dalam perkembangan selanjutnya, disamping pembagian secara tradisional di atas, ada teori ketiga yang disebut “Teori Gabungan”. Berikut ini akan dijelaskan
secara singkat mengenai teori pemidanaan yaitu :
1. Teori Absolut atau Teori Pembalasan vergeldingstheorien
Menurut teori ini pidana dijatuhkan karena orang telah melakukan kejahatan. Pidana sebagai akibat mutlak yang harus ada
sebagai suatu pembalasan kepada orang yang melakukan kejahatan. Jadi dasar pembenarannya terletak pada adanya kejahatan itu sendiri.
Dasar teori ini adalah pembalasan. Inilah dasar pembenaran dari penjatuhan penderitaan berupa pidana pada penjahat. Negara berhak
menjatuhkan pidana karena penjahat itu telah melakukan penyerangan dan perkosaan pada hak dan kepentingan hukum yang
telah dilindungi. Penjatuhan pidana yang pada dasarnya penderitaan kepada orang lain. Setiap kejahatan tidak boleh diikuti oleh pidana
bagi pembuatannya, tidak dilihat akibat
– akibat apa yang dapat timbul dari penjatuhan pidana itu, tidak memperhatikan masa depan,
baik dari penjahat maupun masyarakat. Menjatuhkan pidana dimaksudkan untuk mencapai sesuatu yang praktis, tetapi bermaksud
untuk satu – satunya penderitaan bagi penjahat.
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan doel theorien,
Teori relatif atau teori tujuan juga disebut teori utilitarian, lahir sebagai reaksi terhadap teori absolut. Secara garis besar, tujuan
pidana menurut teori relatif bukanlah sekedar pembalasan, akan tetapi untuk mewujudkan ketertiban di dalam masyarakat. Teori
Relatif atau teori tujuan berpokok pangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertib hukum dalam
masyarakat. Untuk mencapai tujuan ketertiban masyarakat, pidana mempunyai tiga macam sifat, yaitu :
1. Bersifat Menakut – nakuti;
2. Bersifat Memperbaiki;
3. Bersifat Menbinasakan.
Tujuan pidana menurut teori relatif adalah untuk mencegah agar ketertiban di dalam masyarakat tidak terganggu. Dengan kata lain,
pidana yang dijatuhkan kepada si pelaku kejahatan bukanlah untuk membalas
kejahatannya, melainkan
untuk mempertahankan
ketertiban umum.
3. Teori Gabungan verenigings theorien