MENCARI KOMUNIKASI IDEAL PENGENTASAN KEMISKINAN:: Belajar dari Program IDT dan PNPM Mandiri Pedesaan
1. Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kemiskinan : Belajar Dari Program IDT dan
PNPM Mandiri Pedesaan
Sojj;an Sjaf (Departemen Sa ins Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fema
!PB)
2. Analisis Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Waduk Kedung Ornbo
(Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen)
Agung Wibowo*, Is Hadri Utomo**, Eka Handay anta*, Andre Rahmanto***
(* Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Afaret, ** FISIP Universitas Sebelas
Maret, ***) FKIP Universitas Sebelas Maret)
3. Pemberdayaan Petani Penggarap Gararn Melalui Kebijakan Berbasis Pertanahan
Ihsannudin (Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura)
4. Sinergi dalam Pemanfatan Potensi sebagai Upaya Peningkatan Pemberdayaan
Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
Choirul Anam, Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, dan Suminah (Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret)
5. Kebijakan Penataan dan Pembinaan PKL Pemkot Surakaiia dalam Perspektif
Pemberdayaan Masyarakat
Muhamad Fajar Pramono (Universitas Studi Islam Darussalam)
6. Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir sebagai Strategi dalarn Menghadapi
Kemiskinan (Kasus di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo)
Suminah (Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS)
7. Pemberdayaan Wanita Tani Ternak dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Susu di Kecamatan k。ャゥァ・セョ@
Kabupaten
Puworejo
Winny Swastike (Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian .Universitas Sebelas
Maret)
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T atas terbi
ACTIVITA Jurnal Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat Lembaga Penelitian
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
c:.
Jurnal ini diterbitkan oleh Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyaraka:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Mare
Surakarta dimaksudkan untuk menampung hasil-hasil penelitian maupungagasan atau konsep
serta resensi sekitar pemberdayaan mahasiswa dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan
upaya mendorong staf pengajar, peneliti, dan juga pemerhati untuk melukiskan ide/gagasan
serta basil penelitiannya maupun telaah terhadap buku-buku yang terkait, maka ACT/VITA
merupakan salah satu wadah atau penyaluran yang relevan.
Pada edisi yang ketiga ini ditampilkan beberapa tulisan pemberdayaan dalam berbagai
prespektif antara lain tentang : Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kemiskinan : Belajar
Dari Program Idt Dan Pnpm Mandiri Pedesaan oleh Sofyan Sjaf (Departemen Sains
Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fema IPB). Analisis Kebutuhan Pemberdayaan
Masyarakat Di Sekitar Waduk Kedung Ombo (Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang
Kabupaten Sragen) Oleh Agung Wibowo, Is Hadri Utomo, Eka Handayanta, Andre
Rahmanto. Pemberdayaan Petani Penggarap Garam Melalui Kebijakan Berbasis Pertanahan
oleh Ihsannudin. Sinergi Dalam Pemanfatan Potensi Sebagai Upaya Peningkatan
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi oleh Choirul Anam,
Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, Dan Suminah. Kebijakan Penataan Dan Pembinaan Pk.I
Pemkot Surakarta Dalam Perpektif Pemberdayaan Masyarakat oleh Muhamad Fajar Pramono.
Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir Sebagai Strategi Dalam Menghadapi Kemiskinan
(Kasus di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo) oleh Suminah.
Pemberdayaan Wanita Tani Temak Dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
S"s4 Pi l\,ec'lmatan Kaligesinp Kabupaten Puworejo
Pemanfaatan Teknolqgi p・ョァッャ。ィセヲ@
oleh Winny Swastike,
, ·
·
·
Selamat Membaca !
Surakarta,
Redaksi
lll
Februari 2012
ACT/VITA
Jurna l Pem berdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)
No SK 0005.027/Jl.3 .2/SK.ISSN/2011 .01
Pelindung : Rektor UNS, Ketua LPPM
Penanggung Jawab :
Dr. Zaini Rohmad , M.Pd (Kepala PPMM)
Ketua Dewan Redaksi
Andre Rahmanto, S Sos ., M.Si
Sekretaris
Agung Wibowo , S.P., M.Si
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S . (UNS Surakarta)
Prof. Dr. Supriyono, M.Pd (UM Malang)
Prof. Dr. Ir. Ivar Subagya, M.Agr. St (UNIBRAW Malang)
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, D.E.A. (UGM Yogyakarta)
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S. (UNS Surakarta)
P- f. Dr. Madya Dr. Nurahimah, B.T., MOHP, YOSOFF . (Malaysia)
Penyunting Pelaksana
Dr. Agr. Raha yu, S.P ., M.P.
Dr. Sri Haryati, M.Pd
Ors . W. Hendra Saputro, M.Hum
Ors. Haryono, M.Si
Oewi Kusuma 'Nardani, S.E ., M.Si
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si
Ir. Eka Handayanta, M.P
Ors. Tri Apriliyanto Utomo, M.Kes
Rini Trihastuti, S.H., M.Hum.
Dewi Sri Wahyuni. S.Pd. M.Pd
Pembantu Pelakasana
lsti Winarni , S.Sos.
Alamat Redaksi
Email : ppmmlp pm.u ns@ yahoo .co .id
Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
JI. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta ·
Til p (0271) 632916 , 646994 psw 320 fax (0271) 632368
ACT/VITA c·:ero i an du a kali setahun oleh Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UN IVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)
Ke ua Pusat Stu di : Dr. Zaini Rohmat, M.Pd Sekretaris : Ors. Haryono, M.Si .
Dicetak di CV Mefi Caraka, Februari 2012
lsi di luar tanggung jawab pencetak
DAFTARISI
Pengantar Redaksi ..... .. ....... .. ..... ... ..... .... .. ........... .. ... ............... .. ............. .. .... ... ... .... ....
Daftar Isi .......... ..... ... .... ... ......... ..... ... .... .... .... .... ... .... .... ..... ...... ... ......... ... .. ....... .. .... ... ...
111
1v
DAFTAR ISi JURNAL
1.
Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kerniskinan : Belajar dari Program IDT dan
PNPM Mandiri Pedesaan
Sofj;an Sjaf (Departemen Sa ins Komunikasi Dan Penge111 bmwa11
Masyarakat, Fema !PB)
2.
Analisis Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar \\·a
Ngargosari Kccamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen )
( 1 - 24)
k Kedung Ombo (Desa
Agw1g Wibo1w *, Is Hadri Utomo **, Eka Hcmdayanta *, An re Rahmanto***
(* Fakultas Pertanian Univcrsitas Scbclas Jvfaret, ** FJSJP C11i1·ersitas
Sebelas Maret, ***) FKJP Universitas Scbelas Maret)
(25 - 36)
3.
Pemberdayaa'l Petani Penggarap Garam Melalui Keb ija · n Be rbasis Pcrtanahan
lhsannudin (Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Tmnojoyo Madura)
4.
Sinergi Dalam Pemanfatan Potensi sebagai C a ·
Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
(37 - 46)
P ni ngkatan Pernberdayaan
Choirul Anam, Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, Dm S.11 ;i1: ,.
(Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret)
5.
Kebijakan Penataan dan
Pcmberdayaan Masyarakat
Pc:mbinaan
PKL
Pe·n: o
(47 - 56)
Surakarta
Muha mad Fa.Jar Pramono (Um versitas Studi 1 im · D r:1s a/am)
6.
dalam
Perpektif
(57 - 74)
Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir se ag i S::- : gi dala m Menghadapi Kemiskinan
(Kasus di Dcsa Bu gel Kecarnaian Panj atan
Io n Pro go)
Suminah (Jurusan Penyuluhm'. dan K om 111; ik i P r nian
Fakultas Pertanian UNS)
(75 - 92)
7. Peri1berdayaan Wanita Tani Ternak dal n P ingkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemanfaatan Teknologi Pengulahan Susu di "e a 113ran Ka li gcsing Kabupaten Puworejo
Winny Swas tike (Jurnsan Petemakan, F aku 'w. Per/anion
Uni versitas Sebe/as Maret)
IV
(93 - 102)
MENCARI KOMUNIKASI IDEAL PENGENTASAN KEMISKINAJ\::
Belajar dari Program IDT dan PNPM Mandiri Pedesaan
Sofyan Sjaf
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, FEMA IPB.
Abstract. Poverty as a public issue should be interpreted as a form of
construction of a regime born of communication. For this reason, each regime
has a different formulation of the target goals of poverty alleviation programs.
This paper is a reflexive form of poverty alleviation programs of two different
regimes, the factors that influence the formation of the communication model of
poverty reduction, the ratio of action to alleviate poverty in two different regimes,
and how to anticipate the ideal communication model for poverty reduction.
The authors conclude that the ideal communication poverty alleviation
should involve the poor as subjects of development begins early when the
development of indicators and determining the location of the village ofprogram
implementation. It is based on two fundamental considerations, first, that the
target or target group is not biased from the real poor, and secondly, to do
mobilization program jointly (across social class) that serves as a social
responsibility among social strata as well as control of implementation programs.
A. PENDAHULUAN: KEMISKINAN,
dunia
PROBLEM AKUT BANGSA
Dunia
II
Zセ
im
dihantui
dengan
sangat
konsen
pengentasan kemiskinan.
dengan
agenda
Namun sangat
meningginya angka kemiskinan.
disayangkan, World Bank sebagai salah
Mellinium Development Goals
satu funding pendanaan terbesar PBB
SJ Gs) yang mencantumkan butir penting
secara sepihak mengeluarkan indikator
。 ォゥョ@
セGォャ
saat
berhimpunnya bangsa-bangsa yang ada di
。 イ。ウゥ@
kemiskinan
kemiskinan yang tidak memperhatikan
- · erikan gambaran betapa Persatuan
konteks lokal bangsa-bangsa yang ada di
• .::.:;n
セ M
penyelesaian
-Bangsa
(PBB)
tempat
dunia.
Penentuan mereka yang diangga
mi skin
apabila
tidak
melampaui
seperti menginstalasikan sistem demokrasi
pendapatan minimum 2 U$ meruµakan
di negara-negara miskin terlebih dahulu
indikasi betapa paham positivistik begitu
scbelum memperoleh bantuan merupakan
mendominasi penyelesaian kemiskinan di
salah satu contoh bentuk "pendiktean"
dunia saat ini.
negara-negara
Pertanyaannya adalah
terhadap
ncgara-
nega ra miskin . I !al ini dapat dilihat dcngan
apakah makna Jibalik scmua ini?
Menjawab
kaya
pertanyaan
terse but,
lahirnya Strategi Nasional Penanggulangan
lebih
Kemiskinan (SNPK) yang dibuat oleh
mendalam, akan tetapi diduga bahwa
pemerintah pusat untuk dijalankan oleh
penyeragaman indikator kemiskinan, selain
pemerintah daerah. 1 Lebih dari sekedar itu,
hegemoni negara-negara kaya terhadap
pendekatan penanggulangan kemiskinan
negara-negara miskin melalui lembaga-
pun disesua ikan dengan pendekatan yang
UNDP,
ditawarkan oleh lembaga-lembaga pembcri
JLiga
donor yang kenyataannya sangat berbeda
mendaulat tingginya angka kemiskinan Ji
dengan konteks kemiskinan yang terjadi di
negara-negara berkembang. Jika demikian
Indonesia.
tentunya
diperlukan
studi
yang
lembaga intemasional (seperti:
World
Bank,
halnya,
dan
pertama,
lain-lain),
makro
Ketiga, pada aras mikro, penggunaan
kemiskinan sebagai "musuh bersama" akan
pendekatan yang ditawarkan oleh lembaga-
dijadikan sebaga! peluang negara-negara
lcmbaga donor tersebut melalui berbagai
kaya
bentuk program pengentasan kemiskinan
untuk
pada
aras
menanamkan
investasinya
melalui beragam bentuk usaha di negara-
(seperti:
negara
tujuan
UPPKS, JPS-Kesehatan, subsidi BBM dan
penducluk
lain-lain) sangat jarang membcrikan hasil
mi skin
meningkatkan
dengan
pendapatan
negara-negara yang
angka
kemiskinan
tinggi.
kemiskinan
pada
aras
sebagai
meso,
"musub
dij adikan sebagai
bersama"
pintu
penetrasi
negara-negara
kaya
masuk
untuk
memberikan bantuannya kepada negaranegara miskin. Adanya berbagai syarat,
en==-
...
P2KP,
terhadap
rnalah
PPK,
P4K,
pengentasan
sebaliknya
slogan
lembaga-lcmbaga donor sebagai media
2
signifikan
kemiskinan,
Kedua,
cunia
yang
PNPM,
Perlu
digaris
bawahi
bahwa
kebijakan
penanggulangan kemiskinan dengan SNPK yang
dicetuskan oleh pemerintah pusat ternyata belum
bergaung di pemerintah daerah {pemerintah
Kabupaten/Kota). Salah satu penyebabnya adalah
untuk
mengimplementasikan
SNPK,
maka
diperlukan penjabar·an lebih lanjut ditingkat daerah
melalui
Strategi
Dae rah
Penanggulangan
Kemiskinan (SDPK} dan mendirikan lembagalembaga penanggulangan kemiskinan.
...
Activita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kemiskinan:
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofyan Sjaf
membuahkan konflik horizontal diantara
penyelesaian kemiskinan jauh hari telah
sesama warga.
dipcrkenalkan oleh para intelektual di
Melihat
kondisi
dipastikan
bahwa
di
atas,
tanah air ini.
Sebagai contoh indikator
adalah
kemiskinan yang dicetuskan Prof. Sajogyo
problem akut bangsa Indonesia. Dari data
atau lebih dikenal dengan istilah Garis
yang dilangsir oleh Kementerian Daerah
Kemiskinan
Tertinggal menyebutkan dari 69.957 desa
mencakup kota-desa merupakan langkah
di Indonesia (Potensi Desa, 2006) hampir
awal
45,2% dinyatakan masuk dalam kategori
kemiskinan di tanah air.3
desa tertinggai2.
Demikian juga dicatat,
dengan model Ekonomi Kerakyatan yang
bahwa 68,4% dari 42,4 juta penduduk
diperkenalkan oleh (alm.) Prof. Mubyarto
miskin ada di pedesaan (BPS, 2006).
merupakan pintu masuk bagi intelektual
Alhasil dapat berakibat rendahnya tingkat
dan aktivis sosial di Indonesia untuk
produktivitas
kemiskinan
dapat
Seperti
masyarakat.
Sajogyo
untuk
menjawab
(GKS)
menjawab
problem
penyelesaian
Demikian pun
kemiskinan
4
yang
yang
diungkap hasil Sakernas, 2005, angka
melanda tanah air ini.
pengangguran terbuka yang telah mencapai
dari (alm.) Prof. M. Sangaribuan dan
11, 10 juta jiwa (10,45% dari penduduk
(alm.) D. Penny yang menitikberatkan
Indonesia), sekitar 5,28 juta jiwa (8,44%)
penyelesaian kemiskinan melalui Badan
tinggal di pedesaan dan di perkotaan 5,82
Usaha Buruh Tani (BUBT) sebagai
juta jiwa
bentuk alokasi sumberdaya ekonomi di
(13,32%).
Angka
setengah
pengangguran yang mencapai 29,92 juta
pedesaan.
sejumlah
juta
23,00
jiwa
singkat
Penjelasan
) wa (28,16%), porsi terbesar terdapat di
erdesaan
Selain itu, temuan
memberikan
5.92 jutajiwa atau 15,83% (BPS, 2006).
indikator kemiskinan, dimana disatu sisi
-=::liskinan
lillana
dan
metode
tepat
serta
dalam
- -:ii a ini tidak terlalu berbeda dengan perkiraan
ZセM
penyusunan
terhadap
indikatornya,
yang
model
untuk
belajar
perhatian
dua
kemungkinan
atas,
: 6,76%), dan perkotaan hanya mencapai
Sesungguhnya
dari
kita
di
MZ・@
en Dalam Negeri yang menyebut sekitar
: - .: _ desa atau 63,6 % dari 66 ribu desa di
::- :.: a berstatus desa miskin (Mediapraja,
3
Untuk lebih jelasnya tentang GKS dapat dibaca
berjudul
"Ekososiologi :
pada
buku
yang
Deideologisasi Teori, Restrukturisasi Aksi" yang
diterbitkan oleh Cenderalas, SAINS, dan Bina Desa .
4
Perihal bagaimana implementasi gagasan Prof.
Mubyarto perihal ekonomi kerakyatan dapat
dibaca pada buku-buku yang diterbitkan oleh
Yayasan Agro-Ekonomika dan Pusat Penelitia n da
Pemberdayaan Rakyat (P3R) tentang te ma-te ma
pemberdayaan IDT.
penyusunan indikator kemiskinan merujuk
Habermas pada tulisan ini didasarkan atas
pada world bank (termasuk PBB) yang
dua argumentasi, yakni: (I) pengentasan
datangnya dari atas (top down) dan disisi
kemiskinan adalah persoalan sosial yang
lainnya penyusunan indikator kemiskinan
tidak
datang dari konteks Indonesia yang pemah
dimensi ekonomis maupun teknisk, namun
dirumuskan oleh Prof. Sajogyo, .Prof.
lebih dari itu, pengentasan kcmiskinan
Mubiyarto dan lain-lain.
tcrkait crat dcngan kondisi sosial budaya
Untuk itu, tulisan ini dimaksudkan
untuk
memberikan
gambaran
tentang
hanya
dapat
diselesaikan
rnasyarakat;
dan
(2)
pengentasan
kemiskinan
dari
secara
harus
ideal
diikuti
refleksi program pengentasan kemi ski nan,
dengan diskuru s seluruh komponen dan
faktor-faktor
prasyara t ini terpenuhi jika terdapat ruang
yang
mempengaruh i
pembentukan model komunikasi dalam
publik
pengentasan
kornunikatif ya ng didasari oleh kesadaran.
kemiskinan,
perbandingan
aksi mengentaskan kemiskinan pada dua
untuk
menghasilkan
tindakan
Kerniskinan sebagai fenomena sosial
bagaimana
rnerupakan praktik komunikatif kehidupan
mensiasati model komunikasi ideal untuk
sehari-hari yang kemudian menjadi media
pengentasan kemiskinan.
reproduksi simbolis bagi berbagai pihak
rezun
yang
berbeda,
dan
sebelum
yang tcrkait di dalanmya. Untuk itu,
menguaraikan apa yang telah disebutkan
Habermas (2006) mengungkapkan bahwa
sebelumnya,
perlu
untuk memahami fenomena sosial, maka
rnengetengahkan kerangka teoritik dan
harus kembali kepada praktik komunikatif
penulisan dengan maksud agar pembaca
kehidupan
tidak salah dalam rnemberikan interpretatif
menadi media reproduksi simbolis. Hai ini
terhadap tulisan ini.
sebagaimana diungkapkan Habennas:
Waiau
demikian,
maka
penulis
sehari-hari
" ... Ketika
pada
diskursus
situasi yang tengah dihadapi,
komunikasi ideal pengentasan kemiskinan,
partisipan dalam komunikasi
tulisan
1111
komunikatif
dikemukakan
membangun
sampar
kemudian
pemahaman bersama tentang
B. KERANGKA TEORITIK
Untuk
yang
merujuk
dan
oleh
teori
ruang
tindakan
publik
Jurgen
yang
yang mereka gunakan dan pada
Haberma.
saat bersamaan Juga mereka
Adapun alasan penulis menggunakan teori
4
berdiri di atas tradisi kultural
perbaharui;
dalam
Activita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komun ikasi Ideal Pe ge セ」Nウ
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri Pedeso
mengordinasikan
mereka
melalui
intersubjektif
klaim
tindakan
validitas
sosial
sejumlah
yang
membangun
dan
solidaritas kelompok;
dapat
aspek
dalam
dia
sosialisasi,
dikritik, mereka mengandalkan
membentuk
keanggotaan dalam kelompok
personal. .. (Habennas, 2006)".
sosial dan pada saat yang sama
melakukan
integrasi
セᆳ
berfungsi melakukan integrasi
pengakuan
atas
• :o- -
Z[@ セ@
Jika
tradisi
indentitas
dikaitkan
dengan
fenomena
kemiskinan, maka bukan berarti fenomena
kultural; dengan berpartisipasi
m1
dalam interaksi dengan sosok
individu, akan tetapi merupakan persoalan
rujukan
publik yang serta merta menuntut peran
diartikulasikan
sebagai
persoalan
t
yang
anak-anak
berkompeten,
yang
publik dalam penyelesainnya. Untuk itu,
tumbuh
mengintemalisasikan orientasi
menurut Turner
kelompok sosial mereka dan
publik adalah sebuah dunia kehidupan
mendapatkan
kemampuan
sosial dimana orang dapat mendiskusikan
untuk bertindak . . .Dalam aspek
berbagai hal yang menarik minat umum;
fungsional
dan
pencapaian
pemahaman,
dimana
(1998)
mereka
berdebat isu-isu
tindakan
bahwa ruang
berdiskusi
tanpa
dan
syarat tentang
komunikatif berfungsi sebagai
kebiasaan, dogma, dan kekuatan; dan
tranmisi
dimana
dan
pembaharu
pengetahuan kultural;
mereka
dapat
memecahkan
perbedaan-perbedaan dari pendapat dengan
dalam
aspek koordinasi tindakan, dia
argumentasi
yang
masuk
. ·. NL oイゥセョエ。ウZー、
Ii: ZLNGサセ [ GL ーセヲゥ
[ セ セヲ。ョ
LZイ
⦅ セィ
akal.
Tabel 1. Jenis-jenis Tindakan.
1
:
'( )rie°'fasipadg ·
· Keberhasilan
..
I
セ@
SituaslTindakan. ·
セZL i G@
Non-sosial
Tindakan instrumental
Sosial
Tindakan strategis
·
p・ャLA
ᄋ@
ᄋ@
.
L 。ヲオョ@
Tindakan komunikatif
Sumber: Disadur dari Habermas (2006).
f eski demikian, tak dapat dipungkiri
negara. Dalam hal ini, kemiskinan sebagaj
-·:::a ruang publik terkait erat dengan apa
fenomena sosial seringkali diidentikan
- =- dinamakan otoritas publik (milik)
dengan
セ@
"kekuasaan
negara"
un
M encari Komun ikasi Ideal p・イァ[ZMセ
ウ ZM
emis inan:
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri ?ehmnri ?n1 ., _
menentukan dan rnenyelesaikan fenomena
sosial
Akib atnya
lnl.
pemahaman
yang
kemisiknan
persoalan
irn
Tak dapat ditafikkan, baik di negan
menyeluruh
rnaju rnaupun berkembang, kemiskinai
menyebabkan
adalah momok setiap rezim yang berkuasa
I
tidak
pendekatannya,
Kerangka Penulisan
kemudian,
tidak
terhadap
1.
pernah
apalagi
tepat
terselesaikan
Propaganda kesejahteraan untuk rakyat c
alarn demokratisasi
rnerupakan
senja1
dengan baik. Jika demikian halnya, maka
ampuh yang digunakan oleh rezim yan
sangat dimungkinkan bahwa pendekatan
berkuasa
penyelesaikan 'kemiskinan hingga saat ini
rakyat. Meski temuan dari beberapa ris
jauh
menunjukkan tidak adanya korelasi ya1
dari
tindakan
konmnikatif yang
dimaksudkan oleh Habennas.
kemiskinan,
seharusnya
menitikberatkan pada upaya rnembangun
kesadaran
berbagai
persoalan,
kepacla
pihak
hambatan ,
clengan
penyelesaian
negara-negara berkembang, termasuk
fndonesia (Demos, 2008).
dengan
kcsejahteraan untuk rakyat yang in
pendekatan
clicapai oleh setiap rezim yang berku
dalam merespon kasus kemiskinan. Atau
termanifestasi
dengan kata lain, tindakan komunikatif
pembangunan,
untuk pengentasan kemiskinan merupakan
pengentasan
tindakan
sendiri ,
yang
pencapa1an
melahirkan
diorientasikan
pemahaman
kesadaran
(lihat Tabel 1).
untuk
kemiskinan
Dalarn rnakna pernbangunan, tujl
terkait
dan
sirnpat
rnal1pun
sasaran
yang
rnendulang
signifikan dari penerapan demokratis<
Tindakan komunikatif dalam makna
pengentasan
untuk
pada
sehinga
bertindak
dalarn
khususnya
kcmiskinan.
setiap
mempunya1
bentuk
reznn
kebijakan
prog1
prog
Di
Indon
yang
berk1
pembangt
melalui bentuk program yang berl
dalam penyelesaian kemiskinan.
===;-CM""'
6
Activito Volume Ill No. 1 -Februa
Oleh karcna itu, tulisan ini mcncoba
penycbab
kcbcrhasilan
serta kegagalan
menguraikan titik perbedaan dua rezim
pengentasan kemiskinan yang dilakukan
dalam memanfaatkan dan menggunakan
oleh
ruang publik sebagai model komunikasi
(dekodifikasi).
untuk
menyusun
indikator kemiskinan
rez1111
setiap
di
Indonesia
Berangkat dari pemahaman di atas,
yang sesuai dengan konteks pedesaan di
secara
Indonesia.
apakah
didorong rezim Orde Barn maupun PNPM
yang
Mandiri Pedesaan oleh rezim pasca Orde
menitikberatkan pembangunan dari, oleh
Barn (pemerintahan SBY sebagai kasus)
dan untuk rakyat sudah diterapkan oleh
mempunyai kesamaan, dimana kemiskinan
rezim Orde Baru maupun rezim pasca
dan pengangguran merupakan ancaman
Orde Baru, atau malah sebaliknya. Serta
bangsa. Tingginya angka kemiskinan dan
apa saja faktor-faktor yang mernpengarubi
pengangguran di Indonesia, mendorong
terbangunnya
pemerintah
Dengan
demokratisasi
kata
Iain,
substansi
model
komunikasi
yang
epistimologi
baik
mclangsir
IDT
program
yang
untuk
melibatkan masyarakat atau sebaliknya
penanganan pcrsoalan tersebut. Dernikian
dalarn
indikator
pun dalam kerangka aksiologinya, istilah
sangat
"partisipatit" menjadi pendekatan yang
proses
kemiskinan
penyusunan
yang
menentukan
pengentasan
kemudian
ke berhasi Ian
kerniskinan
program
di
pedesaan
Indonesia.
dieluk-elukkan oleh kedua rezim tersebut.
