Pengantar Mikro Ekonomi Teori dan Aplika
KATA PENGANTAR
Buku yang pembaca pegang ini merupakan karya unggul karena ditulis oleh 3 (tiga) orang dimana memiliki kompleksitas yang tinggi. Sungguh membutuhkan kecermatan tersendiri dalam menyusun karya ilmiah berjudul “Pengantar Mikro Ekonomi (Teori dan Aplikasi) ”. Dengan dilengkapi soal-soal latihan di setiap akhir bab, saya yakin buku ini dapat menjadi bacaan ilmiah yang mampu mengantarkan pa- ra mahasiswa menjadi mudah dalam mempelajari ilmu ekonomi.
Hanya satu harapan saya, semoga buku ini dapat menjadi pencerahan pendi- dikan tinggi di Indonesia. Selamat membaca…
Bilik Unpatti, Januari 2015
Dr. Erly Leiwakabessy, M.Si.
Penjabat Dekan FE Universitas Pattimura
PRAKATA
Inspirasi untuk menulis buku referensi berjudul “Pengantar Mikro Ekonomi (Teori dan Aplikasi) ” ini muncul karena perekonomian di Indonesia kerapkali mengalami fluktuatif. Terdapat berbagai argumen ilmiah yang disodorkan namun tetap gagal.
Kami sebagai tim penulis buku ini berharap dapat memberi sumbangsih bagi pecinta ilmu ekonomi untuk tetap berusaha mendalami ilmu ekonomi secara tekun dan berkelanjutan agar menghasilkan pemahaman yang baik. Semoga buku ini dapat menimbulkan semangat baru bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Ambon, Januari 2015
Penulis
ii
SENARAI ISI
KATA PENGANTAR
PRAKATA
ii
SENARAI ISI
iii
Bab I Ilmu Ekonomi
1.1. Definisi Ilmu Ekonomi 1 1.2. Tujuan Ilmu Ekonomi
2 1.3. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
5 1.3.1. Ilmu Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi Dan Ekonomi Terapan
5 1.3.2. Ilmu Ekonomi Mikro Dan Makro
6 1.4. Sifat-Sifat Teori Ekonomi
7 1.5. Pengertian Barang Dan Jasa
9 1.6. Metode Analisis Dalam Ilmu Ekonomi
11 1.6.1. Metode Induktif Dan Deduktif
11 1.6.2. Metode Kuantitatif
11 1.6.3. Contoh Fungsi dan Kurva
12 1.6.4. Contoh Variasi Grafik
13 1.7. Soal Latihan
Bab II Masalah-Masalah Ekonomi Dan Pemecahannya
2.1. Masalah Pokok Setiap Perekonomian 16 2.2. Batas Kemungkinan Produksi
21 2.2.1. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Konstan
23 2.2.3. Contoh Analisis Batas Kemungkinan Produksi
2.2.2. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Berubah-Ubah
23 2.3. Sistem Perekonomian
25 2.3.1. Sistem Perekonomian Bebas
25 2.3.2. Sistem Perekonomian Sentral
27 2.3.3. Sistem Perekonomian Campuran
28 2.4. Soal Latihan
Bab III Pola Kegiatan Suatu Perekonomian
3.1. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi 31 3.1.1. Uang
31 3.1.2. Barter
31 3.1.3. Apa Itu Uang?
31 3.1.4. Fungsi Uang
32 3.1.5. Nilai Uang
32 3.1.6. Metode Mengukur Nilai Uang
32 3.1.7. Jenis Uang Beredar Di Masyarakat
33 3.1.8. Permintaan Uang
33 3.1.8.a Teori Irving Fisher
34 3.1.8.b Teori Marshall
34 3.1.8.c Teori J M Keynes
35 3.1.9. Penawaran Uang
39 3.1.10. Keseimbangan Pasar Uang (LM)
40 3.2. Perdagangan Dan Spesialisasi
41 3.2.1. Sebab-Sebab Terjadi Perdagangan
iii
3.2.2. Arti Perdagangan 41 3.2.3. Motif Perdagangan
41 3.2.4. Manfaat Perdagangan
42 3.2.5. Keuntungan Absolut
42 3.2.6. Keuntungan Komparatif
43 3.3. Pelaku Kegiatan Ekonomi
44 3.3.1. Perekonomian Dua Sektor
44 3.3.2. Perekonomian Tiga Sektor
45 3.3.3. Perekonomian Empat Sektor
47 3.4. Mekanisme Pasar
48 3.4.1. Harga Barang Dan Jasa
48 3.4.2. Mekanisme Pasar – Keseimbangan Pasar
48 3.4.3. Kegagalan Pasar
49 3.5. Soal Latihan
Bab IV Permintaan
4.1. Definisi Permintaan Barang 51 4.2. Daftar Permintaan Barang
51 4.3. Kurva Permintaan Barang
51 4.4. Bentuk-Bentuk Kurva Permintaan Barang
52 4.5. Hukum Permintaan Barang
53 4.6. Pergeseran Kurva Permintaan Barang
54 4.7. Faktor-Faktor Penentu Permintaan Barang
55 4.8. Permintaan Dan Jumlah Permintaan Barang
56 4.9. Fungsi Permintaan Barang
56 4.9.1. Fungsi Permintaan Barang – Bentuk Garis Lurus
57 4.9.2. Fungsi Permintaan Barang – Bentuk Non Garis Lurus
58 4.10. Pergeseran Sejajar Fungsi Permintaan Barang
60 4.11. Permintaan Pasar Barang
62 4.12. Soal Latihan
Bab V Penawaran
5.1. Definisi Penawaran 70 5.2 Daftar Penawaran
70 5.3. Kurva Penawaran
70 5.4. Hukum Penawaran
71 5.5. Faktor-Faktor Penawaran
71 5.6. Penawaran Industri
73 5.7. Pergeseran Kurva Penawaran
74 5.8. Penawaran Dan Jumlah Penawaran
75 5.9. Fungsi Penawaran
76 5.9.1. Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Garis Lurus
77 5.9.2. Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Non Garis Lurus
78 5.10. Penawaran – Kebijakan Pemerintah
79 5.10.1. Penawaran Pasar Barang – Kebijakan Publik
84 5.10.2. Penawaran Pasar Barang - Kebijakan Publik
86 5.10.3. Penawaran Barang – Kebijakan Pajak Persentase
86 5.11. Soal Latihan
iv
Bab VI Keseimbangan Pasar
6.1. Pengertian Pasar 89 6.2. Harga Barang, Jumlah Barang Dan Keseimbangan Pasar
89 6.2.1. Harga Dan Jumlah Barang
89 6.2.2. Titik Keseimbangan Pasar
90 6.3. Surplus Dan Shortage Dalam Kegiatan Ekonomi
91 6.3.1. Surplus Kegiatan Ekonomi
91 6.3.2. Shortage Kegiatan Ekonomi
91 6.4. Surplus Konsumen Dan Produsen
92 6.5. Perubahan Titik Keseimbangan Pasar
93 6.5.1. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
94 6.5.3. Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Subsidi
6.5.2 Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Pajak Per Unit
95 6.5.4. Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Edukatif Pemerintah
96 6.5.5. Kebijakan Harga Dari Pemerintah Dan Titik Keseimbangan Pasar
98 6.6. Keseimbangan Pasar Dengan Perubahan Bersama Kurva Permintaan Dan Penawaran99 6.7. Soal Latihan
Bab VII Konsep Elastisitas
7.1. Pengertian Dan Rumus Elastisitas 104 7.2. Elastisitas Permintaan Suatu Barang
107 7.2.1. Pengertian Elastisitas Permintaan Suatu Barang
107 7.2.2. Koefisien Elastisitas Permintaan Dan Kurva Permintaan Barang
110 7.2.3. Manfaat Koefisien Elastisitas Permintaan Barang
112 7.2.4. Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Permintaan Barang
112 7.2.5. Jenis Elastisitas Permintaan Suatu Barang
113 7.3. Elastisitas Penawaran
117 7.3.1. Elastisitas Penawaran Dan Kurva Penawaran Barang
120 7.3.2. Elastisitas Silang
121 7.3.3. Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Penawaran Barang
122 7.4. Aplikasi Elastisitas – Pendapatan Dari Pajak
123 7.5. Soal Latihan
Bab VIII Perilaku Konsumen
8.1. Teori Perilaku Konsumen 127 8.2. Teori Utilitas Kardinal
129 8.2.1. Utilitas Total
130 8.2.2. Utilitas Marginal
132 8.2.3. Hubungan Utilitas Marginal Dengan Utilitas Total
133 8.2.4. Fungsi Utilitas Total Dan Marginal Total
133 8.2.5. Tingkat Substitusi Marginal Barang (X – Y)
136 8.2.6. Utilitas Marginal Dan Pendapatan
138 8.2.7. Keseimbangan Konsumen
139 8.3. Surplus Konsumen – Kurva Permintaan
142 8.3.1. Surplus Konsumen
143 8.3.2. Kurva Permintaan Dan Nilai Marginal
144 8.4. Teori Utilitas Ordinal
145 8.4.1 Kurva Indifferensi
146 8.4.2. Fungsi Utilitas
147 8.4.3. Peta Indifferensi
8.4.4. Sifat-Sifat Kurva Indifferensi 150 8.4.5. Tingkat Substitusi Marginal Barang X-Y
151 8.4.6. Hubungan TSMx-y Dengan UM
153 8.5. Soal Latihan
SENARAI BACAAN
vi
1.1. Definisi Ilmu Ekonomi
Perkataan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yakni Oikosnomos. Oikos diartikan dengan rumah-tangga, kemudian nomos berarti peraturan. Jadi ekonomi pada hakikatnya berarti cara-cara mengatur rumah-tangga. Aristoteles, seorang cendekiawan yang berasal dari Yunani berusaha mengembangkan oikosnomos dan akhirnya perkataan itu menjadi terkenal hingga sekarang dengan kata ekonomi. Jadi nampak sekali bahwa pengaruh Yunani dan Romawi kuno atas Ilmu Ekonomi adalah sangat sangat besar. Cendekiawan bangsa Romawi yakni yang bernama Platon, Aristoteles, banyak menampilkan bahasan-bahasan tentang Ilmu Ekonomi. Pemikiran Platon misalnya banyak berpengaruh pada mashab Fisiokrat dengan tokoh yang bernama Francois Quesnay, dan kemudian pemikiran dari Aristoteles banyak berpengaruh pada mashab Klassik dengan tokoh yang terkenal adalah Adam Smith.
Adam Smith (1723-1790) dikenal sebagai pelopor bapak Ilmu Ekonomi, telah menuangkan banyak pemikirannya dalam sebuah buku yang sangat dikenal, yakni An Equiry Into The Nature and Cause of The Wealth of Nations (1776). Adam Smith adalah ahli ekonomi pertama yang memaparkan kehidupan ekonomi masyarakat secara umum dan sistematis, serta mampu menunjukkan bagaimana keseluruhan itu satu sama lain saling berhubungan, dan Ilmu Ekonomi ini pun semakin berkembang sebagai suatu cabang ilmu tersendiri.
Dengan perkembangan yang semakin pesat pemikiran pengetahuan ekonomi di masyarakat hingga sekarang ini, ahli-ahli ekonomi banyak yang telah memberikan definisi Ilmu Ekonomi ini dengan beragam kata yang berbeda. Perbedaan pemberian definisi Ilmu Ekonomi oleh para ahli Ekonomi ini muncul karena mereka mempunyai penekanan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, meskipun sesungguhnya mereka dalam memberikan definisi memiliki tujuan dan maksud yang sama. Beberapa definisi tentang Ilmu Ekonomi dari beberapa ahli ditampilkan sebagai berikut:
1. Definisi yang sangat singkat menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi adalah studi tentang kemakmuran.
2. Ilmu Ekonomi adalah studi mengenai, bagaimana umat manusia mengorganisir kegiatan konsumsi dan produksi.
3. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber alam yang ada di dunia ini.
4. Ilmu Ekonomi pada dasarnya adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas atau langka.
5. Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mencakup tindakan setiap individu dan atau kelompok individu di dalam proses produksi, pertukaran dan konsumsi dari barang dan jasa.
6. Ilmu Ekonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari penggunaan sumber alam dan manusia yang terbatas untuk mencapai berbagai tujuan alternatif tertentu.
7. Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai, bagaimana cara manusia mengadakan pilihan dalam menggunakan sumber-sumber produksi terbatas (seperti tanah, tenaga kerja, barang modal seperti mesin, pengetahuan teknik dan sebagainya) untuk menghasilkan berragam barang (misalnya padi, gandum, jagung, sayuran, rumah, alat transportasi, jasa kesehatan, 7. Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai, bagaimana cara manusia mengadakan pilihan dalam menggunakan sumber-sumber produksi terbatas (seperti tanah, tenaga kerja, barang modal seperti mesin, pengetahuan teknik dan sebagainya) untuk menghasilkan berragam barang (misalnya padi, gandum, jagung, sayuran, rumah, alat transportasi, jasa kesehatan,
8. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan tujuan yang diinginkan dari ketersediaan sumber daya yang terbatas dan mempunyai berbagai kemungkinan penggunaan.
