EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 20112012

SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Oleh: FITRIA K8408004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Saya yang berta nda tangan di bawah ini

Jurusan/Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Sosiologi Antropologi Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan

Fitria

SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh: FITRIA K8408004

Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Basuki Haryono, M.Pd Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd NIP. 19500225 197501 1 002

NIP. 19511215 198301 1 001

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

: Kamis Tanggal : 14 Juni 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Tanda Tangan Ketua : Drs. Slamet Subagya, M.Pd

Sekretaris : Dra. Siti Rochani Ch, M.Pd Anggota I : Drs. Basuki Haryono, M.Pd Anggota II : Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002

Betapa banyak orang yang gagal dengan mudah mengatakan sudah

takdir , tanpa mengevaluasi dirinya (Peneliti) Semua orang pasti mati, tapi tidak semua benar-benar hidup, Beri makna dalam kehidupan kita (Asma Nadia) Beri diri kesempatan untuk bercermin dan melakukan evaluasi (Peneliti) Sebaik-baik pendosa, adalah yang salah lalu segera berubah (HR At-Tirmidzi)

Dengan mengucap rasa syukur pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk: Ibu dan Bapak

Terimakasih untuk limpahan doa yang selalu ada di setiap hela nafas, limpahan cinta dan kasih sayang, limpahan materi, pengorbanan dan kerja

keras yang tiada henti.

Mbak Tiar dan Iqbal

Terimakasih untuk kasih sayang, semangat yang selalu mendorongku untuk menyelesaikan karya ini, iringan tangis, tawa, canda, dan bahagia yang selalu aku rasakan di saat aku terjatuh hingga bisa bangkit lagi.

Dipta, Vani, Erva, Neni, Fitshol, dan Rahmatika Terimakasih untuk semangat, saran, dan persahabatan kita selama ini.

Teman-Teman Sosiologi Antropologi 2008

Almamater

Fitria. EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui pelaksanaan program kelas Bilingual SMPN 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/ 2012, 2) Mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program kelas Bilingual tahun pelajaran 2011/2012 dengan model context, input, process, product (CIPP), 3) Menyampaikan rekomendasi kebijakan terhadap program kelas Bilingual di SMPN 1 Selogiri dengan model context , input, process, product (CIPP).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Informan dari penelitian ini adalah kepala program Bilingual, siswa Bilingual, guru mata pelajaran Bilingual, kepala sekolah, pengurus komite sekolah, dan alumni Bilingual. Teknik sampling (cuplikan) dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Analisa data yang digunakan adalah analisa data interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Bilingual SMPN 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 berjalan cukup baik. Pihak sekolah melakukan perbaikan dari tahun ke tahun yang meliputi perbaikan sistem perekrutan siswa dan penambahan sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Meskipun terdapat hambatan dalam pelaksanaannya, pihak sekolah mampu mengatasinya dengan cepat dan tepat sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas Bilingual.

Simpulan penelitian ini adalah hasil evaluasi program dengan menggunakan model context, input, process, dan product (CIPP) pada program kelas Bilingual berjalan dengan cukup baik. Kebijakan yang direkomendasikan adalah melanjutkan program dengan beberapa langkah perbaikan yaitu tetap bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto dan melakukan pengelolaan pendanaan yang lebih efektif dan efisien.

Kata kunci: evaluasi program, Bilingual, model context input process product

Fitria. AN EVALUATION ON BILINGUAL CLASS PROGRAM OF SMP

NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI IN THE SCHOOL YEAR OF

2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. June 2012.

This research aims 1) to find out the implementation of bilingual class program in SMPN (Public Junior High School) 1 Selogiri in the school year of 2011/2012, 2) to find out the result of evaluation on the Bilingual class program implementation in the school year of 2011/2012 using context, input, process, product (CIPP), and 3) to give recommendation of policy to the bilingual class program in SMPN 1 Selogiri using context, input, process, product (CIPP).

This research used an evaluative research method using qualitative approach. The data source obtained was obtained from informant, place and event as well as document. The informant of research consisted of bilingual program chairperson, bilingual students, teacher of bilingual subject, headmaster, school committee administrator, and bilingual alumni. The sampling technique used in this research was purposive sampling one. Technique of collecting data used was interview, observation, and document analysis. The data was analyzed using an interactive data analysis.

