23
Tipe jalan
Kelas hambatan samping
Faktor akibat hambatan samping FCSF Lebar bahu efektif Ws
≤ 0,5 1,0
1,5 ≥ 2,0
22 UD 42 UD
VL 0,97
0,99 1,00
1,02 L
0,93 0,95
0,97 1,00
M H
VH 0,88
0,84 0,80
0,91 0,87
0,83 0,94
0,91 0,88
0,98 0,95
0,93 Sumber: Dirjen Bina Marga1997
2.9 Tingkat Pelayanan
2.9.1 Derajat Kejenuhan Degree of Saturation, DS Derajat kejenuhan adalah rasio antara  total  arus  smpjam  dan kapasitas
smpjam dengan kondisi  geometrik,  pola dan komposisi lalu lilntas tertentu,  dan faktor lingkungan tertentu  pula  Dirjen Bina Marga,  1997.
Tingkat  pelayanan dinyatakan  sebagai  hubungan  antara  volume  dan  kapasitas  jalan.  Dimana  kecepatan
kendaraan  akan  berkurang dan  keterbatasan  pada  pengemudi  semakin  besar  dengan bertambahnya  volume.  Menentukan  tingkat  pelayanan  terlebih  dahulu  dihitung
besarnya tingkat kinerja yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Derajat Kejenuhan DS =
C V
.............................................................2.5 Ket :
V : volume lalu lintas C : kapasitas jalan
2.9.2 Tingkat Pelayanan Level of Service, Los Tingkat pelayanan level of service adalah ukuran kinerja ruas atau simpang
yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan,  kecepatan,  kepadatan dan hambatan  yang  terjadi.
Tingkat  pelayanan dikategorikan dari  yang  terbaik  A sampai  yang  terburuk  tingkat pelayanan  F  Dirjen Bina Marga,  1997.
Tingkat pelayanan level of service umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh yang
membatasi akibat peningkatan  volume. Setiap  ruas  jalan  dapat  digolongkan  pada
24
tingkat  tertentu  yang  mencerminkan  kondisinya  pada  kebutuhan  atau  volume pelayanan tertentu.
Tabel 2.11 Tingkat Pelayanan Jalan Kolektor Primer
Tingkat Pelayanan Karakteristik Operasi Terkait
A - Kecepatan lalu lintas  100 Kmjam
- Volume lalu lintas mencapai 30 dari kapasitas yaitu 600 smp perjam, perlajur
B - Awal dari kondisi arus stabil
- Kecepatan lalu lintas sekitar 90 kmjam - Volume lalu lintas tidak melebihi 50 dari kapasitas yaitu 1000 smp
perjam,  perlajur C
- Arus stabil - Kecepatan lalu-lintas ≥ 75 Kmjam
- Volume lalu lintas tidak melebihi 75 dari kapasitas yaitu 1500 smp perjam, perlajur
D - Mendekati arus tidak stabil
- Kecepatan lalu lintas sampai 60 kmjam - Volume lalu lintas sampai 90 dari kapasitas yaitu 1800 smp perjam,
perlajur E
- Arus pada tingkat kapasitas dengan volume mencapai 2000 smp perjam, perlajur
- Kecepatan lalu lintas sekitar 50 kmjam F
- arus tertaahn, kondisi terhambat congested - Kecepatan lalu lintas  50 Kmjam
Sumber: Peraturan Menteri KM 14 2006.
2.10 Analisis Antrian