Pembahasan agama klp 2 konsep manusia da

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia adalah makhluk yang mulia dan
terhormat disisi Allah SWT bahkan lebih mulia dari malaikat. Setelah Allah menciptakan
manusia, Allah memerintahkan semua malaikat untuk memberi hormat sebagai tanda
memuliakannya. “Maka ketika telah Aku sempurnakan ia dan Aku tiupkan ruh kepadanya, maka
beri hormatlah kepadanya dengan bersujud” (QS. al-Hijr, 15: 29). Dalam Al Qur’an, manusia
berulang kali diangkat derajatnya, dan manusia dihargai sebagai khalifah dan makhluk yang
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan karena manusia memeiliki akal dan kemampuan
yang lebih dari makhluk ciptaan Allah lainnya. Kemuliaan manusia ditegaskan dengan jelas,
“Sesungguhnya kami telah muliakan anak-anak Adam, dan Kami angkat merekadari di darat dan
di laut, dan Kami beri rezeki mereka dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dari
kebanyakan mahkluk kami” (QS. al-Isra’, 17: 70).
Al- Qur’an memperkenalkan

beberapa istilah

yang mengacu pada makna pokok

manusia, diantaranya : Al Basyar, Al Insan. Selain itu Al- Quran juga memeperkenalkan manusia

sebagai khalifah di muka bumi. Amanah ini diberikan hanya kepada manusia, yang bertugas
mengatur atau pun mengelola alam raya sebaik mungkin Penggunaan ketiga istilah itu jelas
memiliki makna signifikan. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
konsep manusia dalam Al-Quran, fungsi manusia sebagai khalifah serta beberapa teori pakar
tentang konsep manusia yang bertentangan dengan Al-Quran.
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana konsep manusia dalam Al-Quran ?
2. Bagaimana konsep manusia secara filsafat ?
3. Bagaimana konsep manusia sebagai khalifah ?

1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep manusia dalam Al-Quran
2. Untuk mengetahui konsep manusia secara filsafat
3. Untuk mengetahui konsep manusia sebagai khalifah
1.4. Manfaat Penulisan
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan sumber rujukan mengenai konsep manusia dalam
Al-Quran

BAB II


PEMBAHASAN
2.1 Pengertian manusia
2.1.1

Secara umum

Secara bahasa manusia berasal dari bahasa Sansekerta Manu , Mens (latin )yang berarti
berfikir, berakal budi dan mampu menguasai makhluk lain. Secara Istilah manusia dapat di
artikan sebuah kelompok atau seorang individu. Manusia merupakan makhluk sosial atau
makhluk yang bermasyarakat yang diberikan akal pikiran yang dapat dikembangkan.
2.1.2 Menurut Para Ahli
1.
2.
3.

Nicolaus D &A. Sudiarjo
Manusia adalah Bhineka adalah tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan
tetapi tunggal karena jassmani dan rohani merupakan suatu bahang
Upanisads
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh, jiwa, pikiran dan fisik

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
Manusia adalah Makhluk yang paling mulia yang berfikir, memiliki 3 dimensi ( badan, akal,
dan ruh ) dan pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
2.1.3 Teori filsafat mengenai konsep manusia

Dalam ilmu mantiq atau logika, manusia disebut sebagai Al-Insanu Hayawanun Nathiq
(manusia adalah binatang yang berpikir). Sebagai binatang yang berfikir manusia berbeda
dengan hewan walau pada dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan
hewan. Berikut pandangan filsafat terhadap manusia dari beberapa sudut pandang , yaitu ;
1. Teori descendensi
Teori ini meletakan manusia sejajar dengan hewan berdasarkan sebab mekanis
artinya manusia tidaklah jauh berbeda dengan hewan dimana manusia termasuk
hewan yang berfikir, melakukan segala aktivitas hidup dan juga menyusui .
Menurut aristoteles Seorang filosof besar yunani mengemukakan bahwa manusia
adalah hewan yang berakal sehat, Mengeluarkan pendapatnya yang berbicara
berdasarkan akal fikirannya.
2. Teori Metafisika
Teori ini memandang keberadaan sesuatu dibalik atau di belakang fisik. Fisik yang
terdiri dari zat artinya bahwa manusia terdiri dari beberapa sel yang dapat di indra
dengan panca indra. Ruh identik dengan jiwa yang mencakup imajinasi, gagasan,

perasaan dan penghayaan yang tidak dapat diindra dengan panca indra .
3. Teori Psikomotik
Teori ini memandang manusia terdiri atas jasad yang memiliki kebutuhan untuk
menjaga keberlangsungannya, yaitu sandang, pangan dan papan.

