Latar Belakang LATAR BELAKANG

I. LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara hukum sehingga banyak peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk menjaga tata tertib dan keseimbangan dalam masyarakat. Hukum dibuat untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan bagi masyrakatnya, oleh karena itu, segala hal yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakatnya berusaha diatur oleh pemerintah. Menegakkan sistem hukum dan perundang-undangan merupakan tugas dan kewajiban yang memang sangat berat, tetapi harus dilaksanakan secara profesional oleh para penegak hukum di berbagai instansi-instansi yang ada di Republik Indonesia. Berbagai upaya dilakukan baik melalui pemberdayaan dari pihak masyarakat maupun usaha-usaha merevisi peraturan perundang-undangan dalam pembenahan sistem hukum itu sendiri. Keberadaan aparat penegak hukum selaku penyidik di luar penyidik Polisi Negara Republik Indonesia POLRI antara lain diatur dalam Pasal 6 Ayat 1 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP yang menyatakan: Penyidik adalah: a. pejabat polisi negara Republik Indonesia; b. pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang. Berdasarkan Pasal 7 Ayat 2 KUHAP selanjutnya dikatakan Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat 1 huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 Ayat 1 huruf a. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang dapat disingkat PPNS adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang berdasarkan undang-undang ditunjuk selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing. Berawal dari rumusan pasal-pasal undang-undang di atas terdapat perbedaan, yang mana KUHAP hanya menyatakan adanya PPNS di luar pejabat penyidik Polri seperti pejabat bea cukai, imigrasi kehutanan dan lingkungan hidup sedangkan UU Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS membedakan antara Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS khusus dan PPNS. Meskipun terdapat perbedaan nama, tetapi pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama, yaitu pelaksanaan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS dan tidak bersifat struktural, dengan demikian keberadaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS khusus merupakan pelaksanaan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS yang oleh atau atas kuasa peraturan perundang-undangan berwewenang di bidangnya masing-masing. Apabila pada departemen-departemen yang memiliki undang-undang yang mencantumkan adanya PPNS dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS khusus telah cukup rumit dalam mengkoordinasikan penyidikan dengan pejabat penyidik Polri, persoalan koordinasi dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, serta pemanfaatan PPNS lebih rumit lagi di kalangan pemerintah daerah karena lingkup pelaksanaan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS tidak hanya mencakup pada satu atau dua peraturan perundang-undangan sama seperti PPNS yang ada di departemen, melainkan pada puluhan peraturan perundang-undangan, yaitu berupa Peraturan-Peraturan Daerah PERDA. Oleh karena itu, keberadaan PPNS sebenarnya telah terlebih dulu diatur dalam peraturan perundang-undangan sebelum adanya KUHAP dan UU Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS. Tugas yang diemban pemerintah daerah cukup berat dalam rangka penegakan perda yang dibuat yang berkaitan dengan substansi yang diatur dalam perda seperti di bidang ketertiban, keamanan, lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tanpa dukungan PPNS yang profesional dan berintegritas serta ditunjang sarana dan prasarana yang memadai sulit diharapkan bahwa pemerintah daerah akan dapat melaksanakan penegakan hukum atas perda yang berlaku. Di samping hal tersebut terdapat kelemahan mendasar keberadaan PPNS, antara lain: 1. Sampai saat ini pada beberapa dinas dan instansi masih belum ada PPNS. PPNS harus sudah diadakan yang ditempatkan pada dinas atau instansi tersebut untuk menegakkan perda di bawah lingkup tugas dinas atau instansi tersebut. 2. Adanya kerancuan pelaksanaan tugas antara PPNS dan petugas ketertiban umum Polisi Pamong Praja yang melaksanakan kegiatan penegakan hukum terhadap perda secara insidentil melalui razia, pemeriksaan, dan tindakan- tindakan represif lainnya. 3. Kurang adanya koordinasi baik antara Polisi Pamong Praja di lingkungan pemerintah daerah dinas dan instansi maupun dengan penyidik Polri dalam kegiatan penyidikan dan penyelesaian pelanggaran hukum yang dilakukan oleh dunia industri 4. Meningkatnya perbuatan melanggar hukum terhadap lingkungan hidup sebagai akibat kurang adanya penyelenggaraan sistem penegak hukum secara tegas sehingga menimbulkan kerugian baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat luas pada umumnya berupa kurang adanya kepatuhan hukum masyarakat dan sedikitnya pendapatan daerah dari penerimaan yang ditargetkan. Menurut Peraturan Menteri Hukum dan Ham No.M.HH.01.AH.09.01Tahun 2011 tentang Pengambilan Sumpah atau Janji Penyabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Bentuk,Ukuran,Warna, Format, serta Penerbitan Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, pelaksanaan pengangkatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS pada Pemerintah Kota Bandar Lampung dilakukan sebagai berikut, yaitu pengusulan pengangkatan dan pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilakukan oleh Menteri yang membawahi Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, dalam hal ini Menteri dapat menunjuk dan memberi kuasa kepada Sekretaris Jenderal untuk pelaksanaanya. Usul tersebut diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak asasi Manusia Republik Indonesia dan tembusannya dikirimkan kepada Jaksa Agung dan kepada Kepolisian Republik Indonesia guna mendapatkan pertimbangan. Dalam surat pengusulan pengangkatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil harus dicantumkan: Nomor, tahun dan nama undang-undang yang menjadi dasar hukum pemberian kewewenang sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan wilayah kerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pelaksanaan pengangkatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Bandar Lampung.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Permasalahan Penelitian