Disamping gejala kulit dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat
persyarafan. Pada susunan saraf tepi jarang timbul kelainan motorik tetapi pada susunan saraf pusat kelainan ini lebih sering karena struktur ganglion kranialis memungkinan hal
tersebut. Hiperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas. Kelainan pada muka sering disebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus atas nervus
fasialis dan otikus Arif, 2000. Herpes zoster oftalmikus disebabkan oleh infeksi cabang-cabang pertana nervus
trigeminus. Sehingga menimbulkan kelainan pada mata, disamping itu juga cabang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah persyarafannya. Sindrom Ramsay
Hunt diakibatkan oleh gangguan nervus fasalis dan otikus sehingga menyebabkan pengelihatan ganda paralisis otot muka Paralisis Bell, kelainan kulit yang sesuai dengan
tingkat persyarafan, tinnitus vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, dan gangguan pengecapan. Herpes zoster abortif artinya penyakit ini berlangsnug dalam
waktu yang singkat dan kelainan kulit hanya berupa vesikel dan eritema. Pada Herpes Zoster generalisata kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit
yang menyebar secara generalisa berupa vesikel yang solitar dan ada umbilikasi. Nauralgia pasca laterpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas
penyembuhan. Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun- tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Hal ini cenderung dijumpai pada usia lebih
dari 40 tahun Arif, 2000.
G. Komplikasi http:hidayat2.wordpress.com
1. Sikatriks 2. Neuralgia pascaherpetik
H. Cara penularan
Terjadi setelah kita mengalami cacar air, jika orang yang sudah menderita cacar air b.d cairan dari lepuhan HZ kita akan tertular HZ, namun kita yang belum menderita
cacar air, dapat terinfeksi HZ mengembangkan cacar air. Jadi kita yang belum terinfeksi harus menghindari hubungan dengan ruam HZ.HZ dapat juga ditularkan
5
melalui udara masuk mukosa
saluran pernafasan bagian atas http: www.lenterabiru.com.
I. Jenis-jenis herpes zoster
Menurut daerah penyerangannya di kenal 6 lokasi Hrahap, 2000 : 1. Herpes zoster oftalmika : menyerang dahi dan sekitar mata.
2. Herpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lengan. 3. Herpes zoster torakalis : menyerang dada dan perut.
4. Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan paha. 5. Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan genetalia.
6. Herpes zoster otikum : menyerang telinga. Gangguan pada nervus fasialis dan otikus dapat menimbulkan sindrom Ramsay-Hunt dengan gejala paralisis otot-otot muka
Bell,s palsy, tinnitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan nausea. Bentuk-bentuk lain herpes zoster Harahap, 2000 :
1. Herpes zoster hemoragika : vesikula-vesikulanya tampak berwarna merah kehitaman karena berisi darah.
2. Herpes zoster abortivum : penyakit berlangsung ringan dalam waktu yang singkat dan erupsinya hanya berupa eritema dan papula kecil.
3. Herpes zoster generalista : kelainan kulit yang unilateral dan segmental disertai kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikula dengan umbilikasi.
Kasus ini terutama terjadi pada orang tua atau pada orang yang kondisi fisiknya sangat lemah, misalnya pada penderita limfoma maligna.
J. Pencegahan
Pencegahan penyakit herpes zoster seharusnya mencakup pencegahan infeksi laten dan pencegahan reaktivasi virus yang laten tersebut. Terapi sampai sekarang belum
ditemukan cara untuk pencegahan tersebut Harahap, 2000.
K. Pengobatan 1. Terapi sistemik hanya bersifat simtomatik, misalnya pemberian analgetika untuk
mengurangi neuralgia. Dapat pula ditambahkan neurotropik : vitamin B1, B6 dan
B12. Antibiotika diberikan bila ada infeksi sekunder. 2. Lokal : diberi bedak. Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi rasa tidak
enak dan mengeringkan lesi vesikuler.
6
3. IDU 5-40 dalam 100 DMSO dimetilsulfoksid dipakai secara topical. 4. Pemberian secara oral prednisone 30 mg per hari atau triamsinolon 48 mg sehari akan
memperpendek masa neuralgia pasca herpetika, terutama pada orang tua dan seyogyanya sudah diberikan sejak awal timbulnya erupsi.
5. Pengobatan dengan imunomodulator, seperti isoprinosin, dan antivirus seperti
interferon dapat pula dipertimbangkan.
6. Asiklovir zovirax 5x200 mg sehari selama 5hari kemungkinan dapat memperpendek
dan memperingan penyakit ini Harahap, 2000.
L. Pemeriksaan penunjang
Tzanck’s smear dan punch biopsy: adanya sel raksasa berinti banyak dan sel epitel mangandung badan inklusi eosinofilik, yang tidak terdapat pada lesi yang lain, kecuali
virus herpes simpleks. Isolasi virus: cairan vesikel, darah, cairan serebrospinalis, jaringan terinfeksi, antigen VVZ http:hidayat2.wordpress.com.
M. Penatalaksanaan