Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

(1)

1

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan

Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

MARIA MONICA WURI ANJANI

090922031

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini dipertahankan oleh :

NAMA : MARIA MONICA WURI ANJANI

NIM : 090922031

DEPARTEMEN : EKSTENSI ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : TAYANGAN MARIO TEGUH THE GOLDEN WAYS

DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

Dra. RUSNI, MA Dra. FATMA WARDY LUBIS, MA

DEKAN FISIP USU


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan penguji

Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara:

Pada Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

TIM MAJELIS PENGUJI

Ketua Penguji :

Penguji :


(4)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri, sebuah studi korelasional tentang pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “ Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi sebagai media massa, televisi sebagai media massa, teori S-O-R dan motivasi pengembangan diri.

Penelitian menggunakan korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%, dimana jumlah populasi mahasiswa Fakultas Psikologi USU program S1 angkatan 2008-2010 adalah 348 jiwa sehingga diperoleh sampel sebanyak 78 orang.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Way dan maotivasi pengembangan diri mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Hubungan tersebut kuat dan tinggi. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs.

Diperoleh hasilnya yaitu rs = 0,687, dan berdasarkan skala Guilford berada pada


(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, atas segala berkat dan Rahmat-Nya serta Bunda Maria Bunda Pertolongan Abadi, yang senantiasa selalu mendengar segala permohonan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi prasyarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu Ilmu Komunikasi.

Proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak. Dalam hal ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu .A. Dirman Judiwiharso dan Dini Dinarin Brawijayati, adik-adikku tercinta Michael Deni Yudistira dan Melania Shinta Nugraheni yang selalu memberilan dukungan serta doa yang tiada hentinya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. Badaruddin,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatmawardi Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik USU.

3. Ibu Drs. Dayana, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Program S1 Ilmu Komunikasi, yang telah membantu proses kelancaran dalam persetujuan pelaksanaan penelitian ini.

4. Ibu Dra. Rusni, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, petunjuk dan nasehat selama penulis melakukan proses penulisan skripsi.


(6)

5. Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, selaku dosen wali yang telah memberikan nasehat-nasehat akademik yang berguna bagi penulis.

6. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog, selaku dekan Fakultas Psikologi USU yang telah berkenan memberikan ijin penelitian kepada peneliti.

7. Kak Maya, Kak Cut dan Kak Ros, yang telah membantu kelancaran

administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Ibu Dosen FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dan membimbing penulis selama menempuh pendidikan.

9. Erwin Henryco Rajagukguk, seseorang yang memberikan perhatian begitu besar, kasih sayang serta setia menemani penulis dalam suka dan duka, dan tak pernah berhenti memberi semangat kepada penulis.

10.Teman-teman seperjuangan ekstensi’09 yang bersedia memberi masukan dan bantuan kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.

11.Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang telah bersedia membantu penulis dalam menyebarkan dan mengisi kuisioner.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis dengan sangat rendah hati meminta saran dan masukan yang bisa membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tulisan ini.

Medan, 05 Juni 2011


(7)

DAFTAR ISI

ABSTAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ……… iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan masalah ... 7

I.3 Pembatasan Masalah ... 7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 9

I.5 Kerangka Teori ... 9

I.6 Kerangka Konsep ... 18

I.7 Model Teoritis... 20

I.8 Variabel Operasional ... 20

I.9 Definisi Operasional ... 21

I.10 Hipotesis ... 21

BAB II URAIAN TEORITIS ... 24

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 24

II.1.1. Komunikasi ... 24

II.1.2. Komunikasi Massa ... 33

II.2. Televisi ... 41

II.3. Talkshow ... 53

II.4. Motivasi Pengembangan Diri ... 57


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 66

III.1. Metode Penelitian ... 66

III.1.1. Populasi dan Sampel ... 66

III.1.1.1 Populasi ... 66

III.1.1.2 Sampel ... 67

III.2. Teknik Pengambilan Sampel... 68

III.2.1. Sampel Stratifikasi Proposional ... 68

III.2.2. Purposif Sampling ... 69

III.2.3. Teknik Pengumpulan Data ... 70

III.2.4. Teknik Analisis Data ... 71

III.3. Deskripsi Lokasi Penelitian... 73

III.3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 73

III.3.2 METRO TV dan Tayangan Mario Teguh The Golden Ways ... 78

III.3.3. Profil Mario Teguh ... 83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 86

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ... 86

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 87

IV.3. Analisis Tabel Tunggal ... 88

IV.4. Analisa Tabel Silang ... 123

IV.5. Uji Hipotesis ... 128

IV.6. Pembahasan ... 130

BAB V PENUTUP ... 133

V.1 Kesimpulan ... 133

V.2 Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... ix Lampiran


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Variabel Operasional ... 20

Tabel 2 : Populasi Mahasiswa Psikologi USU ... 67

Tabel 3 : Pengambilan Sampel ... 69

Tabel 4 : Jenis Kelamin ... 89

Tabel 5 : Angkatan/Stambuk ... 90

Tabel 6 : Penggemar/teman akun facebook Mario Teguh ... 91

Tabel 7 : Intensitas menonton ... 92

Tabel 8 : Penampilan menarik dan rapi... 93

Tabel 9 : Penampilan membawakan acara dengan baik... 93

Tabel 10: Sikap ramah terhadap penonton ... 94

Tabel 11: Kejelasan jenis suara dan artikulasi ... 95

Tabel 12: Selingan musik menarik untuk disaksikan ... 96

Tabel 13: Materi yang disampaikan menarik untuk disaksikan ... 96

Tabel 14: Kualitas sebagai seorang pembicara ... 97

Tabel 15: Kualitas sebagai seorang motivator ... 98

Tabel 16: Waktu penayangan ... 99

Tabel 17: Jam tayang pukul 19.00 sampai dengan 20.00 WIB ... 100

Tabel 18: Frekuensi penayangan ditambah ... 101

Tabel 19: Durasi penayangan selama 60 menit... 102

Tabel 20: Pengetahuan tentang cara untuk optimis dan fokus dalam mencapai cita-cita ... 103

Tabel 21: Pengetahuan untuk meningkatkan kepercayaan diri ... 104

Tabel 22: Pengetahuan untuk berani mengambil keputusan yang terbaik dalam hidup ... 105