2.2 Teori pakar tentang konsep manusia yang bertentangan dengan Al-Quran
Teori evolusi Darwin
Teori ini di asaskan oleh seorang pakar biologi dari inggris yang bernama Charles Robert Darwin
(1809-1882). Dalam teorinya disebutkan bahwa manusia berasal dari keturunan yang sama
kemudian berubah dari satu tahap ke tahap yang lain demi menyesuaikan diri dengan keadaan
dan persekitaran yang senantiasa berubah. Teori darwin membuang kuasa Allah dan
menggantikannya dengan kuasa kebetulan. Dengan menggunakan teori ini justru timbul berbagai
persoalan besar yang sukar dijawab..................

2.3 Konsep manusia dalam Al-Quran
2.3.1 Al- Basyar
Kata al-Basyar, secara etimologi, al-basyar merupakan bentuk jamak dan kata al-basyarat
yang berarti kulit kepala, wajah dan tubuh. Dalam konsep ini, manusia dipandang dari
pendekatan biologis. Sebagai makhluk biologis, manusia terdiri atas unsur materi, sehingga
menapilkan fisik material. Manusia terikat pada prinsip kehidupan biologis seperti

berkembangbiak, mengalami fase pertumbuhan, dan perkembangan dalam mencapai tingkat
kedewasaan. Proses dan fase perkembangan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari fase

prenatal (sebelum lahir), dari mulai proses penciptaan manusia berawal sampai pembentukan
fisik janin, Sesuai dengan surat Al-Mu’minun ayat 12-14 dan fase post natal (sesudah lahir),
proses perkembangan bayi sampai usia lanjut (QS. Al-Ahqaf ayat 67). Sebagai akhir dari proses
fisik ini, manusia pun mengalami mati.
Pemaknaan manusia dengan al-basyar memberikan pengertian bahwa manusia adalah
makhluk biologis serta memiliki sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti makan, minum, perlu
hiburan, lawan jenis, dan lain sebagainya. Kata al-basyar ditunjukkan kepada seluruh manusia
tanpa terkecuali nabi dan rasul. Firman Allah SWT yang artinya :
Katakanlah : “sesungguhnya Aku (Muhammad) hanyalah seorang manusia seperti kamu”
(QS. )
Dalam surat lain Allah Berfirman yang artinya:
“Tidak kami utus sebelummu para utusan kecuali mereka itu makan makanan dan
berjalan jalan di pasar” (QS. Al-Furqan(25) ayat 20) .
Penggunaan kata al-basyar mempunyai makna bahwa manusia secara umum mempunyai
persamaan dengan ciri pokok dari makhluk Allah lainnya secara umum seperti hewan dan
tumbuhan.
2.3.2 Al- Insan

Al- Insan berasal dari akar kata Anasa atau Nasyiya yang berarti lupa. Adapula yang
menyebutkan bahwa Al-Insan berasal dari kata Nasa-Yanusu yang berarti berguncang. Sebagian
berpendapat bahwa manusia Insan karena ia tidak bisa hidup sendiri. Ia saling menopang
kehidupan manusia lainnya. Kata ini mengacu kepada potensi yang di anugerahkan Allah pada
manusia, yaitu potensi untuk bertumbuh dan berkembangbiak secara fisik serta mental
spiritual.Perkembangan tersebut antara lain meliputi kemampuan untuk berbicara, menguasai
ilmu pengetahuan, kemampaun untuk mengenal tuhan.
Konsep Al-Insan ini mengacu pada bagaimana manusia dapat memerankan dirinya
sebagai sosok pribadi yang mampu mengembangkan dirinya agar menjadi sosok ilmuan serta
berakhlak mulia secara utuh. Manusia diberi kemampuan mengembangkan ilmu berkat nalar
kreatifnya. Sebab itujuga, berkali-kali kata al insan dihubungkan dengan kata nadzar, Allah

memerintahkan al insan untuk menadzar (mengamati, merenungkan, memikirkan, menganalisis)
perbuatannya (QS.79:35), proses terbentuknya makanan dari siraman air hujan hingga terbentuk
buah-buahan (QS.80:24-36), dan penciptaannya (QS.88:5). Dengan kemampuan ini al insan
dipakai untuk menunjuk kuallitas pemikiran rasional dan kesadaran yang khusus dimiliki
manusia. Dengan demikian manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan
berperadaban. Dalam hubungan inilah, setelah Allah mengingatkan sifat al insan yang labil dan
cenderung lupa diri, Dia berfirman :
“Akan Kami perlihatkan kepada mereka (insan) tanda-tanda Kami di alam dan diri mereka

sendiri supaya jelas baginya bahwa itu al Haq”. (QS. Al Fushilat:3)
Dalam mengabdi kepada Allah manusia (al insan) sangat dipengaruhi oleh lingkungan
dan kondisi psikologisnya. Jika mendapat keberuntungan dan keseuksesan hidup akan cenderung
sombong, takabur, dan musyrik (QS.10:12; QS.11:9; QS.17:67,83; QS.39:8,49; QS.41:49,51;
QS.42:48; QS.89:15).

2.3.3 Konsep manusia sebagai khalifah
Sebelum manusia diciptakan, Allah telah mengemukakan rencana penciptaan tersebut
kepada malaikat. Dalam surah Al-Baqarah ayat 30 :

..........................................................
Dengan ayat ini secara terbuka Allah telah menyatakan manusia sebagai khalifah, yang
konsekuensinya adalah manusia memiliki tugas-tugas sebagai seorang khalifah.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Khalifah adalah
seorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Dengan
kapasitasnya sebagai khalifah inilah manusia diberi tanggung jawab untuk mengatur dan
memelihara alam semesta. Untuk dapat melaksanakan amanatnya sebagai khalifah, manusia
diberi akal oleh Allah. Peran manusia sebagai khalifah Allah terdiri dari 2 jalur yaitu :
1. Horizontal, mengacu pada bagaimana manusia dapat mengatur hubungan yang baik
dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Yang dibina adalah hubungan sejajar

dan sesama makhluk hidup.

2. Vertiakal , mengacu pada bagaimana manusia menjaga amanah Allah yaitu
kemampuan untuk menguasai alam dan sesama manusia karena penugasan dari
penciptanya.
Selain fungsi khalifah di muka bumi, manusia juga mempunyai tujuan hidup di bumi
sebagai khalifah. Ada 3 hal yang menjadi tujuan penciptaan manusia sebagai kahlifah di muka
bumi, di antaranya:
1. Manusia diciptakan untuk beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla.
2. Manusia diciptakan untuk mempersembahkan amal-amal terbaik dalam rangka ketaatan
kepada Allah.
3. Manusia diciptakan menjadi khalifah di muka bumi.
Dengan demikian manusia memiliki fitrah yang akan selalu membawa manusia pada
keteguhan dan keyakinan akan pengabdian kepada Allah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran


DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, dkk. 2002. PendidikanAgama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia
Indonesia
Deradjat, Zakiah, dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: PT Karya Unipress

http://rumahbuku.weebly.com/3/post/2012/12/manusia-menurut-al-quran.html
http://kamelia11.worldpress.com/tag/pengertian manusia menurut para ahli.html
http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/04/peranan-manusia-sebagi-khalifah-di-bumi_5128.html

http ://m.kompasiana.com/post/read/652402/3manusiadalampandanganfilsafat

http://dstarzmuslim.blogspot.com/2013/03/fungsi-peranan-dan-fungsi-manusia.html