harus ditambahkan hingga perkiraan untuk keaslian zona . Compressibility adalah sebaliknya dan membutuhkan bahwa jika dua zona yang dikompresi bersama-
sama menjadi satu, lalu lintas model estimasi arus untuk zona baru harus jumlah dari nilai-nilai untuk asli dua zona.
II.5. Model Sebaran Perjalanan
Model merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk mencerminkan atau menggambarkan dan menyederhanakan suatu realita secara terukur
Tamin,1997
. Sedangkan pemodelan merupakan suatu aktivitas meringkas dan menyederhanakan kondisi nyata
Fidel Miro, 2005
. Pemodelan sebaran pergerakan merupakan bagian informasi yang sangat berharga dalam
memperkirakan besarnya pergerakan antar zona selain informasi bangkitan dan tarikan perjalanan. Pemodelan pola sebaran perjalanan antarzona ini sudah pasti
sangat dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan antarzona dan tingkat bangkitan dan tarikan setiap zona.
Menurut
John Black 1983
, tujuan pemodelan sebaran perjalanan adalah untuk menemukan persamaan yang direproduksi pola intra-zona dan inter-zona
lalu lintas. Distribusi perjalanan sangat membantu kita untuk melihat dengan mudah apa yang disebut dengan pola perjalanan antar zona. Oleh karena itu, untuk
maksud melihat pola perjalanan antar zona berupa arus pergerakan kendaraan, penumpang, barang dalam suatu zona selama periode waktu tertentu digunakan
alat berupa matriks berdimensi dua baris x kolom yang disebut dengan Matriks Asal Tujuan yang sering diringkas dengan M.A.T seperti table berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel II.2 Tabel Matriks Asal Tujuan
To From
1 2
3 …
n Oi
1 …
2 …
3 …
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. .
. N
… Dd
… Sumber: Tamin 2000
Dimana: Oi = jumlah pergerakan yang berasal dari zona i.
Dd = jumlah pergerakan yang menuju zona tujuan d. Matriks asal tujuan MAT adalah matriks berdimensi dua yang berisi
informasi mengenai besarnya pergerakan antarlokasi zona di dalam daerah tertentu. Jika suatu MAT dibebankan ke suatu system jaringan transportasi, maka
sebuah pola pergerakan akan dapat diperoleh. Dengan mempelajari pola pergerakan yang terjadi, seseorang dapat mengidentifikasi permasalahan yang
timbul sehingga beberapa solusi segera dapat dihasilkan. MAT dapat memberikan indikasi rinci mengenai kebutuhan akan pergerakan, sehiingga MAT memegang
peran yang sangat penting dalam berbagai kajian perencanaan dan manajemen transportasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut
Wayongkere 2012
Matriks Asal Tujuan MAT sering digunakan untuk:
Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah pedalaman atau antarkota,
Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah perkotaan, Pemodelan dan perencangan manajemen lalulintas baik di daerah
perkotaan maupun antarkota, Pemodelan kebutuhan akan transportasi didaerah yang ketersediaan
datanya tidak begitu mendukung baik dari sisi kuantitas maupun kualitas misalnya di Negara sedang berkembang,
Perbaikan data MAT pada masa lalu dan pemeriksaan MAT yang dihasilkan oleh metode lainnya,
Pemodelan kebutuhan akan transportasi antarkota untuk angkutan barang multi moda.
Berdasarkan data yang terdapat dalam Matriks Asal Tujuan MAT nantinya dapat diolah dengan berbagai metode untuk mengetahui nilai kuantitas dari sebaran
perjalanan. Menurut
Bruton 1970
terdapat beberapa metode model matematis- statistik untuk memperkirakan jumlah perjalanan antar zona pada periode tahun
rencana yang sering digunakan para peneliti sebagai berikut: Metode Analogi Faktor Pertumbuhan.
Metode Sintetis Formulasi Perjalanan antar areaanalitis. Metode Analisi Regresi Linear.
Program Linear
Universitas Sumatera Utara
Oleh
Tamin, 1997
. Metode untuk mendapatkan MAT dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu metode konvensional dan
metode tidak konvensional Untuk lebih jelasnya, pengelompokkan digambarkan berupa diagram seperti Gambar II.5.
Gambar II.5 Metode Untuk Mendapatkan MAT
Sumber: Tamin, O.Z 1997
II.6. Metode Konvensional