Kajian Proses Produski Minyak Atsiri Bunga Sedap Malam Tunggal (Polianthes tuberose var glacilis) dengan Metoda Enfleurasi

:f1l{;0
I ")cJq

D2 C'j

KAJIAN PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI

BUNGA

SEDAP MALAM TUNGGAL (Polianthes tuberose var gracilis)
DENGAN METODA ENFLEURASI

Oleh:

MUTIA SURYANI

F03495069

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

MUTIA SURYANI (F03495069). Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga
Sedap Malam Tunggal (Polianthes tuberose var gracilis) Dengan Metoda Enjleurasi
di bawah bimbingan Illah Sailah dan Sunarmani.

RINGKASAN

Minyak atsiri merupakan salah satu produk agroindustri yang prospektif
untuk dikembangkan. Bunga sedap malam banyak dibudidayakan di Indonesia dan
selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bunga potong. Bunga ini terutama yang
bermahkota tunggal memiliki bau wangi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
jenis lainnya sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber minyak
atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman ini banyak digunakan sebagai
bahan baku pewangi parfum bermutu tinggi.
Minyak sedap malam dapat diekstraksi dengan proses enjleurasi yaitu proses
pengambilan minyak atsiri dengan menggunakan lemak sebagai adsorben. Lemak
terbaik yang digunakan pada proses ini adalah satu bagian lemak sapi dan dua bagian
lemak babi. Agar proses enjleurasi dapat diterapkan di Indonesia yang penduduknya
mayoritas muslim maka penelitian ini bertujuan untuk mendapat jenis lemak lain

sebagai pengadsorbsi dan menentukan frekuensi pergantian bunga yang optimal
untuk menghasilkan rendemen dan mutu minyak sedap malam tunggal yang baik.
Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu karakterisasi sifat
fisikokimia (titik cair, bilangan asam dan bilangan iod) dan proses pemurnian
(netralisasi, pemucatan dan deodorisasi) lemak dan minyak yang akan digunakan
dalam pembuatan lemak sebagai adsorben; pembuatan lemak dari percampuran
antat'a lemak sapi dan minyak nabati (minyak kelapa sawit, wijen dan biji bunga
matahari) yang masing-masing dibuat dengan perbandingan 20:80; 30:70; 40:60;
50:50; 60:40 dan dilanjutkan analisis sifat fisikokimia (titik cair, bilangan asam,
bilangan iod); sortasi bunga sedap malatll (kesegaran), proses enjleurasi
menggunakan Fat Blend, Snow White dan lemak memenuhi syarat yang telah
ditentukan pada tahap sebelumnya, proses ekstraksi minyak sedap malam dan analisis
sifat fisikokimia (rendemen, indeks bias, analisa dengan kromatografi gas) serta uji
organoleptik.
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian pembuatan lemak
sebagai adsorben adalah rancangatl blok acak lengkap menggunakan dua kali
ulangan. Sebagai blok adalah jenis minyak (minyak kelapa sawit, wijen dan biji
bunga matahari) dan sebagai perlakuan adalah perbandingan konsentrasi lemak sapi
dan minyak (20:80; 30:70; 40:60; 50:50; 60:40). Sedangkan rancangan acak lengkap
faktorial digunakan pada proses enjleurasi, terdiri dari dua faktor yaitu jenis lemak

adsorben (3 jenis campuran lemak sapi dan minyak yang diperoleh pada tahap
sebelulfUlya, fat blend dan snow white) dan fi-ekuensi pergantian bunga (satu kali dan
dua kali) dengan menggunakan dua kali ulangan.

Perbandingan lemak dan minyak yang dipilih sebagai adsorben adalah 60:40
untuk masing-masing jenis minyak. Lemak tersebut memiliki konsistensi sedang,
bilangan asam rendah dan titik cair tinggi bila dibandingkan dengan fat blend dan
snow white. Rendemen minyak sedap malam yang diperoleh tidak berbeda untnk
Snow white dengan dua kali pergantian bunga memberikan
setiap jenis lemak.
rendemen minyak sedap malam teliinggi yaitu 0.72 % dan terendah ada pada minyak
sedap malam hasil dari campuran lemak sapi dan minyak biji bunga matahari dengan
dua kali pergantian bunga yaitu 0.52 %.
Indeks bias minyak sedap malam berbeda nyata uutuk setiap perlakuan.
Minyak sedap malam dengan indeks bias tertinggi ada pada interaksi campuran
lemak sapi dan minyak biji bunga matahari yang mengalami dua kali pergantian
bunga yaitu 1.4646 sedangkan terendah ada pada minyak sedap malam yang
dihasilkan oleh campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan dua kali
pergantian bunga yaitu 1.4530.
J enis lemak dan pergantian bunga yang digunakan pada proses enfleurasi

memberikan hasil yang berbeda terhadap total kadar komponen minyak sedap
malam. Pada analisa ini digunakan delapan buah standar yaitu asam butirat, nerol,
geraniol, benzil alkohol, eugenol, metil salisilat, famesol dan metiI antranilat.
Campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan dua kaIi pergantian bunga
menghasilkan minyak sedap malam yang mengandung total kadar komponen
teliinggi yaitu 12.80 %. Sedangkan total kadar komponen terendah ada pada minyak
sedap malam yang diserap oleh campuran lemak sapi dan minyak biji bunga matahari
dengan satu kaIi pergantian bunga yaitn 1.68 %.
Uji organoleptik minyak sedap malam dengan parameter wama, bau wangi
dan kesukaan memberikan hasil yang berbeda nyata untuk setiap perlakuan. Minyak
sedap malam yang diserap oleh fat blend dan snow white lebih disukai oleh panelis
bila dibandingkan dengan minyak sedap malam yang diserap oleh lemak dengan
komposisi aitematif. Hal ini disebabkan masih terdapatnya bau dan warna lemak sapi
dan minyak yang mencemari bau wangi dan wama minyak sedap malam yang
diperoleh.
Berdasarkan ranking terhadap parameter yang diteliti maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan
perbandingan 60 : 40 memberikan hasil yang baik terhadap mutu minyak sedap
malam yang diperoleh, walaupun wama dan bau wangi minyak sedap malam kurang
diterima oleh panelis. Apabila yang ingin ditonjolkan adalah bau wangi minyak

sedap malam maIm penggunaan fat blend dan snow white sebagai lemak pengganti
dalam proses enfleurasi dapat direkomendasikan

KAJIAN PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI
BUNGA SEDAP MALAM TUNGGAL(Polianthes tuberose var gracilis)
DENGAN METODA ENFLEURASI

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh:

MUTIA SURYANI

F03495069


1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

:f1l{;0
I ")cJq

D2 C'j

KAJIAN PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI

BUNGA

SEDAP MALAM TUNGGAL (Polianthes tuberose var gracilis)
DENGAN METODA ENFLEURASI

Oleh:

MUTIA SURYANI


F03495069

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

MUTIA SURYANI (F03495069). Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga
Sedap Malam Tunggal (Polianthes tuberose var gracilis) Dengan Metoda Enjleurasi
di bawah bimbingan Illah Sailah dan Sunarmani.

RINGKASAN

Minyak atsiri merupakan salah satu produk agroindustri yang prospektif
untuk dikembangkan. Bunga sedap malam banyak dibudidayakan di Indonesia dan
selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bunga potong. Bunga ini terutama yang
bermahkota tunggal memiliki bau wangi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
jenis lainnya sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber minyak
atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman ini banyak digunakan sebagai

bahan baku pewangi parfum bermutu tinggi.
Minyak sedap malam dapat diekstraksi dengan proses enjleurasi yaitu proses
pengambilan minyak atsiri dengan menggunakan lemak sebagai adsorben. Lemak
terbaik yang digunakan pada proses ini adalah satu bagian lemak sapi dan dua bagian
lemak babi. Agar proses enjleurasi dapat diterapkan di Indonesia yang penduduknya
mayoritas muslim maka penelitian ini bertujuan untuk mendapat jenis lemak lain
sebagai pengadsorbsi dan menentukan frekuensi pergantian bunga yang optimal
untuk menghasilkan rendemen dan mutu minyak sedap malam tunggal yang baik.
Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu karakterisasi sifat
fisikokimia (titik cair, bilangan asam dan bilangan iod) dan proses pemurnian
(netralisasi, pemucatan dan deodorisasi) lemak dan minyak yang akan digunakan
dalam pembuatan lemak sebagai adsorben; pembuatan lemak dari percampuran
antat'a lemak sapi dan minyak nabati (minyak kelapa sawit, wijen dan biji bunga
matahari) yang masing-masing dibuat dengan perbandingan 20:80; 30:70; 40:60;
50:50; 60:40 dan dilanjutkan analisis sifat fisikokimia (titik cair, bilangan asam,
bilangan iod); sortasi bunga sedap malatll (kesegaran), proses enjleurasi
menggunakan Fat Blend, Snow White dan lemak memenuhi syarat yang telah
ditentukan pada tahap sebelumnya, proses ekstraksi minyak sedap malam dan analisis
sifat fisikokimia (rendemen, indeks bias, analisa dengan kromatografi gas) serta uji
organoleptik.

