Teori Stakeholder Tinjauan Teoritis

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Stakeholder

Perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, melainkan harus memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun external yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Menurut Freeman 2013:1 defenisi Stakeholder adalah ― Any group or individual who can affect or is affected by the achie vement of the firm’s objectives”. Artinya, Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Hadi 2011:93 menyatakan ―Perusahaan tidak hanya bertanggungjawab terhadap para pemilik Shareholder sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser menjadi lebih luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan Stakeholder . Fenomena ini terjadi, karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat Negative Externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi‖. Ghozali dan Chariri 2007 dalam teori stakeholder , ―Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk 14 kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan manfaat bagi para stakeholder nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut‖. Anis dalam Tamba 2011 menyatakan ― Stakeholder mampu untuk mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan beraksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder saat stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan‖. Dalam kaitannya dengan bank, terutama bank syari’ah yang berada dalam lingkungan Dual Banking System , nasabah dan bank-bank pesaing menjadi stakeholder primer dan sekunder yang keberadaannya sangat berpengaruh bagi jalannya operasi bank. Bagi bank, nasabah merupakan keberadaan yang vital, karena bank membutuhkan dana dari deposan sebagai salah satu fungsi operasional bank untuk Going Concern dalam bentuk tabungan, deposito dan giro. Hal tersebut mengakibatkan setiap bank bank syari’ah ataupun bank konvensional untuk bersaing memperoleh pangsa pasar nasabah, dimana bank konvensional menggunakan suku bung a dan bank syari’ah dengan sistem bagi hasilnya untuk menarik nasabah. Karim 2005 menyatakan ―Tipe nasabah di Indonesia sebesar 70 berada dalam kelompok Floating Segment ‖. Floating Segment merupakan kelompok yang sensitif terhadap tingkat keuntungan. Menurut Mulyo 15 2012, ―Dalam segmen ini ada kemungkinan nasabah akan memidahkan dananya pada bank lain Displacement Fund karena perbedaan return antara bank konvensional dan bank syari’ah‖. Jika bank konvensional yang mengacu pada suku bunga BI rate memiliki tingkat return yang lebih tinggi, maka bank syari’ah terpaksa Forced melakukan Profit Distribution Management PDM yang mengacu pada suku bunga BI rate , sehingga tingkat return bagi hasil bank syari’ah tidak kalah bersaing. Oleh karena itu, Profit Distribution Management PDM menjadi salah satu langkah yang digunakan bank syari’ah dalam me manage stakeholder nya dan bersaing dengan bank lain dalam hal tingkat bagi hasil.

2.1.2 Bank