(10)

Tabel 23: Pengetahuan untuk memotivasi diri belajar menjadi pribadi

yang sukses dimasa depan ... 106

Tabel 24: Kesadaran memiliki keterampilan yang dapat dikembangkan ... 107

Tabel 25: Narasumber memberi inspirasi untuk mengembangkan diri ... 108

Tabel 26: Memotivasi diri untuk berprestasi dalam studi ... 109

Tabel 27: Mmemotivasi diri untuk lebih disiplin. ... 110

Tabel 28: Memotivasi diri untuk lebih percaya diri dan optimis ... 111

Tabel 29: Memotivasi diri untuk tidak mudah menyerah dan terus berusaha112 Tabel 30: Memotivasi diri untuk berani dan mengendalikan rasa takut ... 113

Tabel 31: Memotivasi diri untuk berani menunjukkan kemampuan ... 114

Tabel 32: Memotivasi diri untuk berani bertanggung jawab ... 115

Tabel 33: Memotivasi untuk mengasah dan mengembangkan keterampilan 116 Tabel 34: Memotivasi diri untuk menerapkan ilmu pengetahuan ... 117

Tabel 35: Memotivasi diri untuk melayani masyarakat ... 118

Tabel 36: Memotivasi diri untuk profesional ... 119

Tabel 37: Memotivasi diri untuk lebih peka ... 120

Tabel 38: Memotivasi diri untuk tak berhenti meningkatkan keterampilan. 122 Tabel 39: Hubungan antara kemenarikan materi dan motivasi untuk belajar menjadi pribadi sukses ... 124

Tabel 40: Hubungan antara kualitas narasumber dengan termotivasi untuk memperoleh prestasi dalam studi ... 125

Tabel 41: Hubungan antara durasi penayangan dengan termotivasi untuk terus mengasah dan mengembangkan keterampilan ... 127


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Model Teoritis ... 20

Bagan 2 : Proses Komunikasi ... 28

Bagan 3 : Teori S-O-R ... 63

Bagan 4 : Teori S-O-R pada penelitian ... 64


(12)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri, sebuah studi korelasional tentang pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah “ Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi sebagai media massa, televisi sebagai media massa, teori S-O-R dan motivasi pengembangan diri.

Penelitian menggunakan korelasional, yaitu metode yang melihat ada tidaknya suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90%, dimana jumlah populasi mahasiswa Fakultas Psikologi USU program S1 angkatan 2008-2010 adalah 348 jiwa sehingga diperoleh sampel sebanyak 78 orang.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis menggunakan Rank Spearman.

Hasil keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Way dan maotivasi pengembangan diri mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Hubungan tersebut kuat dan tinggi. Hasil ini diperoleh dengan menggunakan uji hipotesa yang dilambangkan dengan rs.

Diperoleh hasilnya yaitu rs = 0,687, dan berdasarkan skala Guilford berada pada


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Media komunikasi merupakan salah satu jalan yang dapat digunakan manusia untuk mengikuti perkembangan arus informasi. Dengan media komunikasi, manusia seakan-akan tanpa batas mampu menjelajah hingga ke belahan dunia yang lain. Media komunikasi yang paling digemari yaitu televisi. Dapat dikatakan bahwa televisi merupakan salah satu media massa yang paling digemari oleh banyak orang.

Hampir dalam setiap kegiatannya, manusia selalu bersinggungan dengan televisi. Televisi mampu memasuki seluruh strata kehidupan manusia. Beragam alasan diutarakan manusia dalam keterikatannya dengan televisi, namun satu hal yang pasti bahwa televisi dianggap sebagai salah satu media komunikasi yang paling efektif. Mengapa demikian? Hal yang paling mendasar adalah televisi menggunakan sistem audio-visual yang banyak digemari banyak orang. Televisi memanjakan para penggunanya melalui suara dan gambar yang ditampilkan. Televisi merupakan media dimana penggunanya dapat dengan mudah mengintepretasikan pesan atau informasi yang disampaikan.

Jangkauannya yang luas menjadi salah satu keunggulannya. Khalayak yang tersebar luas tetap bisa memperoleh pesan dan informasi. Pemberitaannya sangat cepat dan juga lebih singkat, jelas dan sistematis. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi,


(14)

dan perasaan para penonton. Ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton sehingga penonton dihanyutkan dalam suasana pertunjukan televisi (Effendy, 2006:41).

Kehadiran televisi dewasa ini memberi banyak pengaruh serta dampak bagi kehidupan masyarakat. Mengubah pola pikir, pola hidup, budaya, bahkan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Disamping itu, televisi mampu dijadikan media motivasi bagi penggunanya di tengah kondisi krisis global saat ini.

Disadari atau tidak, krisis global cukup mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat. Krisis global berarti juga krisis hidup bagi masyaraka dimana hal ini menular kepada kaum muda khusunya mahasiswa. Kesulitan hidup membuat manusia tidak berdaya dan selalu berpikir negatif akan kehidupannya. Keadaan ini membuat para kaum muda kehilangan motivasi dan semangat untuk berjuang dan bersaing, berfokus hanya pada kekurangan-kekurangan diri dan tidak menyadari akan kelebihan yang dimiliki. Dalam keadaan krisis saat ini, manusia seakan terjepit dan kehilangan kepercayaan diri. Kurangnya kepercayaan diri tersebut menyebabkan banyak orang tidak mau mencoba hal-hal baru, tidak berani mengambil resiko dan menurunnya daya juang. Banyak kaum muda yang mulai kehilangan kemauan keras untuk berusaha maju meraih cita-cita dan meraih masa depan yang cemerlang. Melihat kondisi ini, Metro TV hadir dengan


(15)

tayangan-tayangan yang memberi motivasi-motivasi kepada setiap penonton. Tayangan Mario teguh The Golden Ways salah satunya.

Sejak tayang perdananya tanggal 3 Agustus 2008, Mario Teguh The Golden Ways memotivasi setiap orang mendapatkan keinginannya mencapai keberhasilan dalam karir, bisnis dan kehidupannya. Dalam acara ini motivator Mario Teguh memberikan acuan The Golden Ways agar setiap orang dapat memiliki pribadi super yang senantiasa menggunakan cara terbaik untuk tumbuh, untuk menjadi lebih besar, dan untuk hidup dalam kesesuaian yang harmonis dengan alam, dan menjadi pencemerlang bagi kehidupan sesama. The Golden Ways mencoba membawa perubahan, tak hanya bagi kehidupan di masa sekarang, tapi juga di masa depan.