The result of research showed that the implementation of bilingual program in SMPN 1 Selogiri in the school year of 2011/2012 had worked well. The school had made improvement over years including that in student recruitment system and infrastructure to support the teaching-learning activity. Despite some obstacles in its implementation, the school could cope with them quickly and appropriately so that they did not disturb the teaching-learning process in bilingual class.

The conclusion of research was that the result of program evaluation using context, input, process, and product (CIPP) in Bilingual class program had worked well. The policy recommended was to continue the program with some improvement measures such as keep cooperative with LPK Baroto Wiyoto and to manage the fund more effectively and efficiently.

Key words : evaluation program, Bilingual, context input process product model

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga proses penelitian dan penyusunan skripsi ini berjalan dengan cukup baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada junjungan kita Rasullulah SAW. Selama masa penyelesaian skripsi ini, cukup banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan, berkat karunia Allah SWT dan peran berbagai pihak, kesulitan yang timbul dapat diatasi. Tidak lupa, ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Drs. H. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Drs. H. M.H. Sukarno, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Sosiologi Antropologi, yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Drs. Basuki Haryono, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan motivasi, nasehat, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan ide, masukan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh Dewan Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS.

7. Ibu Sunarti selaku kepala Tata Usaha SMP Negeri 1 Selogiri yang telah memberikan kemudahan dalam perizinan untuk penelitian ini.

8. Teman-teman Prodi Sosiologi Antropologi angkatan 2008 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Semoga segala amal baik dan keikhlasan membantu peneliti mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Juni 2012 Peneliti

a. Pengertian Evaluasi ...................................................

b. Pengertian Program ...................................................

c. Pengertian Evaluasi Program ....................................

2. Tujuan Evaluasi Program .................................................

3. Fungsi Evaluasi Program .................................................

7. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Na

B. Kerangka

BAB III. METODEPENELITIAN ........................................................

A. Tempat danWaktu Penelitian ..................................................

1. Tempat Penelitian ...............................................................

2. Waktu Penelitian ...............................................................

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..............................................

C. Data dan Sumber Data .. ..........................................................

D. Teknik Sampling (Cuplikan) ..................................................

E. Pengumpulan Data ................................................................

F. Uji Validitas Data .................................................................

G. Analisis Data ........................................................................

1. Reduksi Data ....................................................................

2. Penyajian Data ..................................................................

3. Penarikan Kesimpulan .......................................................

H. Prosedur Penelitian ..................................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .....................................................

1. Profil SMP Negeri 1 Selogiri ............................................

2. Program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri .......................

1. Pelaksanaan Program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 ..............................................

2. Hasil Evaluasi Program dengan Metode Context Input Process Product (CIPP) ................................................... 46

a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi ................................ 46

b. Tujuan yang Ingin Dicapai ............................................ 47

c. Kondisi Lingkungan ..................................................... 48

d. Sumber-Sumber yang Ada ............................................ 49

e. Kemampuan Subyek dalam Menunjang Program ......... 49

f. Strategi Untuk Menc

g. Kegiatan

i. Pemanfaatan Sar

j. Pengaruh

k. Keunggul

3. Kebijakan yang Direkomendasikan Berdasarkan Hasil Evaluasi ...................................................................

C. Pembahasan ............................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..........................

A. Kesimpulan ..............................................................................

B. Implikasi ..................................................................................

C. Saran ......................................................................................

LAMPIRAN ............................................................................................

68

Tabel Halaman

1. Matrix Indikator CIPP Menurut Para Ahli

3. Rincian Waktu Penelitian .. 23

4. . 36

5. Jadwal Tambahan Kelas Bilingual . 42

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4. Struktur Pengurus Bilingual Tahun Pelajaran 2011/2012

Lampiran Halaman

1. Interview Guide

69

2. Field Note

72

3. Daftar Siswa Bilingual

96

4. Foto Penelitian 100

5. Surat Keputusan Dekan FKIP tenta 106

6. Surat Permohonan Izin Menyusun 107

7. Surat Permohonan Izin 108

8. Surat Kete 109

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi kemampuan daya saing yang kuat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi memberikan sumbangan yang besar bagi terciptanya globalisasi, karena dengan teknologi informasi batas wilayah antar negara sudah tidak ada lagi, akibatnya manusia dituntut untuk bisa survive dalam era persaingan yang semakin ketat. Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) harus dilakukan melalui peningkatan kompetensi manusia Indonesia yang prima sehingga siap hidup di peradapan global agar tidak terjadi ketertinggalan yang jauh dengan negara lain yang pada akhirnya akan berdampak pada lemahnya daya saing bangsa Indonesia.

Peningkatan SDM dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sekolah yang berkualitas, tidak hanya sekolah yang mengembangkan keunggulan lokal melalui penyediaan tenaga-tenaga terdidik, tetapi perlu juga menyikapi tersedianya satuan pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia internasional. Proses pendidikan telah dipandang sebagai salah satu unsur yang rentan pengaruh dari kondisi global. Menghadapi kondisi semacam itu, bangsa Indonesia memerlukan kemampuan yang tinggi untuk mengelola berbagai dampak dari perkembangan global terhadap pendidikan Indonesia. Atas dasar itu program pendidikan harus dibuat dengan kualitas yang baik, sebab hal ini akan membawa implikasi yang baik pula terhadap bangsa Indonesia untuk berkompetisi secara luas dalam forum internasional.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tertinggalnya perkembangan dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya, meski hanya persoalan teknis, adalah bahasa Inggris. Lemahnya penguasaan bahasa Inggris tersebut mengindikasikan kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Bukan berarti meninggalkan bahasa Indonesia dan menggantikannya dengan Bahasa Inggris, akan tetapi bahasa Inggris memang sangat instrumental untuk meningkatkan mutu

Inggris digunakan sebagai alat komunikasi secara internasional. Segala kegiatan yang bersifat internasional seperti konggres, konferensi, olimpiade dan perdagangan dunia diselenggarakan dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris.

Pendidikan pada era global memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya, untuk mewujudkan masyarakat maju dan bersaing dalam menjawab tantangan global. Melihat hal tersebut, pemerintah yang diberi kewajiban oleh konstitusi negara dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan terus menerus memberikan pelayanan yang berkualitas dan mudah diakses dalam mewujudkan tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberadaan kelas bilingual yang proses pembelajarannya menggunakan dua bahasa pengantar yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diharapkan bisa menjadi jawaban bagi permasalahan dalam upaya meningkatkan daya saing manusia Indonesia di dunia internasional. (Tri Murwaningsih, 2009: 91)

Dalam rangka mengemban amanat Undang-Undang No 20 Tahun 2003 dan PP No 19 Tahun 2005 serta dengan mempertimbangkan berbagai alasan sebagaimana dijelaskan di atas, Pemerintah mengadakan Bilingual Teaching System In Class pada sekolah sekolah yang berprestasi sekaligus sebagai Rintisan Sekolah Berbasis Internasional. Sekolah Bertaraf Internasional adalah Sekolah Nasional baik jenjang Pendidikan Dasar maupun jenjang Pendidikan Menengah yang menyiapkan peserta didiknya berstandar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya Internasional, sehingga menghasilkan lulusan yang handal, mempunyai daya saing Internasional tetapi tidak meninggalkan ciri khas Bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur, jujur dan mempunyai jiwa patriotisme yang tinggi.

Menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat, SMP Negeri 1 Selogiri mulai membuka kelas program bilingual pada tahun pelajaran 2007/2008. Seleksi siswa baru dilakukan dengan test tertulis dan lisan untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa tingkat awal. Dalam pelaksanaannya terdapat masalah dan hambatan yang menyebabkan belum tercapainya tujuan dari kelas bilingual.

ini dan hasil dari evaluasi program dapat digunakan sebagai umpan balik dan dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Dengan adanya evaluasi dapat memberikan informasi untuk membantu perbaikan dan pengembangan program tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan penelitian mengenai Evaluasi Program Kelas Bilingual SMP Negeri

1 Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah evaluasi program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan model Context, Input, Process, Product (CIPP)?

