Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama (Studi Kasus: Poster Film Drama Hollywood Dan Film Drama Indonesia)
KEMIRIPAN VISUAL DESAIN POSTER FILM DRAMA
(Studi Kasus: Poster Film Drama Hollywood dan Film Drama Indonesia )
DK 38315/Skripsi Semester II/2011-2012
Oleh:
Anisa Eka Pratiwi 51908191
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
Abstract
VISUAL SIMILARITY OF DRAMA MOVIE POSTER DESIGN
(Case Study: Drama Movie Posters from Hollywood and Drama Movie Posters from Indonesia)
by:
Anisa Eka Pratiwi 51908191
Study Programee of Visual Communication Design
Movie is a mass media communication used as a means of entertainment. Movie drama is one of the main genres in motion pictures; the idea of the story is usually taken from the real story in everyday life. Movie posters have visual elements that illustration, typography, color, and layout, which is functioning as elemenst that describes the content of the Movie's story. But lately, the visual similarity is found in some Hollywood drama movie posters and Indonesia.
This study uses similarity, the methods of research to see and compare the elements that are similar. Matters to be discussed in this study include some visual elements that form of illustration, typography, color, and layout used in of Hollywood drama movie posters and Indonesia drama movie posters in 2000 to 2011.
The results are there are similarity in some visual elements in the drama movie posters that are discussed in the final chapter so that it can be concluded that the posters of Hollywood and Indonesia dramas in period 2000 to 2011, have similarities in the use of visual design elements. Forms of visual similarity can be proved from the analysis of visual similarity of the elements above.
(3)
Abstrak
KEMIRIPAN VISUAL DESAIN POSTER FILM DRAMA
(Studi Kasus: Poster Film Drama Hollywood dan Film Drama Indonesia )
Oleh:
Anisa Eka Pratiwi 51908191
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Film merupakan suatu media komunikasi massa dan digunakan sebagai sarana hiburan. Film drama adalah salah satu genre utama dalam film, yang ide ceritanya biasanya diambil dari kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Poster film memiliki elemen-elemen visual yaitu ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak, dimana semuanya berfungsi sebagai elemen yang menggambarkan isi cerita film tersebut. Namun akhir-akhir ini, ditemukan kemiripan visual pada beberapa poster film drama Hollywood dan Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode similarity, yaitu metode penelitian melihat serta membandingkan elemen-elemen yang sifatnya similar atau mirip. Hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi beberapa elemen visual yaitu berupa ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak yang digunakan dalam poster film drama Hollywood dan Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2011.
Hasil penelitian berupa pembahasan beberapa elemen visual pada poster-poster film drama yang dibahas pada bab akhir sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa poster-poster film drama Hollywood dan Indonesia periode tahun 2000 sampai dengan 2011, memiliki kemiripan dalam penggunaan desain elemen visualnya. Bentuk kemiripan visualnya dapat dibuktikan dari hasil analisa kemiripan visual dari elemen-elemen diatas.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehinggakarya tulis skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi berisi tentang uraian penelitian berjudul ‘Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama’, dengan studi kasus: beberapa Poster film Drama Hollywood dan Drama Indonesia, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak sehingga karya tulis skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual dan para pembaca pada umumnya, sebagai bahan pembelajaran yang berguna.
Bandung, 10 Juli 2012
(5)
DAFTAR ISI Abstrak Abstract
Kata Pengantar ……….………...………... i
Daftar Isi ………...………...………... ii
Daftar Gambar …….…………...………...………... vi
Daftar Tabel ... vii
Glosarium ...viii
BAB I PENDAHULUAN………..………... 1
I.1 Latar Belakang Masalah ………...1
I.2 Identifikasi Masalah ...………... 3
I.3 Rumusan Masalah ………...3
I.4 Batasan Masalah ………... 3
I.5 Metode Penelitian ………... 4
I.5.1Pendekatan dan Jenis Penelitian ...4
I.5.2 Sumber Data... 4
I.6 Tujuan Penelitian ………... 5
I.7 Manfaat Penelitian ………... 5
I.8 Sistematika Penulisan ………... 5
BAB II TINJAUAN FILM DAN POSTER FILM SERTA ELEMEN VISUAL PADA MEDIA POSTER……...………….…. 8
II.1 Tinjauan Umum Film ...8
II.1.1 Pengertian Film... 8
II.1.2 Sejarah Perfilman di Dunia...8
II.1.3 Jenis Film... 10
II.2 Tinjauan Umum Poster ... 20
II.2.1 Pengertian Poster ... 20
II.2.2 Prinsip Desain Poster ...21
II.2.3 Jenis-jenis Poster ... 23
II.3 Tinjauan Umum Poster Film ...30
II.3.1 Pengertian Poster Film ... 30
(6)
II.3.3 Deskripsi Umum Poster Film ... 32
II.4 Elemen Visual Poster Film ... 33
II.4.1 Ilustrasi ... 33
II.4.2 Tipografi ... 34
II.4.1 Warna ... 37
II.4.1 Tata Letak ... 40
II.5 Silimarity / Kemiripan ... 41
BAB III PEMAPARAN POSTER FILM DRAMA……...……. 42
III.1 Film Closer………...42
3.1.1 Data Film...………...42
3.1.2 Sinopsis Film Closer……….……... 42
3.1.3 Pemaparan Poster Film Closer…...………...…45
III.2 Film Rasa………...…... 46
3.2.1 Data Film ………...…46
3.2.2 Sinopsis Film Rasa………..……... 46
3.2.3 Pemaparan Poster Film Rasa ... 48
III.3 Film Pride and Prejudice………... 49
3.3.1 Data Film ………... 49
3.3.2 Sinopsis Film Pride and Prejudice………..……... 49
3.23.3 Pemaparan Poster Film Pride and Prejudice ... 51
III.4 Film Selamanya………... 52
3.4.1 Data Film ………...… 52
3.4.2 Sinopsis Film Selamanya………..……... 52
3.4.3 Pemaparan Poster Film Selamanya ...53
III.5 Film The Time Traveler’s Wife………...… 54
3.5.1 Data Film ………...…54
3.5.2 Sinopsis Film The Time Traveler’s Wife………..……... 54
3.5.3 Pemaparan Poster Film The Time Traveler’s Wife ...56
III.6 Film Belum Cukup Umur………...….... 57
3.6.1 Data Film ………...…57
3.6.2 Sinopsis Film Belum Cukup Umur………..……...57
(7)
BAB IV ELEMEN VISUAL POSTER FILM DRAMA... 59 IV.1 Elemen Ilustrasi Poster Film Drama ... 59
IV.1.1 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film Closer dan Rasa ... 60 IV.1.2 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film Pride and Prejudice dan
Selamanya ... 61 IV.1.3 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film The Time Traveler’s Wife dan
Belum Cukup Umur ... 62 IV.2 Elemen Tipografi Poster Film Drama ... 65 IV.2.1 Elemen Tipografi Pada Poster Film Closer dan Rasa ... 66 IV.2.2 Elemen Tipografi Pada Poster Film Pride and Prejudice dan
Selamanya ... 68 IV.2.3 Elemen Tipografi Pada Poster Film The Time Traveler’s Wife
dan Belum Cukup Umur ... 70 IV.3 Elemen Warna Poster Film Drama ... 72 IV.3.1 Elemen Warna Pada Poster Film Closer dan Rasa ... 73 IV.3.2 Elemen Warna Pada Poster Film Pride and Prejudice dan
Selamanya ... 74 IV.3.3 Elemen Warna Pada Poster Film The Time Traveler’s Wife dan
Belum Cukup Umur ... 75 IV.4 Elemen Tata Letak Poster Film Drama ... 76 IV.4.1 Elemen Tata Letak Pada Poster Film Closer dan Rasa ... 77 IV.4.2 Elemen Tata Letak Pada Poster Film Pride and Prejudice dan
Selamanya ... 79 IV.4.3 Elemen Tata Letak Pada Poster Film The Time Traveler’s Wife
dan Belum Cukup Umur ... 81
BAB V KESIMPULAN ……… 82
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1.1 Poster film Mission Impossible Ghost Protocol ... 11
Gambar II.1.2 Poster film Journey 2 – The Mysterious Island ... 11
Gambar II.1.3 Poster film The Muppets ... 12
Gambar II.1.4 Poster film Goodfellas ... 13
Gambar II.1.5 Poster film Love Happens ... 13
Gambar II.1.6 Poster film Centurion ... 14
Gambar II.1.7 Poster film Drag Me To Hell ... 15
Gambar II.1.8 Poster film Burlesque ... 15
Gambar II.1.9 Poster film Avatar ... 16
Gambar II.1.10 Poster film Pearl Harbour ... 17
Gambar II.1.11 Poster film Brokeback Mountain ... 17
Gambar II.1.12 Poster film Madagascar 2 ... 18
Gambar II.1.12 Poster film An Inconvenient Truth ... 18
Gambar II.1.13 Poster film Under Our Skin ... 19
Gambar II.2.1 Poster acara Tari Tradisional ...21
Gambar II.2.2 Poster film Cinta 2 Hati ... 22
Gambar II.2.3 Contoh alur baca ... 22
Gambar II.2.4 Poster propaganda Amerika Serikat... 24
Gambar II.2.5 Poster kampanye Pemilu milik Presiden Obama ... 24
Gambar II.2.6 Contoh poster pencarian buronan di Amerika ... 25
Gambar II.2.7 Poster seorang artis Korea dari majalah Elle ... 25
Gambar II.2.8 Poster film Memoirs of Geisha ... 26
Gambar II.2.9 Poster promosi komik Detective Conan ...26
Gambar II.2.10 Poster motivasi diri ... 27
Gambar II.2.11 Poster kegiatan ilmiah ... 27
Gambar II.2.12 Poster buah-buahan ... 28
Gambar II.2.13 Potongan Poster The Birth of Venus ... 28
Gambar II.2.14 Poster Kampanye Lingkungan ... 29
(9)
Gambar II.3.1 Poster Teaser film New Moon ... 31
Gambar II.3.2 Character Poster tokoh utama dalam film New Moon ... 31
Gambar II.3.2 Poster Internasional film New Moon... 32
Gambar III.1 Theatrical Poster film Closer ... 45
Gambar III.2 Trailer Poster film Rasa ... 48
Gambar III.3 Poster film Pride and Prejudice ... 51
Gambar III.4 Poster film Selamanya ... 53
Gambar III.5 Poster film The Time Traveler’s Wife ... 56
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1.1 Analisa Ilustrasi Poster film Closer dan Rasa ... 60 Tabel IV.1.2 Analisa Ilustrasi poster film Pride and Prejudice
dan Selamanya ... 61 Tabel IV.1.1 Analisa Ilustrasi poster film The Time Traveler’s Wife dan
Belum Cukup Umur ... 63 Tabel IV.2.1 Analisa Tipografi Poster film Closer dan Rasa ... 66 Tabel IV.2.2 Analisa Tipografi poster film Pride and Prejudice
dan Selamanya ... 68 Tabel IV.2.3 Analisa Tipografiposter film The Time Traveler’s Wife dan
Belum Cukup Umur ... 70 Tabel IV.3.1 Analisa Warna Poster film Closer dan Rasa ... 73 Tabel IV.3.2 Analisa Warna poster film Pride and Prejudice
dan Selamanya ... 74 Tabel IV.3.3 Analisa Warnaposter film The Time Traveler’s Wife dan
Belum Cukup Umur ... 75 Tabel IV.4.1 Analisa Tata Letak Poster film Closer dan Rasa ... 77 Tabel IV.4.2 Analisa Tata Letak poster film Pride and Prejudice
dan Selamanya ... 79 Tabel IV.4.3 Analisa Tata Letakposter film The Time Traveler’s Wife dan
(11)
GLOSARIUM
Aksentuasi: pengutamaan; penitikberatan; penekanan
Alignment: proses mensejajarkan dua baris atau lebih kalimat / objek Budget: anggaran dana yang disiapkan untuk suatu kegiatan CGI: computer-generated imagery; aplikasi komputer grafis
secara lebih khusus, grafis komputer 3 dimensi (3D) untuk efek khusus pada film
Credit title: daftar nama kru pembuat film
Genre: genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama (khas) seperti setting, isi, dan subyek cerita, tema, struktur cerita, aksi, atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter
Portrait: potret, gambar atau lukisan (orang), bentuk sebuah gambar atau berkas yang memanjang dari atas ke bawah
Sound track: musik / lagu yang digunakan sebagai latar suara pada sebuah film
Splash: unsur visual dalam media cetak yang memperkuat sarana promosi, dengan tampilan yang mencolok dan mengejutkan.
Stroke: garis pada badan huruf
Tagline: slogan yang menegaskan isi sebuah filmatau citra produk pada sebuah iklan
Trailer (movie/poster): sebuah iklan atau video promosi yang dibuat dari potongan adegan penting dari sebuah film yang baru/ belum dirilis
Trend: sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
Trademark: merk dagang oleh perorangan, organisasi, atau badan hukum lainya untuk membedakan satu sama lain serta melindungi kepemilikan
(12)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
Film adalah salah satu bentuk media komunikasi dengan cakupan massa yang luas. Biasanya, film digunakan sebagai sarana hiburan yang cukup digemari masyarakat. Dunia perfilman lahir ketika film pertama kali diputar pada tanggal 23 Desember 1895 di Perancis, namun industri perfilman di Indonesia sendiri baru muncul pada tahun 1926 dengan dibuatnya film pertama berisi dongeng Sunda Loetoeng Kasaroeng.
Pada saat sebuah industri perfilman membuat satu judul film, hal yang tak terlewatkan adalah membuat poster. Poster (Kusrianto, 2007: 338) adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara massal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar diatas kertas untuk ditujukkan kepada khalayak, berisi gambar ilustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa teks maupun memuat logo perusahaan terlibat dalam produksi film tersebut. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan pendidikan, acara hiburan, even-even tertentu, maupun sebagai alat propaganda. Namun banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun hiasan.
Poster merupakan salah satu bagian seni grafis yang memiliki gaya, aliran, maupun trend tersendiri yang tidak lepas dari suatu zaman. Nyaris semua film di dunia pasti memiliki satu jenis poster sebagai media promosinya. Bahkan jika film tersebut memiliki budget besar serta popularitasnya cukup tinggi, akan ada beberapa jenis poster yang dibuat untuk mempromosikan satu judul film. Industri film sangat memanfaatkan poster untuk mempopulerkan film-fimnya. Hingga kini, poster film dibuat menggunakan teknologi dan profesionalisme yang sangat tinggi.
Poster bisa disebut sebagai media utama dalam promosi film. Sebagian orang yang datang mengunjungi bioskop untuk menonton sebuah film belum tentu menonton video trailer film tersebut, maka keberadaan poster film sangat berpengaruh disini dalam hal membangun kesan film tersebut, sehingga
(13)
ketertarikan seseorang terhadap sebuah film dapat tumbuh ketika melihat posternya.
Maka dari itu, untuk membuat sebuah konsep desain poster film memerlukan riset dan pemahaman mendalam seperti mempelajari kebiasaan para calon penonton film tersebut. Hal tersebut penting untuk dilakukan karena sebuah poster tersebut ternyata akan memberikan efek terhadap calon penonton. Poster itu sendiri bahkan secara tidak langsung menjelaskan atau menggambarkan sebuah isi film secara singkat dan jelas, yang digambarkan oleh elemen-elemen visual poster. Jadi matangnya konsep dan desain sebuah poster film ternyata berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah film yang siap ditayangkan.
Dewasa ini, ditemukan beberapa poster film Indonesia yang desain visualnya mirip dengan poster film asing yang lebih dulu rilis. Film asing tersebut biasanya berasal dari negara-negara yang aktif membuat film yang menarik dan dirilis hampir ke seluruh negara, beberapa diantaranya adalah: Amerika Serikat (Hollywood), India (Bollywood), Korea, dan negara lainnya. Beberapa genre film yang desain posternya banyak ditiru adalah film yang banyak diproduksi serta paling digemari masyarakat, yaitu film drama dan horor. Namun yang paling banyak ditemukan kemiripannya adalah poster film drama Hollywood demham poster film drama Indonesia.
Film drama merupakan genre film yang digemari hampir semua kalangan karena alur ceritanya yang menarik dan mudah dimengerti serta tidak terlalu banyak menggunakan efek khusus. Film drama merupakan genre film paling luas karena memiliki banyak subgenre film yang merupakan gabungan dari genre film lain, seperti contoh drama romantis, drama komedi, drama sci-fi,dan sebagainya. Film drama produksi Hollywood sudah sangat terkenal diseluruh dunia karena isi cerita, teknik pembuatan, serta efek visual yang dibuat dengan kualitas tinggi. Sehingga tidak diragukan kepopulerannya meski banyak sekali judul-judul film baru dari genre lainnya yang dirilis setiap bulannya.
Film yang desain posternya ditiru biasanya merupakan film yang sukses di pasaran, seperti contoh film yang diangkat dari kisah nyata ataupun novel, film yang mendapat nominasi dan penghargaan dari ajang-ajang bergengsi, sampai film yang pendapatannya jauh lebih besar daripada anggaran produksinya.
(14)
Film-film tersebut bukan merupakan film yang sangat populer di Indonesia, beberapa diantaranya bahkan tidak diputar di bioskop dalam negeri. Namun dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang amat canggih, sehingga masyarakat Indonesia masih bisa menikmati ataupun setidaknya mengenal film-film tersebut. Hal itu ditunjang dengan penggunaan internet yang aksesnya semakin mudah dan cepat, serta proses pendistribusian film berupa file digital VCD / DVD baik yang orisinil maupun yang bajakan.
Penggunaan elemen visual pada poster film khususnya drama menjadi salah satu cara untuk menaikkan popularitas film yang meniru. Banyak orang yang masih beranggapan bahwa sesuatu yang mirip adalah sesuatu yang hampir sama, seperti dalam teori Similarity (dikutip Azhie, 2008) dalam ilmu desain yang mengungkapkan bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu objek yang sama dan saling memiliki. Meskipun sebenarnya dari segi kualitas dan isi cerita film tersebut tidak sama.
Hal yang paling menonjol dalam kemiripan visual desain poster tersebut adalah penggunaan elemen visual berupa nuansa warna, ilustrasi, tipografi dan tata letak yang konsep dan penggambarannya hampir serupa. Beberapa bagian dibuat sedikit berbeda, agar poster tersebut tidak terlihat sama persis dengan yang asli. Penggunaan kemiripan pada elemen visual desain poster diatas membentuk pola-pola yang dapat menentukan tingkat kemiripan poster peniru dengan poster yang lebih dulu dirilis, sehingga terlihat jelas bentuk kemiripan poster film tersebut sebenarnya.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari penjelasan yang telah diungkapkan, berikut adalah permasalahan yang teridentifikasi:
Terdapat kemiripan visual poster film asing yang dominan buatan Hollywood dengan poster film Indonesia
Kemiripan visual desain poster film paling dominan ditemukan pada poster film bergenre drama yang memiliki banyak subgenre
Kemiripan visual yang digunakan berupa elemen visual meliputi ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak yang penggambarannya hampir serupa
(15)
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat dikemukakan suatu perumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana bentuk ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak sebuah poster film drama Indonesia yang memiliki kemiripan desain dengan poster film Hollywood?