Acara Mario Teguh The Golden Ways ini merupakan sebuah tayangan yang mendidik serta memotivasi masyarakat untuk mau maju dalam kehidupannya. Acara yang selalu tayang setiap hari minggu pukul 19.00 WIB ini sangat berguna untuk membentuk kepribadian masyarakat menjadi lebih optimis dan memandang sesuatu dengan lebih positif. Melalui tayangan Mario Teguh ini, masyarakat Indonesia tidak hanya diberikan pengetahuan tetapi juga diajak untuk merubah paradigma yang sudah ada mengenai pakerjaan dan bagaimana kita seharusnya memandang suatu kejadian. Dalam setiap tema yang disampaikan, Mario Teguh selalu memberikan pandangan yang sedikit berbeda dari kebanyakan orang dan itu merupakan sesuatu yang baru dan layak untuk dicoba.

Dalam setiap episodenya, selain menyampaikan sesuatu hal, Mario Teguh juga memberikan kesempatan untuk para penonton di studio juga untuk


(16)

mengajukan pertanyaan. Beberapa pertanyaan ada yang berhubungan dengan tema dan ada juga yang tidak terlalu berhubungan. Sejauh ini setiap pertanyaan yang diajukan dijawab dengan jawaban yang sangat bagus dan memuaskan. Sudut pandang yang diberikanpun lebih luas dan dengan menyaksikan tayangan ini, penonton dapat menemukan hal-hal baru yang sangat berguna bagi kehidupan penonton secara pribadi baik itu berhubungan dengan pengembangan kepribadian, bagaimana memandang suatu pekerjaan, maupun bagaimana respon masyarakat terhadap suatu keadaan.

Semakin hari tayangan ini semakin diminati oleh masyarakat, hal itu dapat dilihat dari jumlah penonton yang menonton langsung di studio Metro TV. Selain banyaknya jumlah penonton yang semakin hari semakin memadati studio Metro TV, jumlah penggemar dari Mario Teguh pun luar biasa di dunia maya. Dalam akun facebooknya, Mario Teguh memiliki lebih dari 3 juta penggemar serta tidak kurang dari lima ribu komentar-komentar positif setiap harinya dicantumkan di setiap kata-kata bijaksana yang selalu diperbaharui di halaman akunnya seperti yang terlihat pada kalimatnya berikut:

Adikku, engkau bertanya

apakah tujuan asli dari kegagalan. Hmm ...

...

Engkau harus menerima, bahwa engkau tidak harus berhasil

dalam semua hal, dan terkadang

engkau memang harus digagalkan untuk berhasil.

Memang sulit mendamaikan hatimu yang muda


(17)

dan membantumu mengerti bahwa semua kakakmu yang diijinkan Tuhan untuk berhasil, karena mereka gagal dalam semua hal yang bukan pekerjaan mereka sekarang.

Kegagalan Kita akan menemukan Diri Kita yang baru, bahkan lebih baik dari Paman".

Terima Kasih atas masukannya Paman, Insya Allah Saya akan belajar dari kegagalan jika memang itulaha jalanku... menuju kematangan hidup.

bhw kejatuhannya adlh titik awal kesuksesannya kelak...salah menyingkapi maka akan dtg lg kegagalan berikutnya, trmksh p 'Mario dgn pemikiran yg charming”. menginstrospeksi diri dan mempersiapkan diri untuk sebuah keberhasilan....” Sumber

Berbagai kalangan menonton acara Mario Teguh The Golden Ways dan mengakses akun facebook Mario Teguh, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa serta para pegawai. Tidak hanya akun facebook Mario Teguh yang ramai dikunjungi para penggemar, video rekaman tayangan Golden Ways di YouTube pun ditonton berulang kali. Salah satu contoh adalah rekaman ulang tayangan Golden Ways di YouTube yang berjudul Mario Teguh : Kejujuran 02/01/11 (1/4) , selama satu bulan rekaman ini ditonton sebanyak 966 kali oleh para pengguna media maya

Sebenarnya masih ada acara-acara serupa Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV seperti Kick Andy dan Just Alvin, namun yang membedakannya adalah Mario Teguh The Golden Ways menyuguhkan tayangan yang mencoba untuk memberi motivasi dengan kata-kata bijaksana yang diungkapkan oleh motivator


(18)

Mario Teguh. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, tayangan ini berusaha untuk memberi masukan yang mampu mengembangkan aspek Kognitif, Afektif dan psikomotorik pada masing-masing penontonya. Tayangan ini berupaya untuk memuaskan masyarakat ditengah situasi yang tidak menentu.

Pemberian motivasi yang di lakukan oleh Mario Teguh pada tayangan ini dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam keadaan krisis. Masyarakat membutuhkan informasi serta pengetahuan yang mampu menunjang dan bermanfaat dalam pengembangan keterampilan. Tayangan ini menyuguhkan informasi yang dikemas dalam format talkshow, dimana bertujuan untuk menyampaikan mengenai bagaimana caranya menjadikan diri setiap individu menjadi pribadi yang unggul dan bahkan super.

Tayangan ini mencoba memberi informasi yang mampu mendorong masyarakat untuk lebih maju dan lebih mengembangkan dirinya. Tentunya, tayangan ini diharapkan mampu memberikan pengaruh kepada penontonya. Pengaruh atau efek yang di dapatkan dan dirasakan oleh penonton berbeda satu dengan yang lainnya, hal itu dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu hal yang mempengaruhi efek tersebut adalah latar belakang pendidikan dari penonton. Jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan yang berbeda akan menimbulkan persepsi yang berbeda pula pada setiap penonton.

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah rekan-rekan mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Seperti yang telah diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai motivasi pengembangan diri. Oleh sebab itu, diharapkan


(19)

dengan adanya penelitian ini dapat membantu mahasiswa psikologi USU untuk mendapatkan informasi lebih dalam upaya pengembangan diri. Dengan kata lain, mahasiswa yang semula kurang memahami tentang makna motivasi yang sebenarnya menjadi lebih paham dan mampu mengembangkam pengetahuan yang dimilikinya. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV terhadap motivasi pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan motivasi


(20)

pengembangan diri di kalangan mahasiswa Fakultas Psikologi USU, khususnya pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008-2010 yang masih aktif kuliah, hal ini dikarenakan ketiga angakatan ini masih belum disibukkan dengan tugas akhir dan masih lengkap mahasiswanya.

c. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways minimal lima kali; hal ini dikarenakan,dengan menonton tayangan minimal lima kali responden akan mengetahui tujuan serta maksud dan konsep tayangan.

d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk melihat bagaimana tayangan Mario Teguh The Golden Ways

b. Untuk mencari hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV dan motivasi pengembangan diri mahasiswa Fakultas Psikologi USU.


(21)

c. Untuk mengetahui maksud dan tujuan mahasiswa Fakultas Psikologi USU menonton tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai komunikasi massa.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah di dapatkan selama masa kuliah serta untuk memperluas pengetahuan khususnya tentang media massa dan tayangannya.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tema penelitian ini.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam melakukan sebuah penelitian, seorang peneliti memerlukan teori sebagai landasan kerangka bepikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis.


(22)

Pengertian teori menurut Snelbecker, yakni seperangkat proposisi yang berinteraksi ssecara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis dengan lainnya dengan data atas dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untk meramalkan dan menjelaskan fennomena yang diamati (Moleong, 2005:57). Sedangkan Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2007:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, memberikan pandangan, memberikan strategi dan meramalkan.

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, teori S-O-R dan motivasi pengembangan diri.

I.5.1 Televisi sebagai Media Massa

Dewasa ini, televisi merupakan salah satu media yang cukup digemari masyarakat. Televisi merupakan suatu hal yang tidak asing diseluruh lapisan masyarakat. Untuk menelaah lebih lanjut tentang televisi, penulis terlebih dahulu akan memaparkan televisi sebagai media massa. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata,yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004:192).


(23)

Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakni bahwa media cetak tidak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya sementara media elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam gambaran sebuah ‘Perkampungan Global”.

Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan dengan media massa yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur kata-kata, musik serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik. Setiap kejadian atau isyu ditelevisi diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian berupa waktu tayang (Rakhmat, 2007:229). Selain itu, televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak yang engan mengubah emosi dan pikiran, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin, 2006:79).

Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran langsung. Sedangkan karya artistik


(24)

merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini.

Menurut Akurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi, yaitu (Baksin, 2006:63-68) :

a. Penampilan Penyaji Berita

Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya.

RM Hartoko dalam Baksin menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) :

a.1 Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengetahuan.

a.2 Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingat yang kuat.

a.3 Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

a.4 Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup matang.

a.5 Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formal dan infromal yang mudah dipahami.

b. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan menjadi narasumber yang tidak sembarangan atau spesial adalah:

b.1 Memiliki Kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman.

b.2 Memiliki Kredibilitas

Kredibiltas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.

b.3 Memiliki Akseptabilitas

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan.

c. Materi Acara

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talkshow terletak pada materi acara atau permasalahn (Wibowo, 2001:48). Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu:


(25)

c.1 Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat.

c.2 Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat di masyarakat.

d. Perangkat Acara

Wibowo juga berpendapat, memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talkshow (Wibowo, 2001:49). Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acara musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara (Wibowo, 2001:37). Perangkat acara bertugas untuk menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti dalam acara Mario Teguh The Golden Ways, perangkat acara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual kepada khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:

d.1 Keselarasan antara perangkat acara dan kerja sama tim.

d.2 Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.

e. Waktu Tayang

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talkshow adalaha pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayang juga memperhatikan:

e.1 Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut.

e.2 Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan. Beberapa karakteristik diatas merupakan hal yang mampu membedakan televisi dengan media lainnya, serta mampu dijadikan sebagai daya tarik utama televisi.

I.5.2 Motivasi Pengembangan Diri

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikolog memakai istilah yang berbeda-beda dalam menyebutkan sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang


(26)

menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive), dalam penulisan ini kita menggunakan istilah motivasi (Rismawaty, 2008:49).

Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Selanjutnya Winardi (2002:33) mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif.

Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Steiner sebagaimana dikutip Hasibuan (2003:95) mengemukakan motif adalah “suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir”.

Dalam bukunya Psychology an introduction, Benjamin B. Lahey mengatakan; “ Motivation refers to an internal state or condition that activates and gives direction to our thoughts, feelings and action” , yang diartikan; motivasi merupakan sebuah kondisi internal dalam individu yaitu kondisi yang memberi dan mengaktifkan rangsangan kepada pikiran, perasaan dan perilaku ( Lahey, 2007:150).

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu di dorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang


(27)

disebut motivasi, rasa lapar, kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestasi merupakan beberapa contoh tentang motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.

Para psikolog menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan di dalam dua kelompok, yaitu:

a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologis), seperti lapar, haus dan seks.

b. Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar, yaitu:

b.1 Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan,dan kepuasan batinlah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

b.2 Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.

b.3 Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain (Rismawaty, 2008:50).

Berdasarkan pengelompokan motivasi diatas, pengembangan diri termasuk komponen dari motivasi psikologis. Pada motivasi memperkuat diri, manusia memiliki kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi, mendapat pengakuan dari orang lain serta memuaskan dirinya. Hal-hal tersebut merupakan alasan utama mengapa manusia perlu untuk mengembangkan dirinya.

Pengembangan diri kita adalah pengembangan keseluruhan potensi diri yang mencakup aspek / ranah:

a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi ‘melek’ berpikir, ‘melek’ teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.

b. Afektif , yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri,


(28)

meminimalkan/mengendalikan rasa takut dan kuatir, mengelola stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan keterampilan.

c. Psikomotorik, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan

kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan.

d. Interaktif, yang merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya.

(Rismawaty, 2008:37-38)

Namun pada penelitian ini, hanya dibatasi hanya kepada pengembangan diri dalam hal pengembangan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Hal itu berdasarkan kepada tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang cenderung lebih memberi informasi dan dorongan yang berguna untuk menunjang pengembangan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik penontonya.

I.5.3 S-O-R Theory (Teori S-O-R)

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Respon. Model Stimulus-Respons (S-R) adalah model komunikasi paling mendasar dan sederhana.

Model ini mengingatkan kita bahwa apabila ada aksi maka akan timbul reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Model ini juga mengasumsikan bahwa perilaku individu ada karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki (Wiryanto, 2004:13).


(29)

Akan tetapi kemudian De fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi S-O-R. Unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari stimulus yakni rangsangan atau dorongan berupa pesan, organism yakni manusia atau seseorang penerima (receiver) dan reponse yakni reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.

Teori ini merupakan turunan dari Bullet Theory dan Teori Hipodermik. Terdapat beberapa dasar pemikiran yg mempelopori lahirnya teori ini. Yang pertama, latar belakang filosofis (Philosophical Ground), yaitu gambaran dari seseorang yg pasif dan mudah terpengaruh terpaan media. Kedua, perkembangan teori ilmu psikologi dan sosiologi (Theorytical Developmentin Psicology and Sosiology), yang mendeskriditkan pandangan individu yang berbeda dalam teori komunikasi massa.

Model ini menjelaskan bagaimana stimulus yang diterima oleh organism tersebut diolah sedemikian rupa, yang seterusnya diubah dalam beberapa responden yang dapat diamati. Pengelohan stimulus dalam S-O-R merupakan konsep black box atau kotak hitam; yakni struktur khusus dan fungsi proses antara yang internal dianggap kurang penting dibandingkan dengan proses pengubahan masukan menjadi pengeluaran. Karena itu, menurut pengertian black box ini, penjelasan memerlukan pengamatan masukan dan pengeluaran namun tidak menuntut pengamatan langsung pada kegiatan dalam diri organisme yang bersangkutan, sekalipun mungkin dapat dilakukan. Pertama-tama pengamatan langsung pada proses internal


(30)

memang merupakan hal yang tidak mungkin, karena itu kita hanya dapat mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organisme yang bersangkutan. Jadi, pengkajian keadaan internal secara hakiki merupakan pengamatan tidak langsung, dengan kata lain penarikan kesimpulan (inferensi) dari perilaku yang dapat diamatai (Rakhmat, 2006;196).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S-O-R adalah bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat,2006:198).

Secara gamblang prinsip S-O-R menjelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan yang disampaikan tersebut.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organism,O) c. Efek (Response, R) (Amir Purba,2006:255)

I.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel dan indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono, bahwa kerangka konsep digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian, keadaan dan kelompok sehingga


(31)

diharapkan peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yang lainnya (Sarwono,2006:9).

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus (Kriyantono, 2008: 17).

Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel (X). Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah motivasi pengembangan diri.


(32)

I.7 Model Teoritis

Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 1 Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori diatas, maka dibuatlah operasional variabel penelitian ini, yaitu:

Tabel 1

Variabel Operasional

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X) Tayangan Mario Teguh The Golden

Ways

1. Host/Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara

e. Penguasaan Bahasa 2. Narasumber/Pembicara

a. Memiliki Kapabilitas b. Memiliki Kredibilitas c. Memiliki Akseptabilitas 3. Perangkat Acara

a. Kerjasama tim

b. Komunikasi antara perangkat acara 4. Materi Acara

a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi topik 5. Waktu tayang

a. Frekuensi penayangan b. Durasi penayangan 2. Variabel Terikat (Y)

Motivasi Pengembangan Diri

1. Pengembangan aspek kognitif 2. Pengembangan aspek afektif 3. Pengembangan aspek psikomotorik VARIABEL BEBAS (X)

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways

VARIABEL TERIKAT (Y) Motivasi Pengembangan Diri


(33)

I.9 Defenisi Operasional

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompkkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (X) tentang tayang Mario Teguh The Golden Ways:

1.1 Host/Pemandu Acara : seseorang yang mebawakan acara dalam program acara Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Penampilan; yaitu gambaran kepribadian pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV yang terlihat dari berpenampilan rapi dalam berpakaian.

b. Kecerdasan berpikir; yaitu kemampuan pemandu acara menguasai topik pembahasan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways. c. Keramahan; sikap pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways

yang ramah dalam menyapa penonton.

d. Jenis Suara; kejelasan suara dan artikuasi pemandu acara Mario Teguh The Golden Ways.

e. Penguasaan bahasa; kemampuan pemandu acara menggunakan bahasa formal dan infromal yang mudah dipahami.

1.2 Narasumber; yaitu sang motivator Mario Teguh yang menjadi sumber informasi berdasarkan dengan topik pembahasan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways.


(34)

a. Kapabilitas; kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki narasumber.

b. Kredibilitas; kualitas yang dimiliki narasumber.

c. Akseptabilitas; kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi narasumber berdasarkan tujuan serta topik yang dibicarakan dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

1.3 Perangkat acara; seluruh pelaku yang terlibat dalam tayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Kerjasama tim; keselarasan komunikasi antara pelaku yang terlibat dalam tayangan.

b. Komunikasi antara perangkat acara; kekompakkan antara pemandu acara dan pengisi acara.

1.4 Materi acara; materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap tayangan Mario Teguh The Golden Ways.

a. Topik pembahasan; topik yang diangkat dalam tayangan

merupakan masalah yang menarik untuk dibahas.

b. Aktualisasi topik; topik yang dibahas dalam tayangan merupakan masalah yang aktual.

1.5 Waktu tayang; waktu penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV.

a. Frekuensi penayangan; frekuensi penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV dalam satu minggu.


(35)

b. Durasi penayangan; frekuensi penayangan Mario Teguh The Golden Ways di MetroTV dalam setiap episodenya.

2. Variabel Terikat (Y) peningkatan motivasi:

a. Aspek Kognitif : merujuk pada pengembangan pengetahuan

mahasiswa.

b. Aspek Afektif : merujuk pada pengembangan keterampilan

mahasiswa.

c. Apek Psikomotorik : merujuk pada pengembangan kemampuan

mahasiswa.

I.10 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau pertanyaan peneliti yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Hipotesis juga pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar atau mungkin salah. Oleh sebab itu, rumusan rumusan hipotesis harus dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua variabel atau lebih (Sudjana, 2000 : 11).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways

dengan motivasi pengembangan diri.

Ha : terdapat hubungan antara tayangan Mario Teguh The Golden Ways


(36)

35 II.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

II.1.1 Komunikasi

II.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat terpisahkan oleh kegiatan komunikasi.

Dalam hubungan sosialnya, manusia melakukan hubungan yang tetap dan komunikasi yang mereka lakukan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan, atau meleyapkan persengketaan apabila muncul. Manusia sebagai mahkluk individu maupun sosial memiliki dorongan ingin tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi. Oleh sebab itu, komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi kehidupan manusia (Widjaja, 2002:4).

Secara etimologi (bahasa), kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (commuis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2007: 46).


(37)

Melalui komunikasi orang berusaha mendefinisikan sesuatu, termasuk istilah “komunikasi” itu sendiri. Sampai saat ini terdapat banyak definisi komunikasi yang berasal dari banyak ahli. Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:

“Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunkan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi” (Mulyana, 2007: 68).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga bentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude). Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain “communication is the process to modify the behavior of other indivuduals” (Effendy, 2006: 10).

Seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperi diuraikan diatas. Untuk dapat memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, maka dapat mengutip paradigma yang dikemukakan Harold Lasswell. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:” Who Says What In Which Channel To WhomWith What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana,2007: 69).

Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan itu, yakni: komunikator (communicator, source, sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient), efek (effect, impact, influence). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh


(38)

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, dengan mengandung tujuan tertentu, memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung, secara lisan, maupun tidak langsung melalui media.

II.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang melingkupinya dimana juga merupakan persyaratan agar komunikasi dapat terjadi. Dalam komunikasi, komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sumber (Source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal sumber ini, yang perlu diperhatikan adalah kredibilitas terhadap sumber (kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila salah mengambil sumber, maka kemungkinan komunikasi yang dilancarkan akan berakibat lain dari yang diharapkan

b. Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, oragnisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan, komunikator dapat menjadi sebagai komunikan dan sebaliknya. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang komunikator adalah memiliki


(39)

kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya, keterampilan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, sikap dan memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi/pada diri komunikan.

c. Pesan

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasinya. d. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut dua saluran, yaitu saluran formal atau yang bersifat resmi yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi dan saluran informal atau yang bersifat tidak resmi berupa desas-desus, kabar angin dan kabar burung. e. Komunikan

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu; persona (komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal), kelompok (komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu), massa (komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media). Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. f. Effect (hasil)

Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain ini sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya. (Widjaja, 2002:11-20)

Sementara itu, Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A memaparkan unsur-unsur komunikasi berdasarkan paradigma Harold Lasswell dalam bagan proses komunikasi berikut:


(40)

Bagan 2

Proses Komunikasi

Sumber (Effendy, 2006:18)

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

a. Sender: komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

c. Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding: pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

h. Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(Effendy, 2006:18-19)

Sender Encoding

Noise

Decoding

Message Receiver


(41)

Komunikasi tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya unsur-unsur diatas. Model komunikasi diatas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator haruslah tahu khalayak mana yang dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak sasaran.

II.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan utama dari komunikasi adalah menyampaikan pesan. Hal utama dan terutama dalam komunikasi adalah pesan. Menurut Onong Effendy terdapat beberapa tujuan dari komunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Mengubah sikap (to change the attitude);

Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya.

b. Mengubah opini atau pendapat atau pandangan (to change the opinion); Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan

c. Mengubah perilaku (to change the behavior);

Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya.

d. Mengubah masyarakat (to change the society);

Perubahan Sosial dan partisipasi sosial, memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan.


(42)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti;

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

b. Memahami orang;

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

c. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain;

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu;

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Hafied, 2002: 22)

Berdasarkan pendapat diatas, tujuan dari komunikasi akan semakin efektif apabila terkandung hal-hal tersebut. Seorang komunikantor diharapkan memperhatikan keempat hal tersebut agar tujuan dari komunikasi dapat tersampaikan.

Selain terdapat tujuan dari komunikasi terdapat juga beberapa fungsi dari komunikasi. Harold D. Lasswell, pakar komunikasi mengatakan bahwa komunikasi di masyarakat menunjukkan tiga fungsi, yaitu:

a. Pengamatan terhadap lingkungan (the surveillance of the environment), penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian-bagaian unsur di dalamnya. Fungsi komunikasi disini adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan.

b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menanggapi lingkungan (correlation of the component of society in making a response to the environment). Dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan.


(43)

c. Penyebaran warisan sosial (transmission of the social inheritance). Disini berperan para pendidik, baik dalam kehidupan rumah tangganya maupun disekolah, yang meneruskan warisan sosial kepada keturunan berikutnya; dimana difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.

(Effendy, 2006:27)

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, terdapat beberapa fungsi komunikasi yaitu sebagai berikut:

a. Menginformasikan (to inform);

Memberikan informasi kepada masyarakat. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication .

b. Mendidik (to educate);

Mendidik masyarakat. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya.

c. Menghibur (to entertain);

Menghibur masyarakat. Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.

d. Mempengaruhi (to influence);

Mempengaruhi masyarakat. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan.(Effendy, 2006:20)


(44)

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari komunikasi pada hakikatnya adalah salah satu usaha yang digunakan untuk menimbulkan suatu keseimbangan hidup dalam diri masyarakat. Fungsi komunikasi berupaya agar masyarakat semakin berkembang dalam kehidupannya.

II.1.1.4 Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari segi jumlah komunikan, berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka dapat diklasifikasikan menjadi bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi pribadi (personal communication) yang terdiri dari komunikasi intra pribadi, yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf, misalnya: berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll.; dan komunikasi antar pribadi, yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya, misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon anjang sana, tukar pikiran dan lain sebagainya.

b. Komunikasi kelompok (group communication) yang terdiri dari komunikasi kelompok kecil (ceramah, simposium, diskusi panel, seminar dan lain-lain) dan komunikasi kelompok besar.

c. Komunikasi massa (mass communication) yang terdiri dari komunikasi media massa cetak/pers seperti surat kabar dan majalah, dan komunikasi media massa elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lain.