9. Definisi Ilmu Ekonomi yang dikutip dari buku karangan P A Samuelson, menyebutkan; Ilmu Ekonomi sebagai studi tentang bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai kepada pemilihan, dengan atau tanpa peggunaan uang, untuk mempekerjakan sumber- sumber produksi langka yang dapat memiliki berbagai kegunaan alternatif, untuk menghasilkan berbagai macam barang-barang dan jasa dan mendistribusikan untuk tujuan konsumsi sekarang atau dimasa datang, di antara berbagai orang dan golongan masyarakat.
Masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia baik bersifat perorangan maupun kelompok, adalah sangat banyak dan sampai-sampai tidak dapat dihitung, baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan. Yakni, apabila keinginan dimasa lalu sudah tercapai maka keinginan baru akan muncul kembali dan demikian seterusnya.Hal-hal semacam ini akan terjadi terus menerus selama manusia masih hidup. Inilah sifat manusia sesungguhnya, yaitu manusia tidak pernah merasa puas selama masa kehidupan.
Dalam Ilmu Ekonomi dikatakan bahwa sifat manusia yang sangat penting adalah ingin mencapai suatu tingkat kesejahteraan tertentu. Sifat yang lain adalah bahwa manusia akan selalu memiliki keinginan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi daripada yang telah didapatkan pada saat sekarang. Sifat ini berlaku bagi setiap orang tanpa memperhatikan status, titel, pangkat, priyayi, ningrat, kaya, atau yang lain.
Dilain pihak manusia dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber-sumber ekonomi atau sering disebut dengan faktor-faktor produksi yakni apa yang dibutuhkan masyarakat tidak sebanding dengan apa yang tersedia di masyarakat. Oleh karena itu, apa yang dapat dihasilkan oleh masyarakat dalam bentuk barang- barang dan jasa yang diproduksi melalui penggunaan faktor-faktor produksi, juga akan menjadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan apa yang menjadi kebutuhan setiap anggota masyarakat. Jadi, disatu pihak terdapat kebutuhan barang-barang dan jasa yang tak terbatas dalam kuantitas, kualitas, serta keragaman, tetapi dipihak lain terdapat keterbatasan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang dan jasa tersebut. Perbedaan kedua kondisi itu, berikut dikatakan sebagai penyebab munculnya “masalah ekonomi”.
1.2. Tujuan Ilmu Ekonomi
Secara umum tujuan Ilmu Ekonomi diarahkan pada hal-hal berikut, antara lain: Tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Efisiensi. Kesempatan kerja yang tinggi. Distribusi pendapatan yang lebih merata atau adil. Stabilitas harga barang-barang dan jasa.
Tingkat Pendapatan Masyarakat Yang Tinggi
Pendapatan berarti sejumlah penerimaan yang diperoleh anggota masyarakat dari hasil penjualan barang-barang dan jasa termasuk disini faktor-faktor produksi yang dimiliki, dalam waktu tertentu, dan bisa diukur dalam satu tahun. Pendapatan tinggi atau rendah yang diterima masyarakat dapat mencerminkan kemampuan anggota masyarakat dalam menghasilkan barang-barang dan jasa dalam junlah tertentu. Pendapatan (income) masyarakat dapat dikelompokan berdasarkan pelaku kegiatan ekonomi, yakni menjadi sebagai berikut:
a. Pendapatan Rumah Tangga. Pendapatan rumah tangga sebagai hasil penjualan jasa faktor-faktor produksi kepada kelompok masyarakat seperti perusahaan dan pemerintah. Rumah tangga menerima pendapatan dalam bentuk; upah/gaji sebagai balas jasa dari tenaga kerja (labor) ; sewa sebagai balas jasa dari jasa tanah; bunga sebagai balas jasa dari modal (capital) ; dan keuntungan sebagai balas jasa dari jasa kewirausahaan (entrepreneur).
b. Pendapatan Perusahaan Pendapatan perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan, yang mana berupa keuntungan (profit) yang tidak dibagikan.
c. Pendapatan Pemerintah Pendapatan pemerintah diperoleh dari pemungutan pajak, yang mana pajak ini dibayar oleh kelompok masyarakat (yakni rumah tangga dan perusahaan) yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak.
Semua pendapatan yang diperoleh dari seluruh kelompok masyarakat seperti tersebut di atas, jika jumlah keseluruhan dinamakan pendapatan nasional atau dengan kata lain disebut produk nasional. Untuk lebih mencerminkan pendapatan yang diterima oleh setiap anggota masyarakat, keseluruhan pendapatan itu dibagi lagi dengan jumlah penduduk dan dinamakan pendapatan rata-rata per penduduk atau dengan kata lain pendapatan per kapita. Selain mengetahui berapa besar pendapatan total, pendapatan per kapita penduduk, tentu saja masih ada yang lebih penting lagi untuk diketahui disini yaitu bagaimana distribusi pendapatan setiap orang terhadap nilai rata-rata pendapatan. Masalah distribusi pendapatan masyarakat banyak dibahas ahli ekonomi dalam bentuk, berapa persen dari keseluruhan anggota masyarakat di suatu negara menerima hasil pembangunan berupa pendapatan per kapita di atas di sekitar dibawah nilai rata-rata. Jika pendapatan per kapita masyarakat diketahui rendah, maka ini berarti pula bahwa produk per kapita dari anggota masyarakat juga rendah, yang mana semua itu adalah pencerminan dari jumlah barang-barang dan jasa yang dihasilkan anggota masyarakat amat rendah. Pendapatan per kapita masyarakat rendah disebabkan oleh faktor, yakni: N Pendidikan masyarakat yang rendah.
N Keterampilan masyarakat yang rendah. N Modal per orang sedikit. N Kemiskinan akan sumber daya alam. N Kemalasan dan ketidak disiplinan orang-orang. N Sikap yang tidak mendorong berproduksi dan lain-lain.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan suatu proses berkelanjutan dari suatu kegiatan ekonomi, yakni bagaimana kondisi perekonomian tersebut berkembang dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi harus dilihat dari aspek dinamis suatu perekonomian, yaitu bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi harus dilihat juga dari perspektif jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh, apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (yakni 10, 15, 20 tahun atau bahkan mungkin lebih lama dari itu) mengalami kenaikan pendapatan nasional per kapita.
Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai perbandingan dari barang-barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu perekonomian, dengan faktor-faktor produksi (input) yang dikeluarkan. Efisiensi yang dimaksud disini adalah efisiensi dalam kaitan penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Apabila diamati lebih jauh biasanya dalam suatu perekonomian selalu saja terjadi penggunaan faktor- faktor produksi yang belum digunakan secara efisien. Contoh, di suatu negara terjadi pengangguran meskipun dalam jumlah dan persentase yang relatif kecil. Dan ketidakefisienan inilah yang menyebabkan jumlah produksi yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien berarti hasil produksi dapat meningkat dan berarti juga kesempatan kerja akan naik dan selanjutnya kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
Kesempatan Kerja Yang Tinggi
Penduduk setiap waktu selalu bertambah. Pertambahan penduduk berarti penawaran tenaga kerja bertambah. Oleh karena itu, agar bisa menampung pertambahan pencari kerja maka setiap perekonomian harus memikirkan cara-cara untuk penyediaan tambahan lapangan pekerjaan baru bagi pertambahan penduduk tersebut seoptimal mungkin.
Jadi untuk membuka lapangan kerja baru berarti harus ada pembangunan ekonomi. Kegiatan ekonomi harus tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan jumlah orang yang mencari pekerjaan agar kesempatan kerja meningkat tinggi. Dan sebaliknya, tanpa usaha pembangunan ekonomi maka kegiatan ekonomi akan sempit. Hal semacam ini bisa berakibat kesempatan kerja akan semakin mengecil sehingga mempertinggi tingkat pengangguran di masyarakat. Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.
Pertumbuhan ekonomi dan sekaligus penciptaan kesempatan kerja yang tinggi maka ini berarti perlu terjadi iklim investasi yang mendukung, antara lain dalam bentuk; keamanan berinvestasi, perundang-undangan atau peraturan penanaman modal terjamin dan lebih pasti bagi investor, memberi perangsang berupa keringanan pajak dan lain-lain.
Distribusi Pendapatan Yang Lebih Merata Atau Adil
Besar kecilnya uang atau pendapatan yang diterima oleh masing-masing anggota masyarakat, sangat tergantung kepada besar kecilnya kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa, serta kepemilikan akan faktor-faktor produksi. Kemudian besar kecilnya pendapatan yang diterima setiap anggota masyarakat tentu berbeda-beda, sehingga hal ini akan memunculkan distribusi pendapatan yang tidak merata. Distribusi pendapatan yang tercipta di masyarakat tidak selalu sesuai dengan corak distribusi pendapatan yang ideal. Distribusi pendapatan itu selalu diharapkan agar dapat merata di antara berbagai kelompok penerima pendapatan. Harapan tersebut tidak selalu terjadi di setiap masyarakat di suatu negara. Oleh karena itu, dalam analisis ekonomi disamping diteliti faktor-faktor produksi yang menentukan pendapatan dari setiap kegiatan produksi, juga dianalisis cara-cara untuk menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.
Stabilitas Harga
Berbicara tentang stabilitas harga tentu tidak bisa lepas dengan inflasi. Inflasi adalah suatu peristiwa dalam suatu perekonomian dimana harga-harga dari semua barang-barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, mengalami kenaikan secara terus menerus. Dan, kata terus menerus diartikan bahwa kenaikan harga-harga tersebut bukan hanya terjadi satu kali saja, akan tetapi terjadi secara berulang-ulang.
Inflasi dapat menimbulkan akibat-akibat negatif yang tidak menguntungkan masyarakat. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi perkembangan kegiatan produksi dari suatu perusahaan. Sedangkan, para penerima pengahasilan terutama penghasilan yang tergolong tetap akan mengalami penyusutan nilai riil. Demikian juga bagi para penabung, tabungan riil mereka juga mengalami penyusutan. Oleh karena itu, Ilmu Ekonomi berupaya menjelaskan masalah inflasi ini, baik dari sebab-sebab mengapa dapat terjadi inflasi yakni mulai dari awal tanda-tanda akan terjadi kenaikan harga- harga, serta bagaimana cara mengatasi atau paling tidak mengurangi gejolak inflasi, yang setiap waktu bisa terjadi di dalam suatu perekonomian.
1.3. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
1.3.1. Ilmu Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi Dan Ekonomi Terapan
Ilmu Ekonomi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi dan ilmu ekonomi terapan.
1. Dalam Ilmu Ekonomi deskriptif disini dikumpulkan semua fakta-fakta yang terkait berkenann dengan topik-topik pembicaraan tertentu. Sebagai contoh, Sistem bagi hasil pengelolaan SDA di Maluku (Budaya Sasi) sistem pengaturan air sawah di Bali (Subak) , sistem bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik tanah sawah, sistem pengupahan di sektor pertanian, industri dan lain-lain.
2. Dalam teori ekonomi disajikan tentang penjelasan-penjelasan yang nampak sudah disederhanakan, mengenai cara kerja sistem perekonomian dan pendapat-pendapat penting mengenai sistem tersebut. Misalnya: й Pelaku ekonomi di masyarakat dikelompokkan menjadi rumah tangga konsumsi, rumah
tangga produksi yang dalam kegiatan ekonomi dikatakan saling berinteraksi.
й Perekonomian masyarakat di suatu negara atau daerah dikelompokan menjadi beberapa sektor perekonomian, seperti sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri (yakni industri besar, sedang, dan kecil), sektor perdagangan, sektor keuangan dan perbankan, dan lain-lain yang semua itu hanyalah merupakan penyederhanaan belaka tentang permasalahan yang kompleks, yang terjadi di masyarakat menjadi lebih sederhana.
й Ilmu Ekonomi terapan menggunakan kerangka analisis yang diberikan dalam teori ekonomi. Ilmu Ekonomi terapan berusaha menggunakan hasil analisis ini untuk
menjelaskan sebab akibat dan pentingnya masalah-masalah yang dikemukakan ahli ekonomi deskriptif. Bahkan, ilmu Ekonomi terapan ini berusaha mengkaji lebih jauh teori ekonomi, yakni apakah teori ekonomi tertentu didukung oleh fakta dan pembuktian lain di dalam dunia nyata yang lebih realistis atau tidak.
1.3.2. Ilmu Ekonomi Mikro Dan Makro
Ilmu Ekonomi dibagi ke dalam dua cabang yaitu Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Ekonomi Mikro mempelajari perilaku ekonomi dari setiap individu dan juga kelompok individu. Sedangkan, Ekonomi Makro mempelajari hal-hal yang lebih luas lagi atau secara keseluruhan, seperti pendapatan total, pengangguran dan ketenaga- kerjaan, kemiskinan di suatu negara atau daerah atau berskala nasional maupun regional. Namun tentu harus diingat bahwa perbedaan itu hanyalah merupakan sesuatu yang dibuat-buat saja, karena pada hakikatnya keseluruhan ini adalah juga merupakan penjumlahan dari individu-individu juga.
Pandangan mikro dan makro dari suatu perekonomian merupakan hal yang pokok, tetapi tidak hanya antara dua cabang Ilmu Ekonomi tersebut yang dipermasalahkan. Perbedaan yang paling mendasar adalah terletak pada analisis harga dan pendapatan saja. Perbedaan pembahasan kedua hal itu berlanjut ke dalam cabang mikro dan makro. Contoh, tentang harga barang-barang dan jasa, pendapatan masyarakat.
Dalam teori mikro:
j Konsep harga memainkan peran yang sangat menonjol dalam teori ekonomi mikro, karena bertujuan untuk menganalisis penentuan harga dan alokasi daripada sumber-sumber untuk
penggunaan-penggunaan yang khusus. j Konsep pemdapatan dalam ekonomi mikro bukan tidak diperhatikan, cuma penentuan
konsep ini lebih diarahkan pada pendapatan individu atau kelompok individu yang dimasukkan dalam proses harga. Misalnya, individu atau kelompok individu memperoleh pendapatan dari hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimiliki.
Dalam teori makro: x Masalah harga adalah sangat relevan dalam pembahasan ekonomi keseluruhan, cuma
masalah ini lebih diarahkan pada hal yang lebih umum. Yakni tentang indeks harga secara umum. Indeks harga seperti diketahui ditentukan oleh tingkat penggunaan atau pengeluaran keseluruhan.
x Sedangkan masalah pendapatan dalam ekonomi makro, tujuan dari pembahasan lebih diarahkan pada penentuan tingkat pendapatan nasional, pendapatan regional atau pendapatan masyarakat dan bukan untuk pendapatan individu.
Ruang lingkup ekonomi mikro dan makro dapat dilihat dari peranan masing- masing, yakni:
a. Peranan Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro runag lingkup pembahasan lebih mengarah pada ruang yang lebih sempit, yakni membicarakan tentang bagian-bagian suatu perekonomian seperti perusahaan, pasar barang-barang dan jasa, pasar faktor-faktor produksi, serta penetapan harga dari alokasi sumber ekonomi pada tingkat perusahaan atau individu. Teori ekonomi mikro memiliki asumsi, bahwa semua sumber produktif sudah bekerja atau dipergunakan secara penuh (full employment), sehingga tidak satu pun dari faktor-faktor produksi itu ada yang menganggur. Asumsi yang lain dalam teori ekonomi mikro, bahwa semua barang-barang dan jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan pasti habis terjual. Akibatnya, setiap perusahaan selalu berada pada kondisi keseimbangan pasar (equilibrium), artinya perusahaan akan mempe- roleh laba maksimal dari setiap kegiatan yang dijalankan.
b. Peranan Teori Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro dalam membahas kegiatan ekonomi terlihat lebih luas atau menyeluruh. Analisis teori ini menitikberatkan pada akibat dari keseluruhan tindakan para konsumen, produsen, pemerintah dan perdagangan luar negeri dalam tingkatan kegiatan perekonomian menyeluruh. Dengan demikian jelas bahwa analisis ekonomi makro lebih banyak ditentukan oleh seluruh pengeluaran masyakat yang dilakukan di dalam suatu perekonomian. Misalnya seluruh pengeluaran rumah tangga, seluruh pengeluaran produsen, seluruh pengeluaran pemerintah, pengeluaran ekspor ke luar negeri, dan lain-lain. Secara garis besar teori ekonomi makro membahas empat hal, yaitu:
Sebab-sebab mengapa faktor-faktor produksi tidak digunakan secara penuh di dalam perekonomian. Oleh karena itu, dalam teori ekonomi makro diasumsikan bahwa suatu kegiatan ekonomi tidak selalu berada dalam kondisi tidak terdapat pengangguran (full employment), tetapi masih ada kemungkinan sumber ekonomi yang tidak dimanfaatkan (unemployment). Kemudian dari sisi produksi, teori ekonomi makro memiliki asumsi bahwa kemungkinan terjadi kelebihan produksi (over production) masih dapat terjadi, sehingga tidak semua barang akan habis dibeli oleh rumah tangga konsumen.
Apa dan bagaimana cara-cara ataupun langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran yang terjadi dalam suatu perekonomian. Faktor-faktor apa yang menjadi sebab terjadinya kenaikan harga barang dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Bagaimana menciptakan keadaan agar faktor-faktor produksi dapat digunakan secara efisien di dalam kegiatan ekonomi.
1.4. Sifat-Sifat Teori Ekonomi
Definisi Ilmu Ekonomi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, banyak dianut oleh sebagian terbesar dari para ahli ekonomi. Bila ditelusuri lebih jauh definisi ilmu ekonomi tersebut, kelihatan sekali tidak ada satu pun dari pendefinisian itu yang memasukkan unsur-unsur etika, filsafat, pandangan hidup, kaidah-kaidah hukum, agama, politik, kelembagaan atau pranata sosial kemasyarakatan, dan lain-lain. Semua yang telah disebut terakhir ini dalam bahasan teori ekonomi dianggap sebagai hal-hal Definisi Ilmu Ekonomi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, banyak dianut oleh sebagian terbesar dari para ahli ekonomi. Bila ditelusuri lebih jauh definisi ilmu ekonomi tersebut, kelihatan sekali tidak ada satu pun dari pendefinisian itu yang memasukkan unsur-unsur etika, filsafat, pandangan hidup, kaidah-kaidah hukum, agama, politik, kelembagaan atau pranata sosial kemasyarakatan, dan lain-lain. Semua yang telah disebut terakhir ini dalam bahasan teori ekonomi dianggap sebagai hal-hal
1). Ekonomi Positif
Ekonomi positif adalah ekonomi yang memaparkan keadaan perekonomian yang benar-benar ada atau ada di masyarakat, yaitu sesuai dengan kenyataan yang terjadi di setiap rumah-tangga atau masyarakat. Ekonomi positif lebih benyak berusaha menjelaskan dan menganalisis situasi yang ada, daripada menyarankan bagaimana cara mengubah situasi itu. Ekonomi positif inilah yang banyak dibahas dalam buku ini untuk disampaikan dalam perkualihan Ilmu Ekonomi. Demikian pula dalam beberapa definisi Ilmu Ekonomi yang telah dikemukakan sebelumnya, kenyataan ataupun kebenaran dari perilaku di setiap rumah-tangga atau masyarakat inilah yang banyak dikemas.
2). Ekonomi Normatif
Banyak ahli ekonomi yang menjelaskan sesuatu kegiatan ekonomi suatu rumah-tangga atau masyarakat bukan berdasarkan kenyataan, yakni bagaimana ekonomi itu bekerja. Mereka lebih menonjolkan bagaimana ekonomi itu harus dioperasionalkan. Jadi para ahli ekonomi ini memang sering kali membuat pernyataan yang bersifat “normatif”. Terutama sekali, apabila menyangkut permasalahan ekonomi yang berskala nasional, para ahli ekonomi meninggalkan objektivitas ekonomi positif dan mereka membuat atau keterangan normatif. Dalam ekonomi normatif ini telah dimasukkan unsur-unsur etika, filsafat, dan lain-lain dalam pembahasan. Sebenarnya, pengertian normatif inilah yang berkembang sekitar 20 tahun yang lalu, dan disebut ekonomi politik. Pemikiran Adam Smith dalam ekonomi politik yang dikemukakan sekitar tahun 1776, telah memperkenalkan dan memasukkan nilai-nilai moralitas dan filsafat ke dalam pembahasan masalah ekonomi. Di dalam ekonomi politik terdapat unsur-unsur filsafat hidup yang dikemukakan didalamnya, yang menyatakan bahwa manusia dalam upaya mereka memajukan kesejahteraan hidup dituntun o leh sesuatu yang tidak nampak yang disebut dengan” tangan tak nampak (invisible hand).
