Deskripsi Temuan Penelitian
B. Deskripsi Temuan Penelitian
Berdasarkan data atau informasi yang berhasil dikumpulkan, maka untuk langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis terhadap data tersebut guna menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan sejak awal penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis interaktif yaitu dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul kemudian disusun secara sistematis sehingga mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Penelitian ini mengkaji tentang evaluasi program kelas Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri, sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Maka deskripsi masalah yang dirumuskan mencakup pelaksanaan program kelas Bilingual, hasil evaluasi program dengan metode CIPP, dan kebijakan yang direkomendasikan berdasarkan hasil evaluasi.
1. Pelaksanaan Program Kelas Bilingual Tahun Pelajaran 2011/2012
Program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri ini, mulai dibuka tahun pelajaran 2007/2008. Latar belakang didirikannya kelas Bilingual adalah didasari keinginan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan lebih bagi peserta didik dan orang tua yang membutuhkan. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur. Kesemuanya ini terangkum Program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri ini, mulai dibuka tahun pelajaran 2007/2008. Latar belakang didirikannya kelas Bilingual adalah didasari keinginan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan lebih bagi peserta didik dan orang tua yang membutuhkan. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur. Kesemuanya ini terangkum
keinginan sekolah untuk memberikan pelayanan lebih/unggul kepada orang tua murid/ s
L/28/3/12).
Hal ini senada dengan pernyataan salah satu informan lain yaitu pengurus program Bilingual sebagai berikut:
perkembangan jaman semakin maju, maka sekolah memberikan pelayanan lebih bagi peserta didik dan orang tua murid yang membutuhkan. (SK/28/03/12).
Pembelajaran Bilingual merupakan model penggunaan dua bahasa untuk menyampaikan materi kurikulum dengan tujuan menguatkan kompetensi siswa dalam berbahasa asing. Dengan menggunakan model ini terdapat dua hal utama yang diperoleh siswa, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan berbicara dalam dua bahasa. Program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri pada proses pembelajarannya menggunakan dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mata pelajaran Bilingual meliputi, ICT/TIK, IPA (Biologi dan Fisika), dan Matematika yang ditunjang dengan buku pendamping yang menggunakan dua bahasa atau yang lebih dikenal dengan buku pelajaran Bilingual.
Perekrutan siswa Bilingual dilakukan terlebih dahulu test serentak untuk semua pendaftar SMP Negeri 1 Selogiri. Selanjutnya setelah diterima para siswa diberi surat edaran yang ditujukan untuk orang tua. Surat edaran ini berisi formulir dan pemberitahuan mengenai syarat ketentuan masuk program Bilingual. Bagi para siswa yang ingin masuk kelas Bilingual dilakukan test khusus. Test ini meliputi test wawancara dan test tertulis dalam bahasa Inggris. Siswa yang tidak lolos akan dimasukkan ke kelas regular SMP Negeri 1 Selogiri.
Proses perekrutan siswa ini berbeda dengan yang dilakukan pada tahun pertama program Bilingual dibuka. Dimana saat itu, para siswa tidak diberikan edaran melainkan dirangking dari peringkat 1 sampai 50. Selanjutnya diadakan test yang meliputi wawancara dan test tertulis dalam bahasa Inggris. Hal ini sesuai Proses perekrutan siswa ini berbeda dengan yang dilakukan pada tahun pertama program Bilingual dibuka. Dimana saat itu, para siswa tidak diberikan edaran melainkan dirangking dari peringkat 1 sampai 50. Selanjutnya diadakan test yang meliputi wawancara dan test tertulis dalam bahasa Inggris. Hal ini sesuai
dirangking 1-50. Setelah itu kita ikut test masuk Bilingual yang meliputi test tertulis dan wawancara dalam bahasa Inggris. Dalam test wawancara kita disuruh memperkenalkan my self diri kita. Kalo sekarang kan ga pake dirangking mbak, tapi pendaftaran nya melalui surat edaran trus baru lewat test.
S/31/03/12).
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan IT, program Bilingual bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto. LPK ini melayani kursus bahasa Inggris dan komputer. Kursus bahasa Inggris untuk tingkat 1 dan tingkat 2, sedangkan untuk komputer adalah tingkat Microsoft Word dan Microsoft Excel. Tujuan diadakannya kerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto adalah untuk ,meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan penggunaan komputer dan bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh pengurus program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri, sebagai berikut:
dengan LPK Baroto Wiyoto. Kebetulan juga LPK ini milik salah satu guru di sini. Siswa mengikuti kursus bahasa Inggris dan k (SK/28/3/12).
Penunjukkan LPK Baroto Wiyoto oleh pihak SMP Negeri 1 Selogiri sebagai mitra program Bilingual ini, karena LPK ini dinilai sebagai LPK yang bagus, berkualitas dan pengajarnya memiliki SDM yang unggul. Selain milik guru di SMP Negeri 1 Selogiri, lokasi LPK Baroto Wiyoto berdekatan dengan sekolah sehingga memungkinkan kerjasama yang efektif dan efisien.
Setiap harinya siswa Bilingual mengikuti pelajaran yang dimulai pukul
07.00- 16.30 WIB. Di mana rinciannya adalah pukul 07.00-13.30 untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran umum seperti siswa regular. Kemudian untuk jam tambahan yang dimulai pukul 14.00-16.30 para siswa belajar mata pelajaran Bilingual dan ekstra kurikuler yang meliputi teater, jurnalistik, English Club, Robotik dan Sains and Mathematic Club. Pada jam tambahan diisi materi di luar kurikulum. Jam tambahan ini dilakukan untuk menambah kemampuan bahasa Inggris siswa dan mempersiapkan berbagai lomba seperti siswa teladan dan
Bilingual, sebagai berikut:
tambahan untuk komputer, TIK, MIPA, dan bahasa Inggris. Terus ekskul juga. Tapi kalo ekskul kita bebas milih mbak.bisa satu apa dua. Kalo saya milih ikut jurnalistik. Di jurnalistik kita ada majalah namanya ORBIT yang udah mulai terbit akir 2011. Anak-anak jurnalistik sering dikirim sekolah untuk meliput acara-acara yang ada d (AR/1/3/12).
Hal senada juga disampaikan oleh informan lain yang juga merupakan siswa Bilingual, sebagaimana berikut:
agak males juga sih mbak sebenernya. Apalagi kalo musim hujan kayak gini. Terus berhubung di larang bawa HP kadang kalo minta jemput sama orang tua jadi agak susah. Seringnya saya pulang naek angkot. Kalo untuk ekskul saya ikuti yang English Club. Asyik kegiatan ini, jadi makin fasih ngomong Inggrisnya. Tapi saya ikutnya cuma pas kelas 7 dan 8, sekarang udah ga mbak. Pengen fokus
N/1/3/12).
Di bawah ini adalah jadwal pelajaran tambahan dan ekstrakurikuler siswa Bilingual yang diperoleh peneliti pada waktu penelitian.
Tabel. 4.2. Jadwal Tambahan Kelas Bilingual
Kelas Senin
IPA Fisika
VIII
Microsoft Excell
IPA Fisika
VII
Microsoft Word
VII dan VIII
Sains and Mathematic Club
VII
IPA Biologi
VII dan VIII
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Free Conversation
VII dan VIII
Sains and Mathematic Club
VII Jumat
VII dan VIII
Dilihat dari data yang diperoleh peneliti, kegiatan siswa Bilingual setiap hari cukup padat. Kegiatan siswa ini merupakan satu paket yang lengkap karena terdapat sisi akademis, non akademis dan kegiatan keagamaan. Jadi dengan adanya kegiatan ini, dapat dikatakan bahwa siswa Bilingual nantinya diharapkan menjadi siswa yang tidak hanya berprestasi tetapi juga menjadi siswa yang memiliki ketrampilan dan budi pekerti luhur. Hal ini sebagaimana yang terangkum dalam Visi SMP Dalam Pekerti .
Salah satu program unggulan yang dimiliki kelas Bilingual adalah program outing class. Program ini merupakan kegiatan plus bagi siswa, di mana Salah satu program unggulan yang dimiliki kelas Bilingual adalah program outing class. Program ini merupakan kegiatan plus bagi siswa, di mana
Outing class yang sering kita adakan ini, sangat berdampak positif bagi siswa Bilingual. Kemampuan berbahasa Inggris siswa semakin baik. Peningkatan juga terlihat ketika mereka sering bert (SK/28/3/12).
Pernyataan ini juga dikuatkan informan lain yang merupakan siswa Bilingual yang duduk di kelas IX, sebagai berikut: mengikuti proses belajar di Bilingual, dampak
yang saya rasakan adalah kemampuan bahasa Inggris saya semakin bagus mbak dibanding dulu pas
Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa program outing class yang diadakan di Bilingual cukup efektif. Pembelajaran di luar sekolah menghadirkan suasana yang berbeda, sehingga lebih menarik perhatian siswa. Siswa mengikuti proses belajar yang lebih interaktif dan mandiri dibandingkan dengan KBM di dalam kelas. Dengan adanya program ini siswa bisa melatih kemampuan bahasa Inggrisnya secara aktif dan berdialog dengan native speaker secara langsung.
Program kelas Bilingual memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sarana dan prasarana itu meliputi pendingin ruangan (AC), Karpet, Televisi, LCD, Proyektor dan Laptop. Hanya saja belum semua guru memanfaatkan fasilitas secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan siswa Bilingual, sebagaimana berikut:
sayang ga semua guru bisa pakek LCD. Yang pakek LCD kebanyakan sih guru-guru muda yang ga gaptek. Padahal ya mbak, kalo menurut saya guru sayang ga semua guru bisa pakek LCD. Yang pakek LCD kebanyakan sih guru-guru muda yang ga gaptek. Padahal ya mbak, kalo menurut saya guru
N/1/3/12).
Hal senada juga diperkuat dengan pendapat informan lain yakni salah satu guru Bilingual dan kepala sekolah, sebagai berikut: na lengkap di Bilingual,saya berharap para guru yang
mengajar dapat menggunakannya secara maksimal. Para guru hendaknya menggunakan model mengajar yang bervariatif sehingga membuat siswa semangat dan tetap fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
L/28/3/12).
-anak itu akan lebih fokus jika guru menerangkan dengan media. Mereka paling seneng kalo saya pake power point dan animasi gambar (untuk Biologi). Katanya p
Program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri merupakan program mandiri. Pelaksanaanya secara keseluruhan dikelola pihak sekolah bekerja sama dengan komite sekolah. Sehingga tidak mengherankan jika biaya masuk untuk kelas Bilingual cukup tinggi. Para siswa tetap mendapat dana BOS, tetapi selain itu juga ada biaya lagi yang disebut dengan sumbangan sukarela. Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan yang merupakan pengurus komite sekolah, sebagai berikut:
Sekolah ini merupakan SSN Mandiri, yang mengelola programnya secara mandiri. Jadi saya kira tidak adil jika masyarakat memandang sekolah ini
Sumbangan sukarela dibayarkan orang tua murid pada awal tahun pelajaran baru dan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan yang merupakan salah satu guru Bilingual, sebagai berikut:
p besar jika dibandingkan dengan anak reguler. Hal ini untuk menunjang kegiatan yang padat dari mulai tambahan ekskul sampai outing class. Namun, saya rasa sebanding dengan pelayanan yang mereka dapatkan. Jadi anak-anak Bilingual itu bisa dikatakan adalah
w/29/3/12).
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan pengurus program Bilingual, sebagaimana berikut: Hal ini dikuatkan dengan pernyataan pengurus program Bilingual, sebagaimana berikut:
K/28/03/12).
Dari data yang diperoleh peneliti, persepsi besaran sumbangan sukarela yang dibayarkan orang tua ke sekolah tidak sama. Informan I menyatakan besaran sumbangan sukarela berkisar dari Rp 1.500.000,00 s/d Rp 2.500.000,00 sedangkan menurut informan II dan III berkisar Rp 1.000.000,00 s/d Rp 1.500.000,00. Masih dengan pendapat yang berbeda, informan V menyatakan besaran sumbangan sukarela berkisar dari Rp 2.500.000,00 s/d Rp 3.000.000,00 per siswa. Dapat dikatakan bahwa perbedaan besaran sumbangan sukarela yang dibayarkan orang tua dikarenakan tidak adanya keterbukaan dari pihak sekolah. Oleh karena itu, harus ada evaluasi dari pihak sekolah agar besaran sumbangan sukarela dapat dikemukakan secara terbuka, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Hasil Evaluasi Program dengan Metode Context, Input, Process, dan Product (CIPP)
a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi Hal yang menjadi latar belakang upaya peningkatan kualitas program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri adalah proses perekrutan siswa yang dilakukan dengan sistem rangking pada tahun pertama dibuka yakni 2007/2008. Banyak keluhan dan saran yang disampaikan orang tua siswa kepada pihak sekolah. Oleh karena itu, di tahun pelajaran selanjutnya yakni 2008/2009 penanggung jawab Bilingual merubah sistem perekrutan siswa. Dari seleksi awal yang sebelumnya dirangking sekarang melalui surat edaran untuk semua calon pendaftar. Sehingga memungkinkan para siswa yang terjaring untuk mengikuti test Bilingual lebih banyak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh informan yang merupakan alumni dari kelas Bilingual angkatan pertama, sebagai berikut: a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi Hal yang menjadi latar belakang upaya peningkatan kualitas program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri adalah proses perekrutan siswa yang dilakukan dengan sistem rangking pada tahun pertama dibuka yakni 2007/2008. Banyak keluhan dan saran yang disampaikan orang tua siswa kepada pihak sekolah. Oleh karena itu, di tahun pelajaran selanjutnya yakni 2008/2009 penanggung jawab Bilingual merubah sistem perekrutan siswa. Dari seleksi awal yang sebelumnya dirangking sekarang melalui surat edaran untuk semua calon pendaftar. Sehingga memungkinkan para siswa yang terjaring untuk mengikuti test Bilingual lebih banyak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh informan yang merupakan alumni dari kelas Bilingual angkatan pertama, sebagai berikut:
S/31/03/12).
Pendapat yang menguatkan juga disampaikan oleh informan yang merupakan siswa Bilingual, sebagai berikut: Proses seleksi masuk Bilingual bagi saya ga sulit mbak. Kita ditest dulu
serentak, kemudian setelah lolos masuk SMPN 1 Selogiri ada edaran buat yang berminat di Bilingual. Setelah itu baru ada test khusus secara tertulis dan wawancara dengan menggunakan bahasa In
Selain proses perekrutan siswa, pihak sekolah juga melakukan perbaikan dalam sarana dan prasarana penunjang belajar. Jika pada awal berdiri kelas Bilingual menempati ruangan seperti kelas regular, mulai tahun pelajaran 2009/2010 menempati ruangan khusus kelas Bilingual yang terdapat beragam fasilitas seperti, LCD, Komputer, Televisi, AC, lantai berkarpet, dan tempat duduk yang nyaman.
b. Tujuan yang Ingin Dicapai Latar belakang didirikanya kelas Bilingual adalah didasari keinginan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan lebih bagi peserta didik dan orang tua yang membutuhkan. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur. Kesemuanya ini terangkum dalam Visi SMP Negeri 1
yang disampaikan oleh kepala sekolah SMP Negeri 1 Selogiri, sebagai berikut:
dimulai dari keinginan sekolah untuk memberikan pelayanan lebih/unggul kepada orang tua murid
L/28/3/12).
Hal ini senada dengan pernyataan salah satu informan lain yaitu pengurus program Bilingual sebagai berikut: icanangkan mandiri oleh pihak sekolah. Mengingat
perkembangan jaman semakin maju, maka sekolah memberikan pelayanan
(SK/28/03/12).
c. Kondisi Lingkungan\ Terdapat kaitan antara kondisi lingkungan dengan kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan mencermati latar belakang pelaksanaan program dapat terlihat bagaimana kondisi lingkungan yang diterapkan program Bilingual. Kondisi Lingkungan membahas sasaran pelaksanaan program dan kesiapan tenaga pelaksana yang menjadi salah satu faktor keberhasilan program kelas Bilingual.
Sasaran utama program Bilingual adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan pendidikan bernilai lebih dan berkualitas. Persiapan pihak pengelola kelas Bilingual dilakukan dengan cara menyiapkan guru-guru yang mampu mengajar dalam dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris khususnya untuk mata pelajaran Matematika, IPA (Biologi dan Fisika), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan Bahasa Inggris. Sebelumnya para guru sudah mengikuti kursus bahasa Inggris selama setahun, agar dapat menunjang mereka dalam mengajar di kelas Bilingual. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan kepala sekolah, sebagaimana berikut:
elama setahun dengan bantuan biaya dari pemerintah, Namun, karena biaya sudah tidak ada lagi kegiatan tersebut sekarang mandhek. Sekarang mereka belajar bahasa Inggris secara mandiri. Saya sebagai kepala sekolah teru memotivasi para guru agar terus meningkatkan kompetens (SL/28/3/12).
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan lain yang merupakan pengurus komite sekolah, sebagai berikut:
oleh pihak sekolah yang bekerja sama dengan STAIN Surakarta. Mereka diberi pembekalan bahasa Inggris selama setahun. Hal ini dilakukan agar para guru ketika mengajar di kelas Bilingual memiliki kesiapan dan bekal
Raw input yang dalam hal ini mencakup siswa-siswa yang masuk kelas Bilingual, direkrut melalui sistem seleksi dan minat. Di mana sebelumnya pihak sekolah memberikan surat edaran kepada orang tua siswa.
Sumber-sumber yang ada dalam hal ini adalah potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Selogiri yang dapat dimanfaatkan untuk menyukseskan pelaksanaan program Bilingual. Pihak sekolah telah memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menyukseskan program Bilingual. Yang menjadi pertimbangan yaitu faktor SDM dimana mereka menilai guru-guru khususnya yang mengajar mata pelajaran Matematika, IPA (Biologi dan Fisika), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan Bahasa Inggris mampu dan mau untuk belajar mengajar dengan bahasa Inggris.
Pada dasarnya tidak ada masalah mengenai SDM yang dimiliki oleh pihak sekolah untuk menyelenggarakan program Bilingual. Dalam pelaksanaannya pun sekolah bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto untuk menunjang kelancaran program Bilingual itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh kepala program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri, sebagai berikut:
dengan LPK Baroto Wiyoto. Kebetulan juga LPK ini milik salah satu guru di sini. Siswa mengikuti kursus bahasa Inggris dan Komputer. Guru- gurunya pun juga dileskan bahasa Inggris selama setahun untuk persiapan mengajar Bilingual, biar Inggrisnya terasah mbak. Kan tidak lucu kalo ngajar di Bilingual tapi gurunya ga bisa bahasa In
SK 28/3/2012).
Dalam Pelaksanaanya dibentuk tim khusus atau pengurus program Bilingual. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelayanan dan koordinasi. Pengurus Bilingual bekerja secara maksimal agar program-program yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dari Bilingual dapat tercapai. Anggota dan Pengurus Bilingual berasal dari guru-guru yang juga mengajar di kelas Bilingual meliputi kelas VII, VIII, dan IX.
e. Kemampuan Subyek dalam Menunjang Program Kemampuan ini merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan pelaksanaan program Bilingual. Masing-masing sumber mempunyai peranan tersendiri dalam menunjang proses pelaksanaan program. Sumber-sumber pelaksanaan kelas Bilingual meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, dan pendanaan. SDM terdiri dari pengurus Bilingual yang merupakan guru-guru e. Kemampuan Subyek dalam Menunjang Program Kemampuan ini merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan pelaksanaan program Bilingual. Masing-masing sumber mempunyai peranan tersendiri dalam menunjang proses pelaksanaan program. Sumber-sumber pelaksanaan kelas Bilingual meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, dan pendanaan. SDM terdiri dari pengurus Bilingual yang merupakan guru-guru
VII, VIII, dan IX. Infrastruktur disiapkan sekolah secara bertahap untuk
menunjang kegiatan pembelajaran di kelas Bilingual. Pendanaan program diperoleh dari bantuan sukarela orang tua murid yang dibayarkan pada awal tahun pelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan pengurus program Bilingual, sebagaimana berikut:
sumbangan sukarela orang tua murid. Sumbangan sukarela ini dibayarkan di muka pada awal tahun pelajaran. Disebut sumbangan sukarela karena memang kita tidak mewajibkan, para orang tua murid berunding sendiri akan memberikan sumbangan berapa, setelah kita paparkan program bilingual selama setahun ke depan. Jadi bisa dikatakan siswa Bilingual itu berasal dari kalangan menengah ke atas ( SK/28/03/12).
f. Strategi Untuk Mencapai Tujuan Program Salah satu strategi yang digunakan oleh pengurus program Bilingual yaitu bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto yang menyediakan kursus komputer dan bahasa Inggris. Penunjukkan LPK Baroto Wiyoto oleh pihak SMP Negeri 1 Selogiri sebagai mitra program Bilingual ini, karena LPK ini dinilai sebagai LPK yang berkualitas dan pengajarnya memiliki SDM yang unggul. Selain milik guru di SMP Negeri 1 Selogiri, lokasi LPK Baroto Wiyoto berdekatan dengan sekolah sehingga memungkinkan kerjasama yang efektif dan efisien.
g. Kegiatan Program Kegiatan program membahas mengenai bagaimana pelaksanaan program. Perekrutan siswa Bilingual dimulai pada awal tahun pelajaran. Pertama pendaftar ditest secara bersama untuk bisa menjadi siswa SMP Negeri 1 Selogiri. Kedua bagi pendaftar yang lolos dan diterima diberi surat edaran yang berisi pemberitahuan, syarat dan ketentuan masuk kelas Bilingual serta dilampiri formulir pendaftaran Bilingual. Ketiga Dilakukan seleksi dengan menggunakan test yang meliputi test wawancara dan test tertulis dalam bahasa Inggris. Bagi siswa yang tidak lolos akan dimasukkan ke kelas regular SMP Negeri 1 Selogiri.
Setiap harinya siswa Bilingual mengikuti pelajaran yang dimulai pukul
07.00- 16.30 WIB. Dimana rinciannya adalah pukul 07.00-13.30 untuk kegiatan 07.00- 16.30 WIB. Dimana rinciannya adalah pukul 07.00-13.30 untuk kegiatan
tambahan untuk komputer, TIK, MIPA, dan bahasa Inggris. Terus ekskul juga. Tp kalo ekskul kita bebas milih mbak.bisa satu apa dua. Kalo saya milih ikut jurnalistik. Di jurnalistik kita ada majalah namanya ORBIT yang udah mulai terbit akir 2011. Anak-anak jurnalistik sering dikirim sekolah untuk meliput acara-acara yang ada d (AR/1/3/12).
Salah satu program unggulan yang dimiliki kelas Bilingual adalah program outing class. Program ini merupakan kegiatan plus bagi siswa, di mana mereka belajar di luar sekolah dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa Inggris secara aktif. Setiap tahunnya program outing class diadakan dua kali, yakni pada awal dan akhir tahun ajaran.
h. Kemampuan Penanganan Kemampuan penanganan membahas mengenai kemampuan pengurus Bilingual dalam menyelesaikan setiap hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program. Dalam hal ini SMP Negeri 1 Selogiri berusaha untuk meminimalisir munculnya hambatan dan berusaha menangani hambatan yang ada. Ketersediaan dana merupakan salah satu hambatan yang ada dalam pelaksanaan program Bilingual. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan pengurus program Bilingual, sebagai berikut:
tepat waktu oleh para orang tua murid. Hal ini menjadikan kegiatan- kegiatan ataupun program Bilingual yang sudah direncanakan menjadi terganggu. Mengatasi hal ini pihak pengurus program Bilingual mencoba untuk mengkonsultasikan
komite akan mencarikan dana tambahan kepada pihak ketiga. Pihak ketiga ini yang dimaksud adalah sponsor yang bersedia membiayai kegiatan kelas Bilingual. Seperti disampaikan oleh salah saru pengurus komite, sebagai berikut:
tergantung tingkat ekonomi siswa. Meskipun mereka tetep dapet uang BOS dan bayar sumbangan sukarela , tapi terkadang kerena kegiatan banyak jadi tidak cukup. Sebagai komite ya berusaha nyari terobosan. Nyari pihak ketiga yang mau membiayai. Bisa
i. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Program kelas Bilingual memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sarana dan prasarana itu meliputi pendingin ruangan (AC), Karpet, Televisi, LCD, Proyektor dan Laptop. Hanya saja belum semua guru memanfaatkan fasilitas secara maksimal. Begitu pun halnya ketika ada sarana dan prasarana yang rusak dalam hal ini televisi tidak segera diperbaiki oleh pihak sekolah. Jika diperbaiki tidak menutup kemungkinan pembelajaran akan semakin efektif dan lancar. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan siswa Bilingual, sebagaimana berikut:
sayang ga semua guru bisa pakek LCD. Yang pakek LCD kebanyakan sih guru-guru muda yang ga gaptek. Padahal ya mbak, kalo menurut saya guru yang mengajar dengan LCD atau power point itu lebih gampang masuknya, da
Hal senada juga diperkuat dengan pendapat informan lain yakni salah satu guru Bilingual dan kepala sekolah, sebagai berikut: yang
mengajar dapat menggunakannya secara maksimal. Para guru hendaknya menggunakan model mengajar yang bervariatif sehingga membuat siswa semangat dan tetap fokus dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
-anak itu akan lebih fokus jika guru menerangkan dengan media. Mereka paling seneng kalo saya pake power point dan animasi gambar (ISW/29/3/12).
j. Pengaruh Program Dengan adanya program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri, memberikan pengaruh bagi siswa dan sekolah itu sendiri. Para guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dalam berbahasa Inggris. Selain itu, guru juga dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di Bilingual. Bagi siswa, mereka dituntut untuk bisa memahami dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Suatu program unggulan seperti Bilingual terdapat dampak yang terjadi setelah terlaksananya program, yakni meningkatnya kualitas dan ketrampilan siswa dalam berbahasa. Hal ini dikarenakan program Bilingual merupakan satu paket yang lengkap menggabungkan antara kegiatan akademis dan nonakademis. Selain itu, terdapat juga kegiatan siswa Bilingual yang berbeda dengan siswa regular antara lain jurnalistik, robotic, teater, Sains and Mathematic Club dan Bilingual English Club . Output dari Bilingual juga diterima di sekolah-sekolah favorit RSBI seperti SMAN 1 Wonogiri, SMAN 1 Surakarta dan SMAN 3 Surakarta. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak SK yaitu sebagai berikut:
meningkatnya kualitas dan ketrampilan siswa dalam berbahasa. Selain kegiatan akademis para siswa juga mengikuti kegiatan jurnalistik, robotic, dan English Club. Untuk jurnalistik siswa Bilingual sudah berhasil mengeluarkan majalah yang diberi nama ORBIT pada tahun 2011. Pelatihan jurnalistik kita datangkan wartawan dari lu
k. Keunggulan Program Program Bilingual merupakan program unggulan yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Selogiri. Dibandingkankan program regular, kelas Bilingual memiliki keunggulan dalam hal proses belajar mengajar yang ditunjang dengan failitas yang lebih lengkap. Pembelajaran yang meliputi Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Bahasa Inggris semua disampaikan dengan dua bahasa. Bahasa yang digunakan di Bilingual adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bilingual merupakan satu paket yang lengkap menggabungkan antara kegiatan akademis dan nonakademis.
terlihat dari 10 besar paralel SMP Negeri 1 Selogiri diduduki oleh siswa Bilingual. Para siswa juga sering menjuarai perlombaan diantaranya adalah:
1) Juara 1 Silat tingkat kabupaten Wonogiri
2) Juara 3 Renang tingkat kabupaten Wonogiri
3) Peringkat 6 Story Teling tingkat kabupaten Wonogiri Menurut bu ISW, para siswa kelas Bilingual memiliki tingkat kesiapan belajar dan kemandirian sangat baik. Ketika guru mengajar para siswa pun aktif bertanya pada guru. Jika guru memberi tugas, selalu dikerjakan dengan baik dan dikumpulkan tepat waktu. Hal inilah yang membuat bu Is selalu semangat dalam mengajar di kelas Bilingual.
Siswa kelas IX Bilingual yang berjumlah 25 orang, merupakan siswa yang pandai dan aktif. Kegiatan akademis dan non akademis selalu diikuti mereka dengan disiplin. Tingkat kemandirian dan kejujuran siswa di Bilingual cukup baik, bila dibandingkan dengan kelas lain. Hal ini terutama terlihat dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru dan mengerjakan ujian.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh informan yang merupakan salah satu siswa Bilingual, sebagai berikut: -temen di Bilingual tu asyik-asyik mbak. Kita sekelas
juga deket kok. Tapi kalo udah ngerjain tugas dan ulangan ya kita sendiri- sendiri, ga ada yang nirun. Masalah nyari nilai kita ya bersaing. Kalaupun mau nirun juga susah mbak, wong muridnya dikit dan kursinya kita duduk sendiri-sendiri. Jadi nek nirun mesti ya gampang keweruhan
3. Kebijakan yang Direkomendasikan Berdasarkan Hasil Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kelas Bilingual dengan model Context Input Process Product (CIPP) mampu menjelaskan banyak hal positif yang dihasilkan dari program tersebut walaupun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa kelemahan. Hasil evaluasi program dengan menggunakan model evaluasi CIPP menawarkan empat alternatif rekomendasi kebijakan yaitu menghentikan program, merevisi program, melanjutkan program dan menyebarluaskan program. Berdasar hasil penelitian mengenai evaluasi program dengan model evaluasi CIPP pada program kelas Bilingual di SMPN 1 Selogiri, kebijakan yang Evaluasi pelaksanaan kelas Bilingual dengan model Context Input Process Product (CIPP) mampu menjelaskan banyak hal positif yang dihasilkan dari program tersebut walaupun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa kelemahan. Hasil evaluasi program dengan menggunakan model evaluasi CIPP menawarkan empat alternatif rekomendasi kebijakan yaitu menghentikan program, merevisi program, melanjutkan program dan menyebarluaskan program. Berdasar hasil penelitian mengenai evaluasi program dengan model evaluasi CIPP pada program kelas Bilingual di SMPN 1 Selogiri, kebijakan yang
Hal positif yang dihasilkan dalam pelaksanaan kelas Bilingual dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi SMPN 1 Selogiri untuk melanjutkan program kelas Bilingual yang telah berjalan sejak tahun 2007/2008. Dalam pelaksanaannya telah terbukti bahwa program Bilingual berdampak positif bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan pengurus program, sebagai berikut:
meningkatnya kualitas dan ketrampilan siswa dalam berbahasa. Selain kegiatan akademis para siswa juga mengikuti kegiatan jurnalistik, robotic, dan English Club. Untuk jurnalistik siswa Bilingual sudah berhasil mengeluarkan majalah yang diberi nama ORBIT pada tahun 2011. Pelatihan jurnalistik kita datang
Kebijakan untuk terus melanjutkan kerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto juga merupakan agenda yang masih perlu dilakukan. Hal ini dilatarbelakangi bahwa kesuksesan pelaksanaan program Bilingual tidak terlepas dari kerja sama antara pengurus Bilingual SMPN 1 Selogiri dengan LPK Baroto Wiyoto. Selain itu, program outing class juga terbukti efektif dalam meningkatkan ketrampilan siswa berbahasa Inggris. Program ini dapat melatih siswa untuk mandiri dan dapat menambah pengetahuan siswa.
Hal yang berkaitan dengan pendanaan program juga perlu untuk diperhatikan. Pihak SMPN 1 Selogiri seharusnya lebih maksimal dalam mengelola anggaran sekolah yang berasal dari BOS dan sumbangan sukarela orang tua murid. Pengelolaannya diharapkan jauh lebih baik untuk menghindari defisit atau akibat kurang baik lainnya dari tidak maksimalnya pengelolaan dana. Pengeluaran yang dianggap tidak mendukung pelaksanaan program dapat dikurangi atau dihilangkan, sehingga dana yang ada digunakan dengan efektif dan efisien.