(45)

II.1.2. Komunikasi Massa

II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa banyak diartikan oleh para ahli. Komunikasi massa pada umumnya diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media, baik media cetak maupun media elektronik.

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media communication). Komunikasi massa menggunakan media massa baik cetak ataupun elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980:10): “Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Mulyana, 2007:83)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi (dikenal sebagai media elektronik), surat kabar dan majalah (disebut sebagai media cetak), serta media film (film bioskop).

Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerbner (1967) menulis, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga


(46)

dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat,2007: 188).

Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Werner I Severin dan James W Tankard, Jr dalam bukunya Communication Theories, Orgins, Methods, Uses, mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik (Effendy,2006: 21)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa bersumber dari komunikasi yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan media massa yang ditujukan untuk masyarakat luas. Jadi salah satu ciri dari komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan merupakan pesan yang mengandung kepentingan publik.

II.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Telah diketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa yang sebelumnya, pada prinsipnya mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi yang lainnya dianggap saling


(47)

melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui kerakteristik komunikasi massa.

Adapun beberapa komunikasi massa menurut Ardianto, yaitu sebagai berikut:

a. Komunikator Terlembaga

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain.

b. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa yang berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Proses komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, ataupun penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping ananoim, komunikasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pemdidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi yang lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Effendy mengartikan keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar


(48)

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungn sekaligus. Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulus Alat Indera Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulus alat indera yang “terbatas”. Dalam komunikasi massa, stimulus alat indra berganting pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca banyak melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan alat indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efktifitas komunikasi sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback) (Ardianto, 2004:7-12).

Selain yang telah disebutkan diatas, Nurudin menambahkan dua hal berikut sebagai karakteristik komunikasi massa:

a. Komunikasi Massa mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik.


(49)

Peran pemancar dalam media elektronik merupakan hal utama yang tidak dapat dihilangkan.

b. Komunikasi Massa dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi atau palang pintu atau penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa serta merupakan pihak yang menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan.

(Nurudin, 2007:30-32)

II.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta dan ide. Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan ringkasan/kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya.

Dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) Sean MacBride dan kawan-kawan menerangkan dengan cukup gamblang yang patut disimak oleh para mahasiswa dan peminat komunikasi. Diuraikan bahwa apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan


(50)

individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide. Maka, fungsinya dalam tiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

a. Informasi:

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan):

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c. Motivasi:

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan diskusi:

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

e. Pendidikan:

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan:

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.


(51)

g. Hiburan:

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu. h. Integrasi:

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

(Effendy, 2006:27-28)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa erat hubungannya dengan pengguna media massa, komunikasi massa berfungsi sebagai alat pemuas kebutuhan para penguna media.

II.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuyk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Berikut klasifikasi efek komunikasi massa menurut Effendy:

a. Efek Kognitif (Cognitive effect)

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh


(52)

informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja. Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank) ke surat kabar, maka terjadilah efek proposional behavioral.

b. Efek Afektif (Affective effect)

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Sebagai contoh, setelah kita mendengar atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.

c. Efek Konatif (Behavioral effect)

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Efek konatif bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan atau kebiasaan berperilaku. Karena berbentuk perilaku maka sebagaimana disinggung di atas maka efek


(53)

konatif sering disebut juga efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa melainkan didahului oleh efek kognitif dan atau efek afektif.

(Effendy, 2006:318-319).

Efek komunikasi massa berbeda pada setiap individu, hal itu tergantung dari tingkat pemahaman masing-masing individu.

II.2 Televisi

Televisi sudah tidak terdengar asing dalam kehidupan masyarakat. Televisi dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mampu melengkapi kehidupan masyarakat dalam memperoleh informasi. Namun walaupun dianggap penting, banyak masyarakat yang tidak mengetahui apakah sebenarnya arti televisi itu sendiri.

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata,yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur- unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004:192).

Istilah television sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai negara. Dengan demikian kata televisi disini diartikan dengan televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi kabel). Dalam sistem transmisi atau pancara, gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah


(54)

menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisikan melalui pemancar. Gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi gelombang elektromagnetik itu diubah menjadi gambar dan suara yang kita nikmati di televisi.

Pada hakikatnya, media televisi terlahir karena perkembangan teknologi. Berawal dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Hal ini terjadi sekitar tahun 1883 sampai 1884. Atas perwujudan dari gagasan Nipkov, maka ia diakui sebagai “Bapak” televisi sampai sekarang. Televisi sendiri mulai dinikmati oleh masyarakat Amerika Serikat pada tahun 1939 yaitu, ketika berlangsungnya “World Fair” di kota New York hingga saat ini. Televisi memberikan banyak pengaruh pada kehidupan manusia. Pengaruh itu bisa berupa pengaruh sosial, politik, ekonomi, budaya dan pertahanan suatu keamanan negara (Kuswandi, 1996:6).

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuaannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika. Wajarlah bila pengadaan dan pengelolaannya memerlukan biaya yang sangat mahal dan melibatkan banyak tenaga yang memiliki keahlian yang berbeda-beda. Landasan tunggal, dari pengelola siaran televisi yang memiliki keahlian yang berbeda ini ialah kreatifitas perorangan. Tanpa kreatifitas siaran televisi akan monoton dan sangat menjemukan penontonnya (Wahyudi, 1986:49-51).

Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas negara pun bukan lagi hal yang sulit untuk diterjang melainkan begitu mudah untuk diterobos. Karena itu, bila informasi media televisi dari berbagai belahan dunia tidak terkontrol maka akan menimbulkan efek yang cukup besar, misalnya penjajahan negara dalam hal informasi.


(55)

Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tidak berbeda dengan media cetak dan radio. Robert K. Afery dalam bukunya “Communication and The Media” dan Stanford B. Weinberg dalam “Message-A Reader in Human Communication’ Random House, New York 1980, mengungkapkan tiga fungsi media yaitu:

a. The surveillance of the environment yaitu mengamati lingkungan.

b. The corelation of the part of society in responding the environment yaitu mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.

c. The transmition of the social heritage from one generation to he next, maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya sari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Ketiga fungsi diatas pada dasarnya memberikan satu penilaian pada media massa sebagai alat atau sarana secara sosiologis menjadi perantara untuk menyambung atau menyampaikan nilai – nilai tertentu kepada masyarakat. Itulah media televisi dengan berbagai kelebihan serta kekurangan nya. Melihat posisi dan peranannya, bukan tidak mungkin pada suatu saat media televisi akan memberikan kemajuan bagi manusia sebagai aset informasi dan komunikasi (Kuswandi, 1996 : 24 – 25 ).