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian pembuatan lemak
sebagai adsorben adalah rancangatl blok acak lengkap menggunakan dua kali
ulangan. Sebagai blok adalah jenis minyak (minyak kelapa sawit, wijen dan biji
bunga matahari) dan sebagai perlakuan adalah perbandingan konsentrasi lemak sapi
dan minyak (20:80; 30:70; 40:60; 50:50; 60:40). Sedangkan rancangan acak lengkap
faktorial digunakan pada proses enjleurasi, terdiri dari dua faktor yaitu jenis lemak
adsorben (3 jenis campuran lemak sapi dan minyak yang diperoleh pada tahap
sebelulfUlya, fat blend dan snow white) dan fi-ekuensi pergantian bunga (satu kali dan
dua kali) dengan menggunakan dua kali ulangan.

Perbandingan lemak dan minyak yang dipilih sebagai adsorben adalah 60:40
untuk masing-masing jenis minyak. Lemak tersebut memiliki konsistensi sedang,
bilangan asam rendah dan titik cair tinggi bila dibandingkan dengan fat blend dan
snow white. Rendemen minyak sedap malam yang diperoleh tidak berbeda untnk
Snow white dengan dua kali pergantian bunga memberikan
setiap jenis lemak.
rendemen minyak sedap malam teliinggi yaitu 0.72 % dan terendah ada pada minyak
sedap malam hasil dari campuran lemak sapi dan minyak biji bunga matahari dengan
dua kali pergantian bunga yaitu 0.52 %.
Indeks bias minyak sedap malam berbeda nyata uutuk setiap perlakuan.

Minyak sedap malam dengan indeks bias tertinggi ada pada interaksi campuran
lemak sapi dan minyak biji bunga matahari yang mengalami dua kali pergantian
bunga yaitu 1.4646 sedangkan terendah ada pada minyak sedap malam yang
dihasilkan oleh campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan dua kali
pergantian bunga yaitu 1.4530.
J enis lemak dan pergantian bunga yang digunakan pada proses enfleurasi
memberikan hasil yang berbeda terhadap total kadar komponen minyak sedap
malam. Pada analisa ini digunakan delapan buah standar yaitu asam butirat, nerol,
geraniol, benzil alkohol, eugenol, metil salisilat, famesol dan metiI antranilat.
Campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan dua kaIi pergantian bunga
menghasilkan minyak sedap malam yang mengandung total kadar komponen
teliinggi yaitu 12.80 %. Sedangkan total kadar komponen terendah ada pada minyak
sedap malam yang diserap oleh campuran lemak sapi dan minyak biji bunga matahari
dengan satu kaIi pergantian bunga yaitn 1.68 %.
Uji organoleptik minyak sedap malam dengan parameter wama, bau wangi
dan kesukaan memberikan hasil yang berbeda nyata untuk setiap perlakuan. Minyak
sedap malam yang diserap oleh fat blend dan snow white lebih disukai oleh panelis
bila dibandingkan dengan minyak sedap malam yang diserap oleh lemak dengan
komposisi aitematif. Hal ini disebabkan masih terdapatnya bau dan warna lemak sapi
dan minyak yang mencemari bau wangi dan wama minyak sedap malam yang

diperoleh.
Berdasarkan ranking terhadap parameter yang diteliti maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan campuran lemak sapi dan minyak kelapa sawit dengan
perbandingan 60 : 40 memberikan hasil yang baik terhadap mutu minyak sedap
malam yang diperoleh, walaupun wama dan bau wangi minyak sedap malam kurang
diterima oleh panelis. Apabila yang ingin ditonjolkan adalah bau wangi minyak
sedap malam maIm penggunaan fat blend dan snow white sebagai lemak pengganti
dalam proses enfleurasi dapat direkomendasikan

KAJIAN PROSES PRODUKSI MINYAK ATSIRI
BUNGA SEDAP MALAM TUNGGAL(Polianthes tuberose var gracilis)
DENGAN METODA ENFLEURASI

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh:

MUTIA SURYANI

F03495069

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR