Tinjauan Pustaka 2
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Sudetan Kalitidu
16 Dalam keadaan sesungguhnya, kebanyakan tidak sesederhana
sebagaimana uraian di atas, akan tetapi merupakan perpaduan dari ketiga tipe tersebut. Suyono Sosrodarsono, “Perbaikan dan Pengaturan Sungai”
a b c
Gambar 2.4.
Daerah Aliran Sungai dan Pola Susunan Anak – Anak Sungainya
2.3.2. Perilaku Sungai
Dengan terjadinya perubahan kemiringan yang mendadak pada saat alur sungai ke luar dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran yang lebih
landai, maka pada lokasi ini terjadi proses pengendapan yang sangat intensif yang menyebabkan mudah berubahnya alur sungai. Pada lokasi tersebut sungai bertambah
lebar dan dangkal, erosi dasar sungai tidak lagi dapat terjadi, bahkan sebaliknya terjadi pengendapan yang sangat intensif. Dasar sungai secara terus menerus naik,
dan sedimen yang hanyut terbawa arus banjir, bersama dengan luapan air banjir tersebar dan mengendap secara luas membentuk dataran alluvial. Pada daerah dataran
yang rata alur sungai tidak stabil dan apabila sungai mulai membelok, maka terjadilah erosi pada tebing belokan luar yang berlangsung secara intensif, sehingga
terbentuklah meander seperti yang tertera pada Gambar 2.5.
Tinjauan Pustaka 2
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Sudetan Kalitidu
17
Gambar 2.5. Meander Sungai yang mengalami penyudetan secara alami
Meander semacam ini umumnya terjadi pada ruas–ruas sungai di dataran rendah dan apabila proses meander berlangsung terus, maka pada akhirnya terjadi
sudetan alam pada dua belokan luar yang sudah sangat dekat dan terbentuklah sebuah danau.Suyono Sosrodarsono, “Perbaikan dan Pengaturan Sungai”
2.3.3. Regim Aliran Sungai
Regim sungai merupakan suatu kondisi sungai yang tetap dalam jangka waktu panjang sehingga apabila terjadi perubahan membutuhkan proses dan waktu
yang panjang pula. Regim sungai ini dipengaruhi oleh karakteristik curah hujan, limpasan, kondisi debit, tinggi muka air dan kandungan sedimen. Hal–hal tersebut
merupakan suatu pegangan didalam perencanaan persungaian.
a.
Karakteristik Curah Hujan Data-data curah hujan didapatkan melalui stasiun pengukur curah
hujan. Melalui data curah hujan ini dapat diketahui karakteristik curah hujan yang dinyatakan dalam bentuk curah hujan perjam, harian dan tahunan.
Dari data yang dicatat oleh alat–alat ukur curah hujan tersebut dapat diketahui curah hujan rata–rata diseluruh daerah yang diwakili oleh masing–
Sungai Meander
Sudetan alam
Tinjauan Pustaka 2
Laporan Tugas Akhir Perencanaan Sudetan Kalitidu
18 masing stasiun tersebut, yaitu dengan menggunakan metode perhitungan
rata-rata aljabar, metode Thiessen, diagram isohiet dan sebagainya.
b. Limpasan