Pemberantasan hama dan penyakit Pemanenan

17 dengan frekuensi seminggu sekali. Pemberian pupuk dapat dihentikan bila sebagian besar bulir padi sudah tampak menguning.

h. Pemberantasan hama dan penyakit

Penggunaan pestisida kimia untuk pemberantasan hama dan penyakit tidak diijinkan pada pertanian organik. Pemberantasan hama dan penyakit padi organik dapat dilakukan secara terpadu antara teknik budidaya, biologis, fisik perangkap, dan kimia pestisida. Selain hama, serangan penyakit pada padi organik juga mengganggu produktivitas. Beberapa jenis penyakit yang banyak ditemukan pada tanaman padi adalah bercak cokelat, blast, dan tungro. Penyakit bercak cokelat dapat dikendalikan dengan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan kompos atau pupuk kandang, penyakit blast dapat dikendalikan dengan menghindari penggunaan pupuk berkadar N terlalu tinggi, dan penyakit tungro dapat dikendalikan dengan memberantas berbagai jenis rumput liar yang merupakan sumber infeksi penyakit ini seperti jajagoan dan sunduk gangsir. Selain itu, ketiga jenis penyakit ini juga dapat dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida organik buatan sendiri.

i. Pemanenan

Sekitar 10 hari sebelum panen, sawah harus dikeringkan agar padi masak serentak, selain itu pengeringan sawah akan memudahkan pemanenan. Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat. Panen yang terlalu cepat dapat meyebabkan kualitas bulir gabah menjadi rendah yaitu banyak butir hijau atau butir berkapur dan berasnya 18 juga mudah hancur saat digiling. Sebaliknya panen yang terlambat dapat menurunkan produksi karena banyak butir gabah yang sudah dimakan tikus atau burung. Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai 80 persen dan tangkainya sudah menunduk. Bila butirannya sudah keras dan berisi maka padi sudah dapat dipanen. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit dimana batang padi yang disisakan hanya 20 cm dari permukaan tanah. Setelah dipanen gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan mesin perontok ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukulpukulkan ke kayu hingga gabah berjatuhan. Selain dipukul-pukulkan, malai padi juga dapat diinjak-injak agar gabah rontok. Tempat perontokan diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik tebal terpal. 19 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Usahatani