Keterbatasan definisi Ilmu Ekonomi seperti yang dikemuka kan di atas kembali dilontarkan oleh ahli ekonomi yang bernama Gunnar Myrdal, Robert L Heilbroner, John Kenneth Galbraith, Kurt Dopter dan Kenneth E Boulding. Mereka itu mencoba untuk memperluas definisi Ilmu Ekonomi, dengan cara memasukkan faktor-faktor “premis nilai”. Nilai dalam hal ini berarti sesuatu yang dianggap baik atau buruk, dikehendaki atau ditolak. Contoh, kemiskinan adalah sesuatu yang dianggap buruk, oleh karena itu, tidak ada anggota dinilai berdasarkan keabsahan. Pada dasarnya pernyataan positif dapat dibuktikan atau masyarakat yang mau menjadi miskin. Sebaliknya, kesejahteraan atau kemakmuran adalah sesuatu yang dianggap baik, sehingga masyarakat mengi nginkan hal itu dapat menjadi kenyataan. Jadi disini pemikiran ekonomi yang dianut oleh Gunnar Myrdal disebut dengan Ekonomi Kelembagaan. Menurut Gunnar Myrdal pendekatan kelembagaan ini sudah Keterbatasan definisi Ilmu Ekonomi seperti yang dikemuka kan di atas kembali dilontarkan oleh ahli ekonomi yang bernama Gunnar Myrdal, Robert L Heilbroner, John Kenneth Galbraith, Kurt Dopter dan Kenneth E Boulding. Mereka itu mencoba untuk memperluas definisi Ilmu Ekonomi, dengan cara memasukkan faktor-faktor “premis nilai”. Nilai dalam hal ini berarti sesuatu yang dianggap baik atau buruk, dikehendaki atau ditolak. Contoh, kemiskinan adalah sesuatu yang dianggap buruk, oleh karena itu, tidak ada anggota dinilai berdasarkan keabsahan. Pada dasarnya pernyataan positif dapat dibuktikan atau masyarakat yang mau menjadi miskin. Sebaliknya, kesejahteraan atau kemakmuran adalah sesuatu yang dianggap baik, sehingga masyarakat mengi nginkan hal itu dapat menjadi kenyataan. Jadi disini pemikiran ekonomi yang dianut oleh Gunnar Myrdal disebut dengan Ekonomi Kelembagaan. Menurut Gunnar Myrdal pendekatan kelembagaan ini sudah
Dengan demikian, jelaslah bahwa antara pernyataan positif dan normatif ini memang memiliki perbedaan, akan tetapi dapat saja pernyataan ekonomi positif dan normatif ini berkaitan satu sama lain. Perbedaan yang utama dari kedua sifat-sifat ekonomi itu adalah bagaimana keduanya disangkal dengan melakukan pemeriksaan atas data atau fakta. Akan tetapi, untuk pernyataan normatif dalam mengevaluasi harus dilibatkan nilai-nilai dan juga fakta-fakta. Pernyataan norma tidak dapat dinilai hanya dengan menggunakan data saja. Memutuskan, apakah suatu kebijakan itu baik atau buruk, bukanlah masalah ilmiah. Akan tetapi hal itu harus juga dilihat berdasarkan pemikiran etika, agama, filosofi politis.
Keterkaitan antara pernyataan positif dan normatif sebenarnya dapat dilihat dengan jelas. Misalnya, dalam pernyataan positif pemikiran lebih ditekankan pada bagaimana dunia ini atau kegiatan ekonomi itu bekerja, dan hal-hal seperti itu tentu mempengaruhi pemikiran normatif tentang apa yang dikehendaki atau sebaiknya dikerjakan oleh berbagai kebijakan. Namun demikian, kesimpulan yang diambil dari sudut pandang normatif tidak hanya datang dari analisis positif saja. Akan tetapi, kesimpulan normatif juga memerlukan analisis positif disamping pertimbangan- pertimbangan nilai.
1.5. Pengertian Barang Dan Jasa
Dalam Ilmu Ekonomi barang dan jasa diartikan sebagai benda yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Benda dapat dikatakan sebagai barang tentu saja harus memenuhi syarat-syarat, yaitu harus berguna atau bermanfaat. Guna (utility) didefinisikan dengan kemampuan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Guna barang itu dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
Guna bentuk (form utility) Jika penambahan kegunaan suatu benda disebabkan oleh perubahan bentuk dari
benda tersebut (seperti kayu menjadi meja) maka dikatakan bahwa perubahan itu telah menciptakan kegunaan karena bentuk.
Guna tempat (place utility) Benda dapat lebih berguna setelah benda tersebut dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain. Misalnya, kegiatan pedagang yang menjual cangkul dari produsen di kota kepada pemakai yang ada di desa.
Guna waktu (time utility) Penyimpanan barang seperti produksi padi lumbung padi, sesaat setelah panen raya padi. Kemudian produksi terse but baru dimanfaatkan pada saat paceklik atau kemarau panjang dimana persediaan padi mulai menipis.
Guna kepemilikan (utility possession) Barang itu berguna karena barang tersebut telah dimiliki. Contoh, ijazah, dapat
digunakan untuk keperluan melamar pekerjaan. Surat Ijin Mengemudi (SIM) dimiliki seseorang dapat dipakai sebagai syarat agar dapat mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya.
Guna unsur (element utility) Suatu unsur yang terkandung dalam suatu benda, dapat menyebabkan benda itu
berguna. Misalnya, belerang dalam air panas bumi yang dapat menyembuhkan penyakit kulit pada manusia, sehingga air menjadi berguna karena ada unsur kimia tersebut.
Agar benda dapat menjadi lebih berguna, maka benda itu perlu diolah dalam suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, produksi disini diartikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang.
Barang dalam konsep teori ekonomi dikelompokan menjadi, sebagai berikut:
1). Pembagian barang menurut penyediaan
Tidak semua barang yang ada dibumi dapat diperoleh dengan mudah atau begitu saja. Ada barang yang tersedia dalam jumlah terbatas, sehingga untuk mendapatkan perlu pengorbanan. Oleh karena itu, barang dalam teori ekonomi digolongkan menjadi:
Barang bebas (free goods) yaitu barang yang penyediaannya berlimpah dan untuk memperoleh barang itu tidak memerlukan pengorbanan. Termasuk dalam barang bebas dalam kondisi tertentu adalah udara, air dimusim hujan, sinar matahari.
