PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Gambar 2.1. Komponen Dasar dari Motor Induksi Satu Phasa

II.3. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Ketika kumparan stator di suplai dengan sumber tegangan satu phasa maka mengalir arus, dan arus tersebut akan menimbulkan fluks. Fluks ini tidak berputar tidak menimbulkan medan putar, akan tetapi merupakan resultan dari fluks bergerak arah maju dan arah mundur. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan Euler. Menurut persamaan Euler : Universitas Sumatera Utara 2 θ θ θ j j e e Cos − + = sehingga φ m Cos θ dapat di tulis .................2.1 φ m Cos θ = φ m 2 θ θ j j e e − + ………………………………………2.2 2 m φ . θ j e adalah merupakan fluks bergerak arah maju, sedangkan 2 m φ . θ j e − merupakan fluks bergerak arah mundur. Jumlah dari kedua fluks tersebut merupakan fluks resultan atau fluks pulsasi yang besarnya adalah : = R φ φ m Cos θ = 2 m φ . θ j e + 2 m φ . θ j e − …………………….........2.3 Komponen dari kedua fluksi tersebut yang bergerak berlawanan arah dengan kecepatan sudut t ω yang sama, tentunya akan menghasilkan torsi yang sama, dan berlawanan arah torsi arah maju dan torsi arah mundur . Perhatikan gambar 2.2. Kecepatan Torsi n s -n s Torsi arah maju Torsi arah mundur Torsi resultan Gambar. 2.2.Torsi arah maju dan torsi arah mundur Universitas Sumatera Utara Torsi resultan T R yang dihasilkan torsi maju T f dan torsi mundur T b adalah: T R = T f + T b .............................................................................2.4 T R pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menggerakan motor dengan arah maju atau arah mundur. Pada waktu start, besar torsi maju sama dengan torsi mundur. Dengan demikian motor tetap saja diam tidak berputar. Dengan menggunakan sedikit tenaga yang digerakkan dengan alat bantu dan dapat menyebabkan motor berputar arah maju atau mundur. Penggunaan alat bantu tersebut yaitu dengan cara menambah kumparan bantu yang terhubung paralel dengan kumparan utama. Kemudian di tambahkan juga kapasitor yang terhubung seri dengan kumparan bantu tersebut. Kapasitor berguna sebagai pembeda phasa antara arus kumparan utama dan arus kumparan bantu terhadap tegangan yang pada akhirnya akibat perbedaan sudut phasa tersebut tentu akan mempengaruhi fluksi yang dihasilkan.yang pada akhirnya dihasilkan torsi yang tidak sama besarnya sehingga motor pun berputar.

II.4. JENIS JENIS MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Dokumen yang terkait

Analisa Berbagai Hubungan Belitan Transformator 3Phasa Dalam Keadaan Beban Lebih (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik Ft.Usu)

8 55 84

Analisis Performa Generator Induksi Penguatan Sendiri Tiga Phasa Pada Kondisi Steady State (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 39 103

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisis Karakteristik Berbeban Motor Induksi Satu Phasa Kapasitor Start ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU )

7 80 72

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Analisis Perbandingan Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Delta Dan Hubungan Open-Delta (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

6 70 64

Analisis Perbandingan Karakteristik Berbeban Motor Kapasitor Start Dengan Motor Kapasitor Run Berdasarkan Metode Teori Medan Fluksi Silang Dan Teori Medan Fluksi Ganda

0 52 90

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 11