(1)

Banyak diantara kita sedag berada di persimpangan memilih dua hal yang baik. Pada episode ini Mario Teguh mengajak penonton untuk mampu mengatasi kebimbangan hidup. Hal utama yang mampu mengatasi kebimbangan adalah ketegasan. Ketegasan itu sesuatu yang dibangun. Ketegasan tidak pernah salah, kalau salah itu merupakan tindakan terbaik dibandingkan tidak bertindak sama sekali. Lebih baik bertindak dan salah daripada tidak bertindak sama sekali.

f. Mario Teguh - The Golden Ways / Minggu, 13 Februari 2011 19:45 WIB Jodoh di Tangan Siapa?

“Kalau kita sulit menemukan orang-orang untuk dicintai, perbaiki dulu cara kita dalam hidup ini, supaya kita lebih mudah didatangai cinta.” –Mario Teguh-

Pada episode ini Mario Teguh mengajak penonton untuk kembali mengingat hal-hal apa saja yang membuat kita jauh dari jodoh. Cara hidup yang mungkin kurang baik yang menyebabkan hal tersebut. Mario Teguh mengajak kita untuk tidak menyalahkan siapa-siapa apabila kita tidak kunjung didatangi jodoh. Ia berpesan bahwa perbaiki dulu cara kita dalam hidup ini agar kita lebih mudah didatangi cinta.

g. Mario Teguh - The Golden Ways / Minggu, 6 Februari 2011 20:31 WIB Beginner's Luck

Pada episode ini, Mario Teguh mengajak penonton untuk mencapai keberuntungan pemula. Keberuntungan pemula adalah keberuntungan yang berasal dari sikap pemula, yaitu segar, polos dan cepat memulai. Kita diajak untuk kembali menggali hal-hal yang sederhana yang mungkin terlupakan dari cara-cara kita terdahulu sehingga kita bisa membangun sikap,sudut pandang yang menjadikan kita pribadi yang mudah beruntung dengan mencoba hal-hal yang baru. Keberuntungan berasal dari Tuhan, tidak ada keberuntungan berasal dari yang lain selain Tuhan. Biasanya orang yang baru memulai tidak berpikir macam-macam dan ikhlas sehingga kedekatannya kepada Tuhan tinggi, lebih tinggi daripada orang yang banyak kalkulasi, sehingga peran Tuhan juga tinggi dibanding orang yang berkalkulasi.


(2)

h. Mario Teguh - The Golden Ways / Minggu, 30 Januari 2011 20:25 WIB Kacamata Kuda

“Bayangkan anak anda yang fokus sekali tentang satu hal, yang terobsesi untuk menjadi tahu dan ahli dibidang itu dan dia disiplin menjadikan dirinya ahli di bidang itu. Bekerja menghasilkan dalam bidang itu, bayangkan apa yang akan terjadi.”

–Mario Teguh-

Pada episode ini, Mario Teguh mengajak penonton untuk lebih fokus dan membatasi pandangannya hanya kepada hal-hal yang penting yang menjadikannya lebih mampu dan berhasil, dan dengan tegas mengabaikan hal-hal yang tidak menjadikannya damai dan berhasil.

i. Mario Teguh - The Golden Ways / Minggu, 23 Januari 2011 20:35 WIB Senyum Buaya

“Lebih baik memperlakukan orang jahat dengan baik daripada memperlakukan orang jujur dengan kecurigaan dan jika ingin menjadi pribadi yang disukai, ujiannya disukai oleh orang yang tidak baik.” –Mario Teguh- Semua orang bisa tersenyum. Kadang ada senyum yang tidak tulus, yang disebut senyum buaya. Pada episode ini kita diajak untuk menghilangkan senyum yang tidak tulus. Dimana mencoba menjadikan senyum buaya menjadi senyum yang memberi kejutan yang membahagiakan.


(3)

(4)

(5)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr.A.Sofyan No.1 Telp (061)8217168

LEMBARAN CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Maria Monica Wuri Anjani

NIM : 090922031

PEMBIMBING : Dra. Rusni, MA

NO TGL

PERTEMUAN PEMBAHASAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

22 Februari 2011 03 Maret 2011 17 Maret 2011 24 Maret 2011 31 Maret 2011

01 April 2011

14 April 2011

20 April 2011 21 April 2011 21 Mei 2011 28 Mei 2011 04 Mei 2011

Seminar Proposal

Penyerahan BAB I dan BAB II Revisi BAB I dan BAB II Revisi BAB II

ACC BAB I, BAB II dan penyerahan BAB III

Revisi BAB III dan penyerahan kuisioner

ACC BAB III dan revisi kuisioner

Revisi kuisioner ACC kuisioner

Penyerahan BAB IV dan BAB V Revisi BAB IV dan BAB V ACC sidang


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maria Monica Wuri Anjanu

Alamat : Komp. Taman Setia Budi Blok GG no.24 Medan Tempat, tanggal lahir : Purworejo, 07 April 1987

Agama : Katolik Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Pendidikan :

• Tahun 1999 ; lulus dan tamat dari SD Tarakanita Bumijo, Yogyakarta. • Tahun 2002; lulus dan tamat dari SMP St. Thomas 1, Medan.

• Tahun 2005; lulus dan tamat dari SMA St. Thomas 2 Medan.

• Tahun 2008; lulus dan tamat dari ASMI Santa Maria Yogyakarta, D3 Public Relations.

Nama Orang Tua : Fransiskus Asisi Dirman Judiwiharso

Alamat Orang Tua : Komp. Taman Setia Budi Indah blok GG no 24 Medan Pekerjaan : Pegawai Swasta

Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sesungguhnya.

Medan, 26 Mei 2011


Dokumen yang terkait

Tayangan The Golden Ways dan Motivasi Diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan The Golden Ways di Metro TV terhadap Peningkatan Motivasi Diri pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)

0 45 118

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Analisis isi pesan dakwah Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

1 19 122

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12