3. Bagaimanakah kebijakan yang direkomendasikan berdasar hasil evaluasi tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan program kelas Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012

2. Mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program kelas Bilingual SMP Negeri

1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP)

3. Menyampaikan rekomendasi kebijakan terhadap program kelas Bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri dengan model Context, Input, Process, Product (CIPP)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan serta menambah dan mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang evaluasi program.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012.

b. Mengetahui hasil dari evaluasi pelaksanaan program SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 .

c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis, pembaca, dan pihak- pihak yang terkait dalam program kelas bilingual.

d. Masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dengan pelaksanaan program kelas bilingual.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Evaluasi Program

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti penilaian. Definisi evaluasi dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown dalam Sudijono (2008 Evaluation refer to the act or process to determining the value of something (hlm.1), maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian, suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Stufflebeam dalam Arikunto (2010) berpendapat

informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam (hlm. 2). Ralph Tyler dalam Tayibnapis menyatakan evaluas menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai

. Di

samping itu Tayibnapis juga mengutip pendapat Maclcom dan Provus pencetus Discrepancy Evaluation, standar untuk

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sampai di manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang hendak dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanannya ( Sudijono, 2008: 7-9).

Definisi evaluasi disampaikan oleh Parlett dan Hamilton dalam Sudjana (2006)

Evaluasi adalah kegiatan menggambarkan dan

menginterpretasi konteks yang lebih luas di mana program berfungsi (hlm. 19). Di samping itu Sudjana juga mengutip pendapat Scriven dan Glas,

luasi

adalah upaya untuk mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program, kegiatan, adalah upaya untuk mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program, kegiatan,

b. Pengertian Program

Ada dua pengertian untuk istilah program, yaitu pengertian secara khusus dan umum. Menurut pengertian secara umum, program dapat diartikan sebagai rencana. Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

menentukan program, yaitu (1) realisasi atau implementasi kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan Abdul Jabar, 2010: 4). Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan.

Program adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan. Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan tang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjut dari program., karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Program merupakan sistem, sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling terkait dan bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dalam penelitian evaluasi penting sekali bagi peneliti untuk dapat berfikir sistemik, yaitu berpandangan bahwa program yang akan dievaluasi merupakan kumpulan dari beberapa komponen atau unsur yang bekerja bersama-sama untuk mencapai Program merupakan sistem, sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling terkait dan bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dalam penelitian evaluasi penting sekali bagi peneliti untuk dapat berfikir sistemik, yaitu berpandangan bahwa program yang akan dievaluasi merupakan kumpulan dari beberapa komponen atau unsur yang bekerja bersama-sama untuk mencapai

untuk masing-masing program tidak sama, sangat tergantung dari tingkat kompleksitas program yang bersangkutan.

c. Pengertian Evaluasi Program

Menurut Fernandes (1984) pemikiran secara serius tentang evaluasi program dimulai sekitar tahun delapan puluhan. Sejak tahun 1979_an telah terjadi perkembangan sehubungan dengan evaluasi program. Makna dari evaluasi program itu sendiri mengalami proses pemantapan. Tyler (1950) mengatakan evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Definisi yang lebih diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi, Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971), mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Standford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program (Cronbach, 1982). Arikunto dan Abdul Jabar (2010)

(hlm. 17). Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pengambil keputusan belum tentu dapat direalisasikan dengan baik sesuai dengan jiwa kebijakan. Untuk mengetahui seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana yang belum tercapai serta apa penyebabnya, perlu adanya evaluasi program. Tanpa ada evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui.

Alkin dalam Sudjana (2006) mendefinisikan, Evaluasi program sebagai proses yang berkaitan dengan penyiapan

berbagai wilayah keputusan melalui pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para berbagai wilayah keputusan melalui pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para

Mugiadi dalam Sudjana upaya pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan atau proyek. Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna, dan sesuai dengan nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan

(2006: 21). Evaluasi program dapat dipahami sebagai kegiatan untuk merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Dari uraian tersebut dapat Penulis simpulkan dalam sebuah definisi sebagai berikut, Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya.

Sudjana (2006) mengemukakan batasan evaluasi program mengandung tiga unsur penting yaitu: 1) Kegiatan sistematis; mengandung makna bahwa evaluasi program dilakukan

melalui prosedur yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. 2) Data; data yang dikumpulkan, sebagai fokus evaluasi program, diperoleh melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian dengan menggunakan pendekatan, model, metode dan teknik ilmiah.

3) Pengambilan keputusan; data yang disajikan itu akan bernilai apabila menjadi masukan berharga untuk proses pengambilan keputusan tentang alternatif yang akan diambil terhadap program (hlm. 21).

