Bahwa setelah wafatnya As-Suyuthi tahun 911 H atau abad moderen itu bangkit kembali penulisan Ulumul qur’an dan perkembangan kitab-
kitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ulama yang mengarang ulumul Qur’an dan menulis kitab-kitabnya , perkembangan Ulumul
Qur’an pada Zaman Modern sangat pesat karena ditengarai dengan banyaknya pengarang dan karya-karyanya yang membahas Al-Qur’an
sampai ilmu yang berkaitan Al-Qur’an.seperti :
2
- Ad-dahlawi: Al-fauzul kabir fi Ushulul tafsir - Thahir Al-Jazairi: At-tibyan Fi ulumil Qur’an
- Abu daqiqah: Ulumul Qur’an - M. Ali salmah: Minhajil Furon Fi Ulumil Qur’an
B. Penerjemahan Al Quran Secara Umum dan Khusus
Secara bahasa terjemahan bermakna penjelasan atau keterangan secara istilah terjemahan bermakna mengungkapkan perkataan atau kalimat dengan
menggunakan bahasa lain. Menerjemahkan Al Quran adalah mengungkapkan makna Al Quran dengan menggunakan bahasa lain.
a. Terjemahan harfiah khusus yaitu terjemahan dengan kata perkata b. Terjemahan maknawiyah atau tafsiriyah atau umum, yaitu
mengungkapkan makna perkataan atau kalimat dengan menggunakan bahasa lain tanpa terikat mufrodal kosakata dan tartib susunan kata.
Sebagai contoh, firman Allah: sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam Bahasa Arab, supaya kamu memahamin Nya. Maka terjemahan
harfiyah adalah dengan cara menerjemah kata perkata Adapun terjemah maknawiyahnya yaitu dengan menerjemahkan makna ayat
secara keseluruhan tanpa memperhatikan makna kata perkata dan tartib urutan nya. Penerjemahan semacam ini lebih dekat kepada makna tafsir
ijmah umum, menurut jumhur ulama terjemahan Al Quran secara harfiah khusus adalah hal mustahil, karena dalam metode menerjemahkan semacam
ini ada beberapa syarat yang tidak bisa terpenuhi, diantaranya:
2
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an Bandung:Pustaka Setia, 2008
Harus ada kesesuaian antara kosakata bahasa asli dengan bahasa terjemahan
Harus ada kesesuaian antara perangkat makna antara bahasa terjemah Adanya kesamaan antara bahasa asli dengan bahasa terjemahan dalam hal
sususnan kata dan kalimat, sifat dan kalimat, sifat dan khofah penyadaran
Menurut sebagian ulama terjemahan harfiah khusus ini dapat diterapkan pada sebagian ayat atau semisalnya. Akan tetap diharamkan, karena
terjemah harfiah itu tidak mungkin dapat mengungkapkan makna secara sempurna dan tidak bisa pengaruh jiwa seperti, pengaruh Al Quran yang
berbahasa Arab dan tidak ada hal yang mendesak untuk menggunakan terjemah secara harfiah, karena sudah cukup dengan terjemah secara
maknawiyah umum. Berdasarkan uraian diatas, meskipun dirasa memungkinkan
menggunakan terjemah harfiah pada sebagian kata, namun hal itu tetap juga terlarang secara syar’I, kecuali untuk menerjemahkan suatu kata yang khusus
dengan bahasa orang yang diajak bicara supaya dia memahaminya, tanpa menerjemahkan seluruh susunannya, maka hal ini diperbolehkan.
Adapun menerjemahkan Al Quran secara maknawiyah. Maka hal itu diperbolehkan karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hal tersebut.
Terkadang hal itu justru menjadi wajib ketika menjadi washilah perantara untuk menyampaikan Al Quran dan Islam kepada orang-orang yang tidak bisa
berbahasa Arab. Karena menyampaikan hal itu adalah wajib. Segala sesuatu yang tidak akan menjadi sempurna kecuali dengannya,
maka ia menjadi wajib hukumnya. Terjemahan Al Quran secara maknawiyah umum0 diperbolehkan dengan syarat berikut:
Tidak menjadikan terjemahan maknawiyah tersebut sebagai pengganti dari Al Quran, sehingga merasa cukup dengan terjemah maknawiyah saja serta
tidak butuh lagi kepada Al Quran.
C. Tujuan Penerjemahan Al Quran