KEADAAN KLINIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESISTENSI INSULIN Dislipidemia

Anita Rosari Dalimunthe : Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Kelompok Yang Berisiko Tinggi Dm Tipe 2 Di Kota Medan, 2008 Resisteni insulin diperburuk oleh faktor genetik, peningkatan asam lemak bebas, hiperglikemia, kehamilan, obesitas, pola hidup, usia dan obat-obatan steroid, retinoic acid, estrogen, asam nicotinic, kontrasepsi oral, phenothiazine, dan obat antipsikotik. Meskipun resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin merupakan awal dari perkembangan DM tipe 2, resistensi insulin merupakan faktor dominan pada keadaan prediabetik dan berperan dalam patogenesis penyakit makrovaskular. Resistensi insulin umumnyan merupakan manifestasi paling awal dalam perkembangan DM tipe 2, biasanya hal ini sudah terjadi 5-10 tahun sebelum terjadinya peningkatan kadar glukosa darah post prandial. Oleh karena itu resistensi insulin merupakan hal penting yang berhubungan dengan perkembangan penyakit DM tipe 2, hipertensi dan penyakit arteri koroner. 8

2.3. KEADAAN KLINIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESISTENSI INSULIN Dislipidemia

Salah satu fungsi dari insulin adalah menekan proses lipolisis dengan menekan kerja hormon sensitive lipase di jaringan adiposa sehingga pelepasan asam lemak bebas akan tertekan. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya proses lipolisis jaringan di adiposa, dan meningkatkan pelepasan asam lemak bebas ke dalam darah. Asam lemak bebas yang meningkat dalam darah akan masuk ke hati dan menjadi sumber pembentukan Very Low Density Lipoprotein VLDL . Oeh karena itu profil dislipidemia pada subjek GDPT mirip dengan sindroma metabolik yaitu hipertrigliseridemia, kolesterol High Density Lipoprotein HDL yang rendah, dan meningkatnya subfraksi kolesterol Low Density Lipoprotein LDL . Bentuk dislipidemia ini dikenal dengan istilah lipid triad yang bersifat sangat aterogenik. 17 Anita Rosari Dalimunthe : Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Kelompok Yang Berisiko Tinggi Dm Tipe 2 Di Kota Medan, 2008 Adipositokin Jaringan adiposa yang sebelumnya hanya dianggap sebagai tempat penyimpanan lemak dalam bentuk triglserida, juga mempunyai fungsi endokrin yang menghasilkan beberapa peptida yang erat hubungannya dengan resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular seperti TNF tumor necrosis faktor alfa , leptin, interleukin 6, resistin, PAI- 1 plasminogen activator inhibitor 1, dan adiponektin. Pada pasien dengan obesitas sentral yang umumnya ditemukan resistensi insulin, sekresi TNF , leptin, interleukin , resistin, hs-CRP hgh sensitive C reactif protein dan PAI-1 akan meningkat sedangkan kadar adiponektin akan menurun. 20,21 Hs-CRP dan adiponektin erat hubungannya dengan kejadian kardiovaskular dan DM, sedangkan kadar PAI-1 yang meningkat akan mengakibatkan hambatan pada proses fibrinolisis. 19 Hipertensi Walaupun patogenesis belum jelas, pada pasien dengan resistensi insulin sering ditemukan adanya hipertensi. Hipertensi sering ditemukan pada pasien obesitas, dimana ada korelasi linier antara meningkatnya berat badan dengan meningkatnya tekanan darah. Penelitian Framingham memperlihatkan bahwa prevalensi hipertensi pada penderita obesitas dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang berat badan normal, hubungan ini tidak tergantung dari umur maupun kelamin. 22 Hubungan antara hipertensi dengan obesitas belum jelas benar. Walaupun demikian ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan kejadian hipertensi pada obesitas seperti, aktivitas simpatis yang meningkat, aktivasi sistem renin angiotensin juga meningkat. Keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya retensi sodium yang berlebihan. 23-24 Anita Rosari Dalimunthe : Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Kelompok Yang Berisiko Tinggi Dm Tipe 2 Di Kota Medan, 2008 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada pasien dengan resistensi insulin tidak hanya rentan terhadap DM tetapi juga rentan untuk menderita penyakit kardiovaskular. The Hoorn Study 2001 menemukan 33 pasien dengan gangguan GDP akan menjadi DM selama 5,8-6,5 tahun. 25 The Paris Prospective Study 2001 melaporkan 2,7 pasien akan menjadi DM selama 30 bulan. 26 The Baltimore Longitudinal Study of Aging 2003 menemukan DM sekitar 25 pada 216 orang yang mengalami gangguan GDP selama 10 tahun. 27 Penelitian Da Qing study 2002 menunjukkan keberhasilan dalam mencegah atau memperlambat perkembangan terjadinya DM dengan modifikasi pola hidup sekitar 39 selama 6 tahun. 28 The Finnish Diabetes Prevention Study DPS menyatakan bahwa modifikasi lifestyle dapat menurunkan progresifitas menjadi DM tipe 2 sekitar 58. 29 Dalam program intervensi DM didapatkan pada 3234 pasien dengan risiko DM dengan penurunan berat badan lebih dari 7 , modifikasi gaya hidup, membatasi kalori dan lemak, olah raga 150 menit perminggu, Setelah difollow up selama 2,8 tahun menunjukkan penurunan 58 risiko menjadi DM. Rao S.S 2004 11

2.4. PENATALAKSANAAN