Pe1tanyaan
apakah
yang
mendasar
adalah
sebagai
suatu
partisipatif
pendekatan dalam pengentasan kcmiskinan
2.
Pengentasan Kemiskinan: Refleksi
yang dilakukan oleh dua rezim yang
Program IDT clan PNPM Mandiri
berbeda
Pedesaan
implementasinya?
Refleksi yang dirnaksud dalarn tuli san
konsepsi
sudah
praksis
dalam
sejc:.uhmana
dan
Uphoff (1986) tentang level
ini adalah upaya untuk memaharni realitas
pengarnbilan
pengentasan kemiskinan yang dilakukan
pembangunan partisipatif sudah diterapkan
oleh
lalu
dalam pelaksanaan program pengentasan
memberikan
kemisikinan baik IDT maupun PNPM
dua
rez1m
mendeskripsikan
(kodifikasi)
a tau
argurnentasi atas realitas yang ada dengan
terlebih
pendorong
0
dahulu
rnemahami
kehadiran
program
kebijakan
dan
aktivitas
Mandiri Pedesaan?
faktor
dan
JI .... 1-: .. Zセ@
.....
\J,...,t. .............. ,,, ,,,,,,....
1
r:,,i.,.,.,,,..,..; ')fl1 ')
Mencari Komunikosi Ideal Pengentasan Kemiskin an :
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofy an Sjaf
Jejak Ketertinggalan" 8 dapat dimaknai
dalam". 9
meski pendekatan partisipatif secara tegas
mengetengahkan
digunakan
mengentaskan
kemiskinan dan penyelesaiannya ban a
kemiskinan di Indonesia saat itu, akan
dapat diselesaikan apabila "orang dalam"
tetapi negara (rezim Orde Baru) tidak
mempunyai pemahaman dan kesadaran
sepenuhnya membuka ruang publik bagi
penuh akan problema yang mereka hadapi.
seluruh
Sementara itu, "orang luar" hanya berperan
untuk
pemangku
kepentingan
yang
terlibat dalam program IDT.
Inilah
pengakuan
Selanjutnya
buku
dengan
apik
tersebut
babwa
sebagai pengantar pencapaian keberhasilan
Prof.
Mubyarto
"orang dalam".
sebagai asisten Menteri di BAPPENAS
Untuk itu, keberhasilan program IDT
yang mengawal pelaksanaan program IDT.
menurut buku tersebut sangat ditentukan
Mubyarto
tidak
dari dibukanya ruang publik bagi seluruh
sepenuhnya program nasional ini berhasil
pemangku kepentingan mulai dari level
dilaksanakan diseluruh Indonesia. Salah
desa hingga pusat.
satu
adalah
pemabaman "orang luar" terhadap konteks
(Sarjana
lokal memainkan peranan penting dalam
Pendamping Puma Waktu) berada di
penyelesaian kemiskinan di Indonesia. Hal
lapangan (Soeradji dan Mubyarto, 1998).
ini senada dengan apa yang dikemukakan
mengatakan
faktor
bahwa
kendalanya
ketidakmampuan
SP2W
Walau demikian, kisah sukses IDT
yang
berpegang
partisipatif kita
Selatan,
Tengah.
Dengan demikian
oleh Uphoff (1986) bahwa pengambilan
teguh
pada
prmstp
kebijakan untuk menyelesaikan beragam
temukan
di
Bungku
aktivitas sosial sebaiknya memperhatikan
Sulawesi
peran pada level lokal (group, komunitas,
Kabupaten
Poso,
'
Cerita sqkses yang dapat kit14
baca di "Menelusuri jセェ。ォ@
Ketertipggalan",
dan desa) yang
セ」イーオ、ゥ。ョ@
disalurkan pada
level . kecamatan 1 kabupaten,
nasional
memperlihatkan bagaimana posisi kisah
hingga intemasional.
"orang
lain, dari dimensi komunikasi adalab
luar"
yang
sekedar berfungsi
Atau dengan kata
sebagai fasilitator untuk menumbuhkan
bagaimana
menciptakan
kesadaran dan pemahaman bagi "orang
komunikasi
yang
dapat
mekanisme
menampung
aspirasi substansi dari tingkatan paling
8
Buku ini ditulis oleh Budi Baik Siregar sebagai
fasilitator program IDT untuk daerah Sulawesi
Tengah.
9
lstilah "orang luar" dan "orang da la •
merupakan istilah yang dipinjam penulis
"Menulusuri Jejak Ketertinggalan" dari Cha mbers.
institusional.
Jadi
pembentukan
ruang
publik dalam suatu masyarakat sangat
epistimologi
Jika saja, wajah kapitalisme
Realitas ini dapat dibaca dari berbagai
'.aporan
tentang
pelaksanaan
dimana kaurn borjuasi mendominasi ruang
Keterlibatan
publik dan sebaliknya untuk sosialismc,
yang
maka analisis institutional hist01y sangat
program,
penentuan
menentukan (Habennas, 2007).
te11inggal
yang
Lalu
bagaimana
dengan
tindakan
ruang
publik pengentasan kemiskinan.
dipengaruhi oleh kesejarahan intitusional
itu sendiri.
partisipatif sebagai
IDT.
pegiat sosial (LSM/NGO)
saat proses awal pcnyusunan
1111111111
indikator
terkesan
lop
desa
down
(berdasarkan data Petensi Desa BPS), dan
komunikatif? Menurut Habermas tindakan
lain
komunikatif sangat terkait erat deng2.n
sepenuhnya
situasi
digunakan. Jni sebagaimana dikemukakan
dan
seseorang
orientasi
atau
tindakan
aktor.
dari
Tindakan
sebagainya
menunjukkan
pendekatan
partisipatif
Prof. Sajogyo:
komunikatif senantiasa hadir dalam situasi
" ... LPSM secara resmi
tindakan
pernah
sosial
dan
berorientasi
pada
diminta
tak
bantuannya,
pemahaman. Hal ini berkebalikan dengan
dari mulai awal penggondokan
tindakan instrumental yang selalu hadir
konsep
dalam
pelaksanaannya di daerah ... "
situasi
dikarenakan
non-sosial
(teknis)
beroricntasi
pad a
tidak
maupun
program
(Sajogyo, 2001 ).
keberhasilan. Begitupun dengan tindakan
strategis, meski situasi tindakannya adalah
" ... Tapi
sosial, namun selalu beraorientasi pada
proktis,
keberhasilan (Habermas, 2006).
miskin" diputuskan di Pusat
Kernbali
pada
program
IDT,
kebijakan
demi
penetapan
"desa
dimana akhirnya ukuran BPS
pendekatan partisipatif yang kemudian
dipakai,
didefinisikan dengan istilah Kaji Tindak
?odes (Potensi Desa) yang ada
(Jitin) dan Kajian Bersama (Ji.sam) pada
di
prinsipnya merupakan praksis dari ruang
bermain-main
publik yang mendorong keterlibatan rakyat
(Sajogyo, 2001 ).
dalam program.
penyelenggara IDT seringkali menafikkan
tna
BPS
data
Pokoknya
rwnus-lah ! ... "
Waiau disadari, bahwa
rezim Orde Baru (state) sebagai institusi
...
arsip
berdasarkan
Artikulasi
kutipan
tulisan
Prof.
Sajogyo dalarn kata pengantar "Menelusuri
m
Artivita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komunikasi Ideal Pengen tasan Kemis -::; Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofyan Sja
Sehubungan
pengentasan
dengan
program
kemiskinan,
terminologi
Chambers
memmJain
tentang
upaya
pencapaian
ns1.
Adapun misi yang diemban program ini
adalah: pertama, peningkatan kapasitas
dalam" dan "orang luar", Prof. Sajogyo
masyarakat dan kelembagaannya; kedua,
seringkali mengingatkan para pegiat sosial
pelembagaan
bahwa
partisipatif; ketiga, pengefektifan fun gs i
pernmusan
persoalan
kemiskinan
di
dan
pedesaan
sebaiknya selalu memperhatikan definisi
pemerintahan lokal; keempat,
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
menyelesaikan
masyarakat; dan kelima, pengembangan
persoalannya. Adapun posisi "orang luar"
jaringan kemitraan dalam pembangunan.
berperan
atau
Sementara itu, strategi yang dikembangkan
(pendamping/fasilitator)
yaitu menjadikan rumah tangga miskin
mernmuskan
dan
sebagai
penghubung
untuk
dalam"
pembangunan
prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
potensi
"orang
dan peran
sistem
dalam
dan
membantu
intermediasi
mernmuskan
dan
(RIM)
sebagai
menyelesaikan persoalan yang dihadapi
menguatkan
masyarakat
partisipatif,
serta
menyambungkam1ya
Mungkin
diungkapkan
ada
Prof.
Pergulatannya
benarnya
sistem
serta
sasaran,
pembangunan
mengembangkan
atas .
Secara
Pedesaan
sepintas,
PNPM
Mandiri
tidak berbeda jauh
dengan
pengentasan
program IDT yang dipelopori oleh rezim
kemiskinan di Indonesia, setidaknya dapat
Orde Baru, dimana pendekatan partisipatif
dijadikan
sebagai
Program
menj adi icon program. Akan tetapi, apakah
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
partisipatif sebagai pendekatan program
(PNPM)
dalam
yang
di
Sajogyo
kelompok
kelembagaan kerja sama antar desa.
dengan pemangku kepentingan lainnya.
Mandiri
refleksi
Pedesaan.
Program
melahirkan emansipatoris RTM sebagai
nasional yang dilangsir tahun 2007 oleh
target sasaran?
pemerintahan SBY (rezim pasca Orde
diungkapkan
Baru)
untuk
diharapkan dari pendekatan partisipatif
mempercepat penanggulangan kemiskinan
adalah emansipasi dari target sasaran
-ecara terpadu dan berkelanjutan. Dengan
memahami kondisinya.
·1 1
_ sun
sebagai
"orang
penyelesaian
Prof.
mlSl
mernpakan
tercapainya
program
kesejahteraan
Hal ini penting untuk
karena
tujuan
yang
Meski belum ada langsiran hasil at.a
dan
·· mandirian masyarakat miskin perdesaan,
pelaporan PNPM Mandiri Pedesaan \'
:_'rogram ini menyusun beberapa tahapan
utuh
semenjak program ini
dil
.::
Q::l'.'.
bawah (local levels) hingga internasional,
Narnun sangat disayangkan, pelajaran
dan bukan sebaliknya. Inilah kritikan yang
berharga yang diperoleh dari program IDT
ditujukan tcrhadap pencntuan indikator
tidak serta merta menjadi penyusunan
yang
program pengentasan kemiskinan pada
kemiskinan
dari
world
bank
menggariskan secara kaku bahwa orang
rezim berikutnya.
dianggap miskin bila pendapatannya di
luar" dalam bcrbagai ha! saat perumusan
bawah 2 dollar per hari.
dan
Dengan demikian, program IDT dapat
Posisi kuatnya "orang
pelaksanaan
program,
dalam"
"orang
membuat
seringkali
tidak
dikatakan seoagai pemrakarsa program
emansipatoris.
pengentasan kemiskinan yang buttom up
konfl ik antar Japisan masyarakat seringkali
atau partisipatif dengan menitikberatkan
terjadi
peran
Kond isi
"orang
dalam"
sebagai
pelaku
Ironinya, tidak Jarang
dalam
1111
pelaksanaan
program.
semakin mempertegas bahwa
sama
be Ium
ten tu
utama. Menurut Mubyarto bahwa banyak
pendekatan
program
telah
menghasilkan output yang sama, yakni
melakukan upaya untuk menanggulangi
masyarakat yang paham dan sadar dengan
kemiskinan,
kondisi ketcrtinggalan atau kemiskinannya.
di
memakai
rez1111
Orde
walau
Baru
kegiatannya
tidak
istilah "kemiskinan", seperti:
Program Peningkatan Pendapatan Petani
dan Nelayan Kecil (P4K) dari Departemen
Pertanian,
Kelornpok
Usaha
Bersarna
(KUBE) dari Departemen Sosial, dan Iain-
D. PNPM
MANDIRI
PARTISIPATIF
PEDESAAN:
YANG
TIDAK
EMANSIP ATORIS
Bagian i.1i mengingatkan kita pada
buku "Tirani
Partisipatif' yang
lain. Akan tetapi program IDT !ah yang
judul
merniliki keunikan dibandingkan dengan
mernaparkan ulasan dengan baik bahwa
program sebelumnya karena keluwesan
penggunaan partisipatif yang salah kaprah
pelaksanaan
akan dapat mengakibatkan lahirnya tirani
yang
diserahkan
kepada
daerah dan masyarakat di daerah agar
baru .
sesua1
dengan tujuan substansi dari partisipatif itu
dengan
kondisi
dan
potensi
daerah. 10
Padahal ini sangat bertentangan
sendiri yang menginginkan terbentuknya
masyarakat sadar dan kritis berangkat dari
10
Contoh keluwe san tersebut adalah tidak
diterbitkannya petunju k tek nis ya ng secara rinci
mengatur pelaksanaan program di daerah.
pemahaman
sekitarnya.
akan
kondisi
lingkungan
Mencori Kam ni
Be/ajar Dori Program IDT Don PNP
Sehubungan
pengentasan
dengan
program
kemiskinan,
tenninologi
Chambers
memmJam
"orang
tentang
m1s1
sebagai
upaya
penca
Adapun misi yang diemban pro_
adalah: pertama, peningkatan kap
dalam" dan "orang luar", Prof. Sajogyo
masyarakat dan kelembagaannya; kedL
seringkali mengingatkan para pegiat sosial
pelembagaan
bahwa
partisipatif; ketiga, pengefektifan fung- i
perumusan
penyelesaian
persoalan
di
kemiskinan
dan
pedesaan
sebaiknya selalu memperhatikan definisi
dan peran
sistem
pembangun
pemerintahan lokal; keempal,
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
dalam
prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
menyelesaikan
masyarakat; dan kelima, pengembangan
persoalannya. Adapun posisi "orang luar"
jaringan kemitraan dalam pembangunan.
berperan
atau
Sementara itu, strategi yang dikembangkan
(pendamping/fasilitator)
yaitu menjadikan rumah tangga miskin
dan
potensi
"orang
merumuskan
dan
sebagai
penghubung
untuk
dalam"
membantu
intennediasi
merumuskan
dan
(RTM)
sebagai
menyelesaikan persoalan yang dihadapi
menguatkan
masyarakat
partisipatif,
serta
menyambungkannya
diungkapkan
ada
Prof.
benarnya
yang
di
Sajogyo
sistem
serta
sasaran,
pembangunan
mengembangkan
kelembagaan kerja sama antar desa.
dengan pemangku kepentingan lainnya.
Mungkin
kelompok
atas.
Secara
Pedesaan
sepintas,
PNPM
Mandiri
tidak berbeda jauh
dengan
pengentasan
program IDT yang dipelopori oleh rezim
kemiskinan di Indonesia, setidaknya dapat
Orde Baru, dimana pendekatan partisipatif
dijadikan
sebagai
Program
menjadi icon program. Akan tetapi, apakah
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
partisipatif sebagai pendekatan program
Pergulatannya
(PNPM)
dalam
Mandiri
refleksi
Pedesaan.
Program
melahirkan emansipatoris RTM sebagai
nasional yang dilangsir tahun 2007 oleh
target sasaran?
pemerintahan SBY (rezim pasca Orde
diungkapkan
Baru)
untuk
diharapkan dari pendekatan partisipatif
mempercepat penanggulangan kemiskinan
adalah emansipasi dari target sasaran
secara terpadu dan berkelanjutan. Dengan
memahami kondisinya.
v1s1
merupakan
tercapainya
program
kesej ahteraan
dan
Hal ini penting untuk
karena
tujuan
yang
Meski belum ada langsiran hasil at.a
kemandirian masyarakat miskin perdesaan,
pelaporan PNPM Mandiri Pedesaan yang
program ini menyusun beberapa tahapan
utuh semenjak program m1
dilang ir.
namun dari konsepsinya dapat mcmberi
gambaran kepada ki ta
ten tang
proses
Dua
pertanyaan
dikemukakan
di
untuk
atas
penting
melihat
realitas
penyusunan dan pelaksanaan program ini .
program di Japangan . Untuk pertanyaan
Sebagai misal, dengan membaca Petunju k
pcrta ma,
Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri
dikcmukakan clcngan alasan belum adanya
redesaan
beb erapa
pelaporan program ini sebagai argumentasi
pertanyaan kritis, apakah program ini
ilmi ah yang dapat dipelajari. Akan tetapi,
be lajar
pe11anyaan
(2007),
dari
kegagalan
apakah
hadir
keberhasilan
program
praksis
sepenuhnya
maupun
sepe11inya
kedua
tidak
dapat
mungkin
memberikan
lDT?
Kemudi an
ga mbaran
pendekatan
partisipatif
Pedesaan apakah sudah mempraksiskan
telah
diterapkan
dalam
penyusunan dan pelaksanaan program?
atau
penilaian
belum
sama
PNPM
sekali
Mandiri
pendekatan
pa11isipatif.
Tabel 2. Alokasi BLM yang Ditcrima Sesuai dcngan Jumlah Desa Tertinggal.
:
!
セN@
i , ·.·
1
"· · Jumlah Desa Tertinggal
Alokasi BLM (Rupiah) .!· ᄋGNZセ@
.
1.000.000.000
4
1.250. 000.000
5
1.500.000.000
6
1.500.000.000
7
1.750.000.000
8
2.000.000.000
9
2.250.000.000
10
2.500.000.000
11
2. 750.000 .000
>12
3.000.000.000
Swnber: PTO PNPM Mandiri Pedesaan (2007).
Dalam PTO PNPM Mandiri Pedesaan
kecamatan yang dipilih adalah kecamatan
discbutkan bahwa kecamatan pcdesaan
yang tidak bcrmasalah dalam PPK dan
terpilih sebagai sasaran program adalah
diusulkan oleh pemerintah daerah dalam
seluruh kecamatan di Indonesia, meski
skema kontribusi pendanaan.
dalam pelaksanaannya di\akukan secara
pcnentuan desa tertingga\ masih tetap
awal,
merujuk dari data yang di\angsir pusat,
bertahap.
Sebagai
\angkah
A rf;.,;tn \/n/11mP
Begitupun
Ill Nn 1 -Februari
2012-
M e cari
Be/ajar Dari Progra m IDT Do
yakni Kementerian Pembangunan Daerah
jauh dari harapan
Tertinggal. Bantuan Langsung Masyarakat
sasaran yang emansipatori . Y
(BLM) yang diberikan sangat tergantung
yang paham akan kondisinya
dari jumlah desa yang tertinggal di dalam
mendefinisikan posisinya untuk ke luar · セ@ .
suatu kecamatan dan untuk kecamatan-
jeratan kemiskinan. Dengan demikia::.
kecamatan
me ski
yang
tidak memiliki
desa
Mandiri
PNPM
,. , - --=
Pede aan
tertinggal, BLM diberikan sesuai dengan
mengklaim partisipatif sebagai pendekatan
ratio
program pengentasan kemiskinan, akan
penduduk
miskin
dan
jumlah
penduduk di kecamatan (lihat Tabet 2 dan
tetapi
3).
memberikan kesadaran dan pemahaman
Perumusan
indikator
RTM,
kenyataannya
belum
dapat
desa
kepada target sasarannya untuk melakukan
tertinggal dan besamya BLM yang masih
tindakan komunikatif keluar dari kondisi
datang dari atas (top down) memberikan
kemiskinan.
kesan bahwa PNPM Mandiri Pedesaan
Tebel 3. Alokasi BLM yang Diterima untuk Kecamatan-kecamatan yang Tidak
Memiliki Desa Tertinggal.
