Unit Pendukung Proses

IV.1. Unit Pendukung Proses

Utilitas merupakan unit penunjang proses produksi untuk menjamin kelangsungan proses dalam suatu pabrik. Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik metil klorida adalah :

1. Unit Pengadaan Air dan Pendingin Reaktor Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air dan pendingin untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut :

a. Air pendingin

b. Air proses

c. Air konsumsi minum dan sanitasi

d. Pendingin reaktor

2. Unit Pengadaan Udara Tekan Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi pneumatic dan untuk penyediaan udara tekan di bengkel.

3. Unit Pengadaan Steam Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk reboiler.

Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, peralatan utilitas, peralatan elektronik atau listrik, AC, maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.

5. Unit Pengadaan Bahan Bakar Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk generator.

6. Unit Pengolahan Limbah Unit ini bertugas mengolah limbah gas dari proses produksi.

7. Unit Refrigerasi Unit ini bertugas menyimpan Nitrogen cair yang diperoleh dari PT. Kaltim Daya Mandiri sebagai pendingin untuk tangki Metana.

IV.1.1. Unit Pengadaan Air dan Pendingin Reaktor

IV.1.1.1. Air Pendingin Sumber air diambil dari air tanah zone 2. Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut :

a. Air dapat diperoleh dalam jumlah besar dengan biaya murah.

b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.

c. Dapat menyerap panas per satuan volume yang tinggi.

d. Tidak terdekomposisi.

dan heat exchanger. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air pendingin :

a. Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak

b. Adanya zat besi yang dapat menimbulkan korosi

Penggunaan air pendingin akan melibatkan penggunaan cooling tower yang berfungsi untuk mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan sebagai media pendingin.

Jumlah air tanah yang digunakan Tabel IV.1 Kebutuhan air pendingin

No

Kode Alat

Alat

Kebutuhan ( kg/jam )

1. HE-05

Cooler CCl 4 ke storage

2. HE-06

Cooler CHCl 3 ke storage

3. HE-07

Cooler CH 2 Cl 2 ke storage

4. HE-08

Cooler gas keluar reaktor

Total kebutuhan air pendingin = 7402,3446 kg /jam Pengolahan air tanah Air yang berasal dari tanah biasanya sudah memenuhi persyaratan. Namun air tanah biasanya masih mengandung lumpur atau padatan serta material penyebab foaming, mengandung oksigen bebas dan asam sehingga harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Tahapan pengolahan air tanah menjadi air pendingin meliputi :

1. Pengendapan, merupakan proses mekanis untuk memisahkan padatan atau lumpur yang terdapat dalam air dengan 1. Pengendapan, merupakan proses mekanis untuk memisahkan padatan atau lumpur yang terdapat dalam air dengan

2. Penyaringan, air dilewatkan melalui sand filter (pada tangki penyaring), untuk menyaring partikel-partikel kotoran halus yang masih ada. Kemudian air tersebut ditampung dalam tangki penampungan. Di bagian ini ditambahkan fosfat untuk mencegah timbulnya kerak dan dispersant untuk mencegah terjadinya penggumpalan/pengendapan fosfat.

IV.1.1.2. Air Proses Pengolahan air proses Untuk kebutuhan air proses berasal dari air tanah. Hal yang perlu

diperhatikan dalam pengolahan air proses adalah :

a. Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak

b. Adanya zat besi yang dapat menimbulkan korosi Air proses ini digunakan untuk menyerap HCl pada absorber. Jumlah air proses yang dibutuhkan Jumlah air proses yang dibutuhkan adalah 22789,502 kg /jam atau

dengan laju alir sebesar 22,926 m 3 /jam.

Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari sumber air dalam tanah. Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor, dan perumahan. Air konsumsi dan sanitasi harus memiliki beberapa syarat, meliputi syarat fisik, kimia dan biologis sebagai berikut : - Syarat fisik

a. Suhu di bawah suhu udara luar

b. Tak berwarna

c. Tidak berbau dan tidak berasa - Syarat kimia

a. Tidak mengandung zat organik maupun anorganik

b. Tidak beracun - Syarat biologis Air tidak mengandung bakteri-bakteri terutama bakteri patogen. Jumlah air konsumsi dan sanitasi yang dibutuhkan

Kebutuhan air konsumsi dan sanitasi dapat dilihat pada tabel IV.2 Tabel IV.2 Kebutuhan air konsumsi umum dan sanitasi

No

Nama Unit

Kebutuhan ( kg/hari)

4. Hydrant /Taman

Jumlah air

739,1667 kg /jam atau dengan laju alir sebesar 0,7437 m 3 /jam

IV.1.1.4 Air Umpan Boiler Untuk kebutuhan umpan boiler, sumber air yang digunakan sama dengan air proses. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler antara lain:

a. Kandungan yang dapat menyebabkan korosi. Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan - larutan asam dan gas - gas yang terlarut.

b. Kandungan yang dapat menyebabkan kerak (scale forming). Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garam - garam karbonat dan silikat.

c. Kandungan yang dapat menyebabkan pembusaan (foaming) Air dari proses pemanasan dapat menyebabkan pembusaan karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat tidak larut dalam jumlah besar.

Jumlah air yang dibutuhkan untuk umpan boiler sebesar 2.399,5883 kg/jam. Jumlah air ini hanya pada awal start up pabrik, untuk kebutuhan selanjutnya hanya diperlukan air make up saja. Jumlah air untuk keperluan make up sebesar 320,0272 kg/jam. Sebagai cadangan ditambahkan sebanyak 20% dari kebutuhan.

Pengolahan air konsumsi dan sanitasi

Pengolahan air untuk kebutuhan konsumsi dan sanitasi merupakan unit yang terangkai dengan unit air proses. Proses pengolahan yang dilakukan meliputi proses pengendapan, flokulasi, penyaringan dan klorinasi.

Pengendapan dilakukan untuk menghilangkan padatan dengan menggunakan gaya gravitasi. Sedangkan flokulasi bertujuan untuk menghilangkan kandungan karbonat dalam air dengan menambahkan tawas dan kaporit. Flok yang terbentuk dibuang dengan cara blow down, dan sisanya yang tidak terendapkan disaring. Ke dalam air produk penyaringan selanjutnya diinjeksikan larutan kalsium hipoklorit untuk mematikan kandungan biologis air. Konsentrasi kalsium hipoklorit dijaga sekitar 0,8 - 1,0 ppm. Untuk menjaga pH air minum, ditambah

larutan Ca(OH) 2 sehingga pH-nya sekitar 6,8 - 7,0. Pemompaan air tanah

Untuk memompakan air tanah dengan jumlah di atas dan untuk mengatasi perbedaaan tekanan karena beda elevasi dan penurunan tekanan pada perpipaan, maka diperlukan jenis pompa dengan spesifikasi : Tipe

: Single Stage Centrifugal Pump

Jumlah

Kapasitas

: 283,4096 gpm

Power motor

: 1 HP

Efisiensi pompa

Efisiensi motor

Bahan konstruksi

: Commercial steel

Pipa nominal

: 6 in

ID pipa

: 6,187 in

OD pipa

: 6,625 in

Luas area inside

: 1,62 ft 2

Schedule number

Pengolahan air umpan boiler Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan

boiler meliputi :

1. Kation Exchanger

Kation exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion positif yang terlarut dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi tumpukan butir-butir resin penukar ion. Resin yang digunakan adalah

jenis C-300 dengan notasi RH 2. Adapun reaksi yang terjadi dalam kation exchanger adalah: 2NaCl + RH 2 RNa 2 + 2 HCl ............................................ (45) CaCO 3 + RH 2 RCa + H 2 CO 3 ............................................ (46) BaCl 2 + RH 2 RBa + 2 HCl ........................................... (47) jenis C-300 dengan notasi RH 2. Adapun reaksi yang terjadi dalam kation exchanger adalah: 2NaCl + RH 2 RNa 2 + 2 HCl ............................................ (45) CaCO 3 + RH 2 RCa + H 2 CO 3 ............................................ (46) BaCl 2 + RH 2 RBa + 2 HCl ........................................... (47)

2. Anion Exchanger

Alat ini berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang ada dalam air lunak. Dan resin yang digunakan adalah jenis C - 500P dengan notasi R(OH) 2 . Reaksi yang terjadi di dalam anion exchanger adalah:

R(OH) 2 + 2HCl

RCl 2 + 2H 2 O ..................... (51) R(OH) 2 + H 2 SO 4 RSO 4 + 2H 2 O ..................... (52) R(OH) 2 + H 2 CO 3 RCO 3 + 2H 2 O ..................... (53)

Pencucian resin yang sudah jenuh digunakan larutan NaOH 4%. Reaksi yang terjadi saat regenerasi adalah:

RCl 2 + 2 NaOH

R(OH) 2 + 2 NaCl .................. (54)

RSO 4 + 2 NaOH

R(OH) 2 + 2 Na 2 SO 4 ................ (55)

RCO 3 + 2 NaOH

R(OH) 2 + 2 Na 2 CO 3 ................ (56)

3. Deaerasi

Deaerasi merupakan proses penghilangan gas - gas terlarut, terutama oksigen dan karbon dioksida dengan cara pemanasan menggunakan steam. Oksigen terlarut dapat merusak baja. Gas gas ini kemudian dibuang ke atmosfer.

Unit ini berfungsi menampung air umpan boiler dengan waktu tinggal 24 jam. Ke dalam tangki ini ditambahkan bahan-bahan yang dapat mencegah korosi dan kerak, antara lain:

a. Hidrazin (N 2 H 4 )

Zat ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa gas terlarut terutama gas oksigen sehingga dapat mencegah korosi pada boiler. Adapun reaksi yang terjadi adalah:

N 2 H 4 (aq) +O 2 (g) N 2 (g) +2H 2 O (l) ........................... (57)

b. NaH 2 PO 4

Zat ini berfungsi untuk mencegah timbulnya kerak. Reaksinya :

2 NaH 2 PO 4 + 4 NaOH + 3 CaCO 3 3 Ca (PO 4 ) 2 + 3 Na 2 CO 3 +4H 2 O (Powell,1954) Skema pengolahan air yang digunakan di pabrik metil klorida dapat dilihat pada gambar berikut :

CL

PWT - 05

PWT-08 PWT-10

BU- 03

Air Rumah tangga dan Kantor

Blow Down

gas buang

Low pressure

Air pendingin

TU-06

D TU-07

BU-02 PWT-03

NaH 2 PO 4

Gambar IV.1 Skema Pengolahan Air Tanah

IV.1.1.4. Pendingin Reaktor Jenis pendingin yang digunakan pada reaktor klorinasi disini adalah Dowtherm A yang dapat dipakai pada kisaran suhu 204 o C-399 o C dengan tekanan 0-145 psig (Perry, ed.3). Kebutuhan Dowtherm A pada pabrik metil klorida ini adalah 80.000 kg /jam dengan suhu masuk reaktor 227 o

C. Setelah digunakan sebagai medium pemanas pada beberapa HE suhu Dowtherm A turun sehingga sebelum dikirim ke reaktor lagi Dowtherm A ini dipanaskan kembali dengan kondensat steam dari reboiler.

distribusi, jumlah Dowtherm A dilebihkan sebanyak 10%. Jadi jumlah Dowtherm

A yang dibutuhkan adalah sebanyak 88.000 kg /jam.

IV.1.2. Unit Pengadaan Udara Tekan

Kebutuhan udara tekan untuk perancangan pabrik metil klorida ini diperkirakan sebesar 100 m 3 /jam dengan tekanan 59,7 psia dan suhu

30 o

C. Alat untuk menyediakan udara tekan berupa kompresor yang dilengkapi dengan dryer yang berisi silica gel untuk menyerap kandungan air sampai diperoleh kandungan air maksimal 84 ppm.

Kompresor yang dibutuhkan Kapasitas

: 100 m 3 /jam

Tekanan suction

: 14,7 psia

Tekanan discharge : 59,7 psia Suhu udara

: 30° C

Jenis

: Single Stage Reciprocating Compressor

Efisiensi

: 80%

Daya kompresor

IV.1.3. Unit Pengadaan Steam

Steam yang diproduksi pada prarancangan pabrik metil klorida ini digunakan sebagai media pemanas pada HE-08. Untuk memenuhi kebutuhan steam digunakan 1 buah boiler. Steam yang dihasilkan dari

tekanan 3,6 atm. Jumlah steam yang dibutuhkan sebesar 1443,40 kg/jam. Untuk menjaga kemungkinan kebocoran steam pada saat distribusi dan make up blowdown pada boiler maka, jumlah steam dilebihkan sebanyak 20 %. Jadi jumlah steam yang dibutuhkan adalah 1732,08 kg/jam . Perancangan boiler : Dirancang untuk memenuhi kebutuhan steam Steam yang dihasilkan : T

= 284 °F

= 52,4 psia

Untuk tekanan < 200 psia, digunakan boiler jenis fire tube boiler. Menentukan luas penampang perpindahan panas Daya yang diperlukan boiler untuk menghasilkan steam dihitung dengan persamaan :

Dengan :

ms

= massa steam yang dihasilkan (lb/jam)

h = entalpi steam pada P dan T tertentu (BTU/lbm)

hf = entalpi umpan (BTU/lbm) dimana : ms = 4233,1918 lb/jam

h = 921,7549 BTU/lbm

Umpan air terdiri dari 20 % make up water dan 80 % kondensat. Make up water adalah air pada suhu 35 °C dan kondensat pada suhu 140 °C.

h ms h

Daya

Jadi daya yang dibutuhkan adalah sebesar = 89,35 HP

ditentukan luas bidang pemanasan = 12 ft 2 /HP

Total heating surface = 1.072,16 ft 2 Perhitungan kapasitas boiler Q

= ms (h hf) = 4.233,19 (921,7549 215,2195) = 2.990.900,0730 BTU/jam

Kebutuhan bahan bakar Bahan bakar yang digunakan adalah gas purging metana Heating value (HV)

= 1030 BTU /ft 3

Densitas

= 0,042 lb /ft 3

Jumlah bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan panas yang ada sebanyak 126,599 kg/jam.

Spesifikasi boiler yang dibutuhkan :

: Memenuhi kebutuhan steam

Jenis

: Fire tube boiler

Jumlah

: 1 buah

Tekanan steam

: 14,70 psia (1 atm)

Suhu steam

: 284 o

F (140 o C)

Efisiensi

Bahan bakar

: Gas purging metana

IV.1.4. Unit Pengadaan Listrik

Kebutuhan tenaga listrik di pabrik metil klorida ini dipenuhi oleh PLN dan generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung secara kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik dengan pertimbangan :

1. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar

2. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan dengan transformer . Kebutuhan listrik di pabrik ini antara lain terdiri dari :

1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas

2. Listrik untuk penerangan

3. Listrik untuk AC

4. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

IV.1.4.1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas

Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan air dapat dilihat pada Tabel IV.3

Nama Alat

Jumlah

HP

Total HP

Jadi jumlah listrik yang dikonsumsi untuk keperluan proses dan utilitas sebesar 73,44 HP. Diperkirakan kebutuhan listrik untuk alat yang tidak terdiskripsikan sebesar ± 10 % dari total kebutuhan. Maka total kebutuhan listrik adalah 80,78 HP atau sebesar 59,41 kW.

Untuk menentukan besarnya tenaga listrik digunakan persamaan :

dengan : L

: Lumen per outlet

a : Luas area, ft 2

F : foot candle yang diperlukan (Tabel 13 Perry 6 th ed)

: Koefisien utilitas (Tabel 16 Perry 6 th ed)

D : Efisiensi lampu (Tabel 16 Perry 6 th ed) Tabel IV.4 Jumlah Lumen berdasarkan luas bangunan

Bangunan

Luas, m 2

Luas, ft 2 F U

D Lumen Pos keamanan 1

0,75 205026,87 Pos keamanan 1

0,75 547980,89 Gedung Pertemuan 2437,5

0,75 1083426,28 Perpustakaan & Diklat

0,75 1480037,68 Ruang kontrol

0,75 486504,43 Area Tangki

0,75 548748,37 Pengolahan Limbah

0,75 26987163,63 Area perluasan

Jumlah lumen : untuk penerangan dalam ruangan

= 4.540.6225,73 lumen untuk penerangan bagian luar ruangan

= 31.614.100,05 lumen Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu fluorescent

40 Watt dimana satu buah lampu instant starting daylight 40 W mempunyai 1.920 lumen (Tabel 18 Perry 6 th ed.). Jadi jumlah lampu dalam ruangan

= 4.540.6225,73 / 1.920 = 23.650 buah

Watt, dimana lumen output tiap lampu adalah 3.000 lumen (Perry 6 th ed., 1994). Jadi jumlah lampu luar ruangan = 31.614.100,05 / 3.000

= 10.539 buah

Total daya penerangan = ( 40 W x 23.650 + 100 W x 10.539 ) = 1.999.900 W = 2.000 kW

IV.1.4.3 Listrik untuk AC

Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar 15.000 Watt atau 15 kW

IV.1.4.4 Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar 15.000 Watt atau 15kW. Tabel IV.5 Total kebutuhan listrik pabrik

No. Kebutuhan Listrik Tenaga listrik, kW

Listrik untuk keperluan proses dan utilitas Listrik untuk keperluan penerangan Listrik untuk AC Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

2089,31 Generator yang digunakan sebagai cadangan sumber listrik

mempunyai efisiensi 90%, sehingga generator yang disiapkan harus mempunyai output sebesar 2110,41 kW.

Dipilih menggunakan generator dengan daya 20 kW, sehingga masih tersedia cadangan daya sebesar 89,59 kW. Jumlah kebutuhan listrik sebesar ini disuplai oleh PLN. Jika diasumsikan kapasitas generator 90% dari kapasitas total sehingga Dipilih menggunakan generator dengan daya 20 kW, sehingga masih tersedia cadangan daya sebesar 89,59 kW. Jumlah kebutuhan listrik sebesar ini disuplai oleh PLN. Jika diasumsikan kapasitas generator 90% dari kapasitas total sehingga

: AC Generator

Kapasitas : 20 kW Tegangan : 220 /360 volt Efisiensi

Bahan bakar : purge metana

IV.1.5. Unit Pengadaan Bahan Bakar

Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada generator. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah purge metana yang diperoleh dari hasil atas separator-

02. Pemilihan bahan bakar cair tersebut didasarkan pada alasan :

1. Mudah didapat

2. Mengurangi polusi udara

3. Mudah dalam penyimpanan Sifat fisik solar adalah sebagai berikut : Heating value

: 1030 BTU /ft 3

Spesific gravity

: 0,042 lb /ft 3

Kebutuhan bahan bakar Untuk generator = 216907,62 ft 3

Limbah yang dihasilkan dari pabrik metil klorida dapat diklasifikasi :

1. Bahan buangan cair

2. Bahan buangan padatan

3. Bahan buangan gas

Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya :

1. Pengolahan bahan buangan cair

Limbah cair yang dihasilkan pada pabrik metil klorida hanya berupa air sanitasi karena tidak dihasilkan limbah cair dari proses produksi. Pada pengolahan limbah cair, semua limbah cair yang berasal dari limbah domestik diolah di dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecuali limbah oli bekas yang akan ditampung untuk dikirim ke badan yang berwenang. Limbah cair sebelum masuk ke IPAL dilewatkan melalui bak ekualisasi untuk menyamakan beban dalam pengolahan dengan jalan melakukan pengadukan pada limbah sehingga menjadi homogen, dari bak ekualisasi limbah masuk ke bak netralisasi untuk menetralkan pH agar tidak mengganggu lingkungan dan mempermudah proses pengendapan pada bak sedimentasi. Penetralan pH dilakukan

dengan jalan penambahan Na 2 CO 3 /H 2 SO 4 , setelah netral limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk mengendapkan kandungan solid yang terdapat di dalamnya dengan bantuan koagulan.

menggunakan media penyaring berbutir seperti kerikil, pasir, dan juga ditambahkan karbon aktif untuk menghilangkan bau. Limbah kemudian dimasukkan ke dalam bak Bio Control untuk menguji apakah limbah tersebut sudah benar benar tidak mencemari lingkungan. Pengujian dilakukan dengan memasukkan ikan ke dalam bak Bio Control, bila ikan tersebut tetap hidup normal maka proses pengolahan air limbah dapat dikatakan berhasil dan air yang dihasilkan selanjutnya akan dibuang ke badan penerima air baik di selokan, ataupun di laut.

Gambar IV.2 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Bak Ekualisasi

Bak Netralisasi

Bak Sedimentasi

Filtrasi

Bak Bio

Drying Bed

Badan Penerima Air

Air Buangan

cairan

padatan

Limbah padat yang dihasilkan pada pabrik metil klorida berasal dari limbah domestik dan IPAL. Limbah domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti kertas dan plastik, sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah yang berasal dari IPAL dipendam di dalam tanah yang dindingnya dilapisi dengan clay (tanah liat) agar bila limbah yang dipendam termasuk berbahaya tidak menyebar ke lingkungan sekitarnya.

3. Pengolahan limbah gas

Limbah gas berasal dari hasil pembakaran bahan bakar boiler berupa CO 2 dan H 2 O, serta gas buang dari deaerator. Gas tersebut dibuang ke udara melalui stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan, banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimalisasi dengan jalan melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin mesin produksi sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi pencemaran udara. Unit ini bertugas mengolah limbah yang dihasilkan dari proses produksi agar tidak membahayakan lingkungan hidup.

Kebutuhan refrigerasi untuk perancangan pabrik metil klorida ini sebesar 1001,17 kg/jam. Refrigerant yang digunakan adalah Nitrogen cair yang diperoleh dari PT. Kaltim Daya Mandiri.

Spesifikasi tangki penyimpan Nitrogen cair

Jenis

: Spherical tank

Volume tangki

: -248,4° C

Diameter tangki

: 18,13 m

Tebal tangki