Barang ekonomi (economic goods) yaitu barang yang ketersediaannya relatif terbatas atau langka, dan untuk memperoleh barang tersebut memerlukan suatu pengorbanan. Barang yang termasuk barang-barang ekonomi, yakni rumah tinggal, berbagai jenis pakaian, beragam jenis makanan, dan lain-lain.
2). Pembagian barang menurut daya tahan
Menurut daya tahan suatu barang maka barang jenis ini dibedakan menjadi: Barang tahan lama (non durable goods) yaitu barang yang tergolong mudah rusak. Contoh: produksi hasil pertanian sebagian terbesar tidak tahan lama untuk disimpan, seperti jenis
sayur, buah-buahan, telur ayam dan lain-lain. Barang tahan lama (durable goods) yaitu jenis barang yang tidak mudah rusak. Contoh: produk furniture, produk elektronik, dan lain-lain.
3). Pembagian barang menurut pemakaian
Menurut pemakaian atau cara bagaimana suatu barang dipergunakan, maka jenis barang ini dibedakan menjadi:
Barang konsumsi (consumption goods) yaitu jenis barang yang langsung dapat dipakai atau dinikmati. Contoh; mobil, sepeda motor, televisi, radio, rumah tinggal, pakaian jadi, dan
lain-lain. Barang investasi atau barang produksi (investment goods) yaitu barang yang digunakan
untuk menghasilkan kembali jenis barang lain. Contoh; mesin jarit, peralatan kantor, gudang penyimpan, dan lain-lain.
Barang ternyata bukan satu-satunya hal yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Selain manusia yang membutuhkan barang nyata seperti jenis pangan, sandang, perumahan dan sebagainya, manusia juga membutuhkan hiburan, rekreasi, nasihat, tuntunan seseorang, pendidikan, dan lain-lain. Kebutuhan jenis barang seperti itu dalam Ilmu Ekonomi disebut dengan jasa (service). Jasa adalah tindakan ekonomis yang dilakukan oleh individu atau perusahaan (business), yang mampu memenuhi kebutuhan manusia. Jasa tidak berwujud atau berbentuk fisik, namun kegiatan ini Barang ternyata bukan satu-satunya hal yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Selain manusia yang membutuhkan barang nyata seperti jenis pangan, sandang, perumahan dan sebagainya, manusia juga membutuhkan hiburan, rekreasi, nasihat, tuntunan seseorang, pendidikan, dan lain-lain. Kebutuhan jenis barang seperti itu dalam Ilmu Ekonomi disebut dengan jasa (service). Jasa adalah tindakan ekonomis yang dilakukan oleh individu atau perusahaan (business), yang mampu memenuhi kebutuhan manusia. Jasa tidak berwujud atau berbentuk fisik, namun kegiatan ini
Barang dan jasa mempunyai kesamaan yaitu dalam hal mampu memenuhi kebutuhan manusia atau sebagai pemuas kebutuhan. Akan tetapi, barang dan jasa ini nampak memiliki perbedaan pula, yakni: ¡ Untuk barang bentuknya berwujud, bisa dilihat, diraba dan dirasakan. Barang memiliki
tenggang waktu antara saat diproduksi dan dikonsumsi, yang artinya bahwa barang dihasilkan sekarang akan tetapi baru dapat dikonsumsi di waktu kemudian.
¡ Untuk jasa tidak berwujud, tidak terlihat oleh mata, tidak dapat diraba,tetapi dapat dirasakan. Jasa tidak memiliki tenggang waktu artinya produksi jasa terjadinya bersamaan
dengan jasa tersebut dikonsumsi. Contoh: jasa seorang dokter dirasakan pada saat dokter melakukan pemeriksaan medis dari pasien.
Dalam banyak buku Ilmu Ekonomi khususnya, penggunaan kata barang dan kata jasa, sudah biasa hanya men ggunakan satu kata saja yakni “barang” (goods). Namun sesungguhnya yang lebih tepat adalah menggunakan kata barang-barang dan jasa (goods and service).
1.6. Metode Analisis Dalam Ilmu Ekonomi
Dalam Ilmu Ekonomi metode analisis dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu pertama metode induktif dan deduktif, kemudian kedua yakni metode kuantitatif seperti penggunaan matematika, statistika, dan ekonometrika.
1.6.1. Metode Induktif Dan Deduktif
Analisis induktif dipergunakan untuk menyimpulkan hal-hal yang bersifat umum berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan analisis deduktif sebaliknya yakni menyimpulkan hal-hal yang bersifat khusus berdasarkan hal-hal yang bersifat umum. Dalam penggunaan alat analisis kualitatif ini sering dibantu dengan berbagai jenis model diagram atau gambar, yang digunakan sebagai penyederhanaan masalah ekonomi yang kompleks kemudian menjadikannya lebih sederhana.
1.6.2. Metode Kuantitatif
Banyak alat analisis matematika yang digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi, yakni dengan cara merumuskan permasalah ekonomi itu ke dalam berbagai bentuk persamaan atau fungsi. Fungsi menunjukkan hubungan antara berbagai variabel ekonomi yang dianggap saling mempengaruhi satu sama lain. Bentuk umum fungsi diperkenalkan disini secara sepintas, yakni
Q=f(P),
dimana: Q adalah variabel tidak bebas (dependent), P adalah variabel bebas (independent). Fungsi dibedakan menjadi: 1). Fungsi garis lurus (liniear Function). 2). Fungsi bukan garis lurus (non linear function). Bentuk khusus fungsi garis lurus dirumuskan sebagai berikut:
Q=a+bP,
dimana: Q=jumlah barang yang ditawarkan.
P=harga barang yang ditawarkan. a dan b masing-masing adalah sebuah bilangan/konstanta.
Sedangkan bentuk khusus fungsi non garis lurus adalah sebagai berikut; Fungsi parabola atau kuadrat: Q=aP 2 +bP+c.
Fungsi hiperbola:
Q=[a/(P+h) –k].
Fungsi lingkaran:
Q= √[(a 2 ) –(P-a) 2 –a].
Fungsi pecah:
Q=(aP+b)/(c P+d).
Fungsi pangkat tinggi :
Q=aP 3 +bP 2 +cP+d.
Koefisien a, b, c, d, h, k, dari masing-masing fungsi, menunjukkan sebuah bilangan/konstanta.
1.6.3. Contoh Fungsi Dan Kurva
Gambar 1.
Kurva Penawaran Dan Permintaan
Keterangan:
Harga (Rp/unit)
1). Fungsi Garis lurus:
(s)
Fungsi Permintaan (d): Q=a –b P. Fungsi Penawaran (s):
Q=n –m P.
Sumbu vertikal menun-
(d)
jukkan harga barang P.