2. Tujuan Evaluasi Program

Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen. adalah ingin mengetahui seberapa efektif program sudah dilaksanakan, sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui seberapa tinggi kinerja masing-masing komponen sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran proses dan

Abdul Jabar, 2010: 19)

Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program. Tujuan evaluasi berbeda-beda tergantung dari konsep atau pengertian Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program. Tujuan evaluasi berbeda-beda tergantung dari konsep atau pengertian

Hasan (2008) mengemukakan tujuan evaluasi sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan

sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.

2) Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu program serta faktor-faktor yang berkonstribusi dalam suatu lingkungan tertentu.

3) Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat

digunakan dalam upaya perbaikan program.

4) Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu program dan

pelaksanaan suatu program (hlm. 42-43).

Keempat tujuan evaluasi di atas berbeda-beda satu sama lainnya. Keempat tujuan evaluasi yang dikemukakan di atas bukanlah merupakan suatu keutuhan dan harus digunakan oleh setiap kegiatan evaluasi. Tujuan tersebut di atas terpisah, dan suatu kegiatan evaluasi dapat memilih salah satu tujan atau gabungan dari beberapa tujuan tersebut.

3. Fungsi Evaluasi Program

Scriven (1967) memformulasikan fungsi evaluasi dalam istilah formatif dan sumatif. Dia merupakan orang pertama yang mengkonseptualisasikan fungsi evaluasi dalam fungsi formatif dan fungsi sumatif. Menurut Scriven dalam Hasan (2008 pertimbangan yang berkenaan dengan upaya memperbaiki suatu program, sedangkan fungsi sumatif adalah fungsi untuk memberikan pertimbangan terhadap hasil pengembangan program (hlm. 47). Fungsi formatif ini hanya dapat dilaksanakan ketika evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan pada hasil. Informasi atau data dari hasil program dapat digunakan untuk memperbaiki proses pada waktu konstruksi maupun pada waktu implementasi program. Sebaliknya, fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika program masih berproses atau masih cair.

Tiga macam fungsi pokok evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses menurut Sudijono (2008) adalah:

2) Menunjang penyusunan rencana

3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali (hlm. 8).

4. Syarat-Syarat Evaluasi Program

Sejalan dengan pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi evaluatif memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:

a) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang

berlaku bagi penelitian pada umumnya

b) Dalam melaksanakan evaluasi peniliti harus berfikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi

c) Perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai

faktor penentu bagi keberhasilan program

d) Menggunakan standar, criteria atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan

e) Kesimpulan hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan

f) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci maka perlu adanya identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen sampai pada indicator program yang dievaluasi

g) Standar kriteria atau tolak ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian terkecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan

h) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuash rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat

Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan lainnya berbeda, tetapi maksudnya sama yaitu untuk melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Beberapa model yang populer dan banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, adalah sebagai berikut:

a) Goal Oriented Evaluation Model

Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Objek pengamatannya adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses pelaksanaan program. Model ini dikembangkan oleh Tyler.

b) Goal Free Evaluation Model

Menurut Michael Scriven dalam Arikunto dan Jabar (2010 melaksanakan evaluasi program tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi

(hlm.41). Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana program itu

bekerja dengan mengidentifikasi dari penampilan program baik yang diharapkan maupun yang sebetulnya tidak diharapkan.

Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika masing-masing tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi evaluator lupa memperhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan tersebut mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum.

Dari uraian ini jelaslah bahwa yang dimaksud dengan

hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci perkomponen.

Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan dan ketika program sudah selesai. Dalam model ini evaluator tidak terlepas dari tujuan program. Model ini menunjuk pada apa, kapan, dan tujuan evaluasi tersebut dilaksanakan.

d) Model Brinkerhoff

Setiap desain evaluasi umumnya terdiri atas elemen-elemen yang sama. Ada banyak cara menggabungkan elemen tersebut. Brinkerhoff dalam Tayibnapis (2008) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabugan elemen-elemen yang sama, seperti:

1) Fixed vs Emergent Evaluation Design. Dapatkah evaluasi dan criteria akhirnya dipertemukan? Apabila demikian apakah itu suatu keharusan?

