Batas Kemungkinan Produksi

2.2. Batas Kemungkinan Produksi

Kelangkaan sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan beragam barang-barang dan jasa memaksa manusia untuk melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan, seperti; apa yang dibuat, berapa memproduksi, bagaimana proses produksinya. Secara kuantitatif persoalan itu dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep teori, batas kemungkinan produksi (production possiblities frontier). Teori ini biasa dijelaskan dengan menggunakan sebuah kurva, yang menunjukkan berbagai kombinasi dari jumlah barang yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian.

2.2.1. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Konstan

Untuk penyederhanaan analisis dalam perekonomian dianggap hanya ada dua jenis barang yang dihasilkan oleh masyarakat, yakni kelompok barang kebutuhan primer dan kelompok barang kebutuhan sekunder. Asumsi lain yang perlu dikemukakan adalah:

ᴖ Perekonomian dalam kondisi yang disebut “full employment “. Ini dimaksud bahwa semua

sumber-sumber ekonomi sudah digunakan secara penuh atau dengan kata lain tidak ada yang menganggur.

ᴖ Kondisi teknologi adalah tidak mengalami perubahan atau dinyatakan konstan. Agar jelasnya uraian tentang kemungkinan produksi dari dua jenis barang ini dijelaskan dengan menggunakan Gambar 6. Pada Gambar 6 nampak titik ekstrem ada di titik A dan titik F. Posisi produksi di titik A menunjukkan bahwa hanya dibutuh- kan produksi barang primer saja, sedangkan barang kebutuhan sekunder tidak diproduksi. Sebaliknya, di titik ekstrem F menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk diproduksi hanya barang kebutuhan sekunder saja, sedangkan barang primer tidak dibutuhkan untuk diproduksi. Kedua titik ekstrem yakni A dan F ini tentu saja dalam realita tidak pernah terjadi dalam suatu perekonomian modern. Karena, setiap orang tidak dapat hanya tergantung pada barang kebutuhan primer saja. Akan tetapi, mereka selalu menginginkan kebutuhan barang baik yang primer maupun sekunder. Oleh karena itu, kombinasi barang yang dihasilkan adalah berada di sepanjang garis batas dari kemungkinan produksi barang tersebut, yakni antara titik A dan F atau sebagai contoh titik B, C, D, E. Di antara masing-masing titik kombinasi tersebut tentu bisa terjadi saling substitusi di antara kedua barang.

Gambar 6. Kurva Kemungkinan Produksi

Barang Primer (Unit) Keterangan:

Pada sumbu vertikal dicantumkan barang pri-

mer.

Pada sumbu horizontal dicantumkan barang se- kunder.

Garis lengkung melalui A, B, C, D, E, F, menun-

jukkan kurva batas kemungkinan produksi.

0 Barang Sekunder (Unit)

Contoh, kombinasi di titik G pada Gambar 6. menunjukkan jumlah barang yang kemungkinan diproduksi untuk barang kebutuhan primer dan sekunder dinyatakan tidak pernah tercapai, karena sumber-sumber ekonomi yang ada tidak menunjang. Demikian pula kombinasi di titik U pada gambar yang sama, disini menunjukkan bahwa masih banyak sumber-sumber ekonomi yang menganggur, sehingga perlu ada upaya yang memadai untuk meningkatkan jumlah produksi barang sekunder dan atau primer. Dengan cara demikian maka sumber-sumber ekonomi yang menganggur dapat dimanfaatkan.

2.2.2. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Berubah-Ubah

Penggunaan teknologi yang lebih modern adalah solusi yang terbaik guna meningkatkan produktivitas kerja dari pekerja yang sudah ada. Contoh, kemajuan perekonomian lebih diarahkan pada peningkatan produksi primer dengan memanfaatkan teknologi modern, untuk itu kurva batas kemungkinan produksi dari kedua jenis barang tersebut akan bergeser ke sebelah kanan atas seperti diperlihatkan dalam Gambar 7 Kurva batas kemungkinan produksi yang baru dengan garis kontinyu bentuknya lebih landai, dari kurva batas kemungkinan yang awal dengan bentuk garis putus-putus. Jadi, pengaruh dari penggunaan teknologi modern adalah nampak dalam wujud kenaikan produksi barang kebutuhan primer dan sekunder dari titik E ke titik F. Oleh karena itu, kurva batas kemungkinan produksi pada Gambar 7 sebagai perwujudan terjadinya pertukaran (trade off) antara kedua jenis barang tersebut, walaupun ada perbedaan bila dilihat dari sisi waktu. Namun demikian, dalam kondisi seperti ini tetap harus diingat bahwa pertukaran itu bisa saja terjadi setiap waktu.

