HANTAVIRUS PULMONARY SYNDROME ICD-9 480.8; ICD-10 J12.8

II. HANTAVIRUS PULMONARY SYNDROME ICD-9 480.8; ICD-10 J12.8

(Sindroma Radang Paru-paru Akibat Hantavirus) (Hantavirus adult respiratory distress syndrome, Hantavirus Cardiopulmonary Syndrome)

1. Identifikasi

Penyakit zoonotik akibat virus akut, ditandai dengan gejala demam, mialgia dan gangguan pada saluran pencernaan yang diikuti dengan serangan tiba-tiba kesulitan bernafas dan hipotensi. Selanjutnya dapat terjadi kegagalan pernafasan yang berat dan shock. Tingginya hematokrit, hipoalbuminemia dan trombositopeni terjadi pada sebagian besar kasus. Angka kematian kasar penyakit ini berkisar antara 40-50%; merupakan 43% dari 217 kasus pertama yang ditemukan. Pada penderita yang masih hidup, penyembuhan dari serangan akut sangat cepat namun pemulihan secara menyeluruh memerlukan waktu beberapa minggu sampai dengan berbulan-bulan. Perbaikan fungsi paru-paru pada umumnya berjalan dengan baik terjadi, tetapi fungsi paru-paru sebagian penderita akan masih belum pulih sepenuhnya. Kelainan pada ginjal dan perdarahan biasanya tidak terjadi kecuali pada kasus yang berat.

Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan antibodi spesifik IgM dengan Elisa, Western Blot atau teknik-teknik strip Immunoblot. Sebagian besar pasien sudah mempunyai antibodi IgM pada waktu dalam perawatan di rumah sakit. Analisis PCR jaringan autopsi atau biopsi dan pemeriksaan immunohistochemistry juga merupakan teknik-teknik diagnosa yang tepat dan harus dikerjakan didalam laboratorium yang khusus.

2. Penyebab Penyakit

Banyak jenis hantavirus telah ditemukan di Amerika; antara lain virus Sin Nombre sebagai penyebab wabah pada tahun 1993 di bagian barat daya Amerika Serikat dan banyak kasus lainnya ditemukan di Amerika Utara. Strain lain yang dihubungkan dengan penyakit pada manusia adalah virus Black Creek Canal dan virus Bayou (di sebelah tenggara Amerika Serikat), virus New York-1 dan virus Monongahela (di sebelah timur Amerika Serikat), virus Andes (Argentina, Chili), virus Laguna Negra (Paraguay, Bolivia) dan virus Juquitiba (Brasil).

3. Distribusi Penyakit

Penyakit ini ditemukan pertama kali pada musim semi dan musim panas pada tahun 1993 di daerah Four Corners di New Meksiko dan Arizona, khususnya menyerang penduduk asli Amerika. Sejak itu, kasus kemudian ditemukan di sebagian besar negara bagian disebelah barat dan Kanada. Kasus sporadis terjadi di bagian timur Amerika Serikat. Kasus sporadis dan beberapa KLB dilaporkan terjadi di beberapa negara di Amerika Selatan (seperti Argentina, Bolivia, Paraguay, Chili, Brasil). Penyakit ini tidak menyerang etnik tertentu. Penyakit ini muncul sangat erat kaitannya dengan penyebaran geografis, tingkat kepadatan penduduk dan proporsi binatang pengerat carrier yang terinfeksi.

4. Reservoir

Reservoir utama dari virus Sin Nombre nampaknya adalah tikus kijang Peromyscus maniculatus. Antibodi juga telah ditemukan pada spesies Peromyscus yang lain, tikus pack, tupai dan binatang pengerat lainnya. Strain hantavirus yang lain ditemukan terutama pada spesies binatang pengerat sigmodontine yang lain.

5. Cara Penularan

Oleh karena infeksi hantavirus dapat mengakibatkan demam berdarah (hemorrhagic fever) dengan sindroma ginjal, sehingga diperkirakan penularannya melalui cara aerosol dari ekskreta binatang pengerat. Riwayat alamiah (natural history) dari infeksi virus ini pada binatang pengerat pejamu belum diketahui dengan jelas. Penularan terutama karena terjadi pemajanan di dalam ruangan, rumah dengan ventilasi yang buruk, kendaraan dan bangunan di luar rumah yang memungkinkan berkembang biaknya binatang pengerat.

6. Masa Inkubasi

Belum pernah diketahui dengan jelas tetapi diperkirakan rata-rata berlangsung 2 minggu dengan kemungkinan besar berkisar antara beberapa hari sampai dengan 6 minggu.

7. Masa Penularan

Di Amerika Serikat, virus hantavirus tidak disebarkan dari orang ke orang. Namun penularan dari orang ke orang dilaporkan terjadi selama munculnya KLB di Argentina.

8. Kerentanan dan Kekebalan

Semua orang yang belum pernah mengalami infeksi diperkirakan rentan terhadap penyakit ini. Tidak ditemukan adanya infeksi yang tersembunyi (inapparent infection), tetapi ditemukan infeksi sedang tanpa oedema paru. Tidak ditemukan serangan kedua kalinya pada seorang penderita tetapi tingkat perlindungan dan lamanya kekebalan bertahan setelah infeksi sebelumnya tidak diketahui dengan jelas.

9. Cara-cara pemberantasan

A. Cara Pencegahan: Lihat bagian I, 9A, di atas.

B. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar

1), 2), 3), 4), 5) dan 6) laporan kepada instansi kesehatan yang berwenang, Isolasi, Disinfeksi serentak, karantina, Imunisasi kontak, Penyelidikan kontak dan sumber infeksi: Lihat pada seksi I, 9B1 sampai dengan 9B6 di atas.

7) Pengobatan spesifik; Berikan manajemen perawatan intensif pernafasan, hindari kelebihan cairan yang dapat memperburuk oedema paru-paru. Berikan obat kardiotonik dan obat-obat vasopressors dengan segera dan hati-hati untuk mencegah shock. Hindari terjadinya hipoksia, khususnya jika proses evaluasi dilakukan dengan cara-cara yang kurang tepat. Pengobatan dengan Ribavirin masih dalam taraf penelitian dan manfaatnya belum diketahui. Extracorporeal membrane oxygenation telah digunakan dengan banyak keberhasilan.

C. Cara-cara penanggulangan :Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya upaya menghindari kontak dan mengendalikan populasi binatang pengerat di dalam dan diluar rumah. Penyuluhan dilakukan terus menerus pada keadaan endemis dan lebih diintensifkan lagi selama wabah berlangsung. Monitoring terhadap jumlah binatang pengerat dan terhadap angka infeksi diperlukan tetapi manfaatnya belum diketahui dengan jelas. Lihat bagian I, 9C, di atas.

D. Implikasi bencana: Lihat uraian pada seksi I, 9D, di atas.

E. Tindakan Internasional: Lakukan pengawasan terhadap pengangkutan/lalu lintas rodentia eksotik yang dapat berperan sebagai reservoir. Rodentia ini biasanya diperdagangkan untuk dijadikan binatang peliharaan yang eksotik.