2) Formative vs Summative Evaluation. Apakah evaluasi akan dipakai untuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat suatu program? Atau keduanya?

3) Experimental and Quasi Experimental Design vs Natural Unobtrusive Inquiry . Apakah evaluasi akan melibatkan intervensi ke dalam kegiatan program atau mencoba memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variable dipengaruhi dan sebagainya, atau hanya diamati atau keduanya? (hlm. 15).

Jawaban untuk ketiga pertanyaan tersebut mungkin tidak terlalu tepat. Namun, kategori-kategori yang dikemukakan oleh pembagian yang luas ini mencerminkan sejumlah macam evaluasi dan kontrol yang diinginkan selama proses evaluasi.

e) Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Oleh karena itu, uraian yang diberikan relative panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. Model evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) dikembangkan oleh Stufflebeam,dkk (1967) di Ohio State University . CIPP merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu:

Input evaluation : evaluasi terhadap masukan Process evaluation : evaluasi terhadap proses Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Model CIPP hanya berhenti pada output product / lulusan.

1) Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Sudjana (2006) mengenai kondisi lingkungan yang relevan, menggambarkan kondisi yang ada dan yang diinginkan dalam lingkungan, dan mengidentifikasi kebutuhan-

(hlm.

54-55). Evaluasi ini berkaitan pula dengan sistem nilai yang ada dan yang baru, menyajikan alat untuk menetapkan prioritas, serta perubahan-perubahan yang diinginkan. Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008 evaluasi membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

(hlm. 14). Ada empat pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan dengan evaluasi konteks, yaitu:

a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program?

b) Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat tercapai oleh program?

c) Tujuan pengembangan pakah yang dapat membantu mengembangkan masyarakat?

d) Tujuan-tujuan mana sajakah yang paling mudah dicapai?

2) Evaluasi Masukan

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang

(Sudjana, 2006: 55). Evaluasi ini mencakup kegiatan

identifikasi dan penilaian kemampuan sistem yang digunakan dalam program, strategi-strategi untuk mencapai tujuan-tujuan program dan rancangan implementasi strategi yang dipilih.

Pertanyaan pertanyaan yang diajukan untuk program pendidikan yang berkenaan dengan masukan, antara lain:

a) Apakah program yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada perkembangan siswa?

b) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati?

c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran?

d) Seberapa tinggi nilai kenaikan siswa setelah menerima program tersebut?

3) Evaluasi Proses

what ) kegiatan who ) orang yang ditunjuk sebagai

penanggung jawab program, kapan (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

Stufflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010) mengemukakan pertanyaan yang harus dijawab sehubungan dengan evaluasi proses ini, yaitu mengenai pelaksanaan program yang sudah sesuai dengan jadwal, kemampuan penanganan staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program, pemanfaatan secara maksimal sarana dan prasarana yang disediakan, dan hambatan-hambatan yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan keberlanjutan program (hlm. 30).

Sudjana (2006) memaparkan valuasi proses ini mendeteksi dan

memprediksi kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program dan pelaksanaannya, menyediakan data untuk keputusan dalam implementasi program, dan memelihara dokumentasi tentang prosedur yang dilakukan (hlm. 55-56). Dokumentasi tentang prosedur kegiatan pelaksanaan program akan membantu untuk kegiatan analisis akhir tentang hasil-hasil program yang telah dicapai. Lebih lanjut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008

valuasi proses valuasi proses

a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

b) Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?

c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?

d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?

4) Evaluasi Produk atau Hasil

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan. Evaluasi produk merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program. Pertanyaan pertanyaan yang dapat diajukan, antara lain:

a) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?

b) Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan?

c) Dalam hal-hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi?

d) Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam jangka panjang dengan adanya program ini? Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008) membuat pedoman kerja untuk melayani para manajer dan adsministrator menghadapi empat macam keputusan

Contect evaluation to

serve planning decision, input evaluation structuring decision, process evaluation to serve implementing decision, product evaluation to serve recycling decision (hlm. 14).

Dalam penelitian ini, Penulis memilih menggunakan model evaluasi Context Input Process, Product (CIPP). Alasan Penulis menggunakan model Dalam penelitian ini, Penulis memilih menggunakan model evaluasi Context Input Process, Product (CIPP). Alasan Penulis menggunakan model

Penjelasan beberapa ahli mengenai CIPP menjadi acuan dasar dalam penentuan indikator evaluasi program pada penelitian ini. Indikator yang dipilih sebagai indikator evaluasi dengan metode CIPP dalam penelitian ini disesuaikan dengan program yang di evaluasi. Indikator dimaksud adalah sebagaimana dalam matrix dibawah ini:

Tabel 2.1. Matrix Indikator CIPP Menurut Para Ahli

METOD

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Jabar

1. Kebutuhan yang belum terpenuhi

2. Tujuan pengembanga n yang belum tercapai

3. Tujuan termudah yang dicapai

1. Kemampuan subjek dalam menunjang program

1. Kegiatan yang dilakukan dalam program

(what)

2. Penanggung jawab program

who )

3. Waktu kegiatan

5. Pemanfaatan sarana dan prasarana

1.Ketercapaian tujuan/hasil yang ditetapkan

2.Kebutuhan yang telah terpenuhi

3. Hasil (jangka panjang) dari kegiatan program

4. Hal yang dilakukan setelah program berjalan 4. Hal yang dilakukan setelah program berjalan

dijumpai

Djudju Sudjana

1. Kondisi lingkungan

2. Kebutuhan kebutuhan yang belum terpenuhi

3. Peluang yang belum

dimanfaatkan

4. Sistem nilai

5. Penyajian alat untuk mantapkan prioritas

6. Perubahan perubahan yang diinginkan

1. Identifikasi dan penilaian kemampuan sistem

2. Strategi untuk mencapai tujuan program

3. Rancangan implementasi strategi yang dipilih

1. Kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program

2. Data yang dibutuhkan untuk keputusan implementasi program

3.Dokumentasi

tentang prosedur yang dilakukan

1. Pengaruh utama

2. Pengaruh sampingan

3. Biaya 4.Keunggulan program

Farida Yusuf Tayibnafis

1.Merencanakan

keputusan

2. Menentukan kebutuhan yang akan dicapai

3. Merumuskan

1. Sumber sumber yang ada

2. Rencana dan strategi

3. Alternatif yang diambil

1. Sejauh mana rencana diterapkan

2. Rencana apa saja yang membutuhkan revisi

1. Hasil yang dicapai

2. Hal yang dilakukan setelah program berjalan 2. Hal yang dilakukan setelah program berjalan

kerja pencapaian

Tabel. 2.2. Indikator Terpilih Dalam Evaluasi Program Model CIPP Penelitian Ini

1. Kebutuhan yang belum terpenuhi

2. Tujuan yang ingin dicapai

3. Kondisi lingkungan

1. Sumber-sumber yang ada

2. Kemampuan subjek dalam menunjang program

3. Strategi untuk mencapai tujuan program

1. Kegiatan program

2. Kemampuan penanganan

3. Pemanfaatan sarana dan prasarana

4. Kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program

1. Hal yang dilakukan setelah program berjalan

2. Pengaruh program

3. Keunggulan program

6. Pembelajaran Bilingual

a. Pengertian Bilingual

Berdasarkan Webster dictionary Hamers and Blanc (2000 Bilingual is fluency

constant . Maksudnya, Bilingual diartikan mampu atau

bisa memakai dua bahasa dengan baik, khususnya dalam pembicaraan kehidupan sehari-hari, dalam hal ini dengan menggunakan bahasa Inggris, Sedangkan bisa memakai dua bahasa dengan baik, khususnya dalam pembicaraan kehidupan sehari-hari, dalam hal ini dengan menggunakan bahasa Inggris, Sedangkan

b. Pembelajaran Bilingual

Pengajaran bilingual merupakan model penggunaan dua bahasa untuk menyampaikan materi kurikulum dengan tujuan menguatkan kompetensi siswa dalam berbahasa asing. Dengan menggunakan model ini terdapat dua hal utama yang diperoleh siswa, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan berbicara dalam dua bahasa. Belajar bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan maksud sesuai konteks lingkungan. Semakin luas lingkungan sosial, kebutuhan akan penguasaan bahasa dengan segala kompleksitasnya akan semakin bertambah pula.

Hingga saat ini telah banyak negara yang melaksanakan pengajaran bilingual. Tujuan pelaksanaan ini adalah untuk mempercepat perbaikan mutu pendidikan anak dari berbagai kelompok masyarakat sehingga secara simultan dapat mencapai kesejajaran standar nasionalnya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan bahasa. Indonesia sejak tahun pelajaran 2006/2007 telah melaksanakan model pengajaran bilingual pada pembelajaran MIPA. Hal ini sebagai wujud dari pelaksanaan kebijakan pembaharuan mutu pendidikan.

Kebijakan model pengajaran bilingual bukanlah hal baru, pada awal kemerdekaan telah dilaksanakan pengajaran bilingual, yaitu bahasa Belanda- Indonesia. Terdapat banyak model dalam pengajaran ini, di antaranya pada suatu sekolah menggunakan bahasa Inggris untuk mata pelajaran tertentu dan menggunakan bahasa ibu dalam mata pelajaran yang lain. Pada model berikutnya digunakan dua bahasa sekaligus dalam satu mata pelajaran, dimana siswa difasilitasi dengan dua orang guru. Satu orang guru sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris, sedangkan seorang yang lain sepenuhnya menggunakan bahasa ibu.

Menurut Hamers and Blanc (2000 bilingual adalah suatu

sistem pembelajaran atau pendidikan sekolah yang dalam perencanaan dan

Sesuai definisi tersebut program pembelajaran bilingual minimal menerapkan satu dari tiga kategori, yaitu:

2) Pembelajaran diberikan dalam bahasa pertama dan siswa diajarkan bahasa kedua sampai ia dapat menggunakan bahasa kedua untuk belajar.

3) Sebagian besar pembelajaran diberikan dalam bahasa kedua dan bahasa pertama diberikan pada langkah selanjutnya, bahasa pertama sebagai subyek selanjutnya atau berikutnya sebagai bahasa pengantar pembelajaran.

Dalam pembelajaran berbahasa baik lisan maupun tulisan, peserta didik perlu banyak latihan membaca dan menulis melalui pengalaman yang bermakna. Mereka juga perlu diberi kebebasan belajar dari kekeliruanya. Pendidik atau guru dalam hal ini harus memberikan waktu dan kesempatan belajar praktek untuk perkembangan baca tulis seluas-luasnya. Untuk kelancaran bahasa anak, peran guru adalah mendemonstrasikan sebagaimana membaca dan menulis.

7. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

a. Pasal 33 Ayat 3

b. Pasal 50 ayat 3

kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk

B. Kerangka Berfikir

Evaluasi program sangat bermanfaat khususnya bagi pengambil keputusan serta pihak yang terkait langsung dalam pelaksanaan program. Hasil evaluasi program dapat digunakan sebagai umpan balik dan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam melakukan evaluasi program, terdapat beberapa ragam model yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini, evaluasi program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011 / 2012 memilih menggunakan model Context, Input, Process, Product (CIPP) . Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa model CIPP merupakan model evaluasi program yang terpusat untuk pengambilan keputusan. Model CIPP ini dinilai

proses, hasil. Indikator konteks menjelaskan tentang perencanaan program yang harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum program dilaksanakan. Indikator masukan menjelaskan mengenai masukan-masukan yang akan diproses dan digunakan untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pencapaian tujuan program, berupa fasilitas yang diperlukan bagi terselenggaranya program seperti fasilitas fisik, pelatihan dan anggaran. Indikator proses menjelaskan hal yang berkaitan dengan kualitas mekanisme perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program untuk mencapai tujuan. Indikator hasil menjelaskan hasil dari proses kegiatan program yang mengambarkan efektivitas program yang didasarkan dari interaksi berbagai faktor tersebut yang saling mempengaruhi, saling membentuk, menentukan, dan terpadu menjalin kesatuan yang utuh. Berdasar hasil evaluasi dari empat indikator tersebut dapat diketahui keterkaitan antar faktor serta merupakan dasar acuan rekomendasi kebijakan terhadap pelaksanaan program.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Program Kelas Bilingual

SMPN I SELOGIRI Tahun Pelajaran 2011/2012

Evaluasi Program Bilingual dengan Model CIPP

Evaluasi Konteks

Evaluasi Produk

Hasil Evaluasi Program Kelas Bilingual SMPN I Selogiri Tahun Pelajaran 2011/2012

METODE PENELITIAN