Sampel Populasi, Sampel dan Teknik Sampel .1 Populasi

Miftahul Jannah, 2014 Pengaruh iklan televisi dan celebrity endorser terhadap ekuitas merek sabun pembersih wajah Pond’s Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi Salah satu langkah penting dalam pelaksanaan penelitiaan selain mengumpulkan dan menganalisis suatu data yaitu menentukan populasi. Menurut Sugiyono 2010:115 “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjekobjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Husein Umar 2008:137, “Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel”. Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah pengguna produk Sabun Pembersih Wajah Pond’s di Hypermart Kopo. Jumlah populasi pengguna sabun pembersih wajah Pond’s berjumlah 980 orang.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto 2010:131 “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Malhotra 2009:116 “Sampel adalah sub- kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Miftahul Jannah, 2014 Pengaruh iklan televisi dan celebrity endorser terhadap ekuitas merek sabun pembersih wajah Pond’s Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Menurut Sugiyono 2011:116 “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Salah satu syarat dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative , artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Pada penelitian ini, tidak mungkin semua populasi dapat diteliti oleh penulis, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono 2011:116, menyatakan bahwa: Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representative mewakili. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin Husein Umar, 2008:141, yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam Miftahul Jannah, 2014 Pengaruh iklan televisi dan celebrity endorser terhadap ekuitas merek sabun pembersih wajah Pond’s Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut: 2 1 Ne N n   Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi e = Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: N = 980 e = 0.1 Maka : n = 980 1+980.0,1 2 n = 980 10,8 n = 90,74 ≈ 91 Orang

3.2.4.3 Teknik