I.4 Batasan Masalah
Pembahasan mengenai kemiripan visual poster film Indonesia dengan poster film Hollywood dibatasi pada poster film bergenre drama yang dibuat pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2011. Film drama dipilih karena film tersebut merupakan film yang memiliki banyak subgenre serta menjadi film yang paling banyak digemari masyarakat. Beberapa contoh jenis film yang posternya memiliki kemiripan desain dibatasi pada poster film drama, yaitu:
Film Closer dari Hollywood dan film Rasa dari Indonesia
Film Pride and Prejudice dari Hollywood dan film Selamanya dari Indonesia
Film The Time Traveler’s Wive dari Hollywood dan film Belum Cukup Umur dari Indonesia
Beberapa film diatas dipilih berdasarkan tingkat kemiripan pada elemen visualnya, yaitu menggunakan elemen visual seperti bentuk ilustrasi, jenis tipografi, komposisi warna, hingga tata letak yang hampir serupa sehingga hal tersebut menjadi menarik untuk dikaji tingkat kemiripannya berdasarkan teori-teori yang ada.
I.5 Metode Penelitian
I.5.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian deskriptif dengan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Menurut Maman (2002:3) metode penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan objek penelitian yang tengah berlangsung pada saat studi. Penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus yang merupakan
(16)
penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, dimana tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan. Metode ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.
Dalam proses pengolahan data membahas similarity dari elemen visual yang digunakan pada poster film drama, yang merupakan salah satu bagian dari teori Gestalt. Teori similarity (dikutip Azhie, 2008) mengungkapkan bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu objek yang sama dan saling memiliki. Dalam kasus ini, kesamaan yang terlihat dalam poster film drama yang menjadi objek penelitian adalah penggunaan kemiripan elemen visual.
I.5.2 Sumber Data
Berikut sumber data yang diperoleh pada penelitian kali ini: Studi pustaka
Yaitu menggunakan berbagai referensi atau mengacu pada permasalahan melalui media cetak seperti buku, koran, dan jurnal, sebagai landasan teori serta pelengkap penulisan skripsi. Buku yang digunakan antara lain: Pengantar Desain Komunikasi Visual oleh Andi Kusrianto yang memuat jenis-jenis poster, serta buku A to Z About Indonesian film yang memuat selintas tentang sejarah perfilman Indonesia. Beberapa buku karangan Surianto Rustan juga digunakan dalam penelitian elemen visual pada objek penelitian.
Dokumentasi
Data yang diambil berupa gambar dari poster film tersebut, baik yang diambil secara langsung menggunakan kamera, maupun gambar yang didapat dari sumber pustaka. Pencarian lainnya yaitu dengan menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat pencarian tertentu pada server-server yang tersambung dengan internet
(17)
yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Dalam penelitian ini data berupa poster film buatan produsen asing dan produsen Indonesia diperoleh melalui situs internet.
I.6 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui bentuk beberapa elemen visual yang digunakan dalam poster film drama.
b. Mengetahui kemiripan pada elemen visual dari desain poster film drama tersebut, serta membandingkannya dengan desain poster film yang lebih dulu dirilis. Sehingga didapat bukti kemiripan dari pembedahan elemen visual tersebut.
I.7 Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis
Manfaat dari penelitian adalah untuk dapat memberikan tambahan pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh pada saat kuliah di Universitas Komputer Indonesia, yaitu sebagai pengembangan wacana dan wawasan ilmu desain komunikasi visual khususnya terhadap analisa elemen visual berupa ilustrasi, warna, tipografi, serta tata letak yang digunakan dalam poster film drama. Menganalisa sebuah poster film merupakan sebuah alternatif dari cara belajar dan mendalami ilmu Desain Komunikasi Visual. Maka dari itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi teoritis bagi pengembangan studi elemen visual, khususnya yang digunakan pada objek penelitian diatas.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai salah satu tulisan yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para penikmat film di Indonesia mengenai bentuk kemiripan visual pada beberapa poster film drama Indonesia dengan poster film drama Hollywood yang lebih dulu dirilis. Sehingga para penikmat film bisa membedakan setiap jenis elemen visual yang digunakan dalam pembuatan poster-poster tersebut serta dapat
(18)
membandingkan konsep penggambarannya dengan isi film sebenarnya yang akan atau telah dinikmati, serta kualitas film-film tersebut.
I.8 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN
Penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah berdasarkan fenomena yang terjadi. Pembatasan masalah untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan, yaitu poster film drama yang beredar di bioskop periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2011. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat penelitian yang diperuntukkan bagi kemajuan Universitas Komputer Indonesia, terutama di bidang Desain Komunikasi Visual, dan untuk mengetahui serta menginformasikan pola penggunaan kemiripan desain elemen dari poster. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan data yang disusun secara deskriptif, juga sistematika penulisan laporan penelitian agar dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami.
BAB II. TINJAUAN POSTER FILM DAN ELEMEN VISUAL PADA MEDIA POSTER
Teori-teori yang menyangkut dengan media poster secara umum serta teori yang dapat yang diulas berdasarkan sumber data yang benar sebagai landasan teori. Seperti pengertian sinematografi-film, jenis film, pengertian film drama, subgenre film drama dan perkembangan film nasional. Pada media poster dijelaskan pengertian poster, jenis poster, pengertian poster film dan elemen-elemen visual poster film, yaitu ilustrasi, tipografi, tata letak, dan warna.
BAB III. POSTER FILM DRAMA
Pada bab ini dijelaskan mengenai data film berupa sutradara, penulis naskah, produser, pemain, studio produksi, negara asal, pendanaan, serta nominasi dan penghargaan yang diraih film tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan penulisan sinopsis film dan pemaparan yang terdiri dari ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak dari poster yang dibahas.
(19)
BAB IV. TINJAUAN KEMIRIPAN ELEMEN VISUAL POSTER FILM DRAMA
Tentang laporan penelitian yang dilakukan. Menjelaskan tentang analisis elemen poster film asing dan film Indonesia bergenre drama lalu mengaitkannya dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode similarity terhadap unsur visual poster film yang akan dibahas yaitu ilustrasi, tipografi, warna, dan tata letak. Salah satu contohnya adalah prinsip pokok tipografi legibility dan readability.
BAB V. KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan laporan ini, menyangkut hasil pengamatan terhadap proses penelitian secara spesifik. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil analisa data-data yang diungkap dalam Bab 2 dan 3, kemudian di uraikan di Bab 4 menggunakan metode yang sudah ditentukan sehingga diperoleh data yang sesuai untuk masing-masing objek penelitian.
(20)
BAB II
FILM DAN POSTER FILM SERTA ELEMEN VISUAL PADA MEDIA POSTER
II.1 Tinjauan Umum Film II.1.1 Pengertian Film
Pengertian secara harfiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = graph (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, maka harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai dengan perkembangan teknologi).
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik, dan lain-lain.
II.1.2 Sejarah Perfilman di Dunia
Sejarah film sebenarnya sama tuanya dengan penemuan perangkat fotografi. Namun ternyata, sejarah gambar bergerak yang pertama muncul di dunia justru muncul bukan di Hollywood, yang merupakan produsen film terbesar saat ini. Sejarah perfilman dunia (seperti dikutip Imanjaya, 2006), dimulai dalam kisah sebagai berikut:
Ketika Lumiere bersaudara melakukan pemutaran kali pertama di depan publik pada 28 Desember 1895, di Cafe de Paris, Prancis. Ada beberapa film buatan Lumiere yang diputar pada pertunjukan pertama itu, yaitu film tentang pekerja di pabriknya, kedatangan kereta api di Stasiun La Ciotat, bayi yang sedang makan siang dan
(21)
kapal-kapal yang meninggalkan pelabuhan. Salah satu kejadian unik, yaitu saat dipertunjukkan lokomotif yang kelihatannya menuju ke arah penonton, banyak yang lari ke bawah bangku. Itulah awal sejarah
‘gambar idoep’, nama yang melekat sampai 1940-an untuk film.
Di Indonesia, sejarah ‘gambar idoep’ muncul lima tahun berikutnya.
Yaitu pada 1900, dilihat dari sejumlah iklan di surat kabar masa itu. Pada masa itu penonton pria dan wanita dipisah. Pertunjukan dengan pembagian kelas-kelas yang kini sudah dihilangkan bioskop kelompok 21, mengikuti pola pertunjukan Komedi Stamboel dan Opera Melayu. Film-film yang diputar, yang kini disebut film ‘tempo doeloe’, banyak mengambil cerita dari panggung pertunjukan. Mulai dari hikayat-hikayat, seperti Djoela-Djoeli Bintang Tiga, sampai cerita-cerita realistis seperti Nyai Dasima.
Tahun 1926 merupakan tahun bersejarah bagi perfilman Indonesia. Dengan dibuatnya film cerita pertama dongeng Sunda Loetoeng Kasaroeng. Pembuatan film ini mendapat dukungan dan bantuan besar dari Bupati Bandung, Wiranatakusumah V. Dorongan bupati ini berasal dari hasratnya untuk mengembangkan kesenian Sunda.
Setahun kemudian (1927) Java Film menggarap film kedua ‘Eulis
Atjih’, sebuah drama rumah tangga modern, bukan lagi cerita
dongeng.
Di Amerika, sejak 1926 sudah dimulai film bicara. Film Hollywood pertama yang percakapan pemainnya bersuara adalah The Jazz Singer. Penonton Indonesia baru bisa menyaksikan keajaiban itu akhir 1929-awal 1930. Pada masa awal film bersuara di Indonesia, perekaman dialog maupun musik pengiring dilakukan langsung pada saat pengambilan gambar, persis seperti jalur suara yang terdapat pada film sekarang. Indonesia baru bisa membuat film bicara pertama pada 1932. Kemudian disusul Indonesia Malaise keluaran studio Halimoen Film.
Perkembangan dunia perfilman kini sudah sepenuhnya dipegang oleh Hollywood, yang memproduksi 600 judul film baru per tahun. Disusul oleh film produksi Korea yang mulai merambah pasar dalam negeri. Namun perkembangan film Indonesia pun tidak bisa dipandang sebelah mata, karena sekarang produksi film Indonesia pun meningkat hingga lebih dari 100 judul per tahun.
(22)
II.1.3 Jenis Film a.Film Feature
Film feature adalah film yang umum ditayangkan di bioskop-bioskop. Film jenis ini biasanya memiliki durasi kurang lebih satu atau satu setengah jam dan menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah yang berdasar pada hal nyata tetapi dimainkan /diperankan oleh seorang aktor.
Film feature sendiri terdiri dari beberapa genre: Action (aksi/laga)
Film action adalah film dengan anggaran besar, banyak adegan stunts (berbahaya), tentang penyelamatan, pertempuran, bencana (banjir, ledakan, bencana alam, kebakaran, dan lain-lain), gerakan non-stop dengan ritme yang spektakuler, juga petualangan 'pria baik' sebagai pahlawan berjuang melawan 'orang jahat' - semua yang dirancang untuk merangsang antusiasme penonton. Termasuk mata-mata / spionase seri fantasi James Bond serta film seni bela diri. Sub-genre utama dalam film ini yang saat ini sedang marak diproduksi adalah film tentang bencana alam.
Gambar II.1.1 Poster film Mission Impossible Ghost Protocol
Sumber: http://robotgeekscultcinema.blogspot.com/2012/05/review-mission-impossible-ghost.jpg
Adventure (petualangan)
Film petualangan biasanya memiliki cerita menarik, sepeti pengalaman baru atau daerah eksotis, sangat mirip dan sering dipasangkan dengan
(23)
genre film aksi. Yaitu mencakup perjalanan ke daerah tradisional, film serial, dan hal-hal yang dibahas dari sisi historis (mirip dengan genre film epik), pencarian atau ekspedisi untuk benua yang hilang, epos "hutan" dan "padang pasir", berburu harta karun, film-film bencana, atau pencarian.
Gambar II.1.2 Poster film Journey 2 – The Mysterious Island
Sumber: http://thefilminformant.com/2011/11/journey-2-the-mysterious-island-poster-1.jpg
Comedy (Komedi)
Komedi hadir dengan plot ringan yang konsisten dan sengaja dirancang untuk menghibur dan mengundang tawa (dengan lelucon, dan lain-lain) dengan melebih-lebihkan situasi, bahasa, tindakan, hubungan dan karakter. Bentuk komedi bisa dilihat melalui sejarah sinematik, termasuk dagelan, sinting, parodi dan parodi, komedi romantis, komedi hitam (komedi satir gelap), dan banyak lagi.
(24)
Gambar II.1.3 Poster film The Muppets
Sumber: http://www.liveforfilms.com/2012/02/07/the-muppets-its-time-to-play-the-music.jpg
Crime/gangster (Kriminal)
Film ini bertema kejahatan (gangster), berisi adegan yang memperlihatkan tindakan jahat dari penjahat atau mafia, khususnya bankrobbers atau penjahat kejam yang beroperasi di luar hukum, mencuri dan membunuh merupakan bagian dari kehidupan mereka. Film kriminal dan gangster sering dikategorikan sebagai film noir atau film detektif misteri -karena kesamaan mendasar antara bentuk-bentuk sinematik, termasuk berbagai film 'seri pembunuh'.
Gambar II.1.4 Poster film Goodfellas
(25)
Drama
Film drama bersifat serius, terkadang juga alurnya segar disisipi kisah komedi ringan. Alur ceritanya menggambarkan karakter yang realistis, situasi dalam kehidupan nyata, dan cerita yang melibatkan pengembangan karakter dan interaksi yang intens. Biasanya, mereka tidak terfokus pada efek khusus, juga unsur komedi.
Gambar II.1.5 Poster film Love Happens
Sumber: http://www.impawards.com/2009/posterslove_happens.jpg Epic/Historic (Sejarah)
Film yang termasuk genre epic meliputi drama sejarah, film perang, abad pertengahan, atau 'gambar masa' yang sering mencakup hamparan rentang waktu yang luas.elemen dari genre film petualangan yang rumit. Jenis film ini mengambil peristiwa historis atau membayangkan tokoh mitos, legenda, atau heroik, dengan menambahkan setting adegan dan kostum yang mewah, disertai dengan kemegahan tontonan, ruang lingkup yang dramatis, nilai-nilai produksi tinggi, dan latar musik yang menyatu. Epos sering disebut sebagi versi yang lebih spektakuler dari film biopic.
(26)
Gambar II.1.6 Poster film Centurion
Sumber: http://jordandaviddrake.blogspot.com/2010/12/centurion-2010.jpg Horor
Film horor dirancang untuk menakut-nakuti serta mengundang ketakutan terburuk yang tersembunyi. Film horor seringkali menakutkan, mengejutkan, namun juga menawan dan menghibur kita pada saat yang sama. Film horor menampilkan berbagai macam gaya, dari film bisu klasik Nosferatu, sampai berbentuk monster CGI, termasuk juga psikopat. Mereka sering digabungkan dengan fiksi ilmiah, seperti cerita tentang ancaman yang terkait dengan teknologi, atau ketika Bumi terancam oleh alien. Fantasi dan genre film supranatural tidak biasanya identik dengan genre horor. Ada banyak film yang termasuk horor, seperti teror remaja, pembunuh berantai, setan, Dracula, juga Frankenstein.
(27)
Gambar II.1.7 Poster film Drag Me To Hell
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?p=455552813.jpg Musikal
Film musikal / berbentuk tari sinematik yang menekankan nilai skala penuh pada lagu dan tarian secara signifikan (biasanya dengan pertunjukan musik atau tari terpadu sebagai bagian dari narasi film), atau film-film yang berpusat pada kombinasi musik , tari, lagu atau koreografi. Film Komedi musik atau film konser termasuk jenis film musikal.
Gambar II.1.8 Poster film Burlesque
(28)
Sci-fi (science-fiction)
Film Sci-fi sering mengangkat tema ilmiah yang visioner dan imajinatif - lengkap dengan pahlawan, alien, planet yang jauh, hal-hal yang mustahil, tempat fantastis, penjahat gelap, teknologi futuristik, pasukan tidak dikenal dan monster yang luar biasa, baik yang diciptakan oleh para ilmuwan gila atau malapetaka nuklir, terkadang disebut sebagai cabang dari film fantasi, juga memiliki beberapa kesamaan dengan film aksi/ petualangan. Fiksi ilmiah sering mengungkapkan potensi teknologi untuk menghancurkan manusia dan mudah tertukar dengan film horor, terutama ketika teknologi atau bentuk kehidupan alien menjadi jahat.
Gambar II.1.9 Poster film Avatar
Sumber: http://cinefile.net.nz/2009/12/17/avatar.jpg War (perang)
Film perang berisi cerita mengenai kengerian dan kekejaman perang, tentang pertempuran dan pertarungan yang sebenarnya (melawan bangsa-bangsa atau umat manusia) di darat, laut, atau di udara. memberikan plot primer atau latar belakang film aksi. Film perang sering dipasangkan dengan genre lain, seperti aksi, petualangan, epik drama, roman, komedi (hitam), ketegangan, dan bahkan film koboi, dan sering mengambil pendekatan yang mengadu ke arah peperangan, termasuk kisah tawanan perang, cerita operasi militer, dan pelatihan.
(29)
Gambar II.1.10 Poster film Pearl Harbour Sumber: http://cinefile.net.nz/2009/12/17/avatar.jpg Western (barat)
Sejak dulu film Koboi sering diidentikkan sebagai ikon film barat, yang merupakan komponen utama industri film Amerika. Mereka adalah salah satu yang genre tertua yang paling abadi dengan plot, elemen dan karakter yang sangat dikenali (senjata, kuda, kota berdebu dan jalan, koboi, India, dan lain-lain). Seiring berjalannya waktu, film western telah diberhentikan, ditemukan kembali, didefinisikan ulang dan diperluas.
Gambar II.1.11 Poster film Brokeback Mountain
Sumber: http://eternityofdream.blogspot.com/2011/09/raw-eye-opening-sense-brokeback.jpg
(30)
b.Film Animasi
Film animasi sebenarnya termasuk jenis film feature, namun film animasi ada pula yang dibuat seri ataupun film pendek. Film animasi menggunakan gambar-gambar yang dibuat oleh para ahli seni. Film jenis ini terbentuk dari ilusi gerak hidup dari rangkaian gambar dua dimensi, objek-objek tiga dimensi, atau gambar-gambar olahan komputer.
Gambar II.1.12 Poster film Madagascar 2
Sumber: http://gallerytheimage.com/shop/posters/movie/madagascar-2.jpg c.Film Dokumenter
Jenis film yang lain ialah film dokumenter, dimana berisi kejadian nyata yang direkam secara langsung, bukan rekaan. Film dokumenter jarang ditayangkan di bioskop-bioskop, film jenis ini lebih sering ditayangkan di televisi kabel atau siaran televisi pada umumnya.
Gambar II.1.12 Poster film An Inconvenient Truth Sumber: http://google.com
(31)
d.Film Eksperimen
Film eksperimen ialah serangkaian gambar-gambar, faktual atau abstrak, dan tidak berbentuk cerita/narasi. Sebuah film eksperimen bisa berbentuk animasi, adegan langsung, olahan komputer atau kombinasi dari ketiganya.
Gambar II.1.13 Poster film Under Our Skin
Sumber: http://thelarsenfilmreview.blogspot.com/2011/01/under-our-skin-2008.jpg e.Film Industri
Film industri (film komersil) dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang ingin mempublikasikan produk atau menciptakan image masyarakat sesuai selera mereka. Saat ini film industri lebih dikenal dengan sebutan video iklan atau TV Commercial.
f.Film Pendidikan
Film pendidikan dikhususkan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, tujuannya ialah untuk menjelaskan /menggambarkan sesuatu hal dari mulai bermacam pelajaran sejarah hingga visualisasi pendidikan keterampilan mengemudikan kendaraan.
II.2 Tinjauan Umum Poster II.2.1 Pengertian Poster
Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara masal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar diatas kertas untuk ditunjukkan kepada khalayak. Sebuah poster biasanya berisi gambar ilustrasi dengan
(32)
warna-warna yang indah dan beberapa teks maupun memuat trademark. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan pendidikan, acara entertainment, even-even tertentu, maupun sebagai alat propaganda. Namun banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun hiasan(Ensiklopedia Encarta – Edisi 2004).
Dari definisi diatas, jelaslah bahwa poster adalah salah satu bagian seni grafis yang memiliki gaya, aliran, maupun trend tersendiri yang tidak lepas dari suatu zaman. Oleh karena itu poster dibuat untuk menyampaikan pesan atau informasi, maka poster akan menjadi elemen dalam Desain Komunikasi Visual.
II.2.2 Prinsip Desain Poster a.Keseimbangan/ Balancing
Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. Ada dua jenis keseimbangan tata letak desain yang bisa diterapkan: desain simetris/ formal dan tidak simetris/ asimetris/ non-formal.
Keseimbangan dalam bentuk dan ukuran Keseimbangan dalam warna
Keseimbangan yang diperoleh karena tekstur
Dari kesemuanya itu yang paling terasa adalah keseimbangan yang terbentuk dari dari komposisi.
Contoh keseimbangan simetris
Gambar II.2.1 Poster acara Tari Tradisional
(33)
Contoh keseimbangan asimetris:
Gambar II.2.2 Poster Film Cinta 2 Hati
Sumber:http:/ardwi.files.wordpress.com/2010/08/poster_c2h-fokus.jpg
b.Alur Baca/ Movement
Alur baca yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan
“mata pembaca” dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang
lain.
Gambar II.2.3 Contoh alur baca
Sumber:http:/ardwi.files.wordpress.com/2010/08/alurbaca.jpg c.Penekanan/ Emphasis
Penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas.
Penekanan bisa dicapai dengan:
(34)
Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau gambar Perbedaan warna yang mencolok
Memanfaatkan bidang kosong
Perbedaan jenis, ukuran, dan warna huruf
d.Kesatuan/ Unity
Beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa menjadi kelompok-kelompok informasi. Misalnya nama gedung tempat acara berlangsung harus dekat dengan teks alamat.
Kesatuan dapat dicapai dengan:
Mendekatkan beberapa elemen desain Dibuat bertumpuk
Memanfaatkan garus untuk pemisahan informasi Dan perbedaan informasi
Perbedaan warna latar belakang
e.Kesan/ Specific Appeal
Poster dirancang untuk keperluan khusus berdasarkan suatu tema. Hal ini
untuk memberikan “kesan” suatu sentuhan yang sesuai dengan produk, acara, atau
layanan, misalnya:
Poster untuk parfum wanita sebaiknya terkesan feminin, lembut atau dekoratif.
Poster untuk menjual truk, sebaiknya menggunakan warna-warna yang berat, huruf-huruf yang tebal dan masif.
II.2.3 Jenis-jenis Poster a.Poster Propaganda
Selama Perang Dunia I dan II, penggunaan poster semakin populer sehingga beberapa diantara poster tersebut menjadi barang bersejarah yang bernilai tinggi. Munculnya poster-poster yang menghimbau rakyat untuk bergabung menjadi tentara merupakan fenomena yang terjadi di seluruh dunia pada masa Perang Dunia I dan II.
(35)
Gambar II.2.4 Poster Propaganda Amerika Serikat pada Perang Dunia I-II Sumber: Kusrianto (2007:343)
b.Poster Kampanye
Sejak munculnya negara-negara demokrasi yang menyerahkan keputusan mengenai kepemimpinan kepada rakyat, poster dipergunakan sebagai alat untuk mencari simpati dari calon pemimpin pada pemilihan umum. Hingga kini, poster kampanye selalu muncul pada setiap kesempatan saat dilakukan pemilihan kepada kepala daerah maupun kepala negara.
Gambar II.2.5 Poster Kampanye Pemilu Amerika Serikat milik Presiden Obama Sumber: http://zam.web.id/2011/01/01/fenomena-obey-giant-dan-seni-propaganda.jpg
(36)
c.Poster Wanted
Poster ini digunakan untuk memuat sayembara untuk menemukan penjahat yang sedang dicari negara. Selain memuat foto orang yang dicari, biasanya tertera pula sejumlah uang sebagai hadiah bagi yang menemukannya.
Gambar II.2.6 Contoh Poster pencarian buronan di Amerika Sumber: http://imageshack.us/photo/my-images/338/img2rt3.jpg d.Poster Cheesecake
Poster ini merupakan jenis poster yang digandrungi anak-anak muda. Poster ini biasanya berisikan gambar bintang-bintang film terkenal serta musisi rock dan pop.
Gambar II.2.7 Poster seorang artis Korea sebagai bonus dari majalah Elle Sumber: Elle Korea (2011)
e.Poster Film
Industri film sangat memanfaatkan poster untuk mempopulerkan film-filmnya. Hingga kini poster film dibuat menggunakan teknologi dan profesionalisme yang sangat tinggi karena dari situ dilibatkanlah kemampuan
(37)
finansial yang sangat luas. Desainer-desainer terbaik disewa untuk membuat karya-karya poster untuk mempromosikan film.
Gambar II.2.8 Poster film Memoirs of Geisha
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Memoirs_of_a_Geisha.jpg
f.Poster Komik Buku
Popularitas komik dunia mencapai puncaknya pada tahun 60-an. Hal ini memicu produksi massal dari poster-poster komik pada tahun 70-an ke atas.
Gambar II.2.9 Poster promosi komik Detective Conan Sumber: Gosho Aoyama
(38)
g.Poster Affirmation
Tujuan pembuatan poster affirmation adalah untuk memotivasi dengan kata-kata yang tertulis pada poster tersebut. Teks/ kata-kata-kata-kata motivasi yang tercantum biasanya tentang Leadership, Opportunity dan lain-lain.
Gambar II.2.10 Poster motivasi diri
Sumber: http://affirmart.blogspot.com/2010_09_01_archive.jpg
h.Poster Riset dan Kegiatan Ilmiah
Poster ini merupakan jenis poster yang sering dipakai oleh kalangan akademis untuk mempromosikan kegiatan ilmiah yang hendak dilakukan.
Gambar II.2.11 Poster kegiatan ilmiah Sumber: http://fti.uajy.ac.id/2011/12/07/1097.jpg
(39)
i. Poster di dalam kelas
Poster kelas awalnya populer disekolah-sekolah Amerika Utara. Ada berbagai jenis poster kelas, yaitu poster untuk memotivasi murid agar bersikap baik, disiplin sekolah, poster yang berisikan bahan pelajaran yang disusun sebagai referensi singkat, tabel perkalian, pengenalan bahasa asing, peta dan lain-lain.
Gambar II.2.12 Poster buah-buahan
Sumber: http://blog.marthinsaur.com/alat-mengenal-alphabet-masa-kini.jpg j. Poster Karya Seni
Poster karya seni merupakan ekspresi dari desain grafis yang dibuat dengan
tujuan “seni untuk seni”. Hal itu biasanya merupakan ajang berkreasi bagi mahasiswa yang mempelajari bidang seni grafis.
Gambar II.2.13 potongan Poster The Birth of Venus
Sumber: http:// www.zazzle.com/the_birth_of_venus_detail_by_botticelli_sandro_ poster.jpg
(40)
k.Poster Pelayanan Masyarakat
Pelayanan masyarakat atau social compaign merupakan jenis poster yang tidak bersifat komersial, atau tidak diperdagangkan (seperti poster Cheseecake, poster film, poster karya seni, dan sebagainya), karena poster semacam ini sering dilombakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan maupun LSM.
Gambar II.2.14 Poster Kampanye Lingkungan
Sumber: http://kartunmartono.wordpress.com/kartun-stripku.jpg l. Poster Komersial
Ini adalah jenis poster paling banyak kita jumpai dimana saja, yang di- desain dan diproduksi sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk dan dirpoduksi dengan budget tertentu sesuai anggaran sales promotion. Munculnya poster-poster iklan yang kreatif mampu mencuri perhatian pembacanya.
Gambar II.2.15 Poster Promosi salah satu provider Seluler
Sumber: http://hqeem.wordpress.com/2011/12/15/so-me-playground-pesta-para-jejaring-sosial.jpg
(41)
II.3 Tinjauan Umum Poster Film II.3.1 Pengertian Poster Film
Poster film adalah poster yang digunakan untuk mengiklankan suatu film. Studio sering mencetak beberapa poster yang bervariasi dalam ukuran dan konten tergantung pada pasar domestik dan internasional. Poster tersebut biasanya berisi gambar dan teks. Poster film saat ini sering menampilkan foto-foto aktor utama. Sebelum tahun 1990-an, poster film dibuat dalam bentuk ilustrasi yang dilukis secara manual(wikipedia.com).
Teks pada poster film biasanya berisi judul film dalam huruf besar dan terkadang nama-nama aktor utama. Terdapat pula tagline, nama direktur, nama pemain dan kru pembuat film, tanggal rilis, yang disebut credit title. Poster film ditampilkan di dalam dan di luar bioskop , dan tempat lain di jalan atau di toko-toko. Gambar yang sama muncul dalam film dan juga dapat digunakan di situs Web, kemasan DVD, brosur, iklan di koran dan majalah, dan lain-lain.
II.3.2 Jenis Poster Film a.Teaser Poster
Sebuah poster teaser atau poster muka adalah poster film yang digunakan pada awal promosi, berisi gambar desain dasar atau tanpa mengungkapkan terlalu banyak informasi seperti plot, tema, dan karakter. Tujuannya adalah untuk menggugah rasa penasaran pada film. Sebuah tagline dapat dimasukkan. Ada beberapa kasus dimana poster teaser dikeluarkan bahkan sebelum film diproduksi, meskipun mereka dikeluarkan selama pengembangan film.
b.Character Poster
Untuk sebuah film dengan karakter pemain yang bermacam-macam dan menarik, mungkin ada satu set poster karakter, masing-masing menampilkan sebuah karakter individu dari film. Biasanya berisi nama aktor / aktris, dengan atau tanpa nama karakter yang dimainkan, termasuk tagline yang mencerminkan kualitas karakter.
