6
2.1.3 Morfologi Tumbuhan
Daun bangun-bangun merupakan tumbuhan semak menjalar, batangnya berkayu, lunak, beruas-ruas, ruas yang menempel ditanah akan tumbuh akar,
mudah patah, penampang bulat, diameter pangkal ± 15 mm, tengah ± 10 mm, dan ujung ±5 mm, batang yang masih muda berambut kasar dan hijau pucat. Berakar
tunggang, berwarna putih kotor. Daunnya tunggal, mudah patah, bulat telur, tepi beringgit, ujung dan pangkal membulat, berambut, panjang 6,5-7 cm, lebar 5,5-6,5
cm, tangkai panjang 2,4-3 cm, pertulangan menyirip dan berwarna hijau muda. Bunga nya majemuk, bentuk tandan, berambut halus, kelopak bentuk mangkok,
setelah mekar pecah menjadi lima, berwarna hijau keunguan, putik satu, panjangnya ± 17 mm, kepala putik coklat, benang sari empat, kepala sari kuning,
mahkota bentuk mangkok berwarna ungu Depkes, 1989.
2.1.4 Kandungan Kimia Tumbuhan
Daun bangun-bangun mengandung saponin, flavonoid, polifenol, minyak atsiri, betakaroten, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam oksalat dan
serat Duke, 2000.
2.1.5 Khasiat Tumbuhan
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun bangun-bangun berpotensi terhadap aktivitas biologik yaitu diuretik, analgesik, mencegah kanker,
antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas,
hipokolesterolemik, hipotensif dan antiseptika Santosa dan Hertiani, 2005.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Sebelum ekstraksi dilakukan biasanya bahan-
Universitas Sumatera Utara
7 bahan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan pada derajat kehalusan
tertentu Harborne, 1987. Menurut Depkes RI 2000, beberapa metode ekstraksi yang sering
digunakan dalam berbagai penelitian antara lain yaitu: A. Cara dingin
1. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus disebut maserasi
kinetik sedangkan yang dilakukan pengulangan panambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut
remaserasi. 2. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada
temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak
terus-menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. B. Cara panas
1.Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
2. Digesti
Universitas Sumatera Utara
8 Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada
temperatur lebih tinggi dari pada temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. 3. Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 4. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90
o
C selama 15 menit. 5. Dekoktasi
Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90
o
C selama 30 menit.
2.3 Radikal Bebas