Program Bilingual dilatarbelakangi oleh keinginan pihak sekolah untuk memberikan layanan lebih bagi masyarakat. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu, perlu dibuat pengelolaan dan pelaksanaan program Bilingual yang efektif guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan temuan studi yang dihubungkan dengan teori yang merupakan hasil evaluasi program dengan menggunakan metode CIPP terdiri dari:
1. Evaluasi Konteks
2. Evaluasi Input
3. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Produk
Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing kajian di atas:
1. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks menggambarkan tentang kondisi lingkungan yang dihubungkan dengan kebutuhan suatu program. Evaluasi ini menjelaskan tentang perencanaan program yang harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum program dilaksanakan. Penilaian konteks dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan yang belum terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, kondisi lingkungan.
a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi Hal yang menjadi latar belakang upaya peningkatan kualitas program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri adalah proses perekrutan siswa yang dilakukan dengan sistem rangking pada tahun pertama dibuka yakni 2007/2008. Banyak keluhan dan saran yang disampaikan orang tua siswa kepada pihak sekolah. Oleh karena itu, di tahun pelajaran selanjutnya yakni 2008/2009 penanggung jawab Bilingual merubah sistem perekrutan siswa. Dari seleksi awal yang sebelumnya dirangking sekarang melalui surat edaran untuk semua calon pendaftar. Sehingga a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi Hal yang menjadi latar belakang upaya peningkatan kualitas program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri adalah proses perekrutan siswa yang dilakukan dengan sistem rangking pada tahun pertama dibuka yakni 2007/2008. Banyak keluhan dan saran yang disampaikan orang tua siswa kepada pihak sekolah. Oleh karena itu, di tahun pelajaran selanjutnya yakni 2008/2009 penanggung jawab Bilingual merubah sistem perekrutan siswa. Dari seleksi awal yang sebelumnya dirangking sekarang melalui surat edaran untuk semua calon pendaftar. Sehingga
b. Tujuan yang Ingin Dicapai Latar belakang didirikanya kelas Bilingual adalah didasari keinginan pihak sekolah untuk memberikan pelayanan lebih bagi peserta didik dan orang tua yang membutuhkan. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk karakter siswa agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik dan memiliki budi pekerti yang luhur. Kesemuanya ini terangkum dalam Visi SMP Negeri 1 Selogiri
c. Kondisi Lingkungan Terdapat kaitan antara kondisi lingkungan dengan kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan mencermati latar belakang pelaksanaan program dapat terlihat bagaimana kondisi lingkungan yang diterapkan program Bilingual. Kondisi Lingkungan membahas sasaran pelaksanaan program dan kesiapan tenaga pelaksana yang menjadi salah satu faktor keberhasilan program kelas Bilingual.
Sasaran utama program Bilingual adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan pendidikan bernilai lebih dan berkualitas. Persiapan pihak pengelola kelas Bilingual dilakukan dengan cara menyiapkan guru-guru yang mampu mengajar dalam dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris khususnya untuk mata pelajaran Matematika, IPA (Biologi dan Fisika), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan Bahasa Inggris. Sebelumnya para guru sudah mengikuti kursus bahasa Inggris selama setahun, agar dapat menunjang mereka dalam mengajar di kelas Bilingual.
2. Evaluasi Input
Evaluasi input (masukan) program menyediakan data untuk menentukan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan program. Masukan-masukan yang ada akan diproses dan digunakan untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pencapaian tujuan program.
Sumber-sumber yang ada dalam hal ini adalah potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Selogiri yang dapat dimanfaatkan untuk menyukseskan pelaksanaan program Bilingual. Pihak sekolah telah memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menyukseskan program Bilingual. Yang menjadi pertimbangan yaitu faktor SDM dimana mereka menilai guru-guru khususnya yang mengajar mata pelajaran Matematika, IPA (Biologi dan Fisika), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan Bahasa Inggris mampu dan mau untuk belajar mengajar dengan bahasa Inggris.
Pada dasarnya tidak ada masalah mengenai SDM yang dimiliki oleh pihak sekolah untuk menyelenggarakan program Bilingual. Dalam pelaksanaannya pun sekolah bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto untuk menunjang kelancaran program Bilingual itu sendiri. Dalam Pelaksanaanya dibentuk tim khusus atau pengurus program Bilingual. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelayanan dan koordinasi. Pengurus Bilingual bekerja secara maksimal agar program-program yang sudah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dari Bilingual dapat tercapai. Anggota dan Pengurus Bilingual berasal dari guru-guru yang juga mengajar di kelas Bilingual meliputi kelas VII, VIII, dan IX.
b. Kemampuan Subyek dalam Menunjang Program Kemampuan ini merupakan salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan pelaksanaan program Bilingual. Masing-masing sumber mempunyai peranan tersendiri dalam menunjang proses pelaksanaan program. Sumber-sumber pelaksanaan kelas Bilingual meliputi sumber daya manusia, infrastruktur, dan pendanaan. SDM terdiri dari pengurus Bilingual yang merupakan guru-guru pengajar di kelas Bilingual itu sendiri. Kepengurusan Bilingual dimulai dari satu orang penanggung jawab yang dibantu sekretaris dan Bendahara serta wali kelas
VII, VIII, dan IX. Infrastruktur disiapkan sekolah secara bertahap untuk
menunjang kegiatan pembelajaran di kelas Bilingual. Pendanaan program diperoleh dari bantuan sukarela orang tua murid yang dibayarkan pada awal tahun pelajaran.
Salah satu strategi yang digunakan oleh pengurus program Bilingual yaitu bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto yang menyediakan kursus komputer dan bahasa Inggris. Penunjukkan LPK Baroto Wiyoto oleh pihak SMP Negeri 1 Selogiri sebagai mitra program Bilingual ini, karena LPK ini dinilai sebagai LPK yang berkualitas dan pengajarnya memiliki SDM yang unggul. Selain milik guru di SMP Negeri 1 Selogiri, lokasi LPK Baroto Wiyoto berdekatan dengan sekolah sehingga memungkinkan kerjasama yang efektif dan efisien.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi process (Proses) lebih menjelaskan mengenai pelaksanaan program. Evaluasi proses dalam pelaksanaan Bilingual membahas tentang kegiatan program, kemampuan penanganan dan pemanfaatan sarana dan prasarana.
a. Kegiatan Program Kegiatan program membahas mengenai bagaimana pelaksanaan program. Perekrutan siswa Bilingual dimulai pada awal tahun pelajaran. Pertama pendaftar ditest secara bersama untuk bisa menjadi siswa SMP Negeri 1 Selogiri. Kedua bagi pendaftar yang lolos dan diterima diberi surat edaran yang berisi pemberitahuan, syarat dan ketentuan masuk kelas Bilingual serta dilampiri formulir pendaftaran Bilingual. Ketiga Dilakukan seleksi dengan menggunakan test yang meliputi test wawancara dan test tertulis dalam bahasa Inggris. Bagi siswa yang tidak lolos akan dimasukkan ke kelas regular SMP Negeri 1 Selogiri.
Setiap harinya siswa Bilingual mengikuti pelajaran yang dimulai pukul
07.00- 16.30 WIB. Dimana rinciannya adalah pukul 07.00-13.30 untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran umum seperti siswa regular. Kemudian untuk jam tambahan yang dimulai pukul 14.00-16.30 para siswa belajar mata pelajaran Bilingual dan ekstra kurikuler yang meliputi teater, jurnalistik, English Club, Robotik dan Sains and Mathematic Club. Pada jam tambahan diisi materi di luar kurikulum. Jam tambahan ini dilakukan untuk menambah kemampuan bahasa Inggris siswa dan mempersiapkan berbagai lomba seperti siswa teladan dan olimpiade.
program outing class. Program ini merupakan kegiatan plus bagi siswa, di mana mereka belajar di luar sekolah dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa Inggris secara aktif. Setiap tahunnya program outing class diadakan dua kali, yakni pada awal dan akhir tahun ajaran.
b. Kemampuan Penanganan Kemampuan penanganan membahas mengenai kemampuan pengurus Bilingual dalam menyelesaikan setiap hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program. Dalam hal ini SMP Negeri 1 Selogiri berusaha untuk meminimalisir munculnya hambatan dan berusaha menangani hambatan yang ada. Ketersediaan dana merupakan salah satu hambatan yang ada dalam pelaksanaan program Bilingual. Jika dana dari siswa belum mencukupi, maka pihak sekolah dengan komite akan mencarikan dana tambahan kepada pihak ketiga. Pihak ketiga ini yang dimaksud adalah sponsor yang bersedia membiayai kegiatan kelas Bilingual.
c. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Program kelas Bilingual memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Sarana dan prasarana itu meliputi pendingin ruangan (AC), Karpet, Televisi, LCD, Proyektor dan Laptop. Hanya saja belum semua guru memanfaatkan fasilitas secara maksimal.
4. Evaluasi Produk
Evaluasi Produk digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian suatu program. Keberhasilan tersebut dapat terlihat dengan menggunakan dua indikator yaitu pengaruh program dan keunggulan program.
a. Pengaruh Program Dengan adanya program Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri, memberikan pengaruh bagi siswa dan sekolah itu sendiri. Para guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dalam berbahasa Inggris. Selain itu, guru juga dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di Bilingual. Bagi siswa, mereka dituntut untuk bisa memahami dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
setelah terlaksananya program, yakni meningkatnya kualitas dan ketrampilan siswa dalam berbahasa. Hal ini dikarenakan program Bilingual merupakan satu paket yang lengkap menggabungkan antara kegiatan akademis dan nonakademis. Selain itu, terdapat juga kegiatan siswa Bilingual yang berbeda dengan siswa regular antara lain jurnalistik, robotic, teater, Sains and Mathematic Club dan Bilingual English Club . Output dari Bilingual juga diterima di sekolah-sekolah favorit RSBI seperti SMAN 1 Wonogiri, SMAN 1 Surakarta dan SMAN 3 Surakarta.
b. Keunggulan Program Program Bilingual merupakan program unggulan yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Selogiri. Dibandingkan program regular, kelas Bilingual memiliki keunggulan dalam hal proses belajar mengajar yang ditunjang dengan failitas yang lebih lengkap. Pembelajaran yang meliputi Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Bahasa Inggris semua disampaikan dengan dua bahasa. Bahasa yang digunakan di Bilingual adalah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bilingual merupakan satu paket yang lengkap menggabungkan antara kegiatan akademis dan nonakademis.
Siswa di Bilingual juga merupakan kumpulan siswa yang pandai. Hal ini terlihat dari 10 besar paralel SMP Negeri 1 Selogiri diduduki oleh siswa Bilingual. Para siswa juga sering menjuarai perlombaan diantaranya adalah:
1) Juara 1 Silat tingkat kabupaten Wonogiri
2) Juara 3 Renang tingkat kabupaten Wonogiri
3) Peringkat 6 Story Teling tingkat kabupaten Wonogiri Para siswa kelas Bilingual memiliki tingkat kesiapan belajar dan kemandirian sangat baik. Ketika guru mengajar para siswa pun aktif bertanya pada guru. Jika guru memberi tugas, selalu dikerjakan dengan baik dan dikumpulkan tepat waktu. Hal inilah yang membuat bu Is selalu semangat dalam mengajar di kelas Bilingual.
Siswa kelas IX Bilingual yang berjumlah 25 orang, merupakan siswa yang pandai dan aktif. Kegiatan akademis dan non akademis selalu diikuti mereka Siswa kelas IX Bilingual yang berjumlah 25 orang, merupakan siswa yang pandai dan aktif. Kegiatan akademis dan non akademis selalu diikuti mereka