Konsep Kuantitatif ANALISIS DAN EVALUASI

Andri Syahputra : Analisis Kebutuhan Modal Kerja Flipflop Shophouse Co, 2008. USU Repository © 2009

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam memberikan pengertian mengenai modal kerja, ada tiga konsep yang digunakan yaitu: 1. Konsep Kuantitatif 2. Konsep Kualitatif 3. Konsep Fungsional Berdasarkan laporan keuangan pada Flipflop Shophouse Co. pada tahun 2003 dan tahun 2004, maka penulis akan menganalisis dan mengevaluasi modal kerja Flipflop Shophouse Co. dengan menggunakan tiga konsep modal kerja tersebut, yaitu:

A. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja ini disebut juga modal kerja bruto Gross Working Capital. Andri Syahputra : Analisis Kebutuhan Modal Kerja Flipflop Shophouse Co, 2008. USU Repository © 2009 Berdasarkan konsep ini maka modal kerja Flipflop Shophouse Co. adalah sebagai berikut: Tabel. 3.8 MODAL KERJA FLIPFLOP SHOPHOUSE CO. TAHUN 2003-2004 KONSEP KUANTITATIF Dalam Rupiah Uraian 2003 2004 Kenaikan Penurunan Penjualan 43.700.215 45.600.293 1.900.078 Aktiva Lancar 77.036.535 66.879.734 10.156.801 Perputaran Modal Kerja 10,74 kali 11,73 kali Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa penjualan pada tahun 2003 sebesar Rp. 43.700.215 mengalami peningkatan pada tahun 2004 menjadi Rp. 45.600.293, sehingga terjadi kenaikan sebesar Rp. 1.900.078 dengan persentase 15,42 . Sedangkan modal kerja atau aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 13,18 atau sebesar Rp.10.156.801 yaitu dari tahun 2003 sebesar Rp.77.036.535 menjadi Rp.66.879.734 pada tahun 2004. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kas dan bank, yaitu sebesar Rp.2.781.000 dan Rp.7.040.907.. Kas dan bank tersebut digunakan untuk membeli perlengkapan, peralatan, dan pembayaran pada hutang lain-lain. Adanya penurunan persediaan sebesar Rp.1.070.800 dan jumlah piutang sebesar Rp.1.393.094 juga dapat menyebabkan penurunan aktiva lancar. Sebenarnya hal ini baik bagi perusahaan, karena penagihan piutang-piutang tersebut dapat menambah kas dan bank perusahaan. Namun setelah masuk ke dalam kas ternyata digunakan lagi untuk melakukan transaksi lain. Andri Syahputra : Analisis Kebutuhan Modal Kerja Flipflop Shophouse Co, 2008. USU Repository © 2009 Perusahaan yang keuangannya baik harus menyediakan modal kerja dalam bentuk kas atau bank yang jumlahnya tidak kurang dan tidak lebih dari 5 - 10 dari jumlah aktiva lancar. Flipflop Shophouse Co. pada tahun 2003 menyediakan kas sebesar Rp.18.755.500 atau sebesar 24,34 dan dalam bentuk bank sebesar Rp.34.467.320 atau 44,74 , sehingga berjumlah 69,08 .Sedangkan pada tahun 2004 kas sebesar Rp.15.974.500 atau 23,88 dan bank sebesar Rp.27.426.413 atau 41 , sehingga berjumlah 64,88 . Pada perusahaan ini terdapat jumlah kas dan bank yang sangat berlebihan. Hal ini tidak baik bagi perusahaan. Perputaran modal kerja pada Flipflop Shophouse Co. pada tahun 2003 adalah sebesar 10,74 kali, yang berarti dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 10,74 kali dalam setahun. Sedangkan pada tahun 2004 perputaran modal kerjanya sebesar 11,74 kali, artinya dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 10,74 kali dalam setahun. Semakin cepat dana yang tertanam dalam modal kerja berputar, maka akan semakin baik bagi perusahaan. Oleh sebab itu dapat dikatakan modal kerja pada tahun 2004 lebih baik daripada tahun 2003.

B. Konsep Kualitatif