(42)
Gambar II.3.1 Poster Teaser film New Moon
Sumber:http://fc03.deviantart.net/fs/44/f/2009/13/9/92/New_Moon_Teaser_Poster_2_by_ EhnviousVhan.jpg
Gambar II.3.2 Character Poster tokoh utama dalam film New Moon Sumber:
http://cdn.screenrant.com/wp-content/uploads/new-moon-character-poster-bella.jpg c. International / Theatrical Poster
Poster ini dikeluarkan ketika film dirilis, jika film tersebut dirilis serentak di seluruh dunia, maka poster inilah yang akan dipajang di bioskop di seluruh dunia. Poster jenis ini yang berfungsi sebagai media promosi utama ketika film tayang di bioskop. Berisi tagline, credit title, dan gambaran isi film hampir secara lengkap dan jelas, sehingga menarik dan menginformasi para peminat film.
(43)
Gambar II.3.2 Poster Internasional film New Moon
Sumber: http://www.examiner.com/images/blog/EXID704/images/new-moon-poster-1-header(14).jpg
II.3.3 Deskripsi Umum Poster Film
Berikut beberapa deskripsi umum dari poster film. Deskripsi ini berlaku untuk poster film modern yang dipasang di area dalam bioskop.
Ukuran : A0 (841 x 1189 mm) A1 (594 x 841 mm) Bentuk : format portrait
Bahan : Glossy Photopaper 210-230 gsm / Artpaper 210-230gsm
Isi : Headline (judul film), tagline, gambar (foto/ilustrasi), credit title (kru pembuat film)
II.4 Elemen Visual Poster Film II.4.1 Ilustrasi
Jika ditelaah dari sisi etimologinya, ilustrasi berasal dari kata Lustrate dalam bahasa Latin yang berarti memurnikan atau menerangi. Sedangkan kata Lustrate sendiri merupakan turunan kata dari leuk- (bahasa Indo-Eropa) yang berarti cahaya. Dalam konteks ini ilustrasi adalah gambar yang dihadirkan untuk memperjelas sesuatu yang bersifat tekstual. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik gambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud
(44)
suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna (Phaidon, 1994: 32).
Ilustrasi menceritakan bagian/keseluruhan dari sebuah urutan kejadian lewat bentuk visual. Ilustrasi memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu:
Information, sebagai media perantara untuk memperjelas suatu kejadian/cerita.
Decoration, sebagai hiasan.
Comment, tanggapan terhadap suatu kejadian (Phaidon, 1994: 35).
Di dalam sebuah poster film, hal yang paling berperan penting dalam penggambaran singkat isi film adalah ilustrasi. Kusmiyati (1999:46) menjelaskan
“ilustrasi adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan”. Secara umum ilustrasi selalu dikaitkan dengan menjelaskan sebuah cerita. Ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah memperjelas naskah atau tulisan dimana ilustrasi itu dikumpulkan. Namun, beberapa tujuan penting dibuatnya ilustrasi lainnya adalah:
Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita
Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah
Memberikan bayangan langkah kerja Mengkomunikasikan cerita.
Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia. Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan. Dapat menerangkan konsep
Selain gambar, ilustrasi dapat berupa diagram, fotografi, dan sebagainya. Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi.
Ilustrasi fotografi lebih sering digunakan dalam pembuatan poster film yang rilis akhir-akhir ini, karena dalam pembuatannya lebih menghemat waktu dan biaya. Ilustrasi fotografi sendiri merupakan hal yang dapat menarik minat penonton lebih banyak, dengan penggunaan foto-foto karakter utama film tersebut
(45)
maupun cuplikan isi film yang adegannya paling mewakili pesan film dan paling menarik minat pembaca.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilustrasi merupakan suatu usaha untuk menjadikan lebih jelas hal-hal yang ingin disampaikan melalui suatu goresan membentuk dengan alat-alat tertentu di atas suatu permukaan, sehingga orang lain yang melihatnya mampu menangkap maksud pesan yang hendak disampaikan.
II.4.2 Tipografi
Dalam buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing
(2001:58) mengemukakan bahwa Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Selain itu Danton Sihombing juga mengatakan bahwa pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi (typography).
Huruf sendiri merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual.
Pada pembuatan poster film, tipografi digunakan untuk membentuk kesan visual pada judul, tagline, penulisan credit title, bahkan ada beberapa film yang menggunakan tipografi pada penggambaran ilustrasinya. Rustan (2010:112)
menjelaskan “dalam komunikasi visual, aspek fisik dan non fisik yang terkandung
di dalam jenis huruf sebetulnya hanya alat untuk menyampaikan ide/konsep/pemikiran. Agar pesan dapat tersampaikan dan dimengerti secara efektif, antara jenis huruf dan pesannya harus sesuai”.
Beberapa prinsip tipografi yang akan dibahas dalam analisa visual poster film, diantaranya:
1.Klasifikasi Umum
Ada banyak jenis huruf yang tersedia saat ini, namun klasifikasi dibuat untuk mempermudah dalam mengidentifikasi jenis huruf tersebut.
(46)
a.Serif
Huruf dengan ujung yang berkait. Huruf ini amat populer sebelum abad 19. Karena huruf tersebut merupakan huruf yang dibuat berdasarkan bentuk tulisan tang jaman dahulu yang berkesan klasik, anggun dan resmi.
Black letter
Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk tulisan tangan yang populer pada abad pertengahan (gaya Gothic di Jerman dan Celtic di Irlandia). Ditulis dengan ujung pena yang lebar menghasilkan garis tipis dan tebal berkarakter kuat.
Humanist
Di Italia, orang tidak menggunakan Black Letter melainkan Romawi kuno yang tampak lebih terang dan ringan, yang juga disebut White Letter.
Old style
Karakter huruf ini dibuat lebih presisi dengan huruf yang lebih lancip, kontras, dan ringan.
Transisisonal
Kelompok huruf ini dibuat dengan perhitungan yang lebih ilmiah dan menggunakan prinsip-prinsip matematika, sehingga bentuknya makin jauh dengan tulisan tangan.
Modern
Dinamakan modern karena unsur kaligrafinya sama sekali sudah dihilangkan sehingga kesan karakternya makin modern.
Slab serif
Awalnya digunakan khusus sebagai display type karena bentuknya yang tebal dan berat akan menarik perhatian pembaca.
b.San serif
Jenis huruf san serif (tanpa kait) muncul pada abad 19. Digunakan sebagai display type namun tidak populer karena bentuknya yang terkesan tidak resmi.
Grotesque San Serif
Semua jenis huruf San Serif yang muncul pada awal abad 20 masuk dalam golongan Grotesque.
(47)
Geometric San Serif
Sesuai dengan namanya, huruf ini memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk dasar bidang, sebagai ekspresi dai perkembangan industri.
Humanist San Serif
Jenis huruf ini berkesan lebis organis dan lentur dibanding huruf San Serif yang lain.
c.Script dan Cursive
Bentuk huruf ini didesain menyerupai bnetuk tulisan tangan, ada yang seperti goresan pena, pensil, ataupun kuas kaligrafi. Jika Script hurufnya menyambung, sedangakan Cursive tidak. Script dan Cursive disesain hanya untuk digunakan pada teks yang memadukan huruf kecil dan besar, bukan besar semua.
d.Display / Dekoratif
Kelompok huruf ini muncul karena teknologi pembuatan huruf makin mudah dan murah. Jenis huruf ini sangat dibutuhkan di dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Huruf dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen yang indah.
2.Kesan Huruf
Dalam dunia desain, tipe dan jenis huruf adalah bagian dari penyampaian pesan. Agar pesan tersebut dapat tersampaikan secara efektip dan optimal, maka antara pesan dengan jenis huruf harus sesuai. Seperti contoh dalam membuat poster film, jenis huruf yang dipakai dalam pembuatan judul film harus bisa mewakili ide, konsep, pesan, bahkan keseluruhan isi film tersebut. Agar pembaca bisa memahami maksud dan tujuan film tersebut bahkan hanya dengan melihat judulnya saja.
3.Legibility dan Readibility
Legibility adalah tingkat kemudahan dalam mengenali dan membedakan masing-masing huruf, menyangkut desain, bentuk huruf, ukuran huruf, tebal-tipis huruf, serta besar kecilnya huruf yang digunakan. Suatu jenis huruf dikatakan legible jika masing-masing huruf mudah dikenali dengan jelas satu sama lain.
Readibility berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks, berbeda dengan legibility yang hanya dilihat per hurufnya saja. Teks yang legible belum
(48)
tentu readible jika cara penyusunannya salah, seperti tulisan yang disusun secara vertikal, terbalik, berdesakan, atau dalam kondisi menyulitkan lainnya.
II.4.3 Warna
Warna adalah salah satu fenomena alam yang dapat dikembangkan dan diteliti lebih jauh. Warna secara ilmiah merupakan kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya, corak rupa, seperti kuning, merah, biru, dan hijau. Warna adalah suatu wujud cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia dan menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina beraksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi manusia.
Warna terang lebih mudah untuk dilihat karena merangsang retina mata dan menghasilkan gambar yang lebih besar. Warna hangat (warna yang mendekati warna merah) lebih terlihat menarik dari pada warna sejuk (warna yang mendekati warna biru), tetapi hal ini terjadi tergantung dari objek yang terlihat.
