BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bahan cetak digunakan untuk meniru gigi dan jaringan disekitar mulut. Dari bahan ini dibuat model yang akan digunakan sebagai pembuatan gigi tiruan penuh,
gigi tiruan sebagian lepasan, mahkota, jembatan, dan inlay.
3
Tabel 1. Klasifikasi Bahan Cetak
3,4,5
RIGID ELASTIK
Plaster Hydrocolloid
Elastomer
Compozinc oxide eugenol Agar reversible
Polysulphine Alginate irreversible
Polyether Silicone
condensation cured Silicone addition
cured
Salah satu bahan cetak hidrokolloid yang sampai saat ini yang masih sering digunakan adalah irreversible hydrocolloid alginate. Bahan cetak alginate sampai
sekarang masih banyak digunakan di Kedokteran Gigi dengan alasan penanganannya mudah, alat yang dipergunakan relatif sederhana, elastis, cukup akurat dan relatif
lebih murah. Alginate berasal dari asam alginate yang diperoleh dari rumput laut yang merupakan bahan dasar bahan cetak irreversible hydrocolloid.
3,4,5,6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Komposisi Bahan Cetak Alginate dan Fungsinya
3,4,5,6
KOMPONEN JUMLAH
FUNGSI
Sodium atau potassium alginate salt
18 Untuk melarutkan powder dalam air
Calcium sulfate 14
Untuk bereaksi melarutkan powder alginate dari bentuk tidak larut calcium
alginate Sodium phospate
2 Untuk bereaksi dengan calcium sulfate
dan sebagai perlambat Diatomaceous earth atau
silicate powder 56
Untuk kontrol konsistensi pencampuran dan fleksibilitas bahan cetak
Sodium silicofluoride 4
Untuk kontrol pH Potassium sulfate atau
potassium zinc fluoride 10
Untuk menetralkan efek penghambat kekerasan selama pembuatan model gips
atau die material Organic glycol
Untuk melapisi partikel-partikel powder untuk meminimalkan debu selama
pengadukkan Pigment’s
Untuk memberikan warna Quaternary ammonium
compounds atau chlorhexidine
Untuk memberikan self desinfection
phenylalanine Untuk bahan pemanis
Universitas Sumatera Utara
Dalam pemanipulasian bahan cetak alginate terlebih dahulu dilakukan pencampuran antara powder dan liquid kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan
setelah mengeras dikeluarkan dari dalam mulut yang disebut dengan cetakan . Kemudian dilanjutkan pengisian cetakan dengan gips untuk mendapatkan model.
Bahan cetak alginate sangat dipengaruhi keadaan suhu, kekeringan dan kelembaban di udara terbuka, jadi kemungkinan ada pengaruh waktu pengisian cetakan alginate
terhadap ketepatan model hasil cetakan.
3,4,5
Bahan cetak alginate kehilangan air bila dibiarkan di udara terbuka sehingga terjadi pengerutan shrinkage. Bahan cetak jika dibiarkan di udara selama 30 menit
menjadi tidak akurat sehingga diperlukan pencetakan ulang lagi. Dan jika bahan cetak alginate direndam dalam air maka terjadi proses penyerapan air Imbibisi
sehingga cetakan akan mengembung swelling. Untuk mencapai keakuratan yang maksimal maka bahan cetak alginate harus secepat mungkin diisi.
3,4,5
Ruggeberg dkk, mempunyai catatan bahwa terjadi perubahan dimensi pada cetakan yang menggunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid jika direndam
larutan sodium hypochlorite 0.5 selama 10 menit. Tullur dkk, menyatakan sebagian bahan cetak irreversible hydrocolloid tidak larut jika direndam dalam
larutan sodium hypochlorite 1 selama 15 menit. Sedangkan menurut Herrera dan Merchant, tidak ada efek keakuratan dimensi pada bahan cetak irreversible
hydrocolloid setelah perendaman dalam larutan sodium hypochlorite 0.5 dan 1 selama 30 menit.
1
Universitas Sumatera Utara
Panza dkk 2006 dalam penelitiannya terhadap stabilitas dimensi bahan cetak yang direndam dalam larutan desinfektan sodium hypochlorite 1 menyatakan
terjadinya perubahan stabilitas dimensi alginate yang direndam selama 15 menit sebesar 0.3 mm dibandingkan grup kontrol.
7
Sodium hypochlorite umumnya digunakan untuk mensterilkan air dengan cara memasukkan sodium hypochlorite ke
dalam air dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Sodium hypochlorite juga digunakan untuk bahan irigasi saluran akar. Penggunaan sodium hypochlorite di
seluruh dunia sebagai bahan irigasi saluran akar karena kemampuannya mematikan bakteri.
8
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN