Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Tingkat Kemekaran terhadap Mutu Minyak Atsiri Bunga Sedfap Malam Kultivar Tunggal (Polianthes tuberos var. Gracilis)

PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN
TINGKA T KEMEKARAN TERHADAP MUTU MINYAK ATSIRI
BUNGA SEDAP MALAM KULTIVAR TUNGGAL
(Polianthes tuberos val'. Gracilis)

Oleh

RIZA NOPALAS
F 31.0726

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

RIZA NOPALAS. F 31. 0726. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Tingkat Kemekaran
Terhadap Mutu Minyak Atsiri Bunga Sedap Malanl kultivar Tunggal (Polianthes
tuberos var Gracilis). Di bawah bimbingan Hj. Tatit K. Bunasor dan Imam Muhadjir.

RINGKASAN
Ekspor minyak atsiri Indonesia masih relatif kecil, bila dilihat dari total

ekspor non migas. Dari data BPS 1997, nilai ekspor minyak atsiri mencapai US$
89.203.869 dari total ekspor non migas US$ 41.821 juta. Rendahnya nilai ekspor
min yak atsiri disebabkan komoditas minyak atsiri yang dikembangkan masih
terbatas. Padahal dari 150-200 species tanaman yang dapat menghasilkan minyak
atsiri, sekitar 40 species terdapat di Indonesia. Ekspor minyak atsiri Indonesia pada
tahun 1997 sebanyak 18 komoditi (BPS, 1997)
Bunga sedap malam, selain dapat digunakan sebagai bunga potong dapat pula
digunakan sebagai sumber zat pewangi untuk parfum yang bemilai ekonomis tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi minyak atsiri dari bunga sedap malam
kultivar tunggal (Polianthes tuberos var Gracilis) menggunakan metode ekstraksi
dengan pelarut organik (hexan), dimana faktor yang dikaji meliputi tingkat
kemekaran bunga (0-25 %,25-50 %, 50-75 % dan 75-100 %) dan waktu ekstraksi
(malam dan siang hari). Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komposisi komponen kimiawi yang terkandung dalam minyak atsiri bunga sedap
malam kultivar tunggal.
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan proses. Proses pertama bunga
diekstrak dengan hexan menghasilkan concrete. Dan proses kedua, concrete
dilarutkan dalam alkohol untuk mendapatkan absolute yang merupakan biang
parfum.
Penelitian ini menggwlakan metode ekstraksi dengan pelarut organik hexan.

Parameter analisis yang dikaji meliputi rendemen concrete, rendemen absolute,
indeks bias, analisis kromatografi gas dan analisis kromatografi gas-MS. Hasil
penelitian diolah menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua kali
ulangan.
Dari hasil pengujian rendemen concrete, perlakuan dengan tingkat kemekaran
75-100 % dan waktu ekstraksi malam hari memberikan hasil yang tertinggi yaitu
0.3062 %. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa rendemen concrete
antara perlakuan yang satu dengan yang lain tidak menunjukkan beda nyata pada
tingkat kepercayaan 95 %. Perlakuan yang menghasilkan rendemen concrete yang
tinggi belum tentu menghasilkan absolute yang tinggi, karena dalam concrete
terkandung hexan yang sulit dipisahkan pada suhu 35°C, tekanan 550 mmHg.
Perlakuan yang memberikan rendemen absolute tertinggi adalah perlakuan
tingkat kemekaran bunga 50-75 % dan waktu ekstraksi malam hari dengan rendemen
sebesar 0.0747 %. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan hasil yang berbeda
nyata pada tingkat kepercayaan 95 %.

Indeks bias bunga sedap malam hasil ekstraksi tidak berbeda nyata pada
tingkat kepercayaan 95 % dengan nilai berkisar antara 1.4502 - 1.4747. Hasil yang
tidak berbeda nyata ini menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan memiliki struktur
dan komposisi kimia hampir sama.

Analisis kromatografi gas bertujuan untuk menentukan kadar komposisi
kimiawi minyak atsiri bunga sedap malam. Standar yang digunakan adalah indo I,
farnesol, benzil alkohol, benzil benzoat, eugenol, geraniol, nerol dan metil antranilat.
Minyak bunga sedap malam dari perlakuan tingkat kemekaran bunga 50-75 % dengan
waktu ekstraksi malam hari menghasilkan total kadar komponen tertinggi yaitu
sebesar 46.2630 %. Sedangkan perlakuan tingkat kemekaran 0-25 % dengan waktu
ekstraksi siang hari menghasilkan total kadar komponen terendah yaitu sebesar
17.8744 %.
Analisis kromatografi gas - MS dilakukan untuk sampeI yang memberikan
hasil terbaik pada analisis kromatografi gas. SampeI yang diuji adalah perlakuan
dengan tingkat kemekaran 50-75 % , ekstraksi malam hari. Analisis kromatografi gas
- MS ini bertujuan untuk mengetahui seluruh komponen kimiawi yang terdapat
dalam minyak atsiri bunga sedap malam. Dari hasil uji ini didapatkan bahwa dalam
minyak atsiri sedap malam terdapat sekitar 116 komponen yang dapat digolongkan
ke dalam senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon-O.

PENGARUH W AKTU EKSTRAKSI DAN TINGKAT KEMEKARAN
TERHADAP MUTU MINYAKATSIRI BUNGA SEDAP MALAM KULTIVAR
TUNGGAL (Polialttlzes tuberos var Gracilis)


SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada Jurusan Tekuologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

OIeh
RIZA NOPALAS
F 31.0726

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN
TINGKA T KEMEKARAN TERHADAP MUTU MINYAK ATSIRI
BUNGA SEDAP MALAM KULTIVAR TUNGGAL
(Polianthes tuberos val'. Gracilis)


Oleh

RIZA NOPALAS
F 31.0726

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

RIZA NOPALAS. F 31. 0726. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Tingkat Kemekaran
Terhadap Mutu Minyak Atsiri Bunga Sedap Malanl kultivar Tunggal (Polianthes
tuberos var Gracilis). Di bawah bimbingan Hj. Tatit K. Bunasor dan Imam Muhadjir.

RINGKASAN
Ekspor minyak atsiri Indonesia masih relatif kecil, bila dilihat dari total
ekspor non migas. Dari data BPS 1997, nilai ekspor minyak atsiri mencapai US$
89.203.869 dari total ekspor non migas US$ 41.821 juta. Rendahnya nilai ekspor
min yak atsiri disebabkan komoditas minyak atsiri yang dikembangkan masih

terbatas. Padahal dari 150-200 species tanaman yang dapat menghasilkan minyak
atsiri, sekitar 40 species terdapat di Indonesia. Ekspor minyak atsiri Indonesia pada
tahun 1997 sebanyak 18 komoditi (BPS, 1997)
Bunga sedap malam, selain dapat digunakan sebagai bunga potong dapat pula
digunakan sebagai sumber zat pewangi untuk parfum yang bemilai ekonomis tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi minyak atsiri dari bunga sedap malam
kultivar tunggal (Polianthes tuberos var Gracilis) menggunakan metode ekstraksi
dengan pelarut organik (hexan), dimana faktor yang dikaji meliputi tingkat
kemekaran bunga (0-25 %,25-50 %, 50-75 % dan 75-100 %) dan waktu ekstraksi
(malam dan siang hari). Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
komposisi komponen kimiawi yang terkandung dalam minyak atsiri bunga sedap
malam kultivar tunggal.
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan proses. Proses pertama bunga
diekstrak dengan hexan menghasilkan concrete. Dan proses kedua, concrete
dilarutkan dalam alkohol untuk mendapatkan absolute yang merupakan biang
parfum.
Penelitian ini menggwlakan metode ekstraksi dengan pelarut organik hexan.
Parameter analisis yang dikaji meliputi rendemen concrete, rendemen absolute,
indeks bias, analisis kromatografi gas dan analisis kromatografi gas-MS. Hasil
penelitian diolah menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua kali

ulangan.
Dari hasil pengujian rendemen concrete, perlakuan dengan tingkat kemekaran
75-100 % dan waktu ekstraksi malam hari memberikan hasil yang tertinggi yaitu
0.3062 %. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa rendemen concrete
antara perlakuan yang satu dengan yang lain tidak menunjukkan beda nyata pada
tingkat kepercayaan 95 %. Perlakuan yang menghasilkan rendemen concrete yang
tinggi belum tentu menghasilkan absolute yang tinggi, karena dalam concrete
terkandung hexan yang sulit dipisahkan pada suhu 35°C, tekanan 550 mmHg.
Perlakuan yang memberikan rendemen absolute tertinggi adalah perlakuan
tingkat kemekaran bunga 50-75 % dan waktu ekstraksi malam hari dengan rendemen
sebesar 0.0747 %. Dari hasil analisis keragaman menunjukkan hasil yang berbeda
nyata pada tingkat kepercayaan 95 %.

Indeks bias bunga sedap malam hasil ekstraksi tidak berbeda nyata pada
tingkat kepercayaan 95 % dengan nilai berkisar antara 1.4502 - 1.4747. Hasil yang
tidak berbeda nyata ini menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan memiliki struktur
dan komposisi kimia hampir sama.
Analisis kromatografi gas bertujuan untuk menentukan kadar komposisi
kimiawi minyak atsiri bunga sedap malam. Standar yang digunakan adalah indo I,
farnesol, benzil alkohol, benzil benzoat, eugenol, geraniol, nerol dan metil antranilat.

Minyak bunga sedap malam dari perlakuan tingkat kemekaran bunga 50-75 % dengan
waktu ekstraksi malam hari menghasilkan total kadar komponen tertinggi yaitu
sebesar 46.2630 %. Sedangkan perlakuan tingkat kemekaran 0-25 % dengan waktu
ekstraksi siang hari menghasilkan total kadar komponen terendah yaitu sebesar
17.8744 %.
Analisis kromatografi gas - MS dilakukan untuk sampeI yang memberikan
hasil terbaik pada analisis kromatografi gas. SampeI yang diuji adalah perlakuan
dengan tingkat kemekaran 50-75 % , ekstraksi malam hari. Analisis kromatografi gas
- MS ini bertujuan untuk mengetahui seluruh komponen kimiawi yang terdapat
dalam minyak atsiri bunga sedap malam. Dari hasil uji ini didapatkan bahwa dalam
minyak atsiri sedap malam terdapat sekitar 116 komponen yang dapat digolongkan
ke dalam senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon-O.

PENGARUH W AKTU EKSTRAKSI DAN TINGKAT KEMEKARAN
TERHADAP MUTU MINYAKATSIRI BUNGA SEDAP MALAM KULTIVAR
TUNGGAL (Polialttlzes tuberos var Gracilis)

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian

pada Jurusan Tekuologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

OIeh
RIZA NOPALAS
F 31.0726

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR