Pengelolaan Pembibitan Stroberi Di Vin’s Berry Park, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat

(1)

ALDY ALIFIAN SANTOSA

A24061791

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN


(2)

Pengelolaan Pembibitan Stroberi Di Vin’s Berry Park, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat Nursery Management of Strawberry in Vin’s Berry Park, Cisarua, West Bandung, West Java

Aldy Alifian Santosa1, Surjono Hadi Sutjahjo2 1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB (A24061791) 2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract

The study was conducted at Vin’s Berry Pak, Cisarua, West Java, from February 15th until June 15th, 2010. The purpose of the study is to improve the knowledge, experience, skills and insights of students on the overall management of strawberry cultivation. The next is to compare the system of strawberry cultivation in farmer’s farm (conventional) with the system in Vin’s Berry Park (hydroponic). The spesific objective of this study is to examine and analyze aspects of nursery management on strawberry plants. The primary data obtained from observation and direct work in the field, interviews and discussion with staff employees, both managerial aspects and aspects of cultural. Secondary data obtained from data that already exist in companies which included geographical location and the farm, the climate, land area, production, employment, and organizational structure.The population of strawberry is 7400 that will be sampled two groups each containing 25 plants of strawberries. Each of strawberry plants that observed consists one parent plant and one seed. Each group will be given different treatment in the parent plants. Group 1 are fertilized only once a day in the morning. Group 2 are fertilized twice a day in the morning and evening. Fertilization interval is three times a week. Observations on the stolon and the seeds are conducted twice a week for four consecutive weeks. The observation of aspects of nurseries, especially in the growth of stolon length, stolon diameter, and height of seed showed different results. In stolon length, the average difference in Group 1 with Group 2 in the fourth week of 3.91 cm or 10%. In stolon diameter, the average difference in Group 1 with Group 2 in the fourth week of 0.44 mm or 15%. While the difference in average height seed of Group 1 with Group 2 in the fourth week of 0:39 inches or about 3.5%. In each of these variables, Group 2 had greater growth than Group 1. From observation it is concluded that giving larger doses of fertilizer had no significant effect on all variables observed.The observation of secondary data shows that crop productivity in Vin's Berry Park only 65.85 kg / month, far from the standard rate of productivity of 231.25 kg / month. This is because plants affected pests and plant age who had more than two years.


(3)

ALDY ALIFIAN SANTOSA. Pengelolaan Pembibitan Stroberi di Vin’s Berry Park, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat. (Dibimbing oleh SURJONO HADI SUTJAHJO).

Kegiatan magang ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan wawasan mahasiswa mengenai pengelolaan budidaya stroberi secara keseluruhan; mempelajari dan menganalisis aspek pengelolaan pembibitan pada tanaman stroberi; dan membandingkan sistem budidaya stroberi di Vin’s Berry Park (hidroponik) dengan sistem budidaya di kebun rakyat (konvensional). Kegiatan magang ini dilakukan di Vin’s Berry Park, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat, pada bulan Februari 2010 - Juni 2010.

Kegiatan yang diikuti di Vin’s Berry Park selama kegiatan magang yang meliputi budidaya stroberi, pemasaran, dan agrowisata. Kegiatan budidaya stroberi meliputi pembibitan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian OPT, pewiwilan, restrukturisasi tanaman, serta panen dan pasca panen. Kegiatan selama di bagian pemasaran adalah membantu menjual buah stroberi dan hasil olahan stroberi. Kegiatan di bagian agrowisata adalah bertugas sebagai pemandu yang mengantar pengunjung berkeliling kebun serta memberikan penjelasan mengenai budidaya tanaman stroberi.

Data primer diambil dari hasil pengamatan dan hasil kerja langsung di lapangan, wawancara dan diskusi dengan karyawan untuk aspek manajerial dan aspek teknik budidaya. Sedangkan data sekunder diambil dari data di perusahaan yang meliputi lokasi dan letak geografis kebun, keadaan iklim, luas lahan, produksi, ketenagakerjaan, dan struktur organisasi.

Populasi stroberi seluruhnya adalah 7 400 tanaman yang diambil sampel dua kelompok masing-masing berisi 25 tanaman stroberi. Satu tanaman stroberi yang diamati terdiri atas satu tanaman induk dan satu bibit yang berasal dari stolon. Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda pada tanaman induknya.


(4)

tiga kali dalam seminggu. Pengamatan terhadap stolon dan bibit dilakukan sebanyak dua kali seminggu selama empat minggu berturut-turut.

Selain kegiatan di Vin’s Berry Park, dilakukan pula wawancara singkat ke kebun stroberi milik rakyat di Kampung Langkob, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Wawancara singkat ini bertujuan untuk membandingkan sistem budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dengan sistem budidaya stroberi di rakyat.

Hasil pengamatan terhadap aspek pembibitan terutama pada pertumbuhan panjang stolon, diameter stolon, dan tinggi bibit menunjukkan hasil yang berbeda antar kelompok. Pada panjang stolon, perbedaan rata-rata Kelompok 1 dengan Kelompok 2 pada minggu keempat adalah 39.43 cm dengan 43.34 cm atau sebesar 10 %. Pada diameter stolon, perbedaan rata-rata Kelompok 1 dengan Kelompok 2 pada minggu keempat adalah 2.94 cm dengan 3.38 cm atau sebesar 15 %. Sedangkan perbedaan rata-rata tinggi bibit Kelompok 1 dengan Kelompok 2 pada minggu keempat 11.23 cm dengan 11.62 cm atau sebesar 3.5 %. Dari pengamatan tersebut disimpulkan bahwa pemberian dosis pupuk yang lebih besar tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada semua peubah yang diamati.

Hasil pengamatan data sekunder menunjukkan bahwa produktivitas tanaman di Vin’s Berry Park hanya 65.85 kg/bulan, jauh dari angka standar produktivitas yaitu 231.25 kg/bulan. Hal ini disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT) dan umur tanaman yang sudah lebih dari dua tahun.


(5)

PENGELOLAAN PEMBIBITAN STROBERI DI VIN’S BERRY

PARK, CISARUA, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ALDY ALIFIAN SANTOSA

A24061791

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(6)

ii  

   

Judul :

PENGELOLAAN PEMBIBITAN STROBERI DI VIN’S

BERRY PARK, CISARUA, BANDUNG BARAT, JAWA

BARAT

Nama :

ALDY ALIFIAN SANTOSA

NRP :

A24061791

Menyetujui, Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS NIP 19600204 198503 1 003

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP 19611101 198703 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 25 Agustus 1988. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Eddy Santosa dan Ibu R. Ida Rosida.

Pada tahun 1992 penulis memasuki dunia pendidikan di TK Al-Hasanah Ciledug. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN Pondok Ranji IV Ciputat, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPI Al-Azhar 3 Bintaro. Penulis lulus dari SMAI Al-Azhar 1 Kebayoran Baru pada tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur SPMB. Selanjutnya tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Selama di Departemen Agronomi dan Hortikultura, penulis menjadi panitia pada acara Training Penulisan Ilmiah (TraPI) pada tahun 2008 dan Masa Perkenalan Departemen HERBAL 44 pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis juga mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK) dengan judul “NAGA BINAR (Buah Naga, Belimbing, dan Nata De Coco Segar) Sebagai Minuman Alternatif Menyegarkan Penakluk Diabetes dan Hipertensi”.


(8)

iv  

   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Pengelolaan Pembibitan Stroberi di Vin’s Berry Park, Cisarua,

Bandung Barat, Jawa Barat. Skripsi ini sebagai syarat untuk meraih gelar

Sarjana Pertanian di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini. 2. Ir. Ketty Suketi, Msi dan Ir. Andri Ernawati, MSc.Agr sebagai penguji

yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr sebagai kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura dan Dr. Ir. Eny Widajati, MS sebagai koordinator Mayor Agronomi dan Hortikultura.

4. Orang tua penulis, H. Eddy Santosa, SE, MM dan Hj. R. Ida Rosida atas doa, nasihat, dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

5. Supriatin Budiman, SE, MM sebagai ketua Yayasan PATUHA yang membawahi Vin’s Berry Park serta semua Karyawan Vin’s Berry Park yang telah banyak membimbing penulis selama kegiatan magang berlangsung.

6. Anna Sri Mariana yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

7. Febriani Ai Nurrohmah dan Novita Rizky sebagai rekan magang. Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Terima kasih atas kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua.

Bogor, Juni 2011


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Botani Stroberi ... 6

Syarat Tumbuh ... 7

Pembibitan ... 8

Hidroponik ... 11

METODE MAGANG ... 13

Tempat dan Waktu ... 13

Metode Pelaksanaan ... 13

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 13

Analisis Data ... 14

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ... 15

Sejarah Vin’s Berry Park ... 15

Letak Wilayah Administratif dan Keadaan Iklim ... 15

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ... 16

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 19

Struktur Organisasi ... 20

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI ... 23

Pembibitan ... 23

Penyiraman dan Pemupukan ... 24

Pengendalian Gulma ... 27

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman ... 27

Pewiwilan ... 30

Restrukturisasi Tanaman ... 30

Panen dan Pasca Panen ... 32

BUDIDAYA STROBERI RAKYAT ... 35

HASIL KEGIATAN MAGANG ... 40

Pembibitan ... 40

Produksi Stroberi ... 42


(10)

vi  

   

KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

Kesimpulan ... 46

Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 49

                                                   


(11)

DAFTAR TABEL

 

Nomor Halaman

1. Volume dan Nilai Ekspor Buah-Buahan di Indonesia ... 1

2. Volume dan Nilai Impor Buah-Buahan di Indonesia ... 1

3. Volume dan Nilai Ekspor Stroberi Segar di Indonesia ... 3

4. Volume dan Nilai Impor Stroberi Segar di Indonesia ... 3

5. Jumlah Karyawan Vin’s Berry Park Berdasarkan Jabatan dan Tingkat Pendidikan ... 22

6. Pengklasifikasian Buah Berdasarkan Ukuran dan Bobot... 32

7. Data Pertumbuhan Panjang Stolon dan Diameter Stolon ... 40

8. Data Pertumbuhan Jumlah Daun dan Tinggi pada Bibit Stroberi .... 41

9. Data Produksi Stroberi di Vin’s Berry Park ... 43

10.Perbandingan Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park dengan di Kebun Petani A ... 44


(12)

viii  

   

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pertumbuhan Ekspor Impor Buah-Buahan di Indonesia ... 2

2. Pertumbuhan Ekspor Impor Stroberi Segar di Indonesia ... 3

3. Lokasi Vin’s Berry Park ... 16

4. Denah Vin’s Berry Park ... 17

5. Sistem Penanaman Stroberi dengan Polibag di Dalam Green House ... 18

6. Klasifikasi Buah Stroberi di Vin’s Berry Park. A. Medium Kecil B. Kecil C. Afkir ... 20

7. Struktur Organisasi Vin’s Berry Park ... 21

8. Tanaman Stroberi. A. Induk. B. Bibit ... 23

9. Pengelolaan Pembibitan di Vin’s Berry Park... 24

10.Sistem Penyiraman di Vin’s Berry Park ... 25

11.Sistem Pemupukan di Vin’s Berry Park. A. Nutrilon Kasar B. Nutrilon Halus ... 26

12. Gulma di dalam Green House ... 27

13. Hama pada Tanaman Stroberi. A. Ulat B. Siput C. Belalang D. Tungau E. Kutu Daun ... 28

14.Pestisida yang Digunakan di Vin’s Berry Park ... 29

15.Tangki Sprayer ... 29

16.Tanaman Stroberi. A. Sebelum Restrukturisasi B. Sesudah Restrukturisasi ... 31

17.Buah Stroberi yang Sudah Disortir ... 32

18. Buah Stroberi yang Sudah Dikemas. A. Medium Kecil B. Kecil .... 33

19. Alur Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park ... 34

20. Lokasi Desa Alam Endah ... 35

21. Tanaman Stroberi Petani A ... 36

22. Sistem Penanaman dengan Karung ... 36

23. Buah Stroberi. A. Segar B. Beku ... 38

24.Sistem Penanaman dengan Karung Terbalik ... 39

25.Alur Budidaya Stroberi di Kebun Rakyat ... 39


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

 

Nomor Halaman

1. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 1 Hari Pertama ... 50

2. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 1 Hari Kedua ... 51

3. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 2 Hari Pertama ... 52

4. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 2 Hari Kedua ... 53

5. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 3 Hari Pertama ... 54

6. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 3 Hari Kedua ... 55

7. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 4 Hari Pertama ... 56

8. Pengamatan Kelompok 1 Minggu 4 Hari Kedua ... 57

9. Pengamatan Kelompok 2 Minggu 1 Hari Pertama ... 58

10.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 1 Hari Kedua ... 59

11.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 2 Hari Pertama ... 60

12.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 2 Hari Kedua ... 61

13.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 3 Hari Pertama ... 62

14.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 3 Hari Kedua ... 63

15.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 4 Hari Pertama ... 64

16.Pengamatan Kelompok 2 Minggu 4 Hari Kedua ... 65

17.Profil Perusahaan ... 66


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Komoditas hortikultura dipandang sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru dalam sektor pertanian karena selain berprospek cerah komoditas ini juga memiliki potensi pasar yang tinggi. Iklim yang sesuai, areal pertanaman yang luas, serta plasma nutfah yang bervariasi membuat Indonesia berpotensi mengembangkan produksi buah-buahan segar. Pada beberapa tahun terakhir, tanaman hortikultura mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah karena sektor hortikultura mampu menjadi sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian. Buah-buahan merupakan sumber utama vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pertambahan jumlah penduduk, peningkatan taraf penghasilan serta kesadaran masyarakat akan gizi berdampak positif terhadap peningkatan kebutuhan buah-buahan (Rahardi et al, 1993). Peningkatan permintaan inilah yang merupakan peluang yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Volume dan nilai ekspor impor buah-buahan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan Gambar 1.

Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Buah-Buahan di Indonesia

Tahun Volume (kg) Nilai (US $)

2004 171 822 618 100 163 544

2005 272 296 672 150 062 557

2006 262 358 494 144 492 469

2007 157 620 956 93 652 526

Sumber: Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008

Tabel 2. Volume dan Nilai Impor Buah-Buahan di Indonesia

Tahun Volume (kg) Nilai (US $)

2004 335 257 966 186 403 182

2005 413 410 644 234 071 026

2006 427 484 330 337 516 726

2007 502 156 143 449 163 864


(15)

Gambar 1. Pertumbuhan Ekspor Impor Buah-Buahan di Indonesia

Data pada Gambar 1 menunjukkan bahwa volume ekspor buah-buahan di Indonesia cenderung menurun dari tahun ke tahun antara tahun 2004-2007. Volume ekspor mengalami titik puncak pada tahun 2005 lalu menurun sampai tahun 2007. Sebaliknya volume impor buah-buahan di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun antara tahun 2004-2007 dengan titik puncak pada tahun 2007.

Menurut Rukmana (1998), budidaya stroberi pada umumnya didominasi daerah atau negara beriklim subtropis, akan tetapi seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis. Penanaman stroberi di Indonesia sudah lama dirintis sejak jaman kolonialisasi Belanda, akan tetapi pengembangannya masih dalam sekala kecil. Meskipun stroberi bukan tanaman asli Indonesia, pengembangan komoditas ini dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan baru dalam sektor pertanian. Fakta ini didasari dengan semakin banyaknya penggemar buah stroberi.

Fluktuasi volume dan nilai ekspor impor stroberi segar di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3, 4, dan Gambar 2.

0 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000

2004 2005 2006 2007

Volume (kg)

Tahun

Ekspor Impor


(16)

3  

   

Tabel 3. Volume dan Nilai Ekspor Stroberi Segar di Indonesia

Tahun Volume (kg) Nilai (US $) %

2004 204 402 54 946 0.05

2005 11 084 2 804 0.002

2006 57 197 97 782 0.07

Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2006

Tabel 4. Volume dan Nilai Impor Stroberi Segar di Indonesia

Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2006

Keterangan : % = Persentase ekspor/impor stroberi terhadap ekspor/impor seluruh buah-buahan Indonesia pada Tabel 1 dan 2

Gambar 2. Pertumbuhan Ekspor Impor Stroberi Segar di Indonesia

Data pada Gambar 2 menunjukkan bahwa volume ekspor stroberi segar di Indonesia mengalami penurunan sangat tajam pada tahun 2005 dan 2006 dibandingkan dengan tahun 2004. Sebaliknya volume impor stroberi segar di Indonesia hanya mengalami penurunan pada tahun 2005 sebelum kembali naik pada tahun 2006.

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa volume stroberi segar yang diimpor Indonesia masih cukup besar. Besarnya impor mengindikasikan bahwa

Tahun Volume (kg) Nilai (US $) %

2004 204 904 241 085 0.13

2005 167 098 125 506 0.05

2006 291 929 457 550 0.14

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000

2004 2005 2006

Volume (kg)

Tahun

Ekspor Impor


(17)

potensi pasar di Indonesia tinggi sedangkan produksi dalam negeri masih rendah. Menurut Budiman dan Saraswati (2005), pemasok buah ke beberapa pasar swalayan di Jakarta dari Ciwidey hanya bisa menyuplai 15-30 kg stroberi dari jumlah permintaan 60 kg per hari. Hal yang serupa dialami oleh pengepul di Lembang. Mereka harus menampung hasil panen dari petani di sekitar kebun, Ciwidey, dan Pangalengan agar dapat memenuhi permintaan minimal 500 kg setiap hari ke pabrik selai di Jakarta.

Harga jual stroberi cukup menjanjikan. Harga stroberi yang ditanam secara konvensional adalah Rp. 30.000/kg (grade A), Rp. 22.000 – Rp. 25.000/kg (grade B), dan Rp. 18.000/kg (grade C). Sedangkan harga stroberi yang ditanam di lahan tertutup dengan sistem hidroponik adalah Rp. 70.000/kg (besar), Rp. 60.000/kg (medium besar), Rp. 50.000/kg (medium kecil), dan Rp. 30.000/kg (kecil).

Kurnia (2005) menyatakan bahwa permintaan terhadap buah stroberi di Asia Tenggara cukup tinggi. Di Indonesia saja banyak bermunculan tempat usaha yang bertema stroberi, seperti agrowisata stroberi petik sendiri, kafe, hingga factory outlet. Hal ini menunjukkan bahwa animo masyarakat Indonesia terhadap stroberi cukup tinggi. Tingginya permintaan dapat dijadikan peluang dan tantangan untuk mengembangkan produksi stroberi dalam negeri.

Menurut Gunawan (1996), daya tarik buah ini terletak pada warna buah yang merah mencolok, bentuknya yang mungil, rasanya yang manis segar, dan bagian buah yang dapat dimakan dari buah stroberi mencapai 96 %. Daya tarik selanjutnya terdapat pada komposisi per 100 g stroberi yang mengandung energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfat, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan air. Selain mengandung berbagai vitamin dan mineral, buah stroberi terutama biji dan daunnya diketahui mengandung ellagic acid. Ellagic acid adalah suatu persenyawaan fenol yang berpotensi sebagai penghambat kanker akibat dari persenyawaan-persenyawaan kimia berbahaya.

Pembibitan adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menumbuhkan benih menjadi tanaman kecil. Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit yang unggul dan sehat sampai siap ditanam di lahan. Dalam rangka menghasilkan tanaman stroberi yang memiliki produktivitas dan kualitas tinggi, diperlukan teknik pembibitan yang baik.


(18)

5  

   

Pembibitan stroberi dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Pembibitan generatif tanaman stroberi menggunakan benih yang diambil dari buah yang telah masak. Sedangkan pembibitan vegetatif tanaman stroberi dapat menggunakan anakan dan stolon. Pembibitan di Vin’s Berry Park menggunakan bibit yang berasal dari stolon.

Tanaman induk yang dipakai adalah tanaman yang sehat, cepat berbunga dan berbuah, dan tahan hama penyakit. Pembibitan vegetatif lebih banyak diaplikasikan di kebun dibandingkan dengan pembibitan generatif. Hal ini disebabkan karena pembibitan generatif membutuhkan waktu cukup lama.

Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan wawasan mahasiswa mengenai pengelolaan budidaya stroberi secara keseluruhan.

2. Mempelajari dan menganalisis aspek pengelolaan pembibitan pada tanaman stroberi.

3. Membandingkan sistem budidaya stroberi di Vin’s Berry Park (hidroponik) dengan sistem budidaya di kebun rakyat (konvensional).


(19)

Botani Stroberi

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herba yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Dalam klasifikasi tanaman, stroberi termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Rosales, famili Rosaceae, genus Fragaria dan spesies Fragaria spp. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi, 2000).

Menurut Staundt (1999) di Indonesia tanaman stroberi yang dibudidayakan dan telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat merupakan hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. varietas Duschene asal Amerika Utara yang berukuran kecil tapi beraroma dengan Fragaria chiloensis L. varietas Duschene asal Chili, negara Eropa, yang memiliki ukuran buah besar. Hasil persilangan ini menghasilkan tanaman dengan buah berukuran besar tetapi harum dan manis.

Tanaman stroberi berukuran cukup besar dan tegap, tingginya bisa mencapai 35 cm, batang utamanya pendek dan tebal disebut dengan crown. Daun stroberi termasuk daun majemuk beranak tiga (trifoliate), tersusun melingkar pada crown yang meroset dengan tepi anak daun bergerigi dan berwarna hijau.

Menurut Sukumalanandana dan Verheij (1991), bunga tanaman stoberi bermahkota putih, berbentuk agak bundar, terdiri atas 25-37 benang sari dan ratusan putik yang menempel pada reseptakel dengan pola melingkar. Tangkai bunga stroberi dapat mencapai panjang 14 cm. Pada ujung tangkai utama terdapat bunga primer yang lebih mendominasi perkembangan bunga. Bunga stroberi dengan benang sari yang panjang lebih efektif dalam proses penyerbukan.

Buah sejati stroberi tenggelam dalam torus yang membengkak. Setelah satu bulan pembungaan buah stroberi akan matang dan ukuran buahnya akan


(20)

7  

   

menguntungkan karena rendahnya tingkat pertumbuhan dan penyerbukan serta tingginya pembusukan buah.

Gunawan (1996) menambahkan bahwa buah stroberi berwarna merah yang biasa dikenal adalah buah semu yang sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejatinya yang berasal dari ovul yang telah diserbuki berkembang menjadi buah yang kering dengan biji yang keras. Struktur buah keras ini disebut achene. Buah-buah sejati ini berukuran kecil dan menempel pada receptacle yang membesar. Ukuran stroberi ditentukan oleh jumlah buah achene yang terbentuk sedangkan jumlah buah achene yang terbentuk ditentukan oleh jumlah pistil dan keefektifan penyerbukan.

Varietas stroberi yang dibudidayakan di Vin’s Berry Park adalah varietas earlibrite dan strawberry festival. Menurut Chandler et al. (2000) earlibrite merupakan hasil persilangan antara rosalinda dan FL 90-38 dan diperkenalkan pada tahun 1993. Varietas ini dinamakan earlibrite karena berproduksi tinggi pada awal musim dan buahnya berwarna merah cerah. Earlibrite termasuk tanaman hari pendek dan memiliki ciri-ciri yaitu rata-rata panjang petiole 108 mm, rata-rata panjang dan lebar pangkal daun berturut-turut adalah 81 dan 71 mm, rata-rata panjang dan lebar daun kedua adalah 75 dan 72 mm, bentuk buah pertama sering globose-conic, bentuk buah kedua dan ketiga antara conic-wedge shaped, rata-rata ukuran buah kecil dan tekstur buah sering lunak, warna buah luar antara orange kemerahan dan warna bagian dalam antara orange sampai merah, mudah terkena antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum acutatum, dan proses pengiriman dan shelf life masih bermasalah.

Chandler (2004) menyatakan bahwa varietas strawberry festival ’Florida Festival’ diperkenalkan pada tahun 2000. Varietas ini termasuk tanaman hari pendek seperti halnya earlibrite. Ciri-cirinya yaitu rata-rata panjang petiole dan diameter buah 120 mm dan 3.5 mm, rata-rata panjang dan lebar pangkal daun berturut-turut adalah 78 dan 73 mm, rata-rata panjang dan lebar daun kedua adalah 69 dan 72 mm.


(21)

Syarat Tumbuh

Shoemaker (1955) menyatakan bahwa stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki ketinggian >1000 m dpl dengan temperatur optimum 17.5–20.5 derajat Celcius. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan adalah 8–11 jam setiap harinya. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi antara 80-90%.

Hidayat (2005) menyatakan bahwa media tanam yang cocok jika ditanam di kebun adalah tanah liat berpasir, subur, gembur, dan mengandung banyak bahan organik, air, dan udara. Tanaman stroberi memerlukan pH tanah 5.4-7.0 untuk budidaya di kebun atau 6.5-7.0 untuk budidaya dalam pot.

Menurut Asrodiah (2005), pemberian air yang teratur merupakan hal yang sangat penting karena mempengaruhi awal pertumbuhan yang baik dan mempengaruhi ukuran buah. Stroberi yang ditanam di kebun harus memperhatikan kedalaman air tanah yang disyaratkan antara 50-100 cm dari permukaan tanah. Penggunaan mulsa biasanya digunakan untuk mengurangi kelembaban tanah, mengurangi serangan hama dan penyakit, mengurangi buah yang busuk dan dapat mengontrol suhu tanah. Stoberi yang ditanam di dalam rumah plastik (green house) dapat meningkatkan persentase buah karena tidak terganggu oleh hujan, serangan hama dan penyakit menjadi berkurang karena tanaman tertutup oleh sungkupan atau berada dalam rumah plastik dan menghemat penggunaan pupuk.

Pembibitan

Pembibitan stroberi dapat melalui dua cara yaitu pembibitan secara generatif dan pembibitan secara vegetatif. Menurut Darwis (2007), perbanyakan generatif (melalui biji) dilakukan dengan cara benih dibeli dari ruang penjualan pertanian, rendam benih di dalam air selama 15 menit lalu keringanginkan. Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih dengan perbandingan 1:1:1. Benih disemaikan merata diatas media dan ditutup dengan


(22)

9  

   

tanah tipis. Kotak semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan dan disimpan pada temperatur 18-200 C.

Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindah tanam ke bedeng sapih dengan jarak antar bibit 2-3 cm. Media tanam bedeng sapih sama dengan media persemaian. Bedengan dinaungi dengan plastik bening. Selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun, bibit dipindah ke kebun.

Pembibitan vegetatif dapat menggunakan dua jenis bibit yaitu bibit anakan dan bibit stolon. Tanaman induk yang dipilih harus berumur 1-2 tahun, sehat, dan produktif. Penyiapan bibit anakan dilakukan dengan cara rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa bagian yang sedikitnya mengandung satu anakan. Setiap anakan ditanam dalam polibag 18x15 cm berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang halus dengan perbandingan 1:1:1, simpan di bedeng persemaian beratap plastik.

Penyiapan bibit stolon dilakukan dengan cara rumpun yang dipilih telah memiliki stolon yang pertama dan kedua. Kedua stolon ini dipotong. Bibit ditanam didalam polibag 18x15 cm berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Setelah bibit memiliki tinggi 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindah ke kebun.

Pembibitan untuk budidaya stroberi di polibag dilakukan hampir sama dengan pembibitan untuk budidaya stroberi di kebun. Pembibitan dari benih atau anakan/stolon dilakukan dengan cara yang sama, tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan/stolon di polibag kecil (18x15 cm) siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag besar berukuran 30x20 cm berisi media yang sama. Di polibag ini bibit dipelihara sampai menghasilkan buah.

Menurut Budiman dan Saraswati (2005), tanaman stroberi yang tingginya rata-rata 20 cm mudah diperbanyak dengan stolon/sulur. Namun, untuk tanaman hibrida tidak layak diperbanyak karena kualitas dan kuantitas hasilnya tidak sebaik tanaman induk. Stolon adalah batang yang tumbuh horizontal sepanjang permukaan tanah. Pada satu stolon biasanya muncul 4-5 anakan. Pada stolon terdapat ruas-ruas yang dapat mencapai 30 cm. Pada ruas terdapat pucuk aksilar


(23)

yang dilindungi oleh bractae. Anakan membentuk akar pada saat pucuk membentuk daun trifoliate. Namun, yang baik digunakan untuk bibit adalah stolon kesatu dan kedua dari induknya. Stolon berikutnya tidak baik untuk bibit karena sifatnya sudah tidak sama lagi dengan induknya.

Gunawan (1996) menyatakan bahwa untuk mendapatkan bibit induk yang bebas virus, perbanyakan dapat dilakukan dengan teknik in vitro. Stroberi termasuk salah satu tanaman yang mudah diperbanyak dengan teknik tersebut. Daerah meristem pucuk dengan beberapa primordia daun disterilkan dan diambil secara hati-hati dengan bantuan mikroskop binokuler. Pucuk yang berukuran 0.5-0.7 mm ini pada umumnya tidak mengandung virus. Pucuk kemudian ditanam dalam media buatan yang mengandung unsur hara, gula, vitamin, asam amino, dan hormon.

Dari satu pucuk kecil dapat dihasilkan rata-rata 15-20 pucuk per delapan minggu, tergantung kultivar. Pucuk membentuk akar sehingga diperoleh tanaman lengkap. Ukuran tanaman lengkap yang dihasilkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tanaman dari anakan. Tinggi tanaman kira-kira 2.5-3.0 cm dengan 4-6 lembar daun. Namun demikian, setelah beberapa minggu ditanam di lapangan, tanaman hasil teknik kultur jaringan dapat mengejar pertumbuhan tanaman hasil anakan. Dari 15 pucuk yang diperoleh dapat dipecah menjadi 7-8 kelompok yang masing-masing terdiri atas dua pucuk. Kelompok ini yang diisolasi secara hati-hati dan aseptik, ditanam kembali dalam media baru. Dalam waktu 6-8 minggu, kelompok yang baru membentuk lagi sejumlah pucuk. Pucuk yang diperoleh dapat dipecah dan ditanam lagi. Demikian seterusnya hingga dari satu pucuk diperoleh berpuluh-puluh ribu tanaman baru.

Perbanyakan melalui teknik in vitro dilakukan dalam laboratorium yang mempunyai fasilitas ruang atau tempat persiapan, ruang transfer, ruang kultur, dan ruang stok sebagai tempat melakukan kegiatan yang beruntun. Persiapan media dilakukan di dalam ruang/tempat persiapan. Kegiatan ini terdiri atas persiapan media, sterilisasi media, persiapan bahan tanam, pengisolasian bagian tanaman, serta pengamatan dan subkultur.

Prastowo et al. (2006) menyatakan bahwa pemeliharaan bibit selama berada di kotak persemaian atau di polibag kecil dapat dilakukan dalam hal


(24)

11  

   

pemupukan, penyiraman dan pengairan, penyiangan, dan pengendalian OPT. Pemeliharaan ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan bibit ketika dipindahkan ke kebun atau polibag besar.

Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 g/tanaman yang dilakukan sebulan sekali.

Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada musim kemarau. Pada musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan air di media tanam. Penyiangan gulma dilakukan apabila gulma sudah terlihat mengganggu tanaman dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air, dan sinar matahari.

Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang menyerang tanaman di pembibitan adalah kutu perisai, kutu putih dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air.

Penyemprotan dengan fungisida apabila terdapat serangan penyakit. Biasanya penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP dengan konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali.

Hidroponik

Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Pada prinsipnya, sistem hidroponik adalah sistem bertanam dengan hanya menggunakan larutan hara sebagai sumber makanan bagi tanaman. Jadi media inert digunakan sebagai media tanam hanya untuk menjadi penyangga bukan sumber hara. Hidroponik pada umumnya dilakukan pada lingkungan terkendali seperti green house (Nicholls, 2003).


(25)

Dalam penerapan sistem hidroponik ini tidak hanya menggunakan air, tetapi didukung media lain bukan tanah sebagai penopang tanaman. Media yang digunakan dapat berupa pasir, kerikil, perlit, vermikulit, peat, serbuk gergaji, spon, sekam padi, dan arang sekam (Schwarz, 1995).

Menurut Prihmantoro dan Indriani (1998), bertanam dengan sistem hidroponik mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah menghemat penggunaan lahan, karena kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan. Sementara itu kualitas dari daun, buah, dan bunga yang dihasilkan lebih bagus dan lebih bersih. Lalu pengendalian hama dan penyakit lebih mudah serta pemberian nutrisi tanaman mudah diatur. Selain itu penanaman dengan sistem hidroponik tidak tergantung pada musim.


(26)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2010 sampai tanggal 15 Juni 2010 di Perkebunan Vin’s Berry Park, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Metode Pelaksanaan

Metode yang dilakukan selama magang adalah metode praktik kerja langsung di kebun. Kegiatan yang diikuti di Vin’s Berry Park selama kegiatan magang yang meliputi budidaya stroberi, pemasaran, dan agrowisata. Kegiatan budidaya stroberi meliputi pembibitan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian OPT, pewiwilan, restrukturisasi tanaman, serta panen dan pasca panen. Kegiatan selama di bagian pemasaran adalah membantu menjual buah stroberi dan hasil olahan stroberi. Kegiatan di bagian agrowisata adalah bertugas sebagai pemandu yang mengantar pengunjung berkeliling kebun serta memberikan penjelasan mengenai budidaya tanaman stroberi.

Selain kegiatan di Vin’s Berry Park, kegiatan lainnya adalah wawancara singkat dengan petani stroberi di Kampung Langkob, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Lokasi ini berjarak ±2.5 jam perjalanan dari Vin’s Berry Park. Wawancara ini bertujuan untuk membandingkan system budidaya di Vin’s Berry Park dengan system budidaya di rakyat.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan dan hasil kerja langsung di lapangan, wawancara dan diskusi dengan karyawan untuk aspek manajerial dan aspek teknik budidaya. Sedangkan data sekunder diambil dari data di perusahaan yang meliputi lokasi dan letak geografis kebun, keadaan iklim, luas lahan, produksi, ketenagakerjaan, dan struktur organisasi.

Populasi stroberi seluruhnya adalah 7 400 tanaman yang diambil sampel dua kelompok masing-masing berisi 25 tanaman stroberi. Satu tanaman stroberi


(27)

yang diamati terdiri atas satu tanaman induk dan satu bibit yang berasal dari stolon. Setiap kelompok diberi perlakuan yang berbeda pada tanaman induknya. Kelompok 1 yang terletak di GH A diberi pupuk satu kali sehari pada pagi hari. Kelompok 2 yang terletak di GH B diberi pupuk dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Kedua kelompok diberi pupuk dengan dosis 0.3 g/600 ml air/tanaman/pemupukan. Interval pemupukan adalah tiga kali dalam seminggu. Pupuk yang digunakan adalah pupuk produksi rakyat yang disebut nutrilon kasar dan halus dengan perbandingan 3:2. Pengamatan dilakukan dua kali seminggu selama empat minggu berturut-turut.

Karakter kuantitatif yang diamati meliputi jumlah stolon, panjang stolon (cm), diameter stolon (mm), jumlah daun bibit, dan tinggi bibit (cm). Jumlah stolon diukur dari jumlah stolon yang keluar dari setiap tanaman. Panjang stolon diukur dari pangkal batang (crown) tanaman induk sampai crown bibit. Diameter stolon diukur dengan menggunakan jangka sorong. Jumlah daun bibit dihitung dari jumlah daun majemuk. Tinggi bibit diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh bibit menggunakan penggaris. Bila satu tanaman induk memiliki bibit lebih dari satu maka data yang diambil adalah data rata-rata dari bibit-bibit tersebut.

Karakter kualitatif yang diamati meliputi gejala serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tanaman induk dan gejala serangan OPT bibit. Tanaman induk dan bibit dibagi ke dalam tiga kategori yaitu sehat, bercak coklat pada daun, dan daun mengering. Kategori ini dibuat karena bercak coklat pada daun dan daun mengering merupakan gejala yang paling banyak ditemukan.

Analisis Data

Seluruh data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan magang dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata, persentase, dan perhitungan matematis sederhana lainnya.


(28)

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Vin’s Berry Park

Vin’s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin’s Berry Park bergerak di bidang budidaya, pengolahan, dan agrowisata stroberi. Yayasan PATUHA didirikan pada tanggal 11 November 1999 oleh Drs. Supriatin Budiman, MM sebagai ketua yayasan dan Dra. Levina Tristanda, MM sebagai sekretaris dan bendahara yayasan di hadapan notaris DR. Wiratni Achmadi.

Yayasan PATUHA memiliki visi dan misi. Visi dari Yayasan ini adalah menjaga kelestarian lingkungan dan mencerdaskan masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan. Sedangkan misinya adalah mentransfer informasi agribisnis dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat yang rendah secara sosial dan ekonomi.

Letak Wilayah Administratif dan Keadaan Iklim

Vin’s Berry Park berlokasi di Jalan Kolonel Masturi No. 14 RT 04 RW 03, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat (Gambar 3). Lokasi tersebut berada di ketinggian 1220 m dpl dengan suhu udara rata-rata adalah 19 - 290C dengan kelembaban rata-rata 80 %. Pemilihan lokasi didasarkan pada letak geografisnya yang mudah diakses masyarakat, dijangkau pasar, dan cocok untuk ditanami stroberi.

Menurut Shoemaker (1955), stroberi merupakan tanaman sub tropis yang membutuhkan suhu berkisar 17.5–20.50C dengan kelembapan 80-90 % untuk pertumbuhannya. Untuk mendapatkan suhu dan kelembapan tersebut, stroberi harus ditanam di ketinggian >1 000 m dpl. Oleh karena itu Desa Jambudipa Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dipilih sebagai lokasi yang cocok untuk usaha budidaya stroberi.


(29)

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Gambar 3. Lokasi Vin’s Berry Park

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas lahan yang dimiliki Vin’s Berry Park di Desa Jambudipa adalah seluas ± 2 hektar (20 000 m2). Sekitar 960 m2 dari luas lahan tersebut digunakan untuk 4 green house (GH) berisi stroberi dan sisanya digunakan untuk bangunan lain seperti GH pembibitan, GH blackberry, ruang serbaguna, gudang, dan mess karyawan. Lahan terbuka yang tersisa memiliki struktur tidak rata dan berbukit-bukit sehingga dimanfaatkan untuk kebun blackberry, raspberry, dan sayuran; untuk lapangan serbaguna; untuk parkir; dan untuk outbond. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.


(30)

17  

   

Gambar 4. Denah Vin’s Berry Park

Green house (GH) adalah bangunan utama dalam budidaya stroberi di Vin’s Berry Park. Perkebunan ini memiliki enam buah GH. GH besar sebanyak lima buah berukuran panjang 20 m, lebar 12 m, dan tinggi 5.5 m dan GH kecil sebanyak satu buah berukuran panjang 15 m, lebar 5 m, dan tinggi 5.5 m. Hanya 4 GH besar yang ditanami stroberi, sisanya digunakan untuk menanam blackberry. GH kecil digunakan untuk menyimpan bibit yang dibeli dari Ciwidey. Bibit ini digunakan untuk acara-acara wisata yang diadakan Vin’s Berry Park.

Seluruh GH terbuat dari bambu yang atapnya menggunakan plastik ultraviolet (UV) dan sisi sampingnya menggunakan kasa. Penggunaan plastik UV untuk menghindari hujan dan berfungsi juga untuk menyesuaikan kelembaban


(31)

pada malam hari. Kasa untuk mencegah hama dan hewan lainnya masuk ke dalam GH.

Seluruh GH besar yang berisi stroberi memiliki enam rak bertingkat tiga masing-masing berukuran panjang 18 m, lebar 1.5 m, dan tinggi 1.2 m yang untuk tempat meletakkan polibag tanaman stroberi. Rak-rak ini dilengkapi dengan pipa paralon ,selang, dan stick untuk menyalurkan air yang sudah dicampur nutrisi dari penampung air ke masing-masing polibag (Gambar 5).

Gambar 5. Sistem Penanaman Stroberi dengan Polibag di dalam Green House

Vin’s Berry Park menyediakan tiga ruang serbaguna. Ruang serbaguna utama terletak tergabung dengan ruang penjualan di bagian pusat kebun. Ruang serbaguna ini merupakan ruangan yang berfungsi untuk tempat dilaksanakannya kegiatan para tamu. Sedangkan ruang penjualan digunakan sebagai ruang penyeleksian buah hasil panen dan penjualan hasil produk olahan seperti eskrim, selai, manisan, dan lain-lain. Produk olahan yang dijual di ruang penjualan selain berbahan dasar stroberi ada juga yang berbahan dasar blackberry dan raspberry.

Ruang serbaguna kedua berada di bagian barat kebun memiliki fungsi antara lain sebagai tempat penyimpanan barang-barang para tamu dan tempat penyimpanan tenda dan karpet. Ruang serbaguna ketiga berada di bagian timur kebun memiliki fungsi sebagai ruang serbaguna cadangan apabila ruang serbaguna utama penuh atau tamu yang berkunjung sangat banyak.

Gudang berukuran panjang 2x1 m terletak di belakang ruang penjualan. Gudang ini digunakan untuk menyimpan nutrisi, obat-obatan, dan alat-alat


(32)

19  

   

produksi yang dibutuhkan untuk budidaya stroberi. Alat-alat produksi yang disimpan di gudang antara lain sprayer dan kored. Gudang ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat perlengkapan kebun lainnya seperti pompa air besar dan kecil, mesin pemotong rumput, timbangan, dan lain-lain.

Mess karyawan merupakan fasilitas yang diberikan Vin’s Berry Park kepada karyawannya. Ada dua mess karyawan yang dimiliki perkebunan ini. Mess pertama terletak di bagian utara kebun. Mess ini memiliki empat kamar dan tiga kamar mandi. Satu kamar dijadikan gudang untuk menyimpan alat-alat kegiatan dan pertukangan. Tiga kamar lainnya digunakan karyawan untuk beristirahat dan menginap. Karyawan yang menginap di kebun hanya berjumlah dua orang. Hal ini disebabkan karena karyawan Vin’s Berry Park sebagian besar memiliki rumah yang dekat dengan kebun sehingga tidak perlu menginap di mess.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman stroberi di Vin’s Berry Park diimpor dari California, Amerika Serikat sebanyak ± 20 000 tanaman pada tahun 2007. Varietas tanaman yang diimpor adalah Earlibrite dan Strawberry Festival. Tanaman diimpor dalam bentuk bibit hibrida yang siap tanam di polibag. Menurut Budiman dan Saraswati (2005), bibit hibrida dihasilkan dari teknik kultur jaringan sehingga bebas virus. Oleh karena bibit hibrida maka tidak bisa dilakukan pembibitan ulang. Bibit hibrida menyebabkan tanaman keturunannya memiliki kualitas yang lebih rendah dari induknya. Vin’s Berry Park melakukan perbanyakan melalui stolon hanya untuk menyulam tanaman yang mati.

Budidaya stroberi di Vin’s Berry Park secara hidroponik, yaitu sistem pertanaman tanpa menggunakan media tanah. Tanaman ditanam di polibag berukuran 30x15 cm menggunakan media arang sekam. Arang sekam adalah kulit bulir padi yang telah dibakar sehingga berwarna hitam. Satu polibag berisi satu tanaman stroberi. Tanaman disusun di rak bertingkat tiga yang berada di dalam GH.

Jumlah stroberi yang ada di Vin’s Berry Park semakin sedikit. Pada awal tahun 2010 jumlah stroberi hanya tersisa ± 7 400 polibag dengan rincian GH A sebanyak 1 900 polibag, GH B sebanyak 2 000 polibag, GH C sebanyak 1 900


(33)

polibag, GH D sebanyak 1 600 polibag. Selain jumlahnya yang menurun, bobot buah stroberi di Vin’s Berry Park juga menurun. Sejak Mei 2009, buah yang paling besar yang bisa dihasilkan adalah buah kelas Medium Kecil (MK) yaitu buah dengan ukuran 12-19 g per buah. Selain itu dihasilkan juga buah kelas Kecil (K) yaitu buah dengan ukuran 9-10 g per buah dan afkir yaitu buah dengan ukuran < 9 g per buah (Gambar 6).

Gambar 6. Klasifikasi Buah Stroberi di Vin’s Berry Park. A. Medium Kecil B. Kecil C. Afkir

Hal ini disebabkan karena tanaman stroberi yang ada banyak yang terserang OPT sehingga harus dimusnahkan agar tidak menyebar ke tanaman lain. Umur tanaman yang sudah di atas dua tahun juga menjadi penyebab turunnya produksi.

Struktur Organisasi

Pengorganisasian merupakan semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Struktur organisasi Vin’s Berry Park masih bersifat sederhana. Perkebunan ini dipimpin oleh seorang ketua yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang sekretaris sekaligus bendahara. Pembagian kerja di perkebunan ini terdiri atas dua unit kerja yaitu bagian penjualan dan bagian budidaya tanaman dimana masing-masing bagian


(34)

21  

   

memiliki seorang ketua kelompok kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur Organisasi Vin’s Berry Park

Tugas dan kewajiban dari masing-masing unit kerja adalah: 1. Tugas dan kewajiban ketua :

a. Membawahi dan bertanggung jawab pada semua bagian yang terdapat dalam perkebunan.

b. Memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan yang berlangsung. c. Membuat seluruh keputusan yang berhubungan dengan

perkebunan.

2. Tugas dan tanggung jawab sekretaris-bendahara:

a. Bertanggung jawab dalam hal surat-menyurat (korespondensi). b. Mengontrol kebun sewaktu-waktu.

c. Mengontrol laporan keuangan dan administrasi.

d. Mewakili ketua sebagai penanggung jawab pada semua bagian bila pemimpin tidak ada di tempat.

3. Tugas dan tanggung jawab ketua bidang penjualan:

a. Melakukan seluruh hal yang berhubungan dengan kegiatan panen dan pasca panen.

b. Harus menjual buah dan seluruh produk hasil olahan. c. Membuat laporan keuangan harian untuk diberikan kepada

sekretaris/bendahara.

4. Tugas dan tanggung jawab ketua bidang budidaya tanaman: a. Bertanggung jawab terhadap kondisi pertanaman dan

pemeliharaannya.

Ketua

Sekretaris-Bendahara

Ketua Bidang Budidaya Tanaman Ketua Bidang


(35)

b. Memberikan informasi tentang jadwal tanam dan produksi sesuai dengan kondisi tanaman yang ada.

c. Mengatur dan menginformasikan pada pemimpin tentang kebutuhan budidaya tanaman.

Sumberdaya manusia memegang peranan penting sebagai faktor penentu keberhasilan perusahaan. Sumberdaya manusia yang dimiliki Vin’s Berry Park diperoleh dari penduduk di sekitar Desa Jambudipa. Tujuannya adalah untuk memberikan lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan memberdayakan masyarakat.

Setiap karyawan yang bekerja di perkebunan ini mendapatkan upah mingguan dan bulanan sesuai ketetapan yang diberlakukan pengelola. Selain memperoleh upah, setiap karyawan diberikan fasilitas berupa mess karyawan untuk tempat peristirahatan sekaligus tempat tinggal karyawan.

Jumlah karyawan yang bekerja di Vin’s Berry Park berjumlah 14 orang. Rinciannya dapat dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Karyawan Vin’s Berry Park Berdasarkan Jabatan dan Tingkat Pendidikan

No Jabatan Pendidikan Jumlah (orang)

1 Ketua S2 1

2 Sekretaris/Bendahara S2 1

3 Staf Penjualan SMU 3

4 Staf Kebun SD 11

Karyawan yang berjumlah 14 orang ini terdiri atas tiga wanita di staf penjualan serta 11 orang di staf kebun yang terdiri atas satu wanita dan satu pria mengurus stroberi dan sisanya mengurus kebun secara keseluruhan. Persyaratan untuk menjadi karyawan di Vin’s Berry Park adalah berusia 20-35 tahun; memiliki pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan kepercayaan diri; serta berpendidikan minimal SD. Setiap pekerja mendapatkan upah berdasarkan absensi harian karyawan dan pembayaran dilakukan per minggu.


(36)

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Pembibitan

Pembibitan ulang stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk dijual. Kegiatan yang dilakukan sebelum pembibitan ulang adalah persiapan tanaman, polibag, dan media tanam. Tanaman induk yang dipilih sebaiknya berumur sekitar tiga bulan, sehat, dan produktif. Hal ini disebabkan karena tanaman pada umur tersebut sudah menghasilkan stolon. Selain dapat ditanam terlebih dahulu di polibag kecil, stolon juga dapat ditanam langsung di polibag besar tergantung dari keadaan akar. Polibag yang digunakan untuk pembibitan adalah polibag kecil berukuran 15x10 cm. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam.

Tanaman stroberi dewasa mengeluarkan stolon. Bibit yang telah berumur dua minggu ditanam di dalam polibag kecil berisi media arang sekam. Untuk menahan bibit agar stabil saat ditanam, bibit ditahan dengan lidi yang terbuat dari batang bambu berukuran panjang 10 cm. Polibag tersebut dilubangi bagian samping dan bawah untuk tempat keluarnya air dan akar. Penyiraman dilakukan setiap hari sedangkan pemupukan dilakukan setiap dua hari sekali. Pupuk dicampurkan ke dalam air sehingga proses penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan secara bersamaan. Pemupukan dilakukan pada tanaman induk dengan dosis pupuk 0.25 g/500 ml air/tanaman (Gambar 8).


(37)

Setelah bibit ditanam di dalam polibag kecil selama dua minggu, seleksi bibit dapat dilakukan. Bibit yang bagus adalah bibit yang memiliki sekitar 3-4 daun dan akarnya sudah keluar dari lubang-lubang polibag. Hal ini mengindikasikan bahwa stolon siap dipotong untuk memisahkan bibit dari induknya. Lalu bibit siap ditanam di polibag besar yang berukuran 30x15 cm. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengelolaan Pembibitan di Vin’s Berry Park

Kendala utama dalam pembibitan di Vin’s Berry Park adalah kurang terpeliharanya bibit. Banyak bibit yang sudah siap ditanam di polibag kecil diabaikan sehingga akar bibir mengering dan mati. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang mengurus stroberi sering disuruh untuk mengurus tanaman lainnya yang ada di kebun.

Penyiraman dan Pemupukan

Penyiraman adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan setiap harinya. Penyiraman dilakukan sehari sebanyak satu kali atau dua kali bergantung pada keadaan cuaca. Bila cuaca tidak terlalu panas, Penyiraman cukup dilakukan satu

Tanaman Induk

Bibit berumur dua minggu

Penanaman di polibag kecil (15x10 cm)

Bibit

Bibit berumur empat minggu Penanaman di polibag besar


(38)

25  

   

kali pada saat pagi hari. Bila cuaca panas terik, penyiraman dilakukan dua kali pada saat pagi hari dan siang hari.

Penyiraman dilakukan secara mekanik dengan metode irigasi tetes. Setiap GH yang berisi ± 2 000 tanaman disiram menggunakan 1 000 l air yang ditampung di penampung air berukuran 1 000 l. Air tersebut disalurkan menggunakan pompa air melalui pipa-pipa paralon, selang-selang, dan terakhir melalui stick langsung ke masing-masing polibag (Gambar 10).

Gambar 10. Sistem Penyiraman di Vin’s Berry Park

Penyiraman bertujuan untuk menaikkan pH media mendekati pH netral yaitu 5.5-6.5 yang sesuai dengan kebutuhan tanaman stroberi. Penggunaan metode irigasi tetes bertujuan agar air yang diberikan tidak bersentuhan langsung dengan permukaan daun, bunga, buah, dan batang stroberi. Air yang menempel di bagian tanaman tersebut mempercepat perkembangbiakkan jamur. Volume air yang diberikan adalah 500 ml/tanaman. Satu GH membutuhkan waktu Penyiraman sekitar 15-20 menit.

Pemupukan di Vin’s Berry Park menggunakan metode fertigasi yaitu pupuk dilarutkan ke dalam air dan dilaksanakan bersamaan dengan irigasi. Pemupukan dilakukan setiap dua hari sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk produksi rakyat yaitu pupuk nutrilon kasar dan pupuk nutrilon halus. Pupuk nutrilon kasar sebanyak 300 g dan pupuk nutrilon halus sebanyak 200 g masing-dilarutkan ke dalam 1-2 l air dengan cara diaduk sebelum dicampur ke dalam 1000 l air di dalam penampung air. Setelah dicampur, larutan ini dikocok menggunakan pompa agar merata. Larutan ini digunakan untuk memupuk satu


(39)

GH berisi ± 2 000 tanaman stroberi. Setiap tanaman menerima pupuk dengan dosis 0.25 g/500 ml air/tanaman. Pemupukan untuk empat GH membutuhkan waktu sekitar 2 jam termasuk waktu persiapan pemupukan (Gambar 11).

Gambar 11. Sistem Pemupukan di Vin’s Berry Park. A. Nutrilon kasar B. Nutrilon halus

Pupuk nutrilon kasar mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium serta dilengkapi dengan Boron merah. Nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan cabang. Fosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar serta mempercepat pemasakan biji dan buah. Kalium berfungsi untuk menyerap hasil fotosintesis dan menguatkan tanaman. Boron merah berfungsi untuk membantu pertumbuhan akar dan meningkatkan rasa manis pada buah.

Pupuk nutrilon halus mengandung unsur Kalsium dan Magnesium serta dilengkapi dengan Boron putih. Kalsium mempercepat pertumbuhan akar, batang, dan mempermudah penyerapan kalium. Magnesium berfungsi dalam pembentukan klorofil. Boron putih berfungsi untuk membantu pertumbuhan akar dan meningkatkan pH media tanam (Budiman dan Saraswati, 2005).


(40)

27  

   

Pengendalian Gulma

Kegiatan selanjutnya yang penulis lakukan adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma di Vin’s Berry Park dilakukan dengan cara membersihkan masing-masing polibag menggunakan tangan dan lantai GH menggunakan kored. Lingkungan yang banyak ditumbuhi gulma mudah menyebarkan OPT ke tanaman stroberi. Gulma harus selalu dikendalikan karena selain dapat menjadi pesaing dalam mendapatkan hara, gulma juga dapat menjadi tempat tinggal bagi hama dan inang bagi penyakit. Satu orang karyawan dapat membersihkan lingkungan GH selama 3 hari (Gambar 12).

Gambar 12. Gulma di dalam Green House

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Hama yang sering menyerang tanaman stroberi di Vin’s Berry Park antara lain adalah kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii) dan tungau (Tetranychus sp.). Gejala yang ditimbulkan oleh kutu daun adalah pucuk dan daun mengering serta pembentukan bunga dan buah terhambat. Sedangkan gejala yang ditimbulkan oleh tungau adalah bercak coklat sampai merah di bagian bawah daun dan daun menjadi kering. Sementara itu terkadang terdapat ulat, belalang, dan siput yang memakan daun stroberi dan buah sehingga menghambat produksi tanaman (Gambar 13).


(41)

Gambar 13. Hama Pada Tanaman Stroberi. A. Ulat B. Siput C. Belalang D. Tungau E. Kutu Daun

Kelima jenis hama ini dikendalikan secara kimiawi dengan menggunakan Decis 2.5EC dengan konsentrasi 5 ml/15 l air untuk serangan ringan dan 10 ml/ 15 l air untuk serangan berat. Sementara itu akarisida Samite 135EC digunakan untuk mengendalikan tungau. Pengaplikasian pestisida ini menggunakan sprayer berukuran 15 l. Satu tanki sprayer dapat digunakan untuk menyemprot satu GH. Pihak Vin’s Berry Park juga menyiapkan beberapa fungisida seperti Rubigan 120EC dan Score 250EC untuk mengantisipasi bila ada penyakit yang menjangkiti tanaman (Gambar 14 dan 15).


(42)

29  

   

Gambar 14. Pestisida yang Digunakan di Vin’s Berry Park

Gambar 15. Tangki Sprayer

Penyemprotan di Vin’s Berry Park tidak dilakukan secara teratur. Penyemprotan hanya dilakukan bila tanaman yang terserang hama atau penyakit sudah terlalu banyak dan tidak bisa diatasi dengan pewiwilan. Hal ini disebabkan karena pihak Vin’s Berry Park tidak mau buah stroberi mereka mengandung bahan aktif berbahaya yang berasal dari pestisida. Hal tersebut dapat membahayakan konsumen yang mengonsumsi buah stroberi. Selain itu, penyemprotan yang tidak teratur juga dapat mengurangi kemungkinan OPT kebal terhadap pestisida. Satu orang karyawan dapat menyemprot tanaman dalam satu GH selama 15 menit.


(43)

Selain secara kimiawi, pengendalian OPT di Vin’s Berry Park juga dilakukan secara mekanik. Peralatannya menggunakan selang dan pompa air. Hama seperti kutu daun dan tungau yang berada di daun stroberi disemprot air melalui selang dari pompa bertekanan tinggi. Hal ini menyebabkan kutu daun dan tungau terlepas dari daun stroberi. Pengendalian secara mekanik ini dilakukan pada saat cuaca panas agar air yang tersisa di permukaan daun dan batang stroberi cepat menguap.