Sumbu horizontal men-
unjukkan jumlah barang
0 Kuantitas (unit/bulan)
Q.
Gambar 2.
Keterangan:
Kurva Penawaran Dan Permintaan
2). Fungsi Garis Lurus Dan Non Garis Lurus
Harga
Fungsi Permintaan (d)
(Rp/unit)
Q=a+bP Fungsi Penawaran (s)
(s)
2 Q=aP +bP+c
Sumbu vertikal menun-
jukkan harga barang P. Sumbu horizontal men-
unjukkan jumlah barang Q.
(d)
0 Kuantitas (unit/bulan)
Gambar 3.
Kurva Batas Kemungkinan Produksi
Keterangan:
Jumlah Q 2
3). Fungsi Non Garis
Lurus Fungsi Batas
Kemungkinan Produksi (Q 1 - a) 2 +(Q 2 –a) 2 =a
Sumbu vertikal: Jumlah
1 Jumlah Q
Barang Q 2.
Sumbu horizontal:
Jumah Barang Q 1.
1.6.4. Contoh Variasi Grafik
1). Grafik Batang
Grafik 1.
Perkembangan PDRB – Menurut Harga Berlaku Kota Malang 90
60 Sek. 50 Pertanian.\ 40 Sek. 30 Perumahan. 20 Sek. 10 Perdagangan.
2). Grafik Pie
Grafik 2.
Komposisi Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Di Kota Malang Tahun 2006
Laki (%) Perempuan (%)
3). Grafik Garis Patah
Grafik 3. Perkembangan Nilai Kurs Rp / $ US. (Hari/Bulan/Tahun) Di Indonesia
9.14 Kurs (RP/$)
1.7. Soal Latihan
Kelompok I:
1. Banyak definisi Ilmu Ekonomi yang ada, coba kemukakan definisi Ilmu Ekonomi dari beberapa ahli yang Saudara temukan dalam berbagai literatur ekonomi, dan sebutkan unsur-unsur pokok apa saja yang terkandung dalam definisi tersebut.
2. Ilmu Ekonomi termasuk dalam ilmu-ilmu sosial. Berikan penjelasan arti kata sosial tersebut! Dan berikan alasan-alasan atas jawabannya.
3. Metode kuantitatif sering digunakan sebagai alat analisis dalam ilmu ekonomi modern dan jelaskan apa arti analisis kuantitatif tersebut!
4. Berilah pengertian “kekuatan tak nampak” (invisible hand) dan apa yang dilakukan oleh kekuatan tak nampak di pasar?
5. Apakah pengertian inflasi? Mengapa inflasi itu penting diketahui dalam suatu perekonomian dari sejak awal? Apakah inflasi itu selalu berarti buruk bagi suatu perekonomian? Jelaskan mengapa jawaban Saudara demikian!
6. Inflasi selalu dikaitkan dengan pengangguran. Jelaskan bagaimana hubungan antara inflasi dengan pengangguran dan bagaimana hubungan itu bisa terjadi?
7. Efisiensi dikatakan berkaitan dengan output dan input. Bagaimana keterkaitan itu bisa terjadi? Jelaskan mengapa jawaban Saudara demikian!
8. Produktivitas mengukur hubungan antara output dengan input. Apa benar demikian? Jelaskan jawaban Saudara mengapa demikian!
9. Jelaskan perbedaan antara Ilmu Ekonomi positif dan Ilmu ekonomi normatif, serta jawabannya dengan contoh masing-masing.
10. Dalam berita di media masa, dikatakan bahwa pemerintah Indonesia bulan depan akan mengurangi subsidi BBM yang diedarkan di masyarakat. Coba berikan analisis Saudara tentang dampak dari pengurangan subsidi BBM terhadap konsumsi BBM dari rumah tangga konsumen. Mengapa jawabannya demikian? Dan berikan beberapa alasannya!
Soal Bentuk II:
Lingkarilah jawaban yang tersedia yang menyatakan paling benar, dari soal berikut:
1. Banyak definisi Ilmu Ekonomi dan yang menjadi masalah utama dari berbagai definisi tersebut sebenarnya, adalah:
a. Kehidupan masyarakat sehari-hari.
b. Mengkoordinir kegiatan ekonomi.
c. Memilih berbagai kemungkinan produksi.
d. Mengkoordinasikan kegiatan produksi dan mengkonsumsi.
2. Yang dilakukan masyarakat dalam merespon sumber daya yang langka, adalah:
a. Menabung lebih banyak.
b. Mengadakan alternatif pilihan.
c. Menambah produksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan.
d. Mengurangi produksi barang-barang mewah.
3. Munculnya barang ekonomi karena beberapa sebab, yakni:
a. Karena kebutuhan manusia yang terbatas.
b. Karena sumber-sumber ekonomi yang berlebihan.
c. Karena sumber daya alam dan manusia yang terbatas.
d. Karena ada kehidupan dan kegiatan ekonomi.
4. Tidak ada di dunia ini barang-barang yang gratis, faktor-faktor penyebabnya adalah:
a. Barang-barang itu langka adanya.
b. Untuk memproduksi barang itu tidak perlu pengorbanan.
c. Kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa yang tidak terbatas.
d. Untuk mendapatkan barang yang satu kita harus mengorbankan barang yang lain.
5. Suatu negara dikatakan makmur, jika:
a. Terjadi kelebihan produksi barang di negara tersebut.
b. Setiap orang dapat terpenuhi semua kebutuhannya.
c. Jumlah penduduk di suatu negara adalah jarang.
d. Pendapatan sebagian terbesar dari masyarakatnya adalah tinggi.
2.1. Masalah Pokok Setiap Perekonomian
Setiap manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi, seperti produksi, konsumsi, pertukaran (trade off), dan bahkan distribusi barang-barang dan jasa. Adalah suatu fakta bahwa alam tidak menyediakan semua kebutuhan manusia secara berlebihan seperti apa yang menjadi keinginan dalam benak mereka, dan sebaliknya kemampuan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan adalah sangat terbatas baik secara fisik maupun non fisik. Oleh karena itu, manusia senantiasa memilih antara beragam alternatif.
Masalah pokok perekonomian muncul karena kelangkaan sumber-sumber ekonomi tersebut, yang menuntut manusia untuk memilih berbagai alternatif yang ada. Langka yang dimaksud disini bahwa keberadaan sumber-sumber ekonomi itu terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, sehingga untuk mendapat- kannya diperlukan usaha atau pengorbanan. Pengorbanan atau biasa disebut dengan biaya baik itu uang, waktu, usaha yang harus dikeluarkan dan/atau kebutuhan, keinginan lain yang terpaksa tidak dapat dipenuhi.
Masalah ekonomi yang bersifat mendasar dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yakni apa (what), bagaimana (how), dan untuk siapa (for whom).
1) Apa (what)