1.Kesan Warna
Dewasa ini warna sudah diterjemahkan pesan dan kesannya oleh para ahli yang meneliti lebih jauh. Berikut warna-warna (Darmaprawira, 2002:37) yang diasosiasikan dengan sifat dan kepribadian dalam kehidupan manusia:
Merah : cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas
Merah jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah Jingga : hangat, semangat muda, ekstremis, menarik
Kuning jingga : kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka
Kuning : cerah, bijaksana, terang, bahagia, pengecut, penghianat Kuning hijau : persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri Hijau muda : kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya,
segar, istirahat, tenang
Hijau biru : tenang, santai, diam, lembut, setia, kepercayaan
Biru : damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, depresi, lembut, menahan diri, ikhlas
(49)
Biru ungu : spiritual, kekelahan hebat, kesuraman, kematangan, sederhana, rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang Ungu : misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam,
keagungan
Merah ungu : tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki Coklat : hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, sentosa,
rendah hati
Hitam : kuat, dukacita, resmi, kematian, keahlian Abu-abu : tenang, tidah menentu
Putih : harapan, murni, lugu, bersih, sprirtual, pemaaf, cinta, senang
2.Karakteristik Warna
Karateristik warna yang dimaksud adalah ciri atau sifat khas yang dimiliki sekelompok warna yang intensitasnya berdekatan. Karakteristik tersebut didasarkan pada fenomena alam dimana warna tersebut muncul. Ciontohnya warna gelap dan terang yang dipengaruhi adanya cahaya. Hideaki Chikijiwa dalam bukunya Color Harmony mengklasifikasikan warna sebagai berikut:
Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga (dalam lingkaran warna antara merah dan kuning)
Warna sejuk : dalam lingkaran warna hijau ke biru Warna tegas : biru, merah, kuning, putih, hitam
Warna gelap : warna-warna tua yang mendekati hitam (coklat tua, bitu tua, dan sebagainya.)
Warna terang : warna-warna yang mendekati putih Warna tenggelam: warna yang diberi campuran abu-abu
3.Komposisi warna
Komposisi warna merupakan paduan beberapa warna yang disusun dalam satu tempat. Pada pembuatan poster film, warna yang digunakan muncul pada ilustrasi, latar belakang gambar, huruf, dan elemen visual tambahan lainnya.
(50)
a. Warna Selaras
Warna selaras merupakan kombinasi warna yang menyenangkan dan nyaman dilihat meskipun warna yang digunakan beda intensitas dan karakteristiknya.
Selaras Monokromatik
Susunan warna monokromatik pada dasarnya berasal dari satu warna saja, yang membedakannya adalah nilai dan intensitas warna tersebut. Selaras Polikromatik
Yaitu warna-warna murni yang disusun dalam sebuah komposisi, menghasilkan warna yang dinamis, variatif, dan tidak membosankan. Selaras Kontras
Pada dasarnya susunan tersebut terdiri dari warna yang bertentangan intensitas dan karakteristiknya. Namun jika disusun sedemikian rupa tercipta keselarasan yang indah.
b. Warna Kontras
Pada dasarnya warna kontras adalah warna yang intensitas maupun penempatannya dalam lingkaran warna sangat bertentangan dan tidak ada hubungannya sama sekali.
Kontras Warna
Kontras warna ialah kontras yang terjadi antara warna-warna primer seperti merah, kuning, biru, hitam dan putih.
Kontras Nilai
Kontras yang terjadi dalam susunan yang terdiri dari warna gelap dan terang.
Kontras Suhu
Kontras yang terjadi dalam susunan yang terdiri dari warna hangat dan sejuk.
Kontras Komplementer
Kontras yang terjadi dalam susunan yang merupakan warna campuran, seperti merah dan ungu (merah+biru), dan warna lainnya.
(51)
II.4.4 Tata Letak
Pengertian tata letak (layout) menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.
Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
Tata letak yang dimaksud merupakan sebuah pola letak elemen visual desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk memudahkan dalam menyampaikan suatu konsep / pesan. Prinsip dasar pada pembuatan tata letak tersebut harus diperhatikan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diarahkan dengan benar. Prinsip dasar dari tata letak yang utama yang umumnya digunakan dalam pembuatan poster film drama, yaitu:
1.Margin
Margin adalah jarak pinggir kertas dengan tempat elemen-elemen visual diletakkan. Margin mencegah elemen visual tersebut diletakkan terlalu pinggir atau tengah sehingga secara estetika terlihat rapi dan jelas. Juga mencegak elemen tersebut terpotong saat pencetakan.
2.Sequence
Sequence adalah urutan / alur baca, yaitu urutan prioritas elemen yang harus terlebih dahulu dibaca. Sequence dibuat agar pembaca tidak kesulitan menangkap pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah susunan elemen visual. Kecenderungan dalam alur baca dipengaruhi oleh adanya emphasis. Jika digambarkan alur sequence terlihat seperti bvantuk huruf, seperti Z, I, L, C, T, dan U. Bahkan beberapa ada yang urutannya terbalik, namun pesannya tetap tersampaikan.
(52)
3.Emphasis
Salah satu pembentuk emphasis adalh kontras. Ada bermacam-macam kontras, yaitu lewat ukuran, warna, bentuk, konsep, bahkan melalui penggambaran kreatif juga pesan-pesan yang digambarkan secara emosional atau kontroversial, sehingga menarik minat pembaca untuk memusatkan perhatiannya pada elemen tersebut.
4.Balance
Ada dua keseimbangan, yaitu simetri dan asimetris. Keseimbangan simetris berarti sama persis dikedua sisinya, seperti dalam cermin. Keseimbangan asimetris didapat dari susunan yang berbeda, namun memiliki kesan seimbang dan rapi dapat dicapai. Keseimbangan asimetris memiliki kelebihan, yaitu kesan dinamis yang tidak membosankan dan variatif.
II.5 Silimarity / Kemiripan
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya (http://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt).
Teori ini dibangun oleh Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler, yang menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Teori ini sering dipakai dalam proses desain dan seni rupa, karena menjelaskan bagaimana persepsi visual dapat terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena beberapa aspek, yaitu kedekatan posisi (proximity), kemiripan bentuk (similiarity), penutupan bentuk, kesinambungan pola (continuity), serta kesamaan arah gerak (common fate)
Kemiripan bentuk (similarity) menyatakan bahwa otak memberikan pilihan, Anda akan memilih bentuk paling sederhana dan stabil untuk berkonsentrasi. Kemiripan yang terjadi dalam penggunaan elemen-elemen visual sebuah poster film drama membuat sebagian orang menganggap poster tersebut sebagai satu kesatuan dan sama,
(53)
BAB IV
TINJAUAN ELEMEN VISUAL POSTER FILM DRAMA IV.1 Elemen Ilustrasi Poster Film Drama
Ilustrasi fotografi lebih sering digunakan dalam pembuatan poster film yang rilis akhir-akhir ini, karena dalam pembuatannya lebih menghemat waktu dan biaya. Ilustrasi fotografi sendiri merupakan hal yang dapat menarik minat penonton lebih banyak, dengan penggunaan foto-foto karakter utama film tersebut maupun cuplikan isi film yang adegannya paling mewakili pesan film dan paling menarik minat pembaca.
Dalam pembuatan ilustrasi fotografi dalam poster film drama biasanya tidak terlalu banyak menggunakan efek komputer yang berlebihan, kebanyakan dibuat dengan teknik yang bersifat natural. Sesuai dengan kesan filmnya yang serius, dan rata-rata berkisah tentang kehidupan nyata. Namun, sering terjadi kesamaan antara ilustrasi foto sebuah poster film Hollywood dengan poster Indonesia.
Bentuk kemiripan tersebut bisa diamati pada pose model, sudut pengambilan gambar, penggunaan latar belakang, hingga dalam peletakannya. Beberapa bagian memang dibuat berbeda, seperti pada jumlah ataupun posisi tokohnya, disesuaikan dengan isi film yang memang jelas tidak sama.
(54)
IV.1.1 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film Closer dan Rasa
Ilustrasi Closer Rasa Kemiripan
Jenis ilustrasi Ilustrasi fotografi Ilustrasi fotografi
Isi Ilustrasi Foto para tokoh
utama
Foto para tokoh utama
Jumlah tokohpada foto
4 orang 5 orang X
Pose wajah
Kiri-kiri-kanan-kanan
Kiri-kiri-utuh-kanan-kanan
Peletakangambar
Ditengah Ditengah
Background foto
Putih Hitam X
Ekspresi wajah
Serius dan misterius Serius dan misterius
(55)
IV.1.2 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film Pride and Prejudice dan Selamanya
Ilustrasi Pride and Prejudice Selamanya Kemiripan
Jenis ilustrasi Ilustrasi fotografi Ilustrasi fotografi
Isi Ilustrasi Foto tokoh utama Foto tokoh utama
Jumlah tokoh pada foto
2 orang 2 orang
Pose wajah Tokoh wanita
menengok ke belakang (meihat ke tokoh pria) sehingga wajah yang terlihat hanya bagian kiri
Tokoh wanita melihat agak sedikit kesamping, tokoh pria yang dibelakang melihat ke arah wanita
X
Penempatan tokoh
Tokoh wanita berada paling kanan depan, sedangkan tokoh pria ditengah belakang
Tokoh wanita di sebelah kanan depan, tokoh pria di kiri belakang
Background foto Dibagian atas suasana dibelakangDi bagian atas dibelakang tokoh
(56)
tokoh tampak berkabut namun terpancar sedikit semburat jingga. Dibagian bawah ada sebuah pohon dipadang rumput dengan matahari di belakangnya
tampak seperti padang ilalang dengan langit mendung kebiruan. Dibagian bawah pemandangan sebuah lanskap diatas atap dengan langit mendung Ekspresi
wajah
Tokoh wanita tersenyum pada tokoh pria yang serius dibelakangnya
Tokoh wanita berwajah sedih, seperti sedang melamunkan tokoh pria yang serius menatapnya dari belakang
X
(57)
IV.1.3 Elemen Ilustrasi Pada Poster Film The Time Traveler’s Wife dan Belum Cukup Umur
Ilustrasi The Time Traveler’s Wife Belum Cukup Umur Kemiripan
Jenis ilustrasi Ilustrasi fotografi Ilustrasi fotografi
Isi Ilustrasi Foto tokoh utama Foto tokoh utama
Jumlah tokoh pada foto
2 orang 3 orang
X
Pose wajah Wanita telungkup
wajahnya berpaling ke kiri, kepala pria diatas punggung wanita wajahnya melihat kearah wajah wanita
Wanita telungkup wajahnya berpaling ke kiri, kepala pria berkacamata diatas punggung wanita wajahnya melihat kearah wajah wanita. Wanita lainnya telungkup berlawanan arah dengn wanita
(58)
sebelumnya Penempatan
tokoh
Foto tokoh wanita disimpan di paling kiri dengan tokoh pria menempel tepat dipunggungnya
Foto tokoh wanita disimpan di paling kiri dengan tokoh pria menempel tepat dipunggungnya. Tokoh wanita lainnya berada di sebelah kanan agak kebawah
Background foto
Terdapat lingkaran-lingkaran bias cahaya dengan latar warna ungu dan jingga
Terdapat lingkaran-lingkaran bias cahaya dengan latar warna ungu muda dan hijau
Ekspresi wajah
Datar dan misterius dengan senyum tipis
Tatapan mata nanar kedua tokoh wanita terlihat sedih
X
(59)
IV.2 Elemen Tipografi Poster Film Drama
Tipografi merupakan salah satu elemen penting dalam poster film, karena tipografi banyak digunakan dalam melengkapi unsur utama poster film, yaitu ilustrasi. Penggunaan tipografi pada poster film antara lain pada judul film, tagline, credit title, dan nama tokoh utama yang terkadang tercantum. Bahkan ada pula film yang ilustrasinya menggunakan unsur tipografi.
Jenis-jenis huruf (typeface) memang sangatlah beragam, namun untuk menyederhanakan pengelompokan serta memudahkan dalam mendeteksi jenisnya dibuatlah klasifikasi umum. Untuk mengklasifikasikannya digunakan ciri-ciri umum seperti keberadaan serif (kait pada ujung huruf), ketebalan garis huruf, bentuk garis huruf, tinggi dan lebar huruf, serta kontrasnya. Jika ada jenis huruf yang berbeda namun memiliki ciri-ciri yang cenderung sama, maka huruf tersebut diklasifikasikan sebagai satu jenis umum.
Poster film biasanya dipajang di area publik yang menyita cukup banyak perhatian, maka dalam membuat suatu desain dengan menggunakan elemen tipografi harus mempertimbangkan legibility dan readibility agar pesan dan kesan yang ingin ditampilkan dengan penggunaan jenis huruf tertentu akan dengan mudah dimengerti oleh penikmatnya.
Jenis huruf yang banyak digunakan dalam poster film drama adalah jenis huruf serif yang berkait serta jenis huruf yang tipis dan lebar karena bentuknya yang klasik dan formal akan menimbulkan kesan serius, rapi, sederhana serta terlihat lebih nyata.
(60)
IV.2.1 Elemen Tipografi Pada Poster Film Closer dan Rasa
Tipografi Closer Rasa Kemiripan
Klasifikasi umum
Humanist San Serif Huruf tipis tanpa kait berkesan lebih organik
Humanist San Serif Huruf tipis tanpa kait berkesan lebih organik
Ciri-ciri Stroke tipis dan
organik, X-height tinggi sejajar, kontras rendah, width cukup lebar
Stroke sedikit lebih tebal dan organik, X-height tinggi sejajar, kontras rendah, width cukup lebar
Warna huruf Merah tua Merah terang
Kesan huruf Feminin, formal, dan
misterius
Feminin, formal, dan misterius
Legibility Teks dengan huruf
kapital semua kurang legible dibanding teks dengan huruf kecil atau variasi. Ukuran
Teks dengan huruf kapital semua kurang legible dibanding teks dengan huruf kecil atau variasi. Ukuran
(61)
hurufnya yang tipis pun mengurangi tingkat legibility masing-masing hurufnya.
hurufnya yang tipis pun mengurangi tingkat legibility masing-masing hurufnya.
Readybility Teks ini cukup
readible karena jarak antara huruf tidak terlalu rapat
Teks ini cukup readible karena jarak antara huruf tidak terlalu rapat
(1)
IV.4.3 Elemen Tata Letak Pada Poster Film Film The Time Traveler’s Wife dan Belum Cukup Umur
Tata letak The Time Traveler’s Wife Belum Cukup Umur Kemiripan
Margin Jarak margin terlihat
seperti hanya ada dikanan, karena diantara backround ilustrasi foto yang dominan, teksnya disimpan dalam alignment right
Jarak margin terlihat sama di semua sisi, karena elemen teks diletakkan di setiap sudut, sehingga membuat batasan yang tak kasat mata
X
Sequence Poster ini
menggunakan sequence C, karena judul film diletakkan disebelah kanan atas
Poster ini menggunakan sequence U terbalik, karena judul film diletakkan disebelah kanan atas, menuju gambar pemeran utama yang ada di kiri atas
(2)
Emphasis Emphasis tercipta karena kontras elemen ilustrasi foto yang disimpan dalam posisi yang tidak biasa dibanding teksnya yang biasa saja
Emphasis tercipta karena kontras elemen ilustrasi foto yang disimpan dalam posisi yang tidak biasa dibanding teksnya yang biasa saja
Balance Garis hijau
menunjukkan keseimbangan asimetris kanan dan kiri, karena sisi kiri dipenuhi gambar, sedangkan teks disimpan di sisi kanan
Garis hijau menunjukkan keseimbangan asimetris gambar, sedangkan garis kuning
menunjukkan keseimbangan asimetris pada teks
Elemen tambahan
Tidak ada Tidak ada
(3)
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai “Kemiripan Visual Desain Poster Film Drama”, maka pada akhir bab ini dapat ditarik kesimpulan bahwa poster-poster film drama Hollywood dan Indonesia periode tahun 2000 sampai dengan 2011, memiliki kemiripan dalam penggunaan desain elemen visualnya. Berikut rincian dari kemiripan visual tersebut:
a. Film Closer dari Hollywood dengan film Rasa dari Indonesia
Dari hasil rincian analisa ilustrasi pada poster film drama Closer dan Rasa, elemen visualnya dinyatakan mirip, yang membedakan hanyalah jumlah tokoh dan warna latar fotonya yang memang mengacu pada isi film yang berbeda.
Elemen tipografi pada dua poster film ini bisa dibilang amat mirip meskipun jika dilihat secara seksama jenis huruf yang digunakan berbeda, namun tetap dianggap sama karena termasuk dalam satu klasifikasi.
Warna putih terlihat sangat dominan dalam dua poster ini, membuat kemiripan diantaranya semakin terbukti, meskipun ada sedikit perbedaan intensitas warna pada huruf serta kontras warna hitam-putih pada latar foto. Jarak margin serta alur baca kedua poster ini agak berbeda karena adanya splash berupa logo sponsor pada poster film Rasa. Namun secara keseluruhan penempatan elemen visualnya cenderung mirip.
b. Film Pride and Prejudice dari Hollywood dengan film Selamanya dari Indonesia
Pada poster film Pride and Prejudice dan film Selamanya perbedaan hanya terlihat dalam pose dan ekspresi si tokoh serta latar gambar yang berbeda musim.
Jenis huruf dalam dalam poster film Pride and Prejudice dan film Selamanya hanya berbeda pada bagian tebal-tipis strokenya, serta tingkat keterbacaannya. Selebihnya merupakan elemen yang mirip.
(4)
Warna yang terdapat pada gambar latar merupakan komposisi warna selaras pada masing-masing poster, namun karakteristik serta kesan warna tersebut berbeda satu sama lain.
Penempatan elemen visual pada poster tersebut cenderung mirip meskipun alur bacanya berbeda karena adanya tambahan teks berupa nama tokoh pada poster film Selamanya.
c. Film The Time Traveler’s Wive dari Hollywood dengan film Belum Cukup Umur dari Indonesia,
Poster film The Time Traveler’s Wive dan film Belum Cukup Umur pembeda yang muncul adalah ekspersi wajah serta adanya tokoh tambahan. Pada kedua poster film ini jenis serta klasifikasi huruf yang digunakan amat berbeda satu sama lain, hanya peletakannya saja yang mirip. Begitu pula halnya dengan warna huruf, karena huruf pada judul film Belum Cukup Umur menggunakan lebih dari satu warna.
Warna latar yang digunakanpun pun berbeda, berupa warna gelap dan terang. Namun jenis karakteristik, komposisi, serta kesan merupakan satu kemiripan yang tersirat.
Secara kasat mata, penggunaan margin, grid, serta alignment pada kedua poster tersebut cukup mirip, yang membedakan hanyalah alur baca.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Darmaprawira, S, W.A.(2002) Warna: Teori Kreativitas dan Penggunaannya. Bandung: Penerbit ITB.
Imanjaya, E.(2006). A to Z About Indonesian Film. Bandung: DAR! Mizan. Kusmiati, A.,Pudjiastuti, S., & Suptandar, P.(1999). Teori Dasar Disain
Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan.
Kusrianto, A.(2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Penerbit Andi.
Maman, Kh.(2002). Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dengan Kualitatif. Makalah Pengantar Filsafat Sain, ProgramPasca Sarjana/S3, IPB The Art Book. (1994). London: Phaidon Press Limited: Author.
Rustan, S. (2008) Layout, Dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, S.(2010) Font dan Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sihombing, D. (2001) Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Online:
Azhie. 2008 (10 Februari). Teori Belajar: Teori Belajar Gestalt. Tersedia di http://neozonk.blogspot.com/2008/02/teori-belajar.html (diakses 30 Mei 2012)
Riyanto. 2009 (29 Mei). Teori Belajar Gestalt. Tersedia di
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Anisa Eka Pratiwi
Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 10 Desember 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Nikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual Alamat : Jl. Cipageran no.19 Rt.04/04 Kel.Cipageran
Kec.Cimahi Utara Kota Cimahi 40411 Telepon/HP : 085314530071
Email : nnazaleon@yahoo.com
Pendidikan Formal
TK Al-Arief Cimahi, (1995-1996)
SD Negeri X Cimahi, (1996-2002)
SMP Darul Falah Cililin Bandung Barat, (2002-2005)
SMA Darul Falah Cililin Bandung Barat, (2005-2008)
Universitas Komputer Indonesia Bandung, (2008-2012)
Pendidikan Non Formal