontrol, dan perubahan ini semakin buruk
4
dengan lamanya penyakit ini.
Dari hal-hal tersebut di atas maka ingin

diketahui apakah ada gangguan memori pada
penderita nyeri kepala primer kronik di Bagian
Rawat Jalan Neurologi RS.H.Adam Malik
Medan.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional dengan disain deskriptif analitik yang
mengambil data dari pasien yang berobat jalan
di Poliklinik Sefalgia Bagian Neurologi
RSUP.H.Adam Malik Medan, mulai tanggal
27 Desember 2006 sampai 31 Maret 2007.
Besar sampel yang dipakai dalam penelitian ini
35 orang.
Pengambilan sampel penelitian dengan
metode konsekutif sesuai dengan kriteria inklusi:
Penderita nyeri kepala primer yang telah
dikonfiramsi sesuai kriteria IHS edisi 2. Nyeri
kepala primer sudah diderita >3 bulan.
Sedangkan kriteria eksklusinya: Penderita nyeri
kepala sekunder, penderita afasia, penderita yang

tidak bisa berbahasa Indonesia, dan penyakit yang
mempengaruhi gangguan memori.
Kriteria chronic migraine ialah sakit
kepala yang terjadi 15 hari dalam 1 bulan
selama lebih dari 3 bulan dan tidak adanya
6
penggunaan obat berlebihan , sedangkan

Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala…

chronic tension type headache merupakan
nyeri kepala yang berasal dari episodic tension
type headache, dengan serangan tiap hari atau
serangan episodik nyeri kepala yang lebih
sering yang berlangsung beberapa menit
sampai beberapa hari. Nyeri kepala bersifat
bilateral, menekan atau mengikat dalam
kualitas dan intensitas ringan atau sedang, dan
nyeri kepala tidak bertambah berat dengan
aktivitas fisik yang rutin. Kemungkinan

terdapat mual, fotofobia/fonofobia ringan.
Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan,
6
berlangsung > 3 bulan (≥ 180 hari/tahun) ,
dan chronic cluster yakni serangan nyeri
kepala cluster terjadi lebih dari 1 tahun tanpa
remisi atau disertai remisi-remisi yang
6
berlangsung kurang dari 1 bulan.
Sedangkan gangguan memori adalah
penurunan kemampuan penamaan (naming) dan
kecepatan mencari kembali informasi yang telah
8
tersimpan dalam memori . Dimana untuk
mengukur gangguan memori digunakan beberapa
tes yakni Digit span, yang terbagi atas digit
forward dengan skor tertinggi 8 dan digit
backward dengan skor tertinggi 7 10, Ray
Osterrierh Complex Figure Test: suatu skala
untuk mengukur memori non-verbal jangka

pendek dan jangka panjang, dengan nilai tertinggi
4
36 , dan yang terakhir Hamilton Rating Scale for
Depression yakni suatu skala untuk mengukur
derajat depresi yang terdiri dari 21 pertanyaan
dengan interpretasi skor 0-6: normal, 7-17:
depresi ringan, 18-24: depresi sedang dan skor >
10,12
24: depresi berat .
Data yang terkumpul secara deskriptif
disajikan dalam bentuk tabel dengan
menyertakan nilai rerata dan simpangan
deviasinya. Pengolahan data penelitian
dilakukan secara elektronik menggunakan
perangkat SPSS versi 10.0.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini didapatkan
sampel 35 orang yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
Pada Tabel 1 memperlihatkan distribusi

penderita nyeri kepala primer kronik dengan
jenis kelamin wanita menempati porsi
terbanyak, dan kelompok umur terbanyak ialah
41-50 tahun. Tabel ini juga menunjukkan
sebagian besar penderita nyeri kepala primer
kronik bersuku bangsa Batak, dan pendidikan
terakhir penderita terbanyak adalah SLTP.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007

255
Universitas Sumatera Utara

Karangan Asli

Tabel 1.
Karakteristik penderita nyeri kepala primer kronik
Karakteristik

Jumlah


Jenis Kelamin
Wanita
Pria

26
9

Kelompok Umur
≤ 40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
> 60 tahun

6
17
10
2

Suku Bangsa

Batak
Jawa
Melayu
Aceh

19
7
3
6

Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi

6
16
11
2

Tabel 2.
Gambaran tes neuropsychological pada penderita nyeri kepala primer kronik

Digit forward
Digit backward
Rey (copy)
Rey (STM)
Hamilton

Rerata

SD

5,80
4,08
32,00
14,89
11,14

1,32
1,24
3,06
4,89
4,28

Sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan
pada tes digit forward dijumpai nilai rerata
yakni 5,80 dengan SD 1,32, dan pada tes digit
backward dijumpai nilai rerata 4,08 dengan
SD 1,24.
Pada tabel yang sama dapat dilihat pada
tes Rey Complex figure (copy) nilai rerata
32.00 dengan SD 3,06, sedang pada STM
(short term memory) dijumpai nilai rerata
14,89 dengan SD 4,89.
Selanjutnya tabel ini juga menunjukkan
hasil tes Hamilton yakni dengan rerata 11,14
dan SD 4,28.
DISKUSI
Pada Tabel 1 memperlihatkan distribusi
penderita nyeri kepala primer kronik dengan
jenis kelamin wanita menempati porsi

256

terbanyak, Ada sekitar 28 juta penderita
migren di Amerika Serikat, dimana 2/3 nya
adalah wanita. Berdasarkan perpustakaan
negara barat, prevalensi migren pada orang
dewasa adalah 10-12% setahun, pria 6% dan
2
wanita 15-18%.
Tabel 1 juga menampilkan bahwa
kelompok umur terbanyak ialah 41-50 tahun.
Tabel ini juga menunjukkan sebagian besar
penderita nyeri kepala primer kronik bersuku
bangsa Batak, dan pendidikan terakhir
penderita terbanyak adalah SLTP. Tetapi
tidak dijelaskan lebih lanjut dalam penelitian
ini.
Sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan
pada tes digit forward dijumpai nilai rerata
yakni 5,80 dengan SD 1,32, dan pada tes digit
backward dijumpai nilai rerata 4,08 dengan

Majalah Kedokteran Nusantara Volume
40 y No. 4Sumatera
y Desember
2007
Universitas
Utara

Irina Kemala Nasution dkk.

SD 1,24. Ini sesuai dengan teori bahwa.
Backward digit span lebih sulit,dan hasilnya
tergantung dari strategi visualisasi atau
pengkodean dari pasien untuk mengatasi
9
angka yang terlupa.
Pada tabel yang sama dapat dilihat pada
tes Rey Complex figure (copy) nilai rerata
32.00 dengan SD 3,06, sedang pada STM
(short term memory) dijumpai nilai rerata
14,89 dengan SD 4,89. Rey Complex Figure
Test digunakan untuk mengukur memori non4
verbal jangka pendek dan jangka panjang. .
Tes ini berguna untuk mengukur kemampuan
visuospatial constructional dan memori visual
daripada otak. Hal ini serupa dengan yang
dikatakan oleh F Le Pira et al terhadap 30
orang dimana subjek menunjukkan kesulitan
pada tugas verbal dan non verbal. Gangguan
memori baik pada visuospatial maupun tes
verbal cognitive mungkin tergantung pada
mekanisme recall. Penjelasan yang mungkin
adalah adanya disfungsi dari hemisfer kanan:
proses global berkurang, memori visual, dan
4
perubahan atensi.
Selanjutnya Tabel 2 ini juga menunjukkan
hasil tes Hamilton yakni dengan rerata 11,14
dan SD 4,28. Hamilton Rating Scale for
Depression merupakan suatu skala untuk
10,12
mengukur derajat depresi
. Tapi seberapa
jauh depresi ini menyebabkan terjadinya
gangguan memori tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah
sampel yang sedikit serta waktu penelitian
yang singkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada tes Digit Span, pasien lebih sulit
mengerjakan digit bacward dibandingkan digit
forward. Sedangkan pada tes Rey Compex
Figure, nilai copy lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai short term memory. Dan
kebanyakan dari pasien menderita depresi
ringan.
Masih banyak pro dan kontra tentang
adanya gangguan kognitif pada pasien nyeri
kepala primer kronik, sehingga masih perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut di kemudian
hari dengan jumlah sampel yang lebih banyak
dan waktu penelitian yang lebih panjang.

Gangguan Memori pada Penderita Nyeri Kepala…

DAFTAR PUSTAKA
1. Frey R. Headache health article. Available
from: http://www.healthline.com/galecontent/
headache-2.
2. Sjahrir H. Nyeri Kepala 1.USU Press.
2004.
3. Hooker WD, Raskin NH. Neuropsychologic
alterations in classic and common
migraine. Arc Neurol 1986; 43:709-12.
4. Fira FL et al. Memory disturbance in
migraine with and without aura: a
strategy problem?. Cephalalgia 2000;
20:475-78.
5. Wray sh, Mijovic-Prelec D, Kosslyn SM.
Visual processing in migraineurs. Brain
1995; 118:25-35.
6. Sjahrir H. Nyeri Kepala dan Vertigo. USU
Press. 1998.
7. Lumban Tobing SM. Neurologi Klinik
Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta:
Balai Penerbit FK-UI; 2001.
8. Kusumaputra S. Permasalahan Mudah
Lupa sampai Kepikunan. Dalam: Sjahrir
H, Nasution D, Rambe HH.Editor.
Dmentia.Edisi pertama. Medan: USU
Press; 1999.
9. Assesment of memory functioning.
Available from: http://www.ic.arizona.
edu/ic/amd/assess.htm
10. Masur H.Editor. Scales and Scores in
Neurology. Symptom Related Scales and
Scores. Stuttgart; Thieme; 2004:113.
11. Canham RO, Smith SL, Tyrell AM.
Automated Scoring of Neuropsychological test: The Rey Osterrieth Complex
Figure. Available from: http://citeseer.ist.
psu.edu/cachepage/442460/i
12. Kaplan HI, Sadocks BJ, Sinopsis Psikiatri
(Edisi Bahasa Indonesia). Jilid I.Edisi VII.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.
13. Madiyono B, Moeslichan MzS, Budiman I,
Purwanto SH. Perkiraan Besar Sampel.
Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, editor.
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Binapura Aksara; 1995.hal 187212.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 4 y Desember 2007

257
Universitas Sumatera Utara