7
ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup janur dari beberapa jenisnya
dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk nipah Heyne, 1987.
Buah ini memiliki rasa sepat, sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air laut sebelum
dikonsumsi. Penggunaan rumbia sebagai obat di antaranya obat bisul, yaitu dengan memotong pelepahnya sehingga mengeluarkan getah kemudian
ditampung dalam sebuah mangkuk atau piring kecil dan dicampur kapur sirih secukupnya. Setelah tercampur rata, maka dioleskan pada bisul Heyne, 1987.
Kandungan senyawa tanin dan flavonoid dari akar rumbia juga dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Zat-zat aktif terdapat didalam sel dan diperlukanmetode ekstraksi
dengan pelarut tertentu dalam mengekstrasinya Harborne,1987. Ada beberapa metode ekstraksi yang sering digunakan antara lain yaitu:
1. Maserasi Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakanpelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Maserasi kinetik berarti dilakukanpengadukan yang kontinu terus
menerus. Remaserasi berartidilakukan pengulangan penambahan pelarut
Universitas Sumatera Utara
8
setelah dilakukanpenyaringan maserat pertama dan seterusnya. Hasil ekstraksi disebut maserat Depkes, RI., 1979. Dengan kata lain maserasi adalah penarikan
simpisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari Syamsuni, 2006.
2. Perkolasi Perkolasi berasal dari kata “
percolare
” yang artinya penetesan Voigt, 1995. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampaisempurna yang umum dilakukan pada temperatur ruangan. Prosesterdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahapperkolasi
sebenarnya penetasanpenampungan ekstrak, terus-menerussampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan Depkes, RI., 1979. Serbuk simplisia
dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang- kurangnya selama 3 jam Ditjen, POM., 2000.
2.3 Pirogalol
Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.2.Pirogalol Sweetman, 2009.
Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat
molekul 126, 1
Universitas Sumatera Utara
9
Suhu lebur : 133
o
C Ditjen, POM., 1995. Pirogalol bersifat sebagai reduktor mudah teroksidasi. Dalam bentuk
larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol berfungsi
sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel
lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5
Ditjen, POM., 1985.
2.4 Tembaga II sulfat Tembaga II sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan