4 Analisa Simpang dengan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997

74 Sumber: Hasil survei Gambar 4.4 Siklus traffic light simpang

IV. 4 Analisa Simpang dengan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI 1997

Setelah diperoleh data arus lalu lintas dalam satuan smpjam, selanjutnya adalah menentukan kapasitas dan perilaku lalu lintas sesuai dengan metode MKJI 1997. Dari tahapan ini kita dapat mengetahui kapasitas yang dapat dipenuhi simpang yang ditentukan dengan kinerja yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. IV.4 1 Perhitungan Arus Lalu Lintas Setelah diperoleh jumlah arus lalu lintas maksimum, yaitu pada perhitungan sebelumnya, kemudian dihitung rasio kendaraan belok kiri P LT , dan rasio belok kanan P RT untuk masing-masing pendekat, yaitu: P LT P RT bernilai sama untuk pendekat terlawan dan terlindung. Untuk lebih lengkapnya disajikan dalam formulir SIG II MKJI 1997 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.9 Formulir SIG II MKJI 1997 Sumber: Hasil perhitungan peneliti IV.4.2 Perhitungan Kapasitas Kapasitas lengan persimpangan berlampu lalu lintas dipengaruhi oleh beberapa factor , yaitu nilai arus jenuh S, waktu hijau efektif g, dan waktu siklus c. Adapun nilai arus jenuh pada persimpangan dapat dihitung dengan persamaan: S = S x F CS x F SF x F G x F P x F LT x F RT smpwaktu hijau efektif dimana: S , adalah arus jenuh dasar. Untuk suatu ruas jalan pendekat terlindung yaitu tidak terjadi konflik antara kendaraan yang berbelok dengan lalu lintas yang berlawanan maka penentuan arus jenuh dasar S ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif W e yaitu: Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan LTLTOR 72 72 72 3 3.9 3.9 141 28.2 56.4 216 104 132 0.09 ST 426 426 426 3 3.9 3.9 1486 297.2 594.4 1915 727 1024 1 RT 115 115 115 6 7.8 7.8 138 27.6 55.2 259 150 178 0.11 Total 613 613 613 12 15.6 15.6 1765 353 706 2390 982 1335 1 0.0004 LTLTOR 295 295 295 1 1.3 1.3 1107 221.4 442.8 1403 518 739 0.38 1 ST 508 508 508 2 2.6 2.6 1784 356.8 713.6 2294 867 1224 2 RT 0.00 Total 803 803 803 3 3.9 3.9 2891 578.2 1156.4 3697 1385 1963 3 0.0008 LTLTOR 70 70 70 2 2.6 2.6 129 25.8 51.6 201 98 124 0.09 1 ST 418 418 418 3 3.9 3.9 1558 311.6 623.2 1979 734 1045 1 RT 73 73 73 2 2.6 2.6 85 17 34 160 93 110 0.07 1 Total 561 561 561 7 9.1 9.1 1772 354.4 708.8 2340 925 1279 3 0.0013 LTLTOR 193 193 193 9 11.7 11.7 347 69.4 138.8 549 274 344 0.14 2 ST 479 479 479 7 9.1 9.1 1589 317.8 635.6 2075 806 1124 1 RT 382 382 382 4 5.2 5.2 856 171.2 342.4 1242 558 730 0.32 1 Total 1054 1054 1054 20 26 26 2792 558.4 1116.8 3866 1638 2197 4 0.0009 Perihal : 4 - Fase hijau awal Periode : Jam puncak pagi - sore SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 08 - 09 April 2013 FORMULIR SIG-II Formulir SIG - II: Kota : Medan emp terlawan = 1,3 emp terlawan = 0,4 ARUS LALU LINTAS Simpang : Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Brigjen Katamso B smpjam Wak tu Arah ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR MV Kendaraan ringan LV Kendaraan berat HV Sepeda motor MC Kendaraan bermotor Rasio berbelok Arus UM kend jam Rasio UM MV emp terlindung = 1,0 emp terlindung = 1,3 emp terlindung = 0,2 P LT P RT U S T smpjam kend jam smpjam kend jam smpjam kend jam Kode Pen- dekat MV kend jam Total emp terlawan = 1,0 Universitas Sumatera Utara 76 S = 600 x W e = 600 x 6,8 lebar efektif untuk pendekat utara = 4080 smpjam Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau. F CS = Faktor penyesuaian ukuran kota, berdasarkan jumlah penduduk Kota Medan yakni sebesar 2.949.830 jiwa berada pada range 1 – 3 juta jiwa, maka nilai F CS = 1.00 F SF = Faktor penyesuaian hambatan samping, berdasarkan kelas hambatan samping, dari lingkungan jalan tersebut, maka dinyatakana lingkungan jalan adalah termasuk kawasan komersial COM. Jalan yang ditinjau merupakan jalan dua arah dipisahkan oleh median dengan tipe fase terlindung, sehingga F SF = 0,94 dengan rasio kendaraan tak bermotor = 0 F G = Faktor penyesuaian terhadap kelandaian G, berdasarkan naik + atau turun - permukaan jalan, F G = 1,00 mendatar F P = Faktor penyesuaian parkir P, berdasarkan jarak henti kendaraan parkir, F P = 1,00 F RT = Faktor penyesuaian belok kanan, ditentukan sebagai fungsi rasio belok kanan P RT . Untuk jalan yang dilengkapi dengan median, nilai F RT tidak diperhitungkan. F LT = Faktor penyesuaian belok kiri, ditentukan sebagai fungsi dari rasio belok kiri P LT . Untuk jalan yang dilengkapi dengan lajur belok kiri jalan terus LTOR maka nilai F LT tidak diperhitungkan. Untuk persimpangan ini, F LT dihitung dengan persamaan: Universitas Sumatera Utara 77 F LT = 1,0 – P LT x 0,16 = 1,0 – 0,09 x 0,16 = 0,99 untuk pendekat utara Maka: S = S x F CS x F SF x F G x F P x F LT x F RT = 4080 x 1 x 0,94 x 1 x 1 x 0,99 x 1 = 3780 smpjam hijau untuk pendekat utara Dimana arus jenuh S diasumsikan tetap selama waktu hijau. Setelah diperoleh nilai arus jenuh, kemudian dihitung nilai Rasio Arus FR masing-masing pendekat dengan persamaan: FR = QS = 8793780 = 0,233 untuk pendekat utara Nilai FR untuk tiap pendekat merupakan nilai tertinggi pada masing-masing fase FR crit , kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh IFR. Adapun nilai IFR untuk persimpangan ini adalah: IFR = Σ FR crit = 0,233 + 0,234+ 0,215 + 0,336 = 1,017 Setelah diperoleh IFRnya, selanjutnya dihitung nilai rasio fase masing-masing pendekat dengan persamaan: PR = FR crit IFR = 0,233 1,017 = 0,229 untuk pendekat utara Universitas Sumatera Utara 78 Setelah parameter di atas diperoleh, maka selanjutnya akan dihitung kapasitas C, dan derajat kejenuhan masing-masing pendekat, yaitu: C = 1345 smpjam untuk pendekat utara DS = 0,653 untuk pendekat utara IV.4.3 Perilaku Lalu Lintas a. Panjang Antrian Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau yaitu NQ dihitung sebagai jumlah kendaraan smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya NQ 1 ditambah jumlah kendaraan smp yang akan datang selama fase merah NQ 2 . NQ = NQ 1 + NQ 2 Dimana: Dimana Jika DS 0,5 ; selain itu NQ 1 = 0 Universitas Sumatera Utara 79 Dimana: Maka, diperoleh: NQ 1 = 0,441 smp untuk pendekat utara = 0,356 NQ 2 = 60,45 smp untuk pendekat utara Sehingga, NQ = NQ 1 + NQ 2 = 0,441 + 60,45 = 60,891 smp Panjang antrian = QL = = 224 m Diperoleh panjang antrian kendaraan untuk pendekat utara 224 m b. Jumlah Kendaraan Terhenti Angka henti NS masing-masing pendekat didefenisikan sebagai jumlah rata-rata berhenti per smp termasuk berhenti berulang dalam antrian. NS = 0,761 untuk pendekat utara Universitas Sumatera Utara 80 Setelah diperoleh nilai angka henti NS, selanjutnya dihitung jumlah kendaraan terhenti N SV masing-masing pendekat, yaitu: N SV = Q x NS smpjam N SV = 879 x 0,761 N SV = 669 smpjam Selanjutnya dihitung angka henti seluruh simpang dengan cara membagi jumlah kendaraan terhenti pada seluruh pendekat dengan arus simpang total Q dalam kendjam. c. Tundaan Langkah-langkah perhitungan tundaan adalah: 1. Hitung tundaan lalu lintas rata-rata setiap pendekat DT akibat pengaruh timbal balik dengan gerakan – gerakan lainnya pada simpang berdasarkan pada Akcelik 1988, yaitu: Dimana, A = 0,270 Universitas Sumatera Utara 81 Sehingga, DT = 81 detsmp untuk pendekat utara 2. Tentukan tundaan geometri rata-rata masing-masing pendekat DG akibat perlambatan dan percepatan ketika menunggu giliran pada suatu simpang danatau ketika dihentikan oleh lampu merah, yaitu: DG = 1 – P SV x P T x 6 + P SV x 4 Dimana, P SV = rasio kendaraan terhenti pada pendekat P T = rasio kendaraan berbelok pada pendekat dari Formulir SIG – IV sehingga, DG = 1 – 0,761 x 0,11 x 6 + 0,761 x 4 DG = 3,2 detsmp untuk pendekat utara 3. Kemudian, dihitung tundaan rata-rata detsmp sebagai jumlah dari tundaan lalu lintas rata-rata dengan tundaan geometrik rata-rata, yaitu: D = DT + DG D = 81 + 3,2 D = 84,2 detsmp untuk pendekat utara 4. Selanjutnya dihitung tundaan total dengan mengalikan tundaan rata-rata dengan arus lalu lintas, yaitu: Tundaan total = D x Q = 84,2 x 879 = 73.984 smp det Universitas Sumatera Utara 82 5. Hitung tundaan rata-rata untuk seluruh simpang D I dengan membagi jumlah nilai tundaan dengan arus total Q TOT dalam smpjam, yaitu: D I = = = 113,30 detsmp Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, melihat tundaan rata-rata pada persimpangan ini, maka tingkat pelayanan LOS - level of service pada persimpangan ini, dikategorikan sudah dalam tingkat pelayanan F tundaan kendaraan ≥ 60 detik. Untuk lebih jelasnya, berikut perhitungan yang disajikan dalam formulir SIG – IV dan SIG – V MKJI 1997. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.10 Formulir SIG IV MKJI 1997 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 U 3 P 0.09 0.39 0.11 6.8 4080 1 0.94 1 1 1.00 0.99 3780 879 0.233 0.229 105 1345 0.653 S 4 P 0.38 0.38 7 4200 1 0.94 1 1 1.00 0.94 3708 868 0.234 0.244 75 943 0.921 T 2 P 0.09 0.09 0.07 6.9 4140 1 0.94 1 1 1.00 0.99 3836 824 0.215 0.211 70 910 0.905 B 1 P 0.14 0.14 0.32 7.3 4380 1 0.94 1 1 1.00 0.98 4025 1352 0.336 0.330 105 1433 0.944 295 Waktu hilang total L LTI det 15 Waktu siklus c det FORMULIR SIG - IV Perihal : Periode : 4 - Fase hijau awal Jam puncak pagi - sore Tanggal : Kota : Simpang : 08 April 2013 Medan Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Brigjen Katamso SIMPANG BERSINYAL Formulir SIG - IV PENENTUAN WAKTU SINYAL DAN KAPASITAS Rasio fase PR = FRcrit IFR Waktu hijau det g Kapasitas smpjam C = S x gc Derajat kejenuhan QC Fase 1 Fase 2 Fase 4 Fase 3 Arus jenuh smpjam hijau Nilai disesuai kan smpjam hijau S Arus lalu lintas smpjam Q Rasio arus FR = QS Parkir F P Belok kanan F RT Belok kiri F LT Semua tipe pendekat Hanya tipe P Nilai dasar smpjam hijau So Ukuran kota F CS Hambatan samping F SF Kelandaian F G Faktor-faktor penyesuaian IFR = Σ Frcrit 1.017 Kode pen - dekat Hijau dalam fase no. Tipe pen - dekat PO Rasio kendaraan berbelok p LTOR p LT p RT Arah diri Arah lawan Arus RT smpj Lebar efektif m Q RT Q RTO Wa Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 4.11 Formulir SIG V MKJI 1997 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 U 879 1345 0.653 0.356 0.441 60.45 60.89 76 224 0.761 669 80.9 3.2 84.1 73932 S 868 943 0.921 0.254 4.715 69.26 73.97 88 255 0.936 812 125.1 3.7 128.9 111846 T 824 910 0.905 0.237 3.925 65.59 69.52 92 263 0.927 764 124.8 3.7 128.5 105922 B 1352 1433 0.944 0.356 6.754 107.45 114.20 142 389 0.928 1254 109.1 3.8 113.0 152716 LTOR semua 994 Arus kor. Qkor Total : 3499 Total : 444416 Arus total Qtot 3923 0.892 113.28 Kode Pendekat Arus lalu lintas smpjam Q Kapasitas smpjam C Derajat kejenuhan DS = QC Rasio hijau GR = gc Tundaan geometrik rata-rata detsmp DG Tundaan rata-rata detsmp D = DT + DG Tundaan total smpdet D x Q Tundaan N 2 Total NQ 1 + NQ 2 = NQ NQ MAX Jumlah kendaraan antri smp Panjang antrian m QL Rasio kendaraan stopsmp NS N 1 SIMPANG BERSINYAL Formulir SIG - V PANJANG ANTRIAN JUMLAH KENDARAAN TERHENTI TUNDAAN Kendaraan terhenti rata-rata stopsmp : Tundaan simpang rata-rata detsmp : Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Brigjen Katamso 295 detik FORMULIR SIG - V Perihal : 4 - Fase Periode : Jam puncak pagi - sore Tanggal : Kota : Simpang : Waktu siklus : 08 April 2013 Medan Jumlah kendaraan terhenti smpjam NSV Tundaan lalu lintas rata-rata detsmp DT Universitas Sumatera Utara 85