Gambar 7.

Kurva Kemungkinan Produksi

(Teknologi Berubah)

Barang Sekunder (Unit)

Keterangan:

Kurva batas kemungkinan produksi dengan ga- ris putus-putus melalui titik E menunjukkan kondisi sebelum perubahan teknologi. Kurva batas kemungkinan produksi dengan ga-

ris kontinyu melalui titik E, menunjukkan kon-

disi setelah perubahan teknologi.

0 Barang Primer (Unit)

2.2.3. Contoh Analisis Batas Kemungkinan Produksi

Suatu perekonomian hanya menghasilkan dua kelompok barang, yakni sejumlah Q 1 untuk kebutuhan barang primer. Dan sejumlah Q 2 untuk kebutuhan barang sekunder. Fungsi batas kemungkinan produksi kedua kelompok barang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Q 2 =100 –¼ Q 1 2

1) Misalkan hanya diproduksi barang primer saja (Q 1 ), maka berarti jumlah barang sekunder yang diproduksi menjadi : Dengan

Q 2 =0

Q 2 =100 –¼Q 1 2 0=100 –¼ Q 1 2

¼Q 1 2 =100 Q 1 =20 Jadi barang primer adalah 20 Unit.

2) Misalkan hanya diproduksi barang sekunder saja (Q 2 ), maka berarti jumlah barang primer yang diproduksi menjadi: Dengan

Q 1 =0

Q 2 =100 –¼ Q 1 2 2 =100 –¼ 0 2

Q 2 =100 Jadi barang sekunder adalah 100 Unit.

3) Misalkan yang diproduksi Q 1 =Q 2 , maka jumlah barang masing-masing adalah: Dengan

Q 1 =Q 2 Q 2 =100 –¼ Q 1 2 Q 2 =100 –¼ Q 2 2

¼Q 2 2 +Q 2 = 100 (Q 2 -18,09975) (Q 2 +22,09975)=0 (Q 2 -18,09975)=0 Q 2 =18,09975 (Q 2 +22,09975)=0 Q 2 =-22,09975 Jadi barang sekunder=barang primer=18, 09976 unit atau dibulatkan menjadi 18 unit.

4) Bila terjadi peningkatan produksi barang sekunder (Q 2 ) sebesar 16%, sebagai akibat dari penggunaan teknologi modern maka produksi barang primer (Q 1 ) menjadi:

Q 2 =[100 –¼ Q 1 2 ]+∆ Q 2 [100 –¼ Q 1 2 ] Q 2 =[100 –¼ Q 1 2 ]+16% [100 –¼ Q 1 2 ] Q 2 =[100 –¼ Q 1 2 ]+[16 – 4Q 1 2 ]

Q 2 =[116 –4 1/4Q 1 2 ] Jika barang Q 1 = 0 (tidak diproduksi), maka jumlah barang Q 2, Q 2 =[116 –4 1/4Q 1 2 ] Q 2 =[116 –4 ¼.0 2 ] Q 2 =116 unit.

Jika barang Q 2 =0 (tidak diproduksi), maka jumlah barang Q 1 ,

Q 2 =[116 –4 1/4Q 1 2 ] 0=[116 –4 ¼ Q 1 2 ] Q 1 =27,294 unit.

Akibat penggunaan teknologi modern pada barang sekunder, menyebabkan terjadi peningkatan baik untuk barang sekunder maupun barang primer (lihat Gambar 8).

Gambar 8. Fungsi Batas Kemungkinan Produksi

Barang Sekunder (Q 2 )

Keterangan:

116 Fungsi I:

2 =116 – 4 1/4Q 1 2 Q

Q 2 =100 –¼ Q 1 2

Fungsi II:

Q 2 =116 –4 1/4Q 1 2

2 =100 –¼ Q Q 1 2

0 Barang Primer (Q 1 )