Pewiwilan

Pewiwilan (Pemangkasan) harus dilakukan secara teratur setiap hari dengan tujuan untuk menyehatkan tanaman dengan cara membuang daun-daun tua atau rusak. Daun stroberi yang sudah tua biasanya mengering dan tidak berfungsi dengan baik. Demikian juga dengan daun stroberi yang rusak karena terserang hama dan penyakit. Daun tersebut dapat menularkan hama atau penyakitnya ke tanaman yang lain. Daun yang telah diwiwil harus dimasukkan ke dalam karung lalu dibuang keluar GH agar hama atau penyakit yang terdapat di daun tidak menyebar.

Selain pada daun, pewiwilan juga dilakukan pada bunga dan buah. Bunga dan buah yang dipangkas adalah bunga dan buah yang terserang OPT, busuk, atau cacat. Dalam restrukturisasi tanaman, pewiwilan bunga dan buah harus selalu dilakukan sampai tanaman dewasa dan siap berproduksi yaitu umur 5 bulan. Satu orang karyawan dapat mewiwil tanaman dalam satu GH selama 3 hari.

Pewiwilan stolon juga dilakukan untuk meningkatkan produksi buah. Pewiwilan stolon hanya dilakukan pada tanaman/bibit baru. Pewiwilan stolon mulai dilakukan setelah bibit ditanam selama dua minggu di polibag kecil. Pewiwilan stolon bertujuan agar seluruh hara yang didapatkan tanaman dapat difokuskan untuk pertumbuhan serta perkembangan bunga dan buah. Dengan demikian kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan menjadi tinggi.

Restrukturisasi Tanaman

Restrukturisasi tanaman adalah membuang daun, akar, dan bonggol tanaman stroberi yang sudah tua dan tidak diperlukan. Restrukturisasi dilakukan


(44)

31  

   

secara teratur yaitu satu tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi tinggi layaknya tanaman baru.

Kegiatan ini diawali dengan mengeluarkan tanaman stroberi dari polibag. Tanaman yang sudah berumur di atas satu tahun biasanya memiliki panjang akar 28-30 cm. Setelah itu daun, akar, dan bonggol tanaman dibuang dengan menyisakan 2-3 helai daun, akar sepanjang 12 cm, dan bonggol sepanjang 2-3 cm. Lalu tanaman stroberi ditanam kembali menggunakan media tanam dan polibag yang bersih dan tidak rusak. Proses penanaman harus memperhatikan kondisi akar agar tidak tertekuk sehingga rusak (Gambar 16). Satu orang karyawan dapat merestrukturisasi satu GH selama 7 hari. GH A telah direkstrukturisasi pada bulan Agustus 2009, GH B pada bulan November 2009, GH C pada bulan Agustus 2009, dan GH D pada Maret 2010.

Gambar 16. Tanaman Stroberi. A. Sebelum Restrukturisasi B. Sesudah Restrukturisasi

Penyiraman dan pemupukan tanaman yang baru direstrukturisasi harus sangat diperhatikan. Bila Penyiraman dan pemupukan tidak tepat waktu, tanaman menjadi kerdil serta berproduksi lambat dan rendah. Pemupukan difokuskan kepada pemberian unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium agar mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman.

Pewiwilan dilakukan secara berkala pada daun dan bunga. Tanaman stroberi yang baru diresrukturisasi biasanya telah berbunga dalam waktu 1-2 bulan pertama. Bunga tersebut harus dipangkas agar bagian vegetatif tanaman seperti daun dan batang dapat tumbuh besar dan sempurna. Bunga berhenti dipangkas


(45)

saat tanaman berumur 3-4 bulan. Hal ini disebabkan karena tanaman telah dewasa dan siap untuk berproduksi.

Panen dan Pasca Panen

Panen buah stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan pada saat pagi hari. Hal ini dilakukan karena buah stroberi cepat lembek dan busuk dalam cuaca panas. Buah yang dipanen harus sebagian besar bagian buah sudah berwarna merah. Buah sudah siap dipetik ketika berumur 8-10 hari. Pemanenan dilakukan menggunakan tangan secara hati-hati agar buah tidak rusak. Untuk mencegah kerusakan buah, hasil panen ditampung dalam nampan plastik. Satu nampan hanya diisi satu lapis buah agar buah tidak saling berdesakkan

Penyortiran dan grading dilakukan di dalam ruang penjualan. Buah segera disortir untuk memisahkan buah yang rusak, cacat, dan busuk (Gambar 17). Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa, kemulusan kulit, dan luka akibat benturan atau OPT. Ada lima kelas kualitas buah yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengklasifikasian Buah Berdasarkan Ukuran dan Bobot.

No Klasifikasi Buah Bobot Buah (g)

1 Super > 23

2 Medium Besar (MB) 20-23

3 Medium Kecil (MK) 12-19

4 Kecil (K) 9-11

5 Afkir < 9


(46)

33  

   

Buah yang telah dikelompokkan lalu dikemas dalam kotak stryrofoam dengan kapasitas 0.5 kg. Daun stroberi digunakan sebagai alas agar buah tidak bergesekkan langsung dengan alas wadah. Setelah terisi penuh, wadah ditutup menggunakan plastik polietilen. Buah yang telah dikemas dapat tahan hingga tiga hari. Karena tanaman stroberi di Vin’s Berry Park sudah berumur lebih dari dua tahun, maka buah yang dihasilkan hanya ukuran MK and K. Buah berukuran MK dijual dengan harga Rp 25.000/kotak sedangkan buah berukuran K dijual dengan harga Rp 20.000/kotak (Gambar 18).

Gambar 18. Buah Stroberi yang Sudah Dikemas. A. Medium kecil B. Kecil

Selain dapat dikonsumsi segar, buah stroberi juga dapat diolah menjadi berbagai produk. Di Vin’s Berry Park, buah yang kondisinya masih bagus namun bentuknya tidak menarik atau buah yang cacat dapat diolah menjadi eskrim, selai, manisan, sirup, dan jus. Produk-produk ini memiliki nilai jual yang tinggi serta diminati konsumen. Eskrim dijual dengan harga Rp 6.000/buah, selai dan manisan Rp 17.000/botol, sirup Rp 12.000/botol, dan jus Rp 10.000/cup.


(47)

Alur budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dapat dilihat pada Gambar 19.  

               

Ada Hama & Penyakit

 

  Tidak ada Hama & Penyakit

 

   

  Restrukturisasi terakhir ≥ 1 tahun

 

  Restrukturisasi terakhir < 1 tahun

   

Gambar 19. Alur Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park Pembibitan Ulang

Penyiraman & Pemupukan

Pengendalian Gulma

Pengendalian Hama & Penyakit

Pewiwilan

Restrukturisasi

Panen Buah Segar

Produk Olahan


(48)

BUDIDAYA STROBERI RAKYAT

 

Wawancara singkat ini dilakukan di Kampung Langkob, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat (Gambar 20). Ketinggian tempat desa ini adalah 1 400 m dpl dengan suhu rata-rata harian mencapai 200 C. Tanah di desa ini memiliki pH rata-rata 6. Desa Alam Endah memiliki penduduk ±12 000 jiwa dengan jumlah petani stroberi mencapai 60% dari total penduduk atau sekitar 7 200 jiwa. Rata-rata jumlah populasi tanaman stroberi di desa ini adalah 40 000 tanaman/petani atau 10 000 karung/petani. Jumlah petani pengumpul buah stroberi mencapai 40 orang.

Gambar 20. Lokasi Desa Alam Endah

Petani A adalah petani sekaligus pengumpul buah stroberi. Populasi tanaman yang dimiliki sebanyak 10 000 tanaman varietas California yang dimasukkan dalam 2 500 karung di atas lahan seluas 700 m2 (Gambar 21). Umur tanaman stroberinya berkisar antara 5-12 bulan. Tanamannya sudah tidak dapat ditentukan tingkat keturunannya karena sudah dikembangbiakkan secara terus menerus. Petani A mengumpulkan buah stroberi dari 13 petani di sekitar rumahnya. Pegawainya berjumlah dua orang di bagian kebun dan dua orang di bagian pengepakkan buah.


(49)

Gambar 21. Tanaman Stroberi Petani A

Penanaman menggunakan karung sebagai wadah dan tanah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 7 : 3 sebagai media tanam. Setelah itu media tanam didiamkan selama 10-14 hari agar media sesuai dengan kebutuhan tanaman stroberi. Selanjutnya bibit ditanam sebanyak empat tanaman dalam setiap karung. Bibit di tanam di sudut karung sehingga menyisakan ruangan kosong di tengah karung (Gambar 22).

Gambar 22. Sistem Penanaman dengan Karung

Bibit yang dipakai awalnya didatangkan dari Lembang, Jawa Barat. Setelah itu, bibit yang dipakai untuk penyulaman atau penjualan adalah bibit hasil perkembangbiakkan vegetatif secara stolon. Bibit yang dihasilkan Petani A boleh dijual karena tidak diimpor langsung dari negara lain. Bibit yang berumur satu minggu ditanamkan ke dalam plastik kecil berukuran 10x5 cm berisi media tanam tanah. Setelah bibit berumur satu bulan, bibit ditanam dalam karung atau dijual


(50)

37  

   

dengan harga Rp 1.200/bibit. Penjualan bibit khusus ditujukan kepada Vin’s Berry Park.

Setelah ditanam, tanaman didiamkan selama 1-2 bulan. Selama 1-2 bulan awal tanaman tidak diwiwil, dipupuk, dan disemprot. Setelah itu tanaman diwiwil dengan selang dua minggu sekali. Pewiwilan tanaman pada musim panas menyisakan sekitar tujuh daun. Sedangkan pewiwilan tanaman pada musim hujan menyisakan empat daun. Hal ini disebabkan karena saat musim panas transpirasi melalui daun harus banyak agar suhu tanaman tetap dingin.

Kebun stroberi Petani A berada di lahan terbuka. Oleh karena itu penyiraman dilakukan tergantung musim. Bila musim panas penyiraman dilakukan dua hari sekali sebanyak satu gayung (500 ml) per karung. Bila musim hujan tanaman tidak perlu disiram karena sudah mendapatkan air dari hujan.

Pemupukan menggunakan metode “kocor” yaitu pupuk dilarutkan ke dalam air sebelum diberikan ke tanaman. Pemupukan menggunakan pupuk NPK Mutiara sebanyak 4 kg yang dilarutkan dalam 200 l air. Larutan ini dapat digunakan untuk memupuk sekitar 400 karung dengan populasi 4-5 tanaman per karung. Pemupukan dilakukan 15-20 hari sekali dengan volume aplikasi 500 ml per karung dengan menggunakan tutup termos. Pupuk diaplikasikan di tengah karung agar tidak terkena batang dan daun tanaman. Pupuk kandang diberikan secara berkala dua bulan sekali sebanyak 0.5 kg yang terbuat dari kotoran ayam. Pemberian pupuk daun Super Grow dilakukan dengan cara dicampur dengan pestisida secara berkala tiga hari sekali.

Pengendalian OPT dilakukan secara berkala tiga hari sekali pada musim hujan dan tujuh hari sekali pada musim kemarau. Hama yang paling mengganggu di kebun stroberi milik Petani A adalah tungau. Untuk mengendalikannya dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida Agrimek 2 ml/17 l atau Curacron 3 ml/17 l. Bila ada jamur, penyemprotan menggunakan fungisida Nustar 5 ml/17 l atau Score 5 ml/17 l. Penyemprotan insektisida dilakukan sekali yaitu saat dua bulan setelah tanam menggunakan insektisida Ripcord 5 ml/17 l.

Pemanenan dilakukan dua hari sekali. Hasil panen dari kebun sendiri sebesar 0.5 kg/karung/tahun atau 104 kg/bulan. Hasil panen dari semua petani binaan sebanyak 13 orang dapat mencapai paling sedikit 50 kg dan paling banyak


(51)

500 kg buah stroberi. Dari 500 kg buah stroberi, 350 kg adalah buah dengan kondisi bagus, dan 150 kg sisanya adalah buah dengan kondisi jelek. Petani A membeli buah stroberi dari petani seharga Rp. 10.000/kg untuk buah yang bagus dan Rp 2.000/kg untuk buah yang jelek.

Hasil panen ditampung dalam stryrofoam kapasitas 8kg lalu langsung dilakukan penyortiran dan grading. Ada empat kelas buah stroberi berdasarkan bobot dan bentuknya. Kelas A berukuran 15-19 g dijual dengan harga Rp. 30.000 - 35.000/kg, Kelas B berukuran 10-14 g dijual dengan harga Rp. 20.000 - 25.000/kg, Kelas C berukuran 5-9 g dijual dengan harga Rp. 15.000 - 20.000/kg, dan Afkir berukuran <5 g dijual dengan harga Rp. 10.000/kg. Buah stroberi kelas D dibekukan dalam freezer bersuhu -70 C. Buah stroberi dari kelas A sampai C dikemas dalam kemasan ukuran 250 g dan 500 g dan langsung dijual segar ke pasar tradisional di Sukabumi dan Bogor. Buah yang sudah dikemas dan berwarna merah hanya tahan satu hari di suhu kamar dan lima hari di alat pendingin. Untuk buah kelas D dijual beku ke pabrik selai (Gambar 23).

Gambar 23. Buah Stroberi. A. Segar B. Beku

Petani B adalah petani yang mengumpulkan buah stroberi dari 115 petani. Teknik budidaya Petani B hampir sama dengan Petani A. Perbedaannya adalah Petani B menggunakan sistem penanaman dengan karung terbalik (Gambar 24).


(52)

39  

   

Gambar 24. Sistem Penanaman dengan Karung Terbalik

Buah dari hasil panen Petani B dan petani binaannya telah diekspor ke Malaysia dan Brunei Darusallam. Hasil panennya lulus standar internasional karena kualitasnya bagus dan tidak menggunakan pestisida merk dagang Curacron dan Dursban karena mengandung zat aktif berbahaya yaitu Profenofos pada Curacron dan Chlorpyrifos pada Dursban. Petani B memberikan pupuk SP36 sebanyak 35 kg/1 000 karung hanya untuk pertama kali tanam.

Alur budidaya stroberi di kebun rakyat dapat dilihat pada Gambar 25.

Dijual Ditanam

   

Gambar 25. Alur Budidaya Stroberi di Kebun Rakyat

Pembibitan Pasar

Penyiraman & Pemupukan

Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit


(53)

Pembibitan

Pengamatan dilakukan terhadap sampel yang diambil sebanyak dua kelompok masing-masing terdiri atas 25 tanaman stroberi. Kelompok 1 yang terletak di GH A diberi perlakuan pemupukan sebanyak satu kali sehari pada pagi hari. Kelompok 2 yang terletak di GH B diberi perlakuan pemupukan sebanyak dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Kedua kelompok diberi pupuk dengan dosis 0.3 g/600 ml air/tanaman/ pemupukan. Interval pemupukan adalah tiga kali dalam seminggu. Kelompok 1 menerima pupuk dengan dosis 0.9 g/1800 ml air/tanaman/minggu sedangkan Kelompok 2 menerima pupuk dengan dosis 1.8 g/3600ml air/tanaman/minggu. Pupuk yang digunakan adalah pupuk produksi rakyat yaitu pupuk nutrilon kasar dan halus dengan perbandingan 3:2.

Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali seminggu selama empat minggu berturut-turut. Rata-rata dan simpangan baku yang dipakai adalah rata-rata dan simpangan baku mingguan. Alat yang digunakan adalah penggaris dan jangka sorong. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 7. Data Pertumbuhan Panjang Stolon dan Diameter Stolon.

Minggu N

Panjang Stolon Diameter Stolon

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 2

± sd ± sd ± sd ± sd

1 25 37.55 ± 8.738 41.14 ± 8.804 2.75 ± 0.645 3.23 ± 0.374 2 25 39.43 ± 8.453 43.34 ± 6.130 2.94 ± 0.720 3.38 ± 0.343 3 25 39.43 ± 8.453 43.34 ± 6.130 2.94 ± 0.720 3.38 ± 0.343 4 25 39.43 ± 8.453 43.34 ± 6.130 2.94 ± 0.720 3.38 ± 0.343

Hasil pada Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata panjang stolon Kelompok 1 mempunyai ukuran yang lebih pendek dibandingkan dengan Kelompok 2. Hal yang sama dapat dilihat pada peubah diameter stolon. Rata-rata diameter stolon Kelompok 1 mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan Kelompok 2. Perbedaan rata-rata panjang dan diameter stolon antara


(54)

41  

   

Sedangkan perbedaan rata-rata diameter stolon Kelompok 1 dengan Kelompok 2 sebesar 0.44 mm atau 15 %. Sementara itu dari Tabel 7 dapat dilihat juga bahwa pertumbuhan panjang dan diameter stolon hanya terjadi saat minggu pertama dan kedua. Pada minggu-minggu berikutnya, panjang dan diameter stolon bernilai tetap.

Tabel 8. Data Pertumbuhan Jumlah Daun dan Tinggi pada Bibit Stroberi.

Minggu N

Jumlah Daun Tinggi Bibit

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 1 Kelompok 2

± sd ± sd ± sd ± sd

1 25 2 ± 0.932 2 ± 0.855 3.62 ± 2.415 3.40 ± 2.353 2 25 3 ± 0.810 3 ± 0.685 6.98 ± 2.173 6.93 ± 2.327 3 25 4 ± 0.687 4 ± 0.633 9.46 ± 2.028 9.46 ± 2.128 4 25 5 ± 0.608 5 ± 0.598 11.23 ± 2.229 11.62 ± 2.255

Hasil pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun bibit Kelompok 1 dan 2 bernilai sama. Hasil yang didapat untuk peubah tinggi bibit menunjukkan bahwa selama minggu pertama dan kedua, rata-rata tinggi bibit Kelompok 2 memiliki nilai yang lebih rendah dari rata-rata Kelompok 1. Namun pada minggu keempat, rata-rata tinggi bibit Kelompok 2 melampaui rata-rata Kelompok 1 dengan rata-rata perbedaan 0.39 cm atau 3.5 %. Menurut Budiman dan Saraswati (2005), pemupukan nitrogen tinggi pada saat pembibitan dapat menghasilkan vegetatif bibit yang baik.

Hasil pengamatan terhadap peubah gejala serangan OPT menunjukkan bahwa Kelompok 2 memiliki jumlah tanaman induk sehat lebih banyak dari Kelompok 1. Namun Kelompok 1 memiliki jumlah bibit sehat lebih banyak dari Kelompok 2. Gejala serangan OPT yang terlihat pada kedua kelompok tersebut adalah bercak coklat pada daun dan daun mengering (Gambar 26). Menurut Gunawan (1996), gejala bercak coklat pada daun diakibatkan oleh tungau (Tetranychus sp.). Tungau pada umumnya berkelompok di balik daun dan menghisap cairan daun. Sedangkan gejala daun mengering disebabkan oleh kutu daun yang menghisap cairan dari pucuk muda sehingga daun menjadi kering dan mati.


(55)

Gambar 26. Perbandingan Gejala Serangan OPT antar Kelompok Produksi Stroberi

Pemanenan buah stroberi di Vin’s Berry Park dilakukan secara manual menggunakan tangan. Pemanenan dilaksanakan pada pagi hari dengan selang waktu yang tidak teratur. Masa rektrukturisasi juga mempengaruhi hasil panen. Tanaman hasil restrukturisasi tidak dibuahkan sampai berumur 3-4 bulan. GH A telah direkstrukturisasi pada bulan Agustus 2009, GH B pada bulan November 2009, GH C pada bulan Agustus 2009, dan GH D pada Maret 2010. Data produksi stroberi dapat dilihat pada Tabel 9.

44% 48%

8%

Tanaman Induk Kelompok 1 Sehat

Bercak coklat pada daun Daun kering

68% 28%

4%

Bibit Kelompok 1 Sehat

Bercak coklat pada daun Daun kering

52% 40%

8%

Tanaman Induk Kelompok 2 Sehat

Bercak coklat pada daun Daun kering

64% 28%

8%

Bibit Kelompok 2 Sehat

Bercak coklat pada daun Daun kering


(56)

43  

   

Tabel 9. Data Produksi Stroberi di Vin’s Berry Park

Tahun Bulan Produksi (kg) Jumlah (kg)

MB MK Kecil Afkir

2009

Mei 1.0 22.0 14.5 54.6 92.1

Juni 2.0 44.0 24.0 27.4 97.4

Juli 6.0 47.5 42.0 111.7 207.2

Agustus 4.5 71.5 43.5 67.3 186.8

September - 29.5 19.0 45.1 93.6

Oktober - 11.5 4.0 5.3 20.8

November - 20.0 4.0 1.7 25.7

Desember - 26.5 17.0 1.2 44.7

Januari - 8.5 9.0 2.0 19.5

Februari - 12.5 18.0 1.5 32.0

2010 Maret - 5.0 5.0 1.8 11.8

April - 3.5 7.5 1.5 12.5

Mei - 4.5 5.5 2.0 12.0

Rata-rata 65.85

Sumber : Vin’s Berry Park (2010)

Hasil pada dari Tabel 9 menunjukkan bahwa produksi stroberi yang dihasilkan pada tahun 2009 mengalami fluktuasi. Penurunan produksi pada bulan September-November diakibatkan oleh tidak berproduksinya GH A dan GH C karena restrukturisasi tanaman pada bulan Agustus. Pada bulan Desember terjadi peningkatan produksi sebesar 100 % dari bulan sebelumnya karena GH A dan GH C mulai berproduksi kembali. Namun GH B tidak berproduksi akibat restrukturisasi tanaman pada bulan November.

Menurut Budiman dan Saraswati (2005), untuk menjaga kuantitas dan kualitas buah yang dihasilkan, seluruh tanaman stroberi diganti setelah lima kali siklus panen atau selama 18-24 bulan. Selama itu dihasilkan rata-rata produktivitas 750 g/tanaman atau sebanyak 31.25 g/tanaman/bulan. Pada tahun 2010 umur tanaman stroberi di Vin’s Berry Park mencapai 3 tahun sehingga produksi stroberi mulai menurun secara signifikan. Selain itu semakin banyak tanaman yang terserang hama. Produksi sempat mengalami peningkatan pada bulan Februari. Namun pada bulan Maret-Mei produksi kembali mengalami penurunan akibat dari GH D yang tidak berproduksi karena restrukturisasi tanaman. Tanaman membutuhkan waktu 3-4 bulan untuk siap berbuah kembali.


(57)

Produktivitas buah stroberi di Vin’s Berry Park yang berisi 7 400 tanaman seharusnya dapat mencapai rata-rata 231.25 kg/bulan (angka standar). Namun dari data pada Tabel 9, produktivitas stroberi yang mendekati angka standar hanya ada pada bulan Juli dan Agustus 2009 sebesar 207 kg dan 186 kg. Pada bulan Mei, Juni, dan September 2009 produktivitas hanya sebesar 91, 97, dan 93 kg atau ±42% dari angka standar. Produktivitas pada bulan lain bahkan kurang dari setengah angka standar. Secara keseluruhan rata-rata produktivitas stroberi di Vin’s Berry Park periode Mei 2009 sampai Mei 2010 sebesar 65.85 kg/bulan atau 8.9 g/tanaman/bulan, hanya ±28% dari angka standar.

Perbandingan Budidaya Stroberi

Perbandingan budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dengan di kebun milik Petani A dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Perbandingan Budidaya Stroberi di Vin’s Berry Park dengan di Kebun Petani A

Peubah Vin’s Berry Park Petani A

Teknik Budidaya Hidroponik Konvensional

Media Tanam Arang Sekam Tanah

Wadah Tanam Polibag Karung

Penggunaan Pestisida Tidak teratur Tiga hari sekali

Interval Panen Tidak teratur Dua hari sekali

Produktivitas ±65.85 kg/bulan ±104 kg/bulan

Bobot Buah MB : 20-23 g/buah

MK : 12-19 g/buah Kecil : 9-11 g/buah Afkir : < 9 g/buah

Kelas A : 15-19 g/buah Kelas B : 10-14 g/buah Kelas C : 5-9 g/buah Afkir : < 5 g/buah

Harga buah/kg MB : Rp. 60.000

MK : Rp. 50.000 Kecil : Rp. 40.000

Kelas A : Rp. 30.000 Kelas B : Rp. 20.000 Kelas C : Rp. 15.000 Afkir : Rp. 10.000 Hasil Kebun yang Dijual Buah segar dan produk

olahan

Buah segar, buah beku, dan bibit

 

Hasil Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar antara budidaya stroberi di Vin’s Berry Park dengan di kebun milik Petani A. Salah satu perbedaan terletak pada total produksi perbulan. Produktivitas kebun milik Petani A lebih besar mencapai ±104 kg/bulan. Hal ini disebabkan karena


(58)

45  

   

Petani A memiliki 10 000 tanaman stroberi, lebih banyak dari Vin’s Berry Park yang berjumlah 7 400 tanaman. Namun bila dihitung produksi stroberi per tanaman per bulan maka produktivitas Petani A sebesar 10.4 g/tanaman/bulan. Produktivitas ini 1.5 g lebih besar dari produktivitas Vin’s Berry Park yang sebesar 8.9 g/tanaman/bulan. Hal ini disebabkan karena umur tanaman stroberi di Vin’s Berry Park yang lebih dari dua tahun.

Perbedaan berikutnya adalah interval panen. Penyebab ketidakteraturan panen di Vin’s Berry Park adalah karena penggunaan pestisida yang sangat jarang sehingga tanaman banyak terserang OPT. Namun demikian kandungan pestisida di dalam buah stroberi rendah sehingga sehat untuk dikonsumsi. Teknik budidaya yang lebih maju secara hidroponik menyebabkan buah stroberi Vin’s Berry Park dapat dijual relatif lebih mahal.

Vin’s Berry Park memiliki bagian penjualan di dalam kebun itu sendiri. Buah yang telah dipanen langsung dikemas dan dijual ke pembeli yang berada di kebun. Buah dengan kondisi bagus namun secara fisik rusak, diolah menjadi eskrim, sirup, selai, dan jus. Sedangkan Petani A hanya menjual buah dalam keadaan segar dan bibit. Buah yang rusak dibekukan dan dijual kepada pabrik selai.

         


(1)

040310 - Penyiraman

- Pemindahan bibit ke polibag kecil - Restrukturisasi

- Penyemprotan pestisida

- GH A-D - GH A&B - GH D - GH A-C 050310 - Penyiraman

- Restrukturisasi

- GH A-C - GH D 060310 - Pemupukan

- Pengamatan

- Pemindahan bibit ke polibag kecil - Restrukturisasi

- GH A-C - GH A&B - GH A&B - GH D 080310 - Pemupukan

- Restrukturisasi

- GH A-D - GH D 090310 - Penyiraman

- Panen - Pewiwilan

- GH A-D - GH A-D - GH B 100310 - Pemandu wisata TK Nusa Indah

1&2

- Kebun 110310 - Pemupukan

- Pewiwilan - Pengamatan

- Penyemprotan pestisida

- GH A-D - GH B - GH A&B - GH B 120310 - Penyiraman

- Panen - Pewiwilan

- GH A-D - GH A-D - GH A 130310 - Pemupukan

- Pengamatan

- Pemindahan bibit ke polibag kecil - Pemandu wisata SMP Kalam

Kudus

- GH A-D - GH A&B - GH B - Kebun 150310 - Pemupukan

- Pewiwilan

- GH A-D - GH C 160310 - Penyiraman

- Pewiwilan

- GH A-D - GH C 170310 - Pemupukan

- Pengamatan

- Pemindahan bibit ke polibag kecil - Pengumpulan arang sekam bekas

- GH A-D - GH A&B - GH A - GH A


(2)

-180310 - Pemindahan polibag rusak dan arang sekam

- Perbaikan rak

- GH A - GH A

190310 - Pemupukan - Pengisian rak - Perbaikan rak

- GH A-D - GH C ke A - GH A 200310 - Penyiraman

- Panen

- Pengisian rak - Perbaikan rak

- Perbaikan saluran PAM - Pengamatan

- GH A-D - GH A-D - GH C ke A - GH A - Jambudipa - GH A&B 220310 - Pemupukan

- Pengisian rak

- GH A-D - GH C ke A 230310 - Penyiraman

- Pengisian rak

- GH A-D - GH C ke A 240310 - Pemupukan

- Pengamatan - Pengisian rak - Panen

- GH A-D - GH A&B - GH C ke A - GH A-C 250310 - Penyiraman

- Pengisian rak - Pewiwilan

- GH A-D - GH A - GH B 260310 - Pempukan

- Pewiwilan

- GH A-D - GH B 270310 - Penyiraman

- Persiapan polibag besar untuk bibit - Pengamatan

- GH A-D - GH A&B - GH A&B 290310 - Pemupukan

- Penanaman bibit ke polibag besar

- GH A-D - GH A&B 300310 - Penyiraman

- Penanaman bibit ke polibag besar - Panen

- GH A-D - GH A&B - GH A-C 310310 - Pemupukan

- Pemandu wisata gereja

- GH A-D - Kebun 010410 - Penyiraman

- Pemandu wisata gereja

- GH A-D - Kebun


(3)

020410 - Pemupukan

- Pemandu wisata gereja

- GH A-D - Kebun 070410 - Pemupukan

- Pengisian rak

- Penanaman bibit ke polibag besar - Pemandu wisata SD Bina Bakti

- GH A-D - GH A - GH A&B - Kebun 080410 - Penyiraman

- Pemandu wisata SD BPK Penabur

- GH A-D - Kebun 090410 - Pemupukan

- Pemandu wisata SD BPK Penabur

- GH A-D - Kebun 100410 - Penyiraman

- Penanaman bibit ke polibag besar - Panen

- GH A-D - GH A&B - A-C 110410 - Penyiraman

- Pemandu wisata gereja Ratu Semesta & Bale Endah dan gereja HKBP Bandung Timur

- GH A-D - Kebun

120410 - Pemupukan - Panen

- Penanaman bibit ke polibag besar

- GH A-D - GH A-C - GH A&B 130410 - Penyiraman

- Pencucian stik

- GH A-D - GH C 140410 - Pemupukan

- Pemandu wisata TK BPK Penabur - Pemasangan stik

- GH A-D - Kebun - GH C 150410 - Penyiraman

- Pemandu wisata SD IGN Slamet Riyadi

- GH A-D - Kebun 160410 - Pemupukan

- Penanaman bibit ke polibag kecil

- GH A-D - GH A&B 170410 - Penyiraman

- Penanaman bibit ke polibag kecil

- GH A-D - GH A&B 190410 - Pemupukan

- Penanaman bibit ke polibag besar

- GH A-D - GH A&B 200410 - Penyiraman

- Penanaman bibit ke polibag besar

- GH A-D - GH A&B


(4)

240410 - Penyiraman

- Pemandu wisata SMP 2 Sukatani

- GH A-D - Kebun 250410 - Penyiraman

- Penanaman bibit ke polibag kecil - Pemandu gereja HKBP Bandung

Timur

- GH A-D - GH A&B - Kebun

260410 - Pemupukan

- Penanaman bibit ke polibag kecil

- GH A-D - GH A&B

270410 - Penyiraman - Panen

- GH A-D - GH A-C 280410 - Pemupukan

- Pemandu wisata SMPN 25 Bekasi

- GH A-D - Kebun 290410 - Penyiraman

- Pemandu wisata SDN Karang Pawulang 2

- GH A-D - Kebun

300410 - Pemupukan

- Penanaman bibit ke polibag kecil dan besar

- Pembuangan polibag dan tanaman rusak

- GH A-D - GH A&B - GH A

010510 - Pewiwilan - Panen raspberry - Panen blackberry

- Pembuatan penyangga bibit

- GH A - Kebun - Kebun - GH A&B 060510 - Pemupukan

- Pembuatan penyangga bibit

- GH A-D - GH A&B 070510 - Pewiwilan

- Penyiraman

- GH A - GH A-D 080510 - Pemupukan

- Pewiwilan

- GH A-D - GH A 090510 - Pembuangan polibag dan tanaman

rusak - Penyiraman - Panen

- GH A - GH A-D - GH A&B


(5)

100510 - Penyiraman

- Pembuangan polibag dan tanaman rusak

- Panen

- Pemandu wisata TK Bina Bakti

- GH A-D - GH A - GH A-C - Kebun

110510 - Pembuangan polibag dan tanaman rusak

- Pembuangan arang sekam rusak - Pemandu wisata TK Bina Bakti

- GH A - GH A - Kebun

120510 - Pemupukan

- Pemandu wisata SD Mutiara Bangsa

- GH A-D - Kebun

130510 - Penyiraman

- Pemandu wisata GKB dan GKI Pasir Koja

- GH A-D - Kebun

140510 - Pemupukan

- Pembuangan polibag dan tanaman rusak

- Pembuangan arang sekam rusak - Panen

- GH A-D - GH A - GH A - GH A-C

160510 - Penyiraman

- Pembuangan polibag dan tanaman rusak

- Pembuangan arang sekam rusak

- GH A-D - GH A - GH A 170510 - Pemupukan

- Penyusunan rak

- GH A-D - GH A 180510 - Pengangkatan polibag

- Penyusunan rak - Penyiraman

- GH C ke A - GH A - GH A-D 190510 - Pemupukan

- Penyusunan rak - Pengangkatan polibag

- GH A-D - GH A - GH C ke A 200510 - Penyiraman

- Penyiapan bibit GT - Penyusunan rak

- Pemandu wisata Spring Garden

- GH A-D - Kebun - GH A - Kebun


(6)

220510 - Pemupukan

- Pemandu camping SD Pusaka Abadi

- Pendirian tenda

- GH A-D - Kebun - Kebun 230510 - Pemandu camping SD Pusaka

Abadi

- Pembongkaran tenda

- Kebun - Kebun 070610 - Penyiraman

- Pewiwilan

- GH A-D - GH B 080610 - Pemandu wisata TK BPK Penabur

- Pewiwilan

- Kebun - GH B 090610 - Penyiraman

- Pemandu wisata RA Assakinah

- GH A-D - Kebun 100610 - Pemupukan

- Restrukturisasi tanaman - Konsultasi

- GH A-D - GH C - Kantor 110610 - Penyiraman

- Konsultasi

- GH A-D - Kantor