IV.5 Perancangan Ruang Henti Khusus RHK

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Persimpangan Bersinyal Akibat Perubahan Fase (Studi Kasus : Jln. Brigjend. Katamso – Jln. Jend. AH Nasution)

6 76 104

EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

2 7 15

PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

1 3 5

TINJAUAN PUSTAKA EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

0 8 7

KESIMPULAN DAN SARAN EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA PADA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS PERSIMPANGAN Jl. SENOPATI-Jl. KH.AHMAD DAHLAN DENGAN Jl.TRIKORA-Jl. A.YANI, YOGYAKARTA, D.I.Y).

0 3 28

Studi Ekivalensi Sepeda Motor Pada Persimpangan Bersinyal.

0 1 6

Evaluasi Keberhasilan Kinerja Ruang Henti Khusus Pada Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Bersinyal Jl. Sudirman - Jl. Waturenggong).

7 13 38

Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Jl. K. H. Dewantara - Jl. Kartika - Jl. Mojo bab 1

0 1 5

EFEKTIVITAS PENERAPAN RUANG HENTI KHUSUS (RHK) DI PERSIMPANGAN JALAN PERKOTAAN (Studi Kasus: Persimpangan Jalan Pasteur-Pasirkaliki Kota Bandung

0 0 8

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UISU marwanft.uisu.ac.id Abstrak - ANALISA NILAI RUANG HENTI KHUSUS (RHK) KENDARAAN RODA DUA DI PERSIMPANGAN JL. IMAM BONJOL – JL. PERDANA KOTA MEDA

0 0 8