Posisi metode khusus pelatihan sangat menentukan proses atau implementasi pelatihan, sehingga harus dipilih berdasarkan kriteria yang
berlaku. Artinya metodik khusus merupakan cara dan teknik mengajar yang spesifik berbasis pada karakteristik tujuan, karakteristik siswa dan
aspek materi pelatihan dibidangnya.
D. Alternatif Pokok Kegiatan Pelatihan
Untuk memahami topik-topik tersebut di atas, peserta perlu mendengarkan penjelasan singkat, tanya jawab dan brainstorming
yang berhubungan dengan metode pelatihan sebagai sub sistem dalam konteks sistem pelatihan.
Dalam kegiatan awal pelatihan ini lebih banyak orientasi materi perkulihan yang difokuskan pada subtansi materi yang akan dibahas atau dipelajari
selama perkuliahan.
II. Topik Materi : Variabel Metodik Khusus Pelatihan A. Pendahuluan
Dalam menentukan atau memilih metode latihan seorang calon instruktur yang profesional perlu memahami dan mampu mengklarifikasi serta
menganalisis variabel-variabel pembelajaran pelatihan yang berpengaruh terhadap pemilihan metode pelatihan. Setiap variabel memiliki
konsekuensi terhadap pemilihan metode terutama varibel tujuan atau kompetensi yang dicapai dan aspek materi pelatihan.
B. Kompetensi Dasar
Mampu memahami variabel yang berpengaruh terhadap penentuan dan pemilihan metode pelatihan.
C. Pokok Materi Pelatihan
Dalam bahasan ini peserta akan mempelajarai beberapa variabel atau faktor- faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih atau menentukan metode pelatihan. Metode pelatihan harus berfungsi sebagai cara dan
teknik dalam membelajarkan peserta secara efektif dan efisien dengan memiliki prosedur yang jelas dalam melaksanakan proses pelatihan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Variabel tersebut di antaranya adalah tujuan pelatihan, isi pelatihan, karakteristik peserta, fasilitas, waktu yang
tersedia, dan kemampuan pelatih. Tujuan pelatihan dan aspek materi
pelatihan merupakan variabel yang pokok dalam pemilihan metode pelatihan. Itu sebabnya, dua variabel tersebut akan diuraikan lebih rinci
setelah bagan ini.
Bagan : variabel metodik pelatihan
Variabel tujuan atau kompetensi dasar adalah sebagai berikut ; Rumusan kompetensi dasar natau tujuan pembelajaran menurut Bloom 1956 dalam
Taxonomy of Education Objective membagi kategori ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Anderson, Liron W. Krathwohl, David R 2002 telah merevisi taksonomi Bloom dalam bukunya A Taxonomy for Learning
Pelatih Tujuan
Materi Fasilitas
Waktu
Peserta
Variabel metodik
Tersedia
Kemampuan Pemberdayaan
Kemampuan Kuantitas
Ketersediaann
Konsep Prinsip
Proses Keterampilan
Nilai Value
Kognitif
Afektif Psikomotor
Keterlaksanaan
Teaching and Assessing
A revision of Bloom’s Taxonomy of education objective
. Taksonomy Bloom’s menyebutkan ada tiga ranah kognitif, afektif dan
psikomotor. Dalam kognitif terdapat enam tingkatan, tingkat yang pertama ; 1 pengetahuan , 2 pemahaman, 3 penerapan, 4 analisis, 4
sintensis, dan 5 penilaian. Afektif terdiri dari 1 penerimaan, 2 penanggapan, 3 perhitungan atau penilaian, 4 pengaturan atau
pengelolaan, 5 bermuatan nilai. Psikomotor terdiri dari ; 1 gerakan refleks, 2 gerakan dasar, 3 gerakan tanggap, 4 kegiatan fisik, 5
komunikasi tidak berwacana. Untuk memudahkan penggunaan masing-masing taksonomi dapat dilihat
pada contoh –contoh kata kerja yang opersaional.
Anderson, Lorin W Krathwohl, David 2002, yang merevisi katagori tujuan pendidikan Bloom, menyatakan bahwa kognitif dipetakan dalam
dimensi proses dan dimensi knowledge, seperti dalam tabel di bawah ini :
The Knowledge
Dimension THE COGNITIVE PROCESS DIMENSION
1 REMEMBER
2 UNDERSTAND
3 APPLY
4 ANALYZE
5 EVALUATE
6 CREATE
A FACTUAL
KNOWLEDGE
B CONSEPTUAL
KNOWLEDGE C
PROCEDURAL KNOWLEDGE
D META-
COGNITIVE KNOWLEDGE
Factual knowledge adalah elemen dasar yang harus diketahui siswa untuk
mengenali disiplin dan mampu memecahkan permasalahannya, conseptual knowledge
adalah mennujukan pada hubungan antara elemen dasar dalam stuktur besar yang memungkinkan berada dalam kesamaan fungsi,
procedural knowledge adalah mennujukan bagaimana mengerjakan sesuatu,
melakukan inkuiri, menerapkan kriteria keterampilan, algoritmik, teknik, dan metode, dan Meta cognitive is knowledge of cognition in general asa well
as awareness and knowledge of one’s own cognition.
Meta kognitif merupakan salah satu kemampuan berpikir merefleksikan yang melintas dan yang ada dalam pikiran siswa. Istilah meta kognisi
secara hafiah adalah memikirkan tentang pikiran seseorang. Siswa harus mampu mengontrol personal dalam situasi akademis dan non akademis
serta harus menyadari terhadap komitmen, sikap, perhatian, dan ketahanan yang berada pada siswa sendiri.
Variabel tujuan atau rumusan kompetensi dasar harus dipertimbangkan dalam memilih metode pembelajaran atau pelatihan.
Contoh : Dari latihan fungsi SAMAPTA, kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah
: mampu memahami tugas-tugas Patroli dan menggunakan perlengkapan
Patroli dengan benar. Indikatornya adalah : 1 dapat menjelaskan pengertian Patroli; 2 dapat menjelaskan tugas-tugas Patroli; 3 dapat
menyebutkan alat perlengkapan Patroli; 4 dapat menjelaskan prosedur menggunakan alat perlengkapan Patroli; 5 dapat menggunakan alat
perlengkapan Patroli dengan benar. Dari kompetensi dasar dan indikator tersebut, maka ada dua kognitif yang harus dilakukan peserta dalam proses
pembelajaran ; 1 proses supaya dapat memahami dapat menjelaskan dan 2 proses supaya dapat menggunakan alat perlengkapan Patroli. Jadi
metode apa yang dianggap paling efektif dan efisien untuk membentuk kemampuan tersebut?
Pengembangan taksonomi Anderson Krathwohl 2002 lebih rinci lagi, pada dimensi kognitif pemahaman terbagi menjadi pengetahuan : fakta,
konsep, prosedur atau pengetahuan meta kognitif. Sebenarnya dengan adanya klasifikasi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan akan
lebih memberikan kemudahan dalam melakukan proses maupun menilai hasil pembelajaran.
Variabel materi pelatihan harus dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan metode pelatihan. Pada dasarnya materi pelatihan dapat
dikelompokan pada aspek konsep, aspek prinsip, aspek fakta, aspek keterampilan fisik dan kognitif, aspek proses atau prosedur, dan aspek
nilai. Secara rinci akan dijelaskan pada pertemuan berikutnya. Variabel waktu harus menjadi bahan pertimbangan instruktur, jangan
terjadi memilih
dan menggunakan
metode pelatihan
tanpa mempertimbangkan waktu. Misalnya; waktu yang dijadwalkan hanya 50
menit x 2 2 jam pelajaran, tetapi instruktur dalam pelatihannya menggunakan metode yang banyak memerlukan waktu. Akhirnya
kompetensi tidak tercapai, dan materi tidak selesai dipelajari peserta.
Variabel fasilitas menjadi bahan yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode pelatihan. Misalnya : ketersediaan dan pemberdayaan
fasilitas.
D. Alternatif Pokok Kegiatan Pelatihan