;·,
"·Lokas1 ·}
LMセ\@
-"·· . . J ... 'I
·"ft . . .
i . セ ᄋ@ r・イゥ、セオ
1i·!,.,.,, ;, ;;
um a. ·'""'· 'j""'"'
N ャ ャ@ )[ :
< 25.000
25.000-50.000
Jawa
;
> 50.0QO
:
< 15.000
Luar
Jawa
15.000-25.000
> 25.000
" ,,.,
Aiokas1':u1..M::.>, .,
% Penduduk
Miskin
40%
40%
40%
セ ᄋM
· .· iait)., J+:l
1.500.000.000
1.750.000.000
1. 750.000.000
2.000.000.000
2.250.000.000
I
セ NUP@
J .000.000.000
1.500.000.000
l. 750.000.000
40%
40%
2.000.000.000
40%
3.000.000.000
Sumber: PTO PNPM Mandiri Pedesaan (200 ).
::
mendukung
icon pendekatan PNPM Mandiri Pedesaan
antara lain: ( 1) masih dorninannya peran
dalam kenyataan belum dapat menciptakan
pemerintah
kondisi yang emansipatoris bagi kelompok
Beberapa alasan yang
w1tuk
(state)
mengatur
pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Ini
atau target sasarannya.
dapat dilihat dari penjelasan PTO PNPM
Mandiri
Pedesaan
menempatkan
peran
yang
man a
E. RAGAM MODEL KOMUNIKASI
pemerintah
pusat
PENGENTASAN KEMISKINAN
hingga daerah begitu dominan; (2) target
Pengentasan
kemiskinan
adalah
atau kelompol( sasaran program terkesan
persoalan sosial yang menjadi tanggung
"obj ek"
jawab bersama dalam penyelcsaiannya.
program sehingga tidak berperan besar
Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan
dalam pelaksanaan program; dan (3) tidak
tidak
terbangunnya pendidikan yang berorientasi
dimensi teknis dengan hanya mernberikan
komunikasi dialektikal, dimana pernerintah
bantuan kepada mereka yang tergolong
pusat
miskin . Akan tetapi, dimensi sosial dalam
masih
diposisikan
sebagai
sebagai
program
designer
rnutlak
dapat
komunikasi
diselesaikan
memposisikan dirinya sebagai partner dari
bentuk
kelompok atau sasaran target program,
menjadi
yakni RTM, kelembagaan masyarakat cii
sosial, dikenal dua model komunikasi,
pedesaan dan kelembagaan pemerintah
yakni komunikasi linear dan komunikasi
lokal. Oleh karena itu, partisipatif sebagai
konvergen (Rogers, 2003).
penting.
sosial
yang
dari
tepat
Dalam komunikasi
Gambar 2. Mode l Komu nikas i Linear (Rogers, 2003).
Komunikasi
linear
merupakan
demikian, pihak atau komunitas yang kuat
komunikasi yang terjadi satu arah dimana
akan mempengaruhi pihak atau komunitas
antar satu pihak ke pihak Iainnya. Dalam
yang lemah.
1111, tidak
komunikasi
info1111asi
antar
dua
ada
pihak
Dengan demikian, model
pe1iukaran
kornunikasi ini sangat berorientasi basil
sehingga
yang rnenafikkan perubahan sosial atau
memungkinkan te1jadinya dominasi pihak
pencapa1an
satu
lainnya (lihat Gambar 2).
dengan
pihak
lainnya.
Dengan
pemahaman
kepada
pihak
Artivitn Vn/11mP Ill Nn. 1 -FPhmnri 2012-
.
M encari amuni asi foe J e ge ::; -- :;- , - Bela1ar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri Pe esaor: _ 5G
Berbeda
dengan
di
atas,
model
model
komunikasi konvergen lebih menitikberatkan pada proses dialektis dimana adanya
saling pemahaman, kesepakan dan aksi
セGエゥュ@
CC.l\\i1
'fl\'rli\\.. Iaエセ・|@
identik
m1
rindakar:
dengan
komunikatif
Habermas
mendorong
terwujudnya
yang
mamp
emansipatori
pihak-pihak yang saling berkomunikasi
\
PNPM Mandiri Pedesaan
Sojj;an Sjaf (Departemen Sa ins Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fema
!PB)
2. Analisis Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Waduk Kedung Ornbo
(Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen)
Agung Wibowo*, Is Hadri Utomo**, Eka Handay anta*, Andre Rahmanto***
(* Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Afaret, ** FISIP Universitas Sebelas
Maret, ***) FKIP Universitas Sebelas Maret)
3. Pemberdayaan Petani Penggarap Gararn Melalui Kebijakan Berbasis Pertanahan
Ihsannudin (Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura)
4. Sinergi dalam Pemanfatan Potensi sebagai Upaya Peningkatan Pemberdayaan
Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
Choirul Anam, Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, dan Suminah (Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret)
5. Kebijakan Penataan dan Pembinaan PKL Pemkot Surakaiia dalam Perspektif
Pemberdayaan Masyarakat
Muhamad Fajar Pramono (Universitas Studi Islam Darussalam)
6. Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir sebagai Strategi dalarn Menghadapi
Kemiskinan (Kasus di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo)
Suminah (Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS)
7. Pemberdayaan Wanita Tani Ternak dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemanfaatan Teknologi Pengolahan Susu di Kecamatan k。ャゥァ・セョ@
Kabupaten
Puworejo
Winny Swastike (Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian .Universitas Sebelas
Maret)
Pengantar Redaksi
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T atas terbi
ACTIVITA Jurnal Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat Lembaga Penelitian
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
c:.
Jurnal ini diterbitkan oleh Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyaraka:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Mare
Surakarta dimaksudkan untuk menampung hasil-hasil penelitian maupungagasan atau konsep
serta resensi sekitar pemberdayaan mahasiswa dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan
upaya mendorong staf pengajar, peneliti, dan juga pemerhati untuk melukiskan ide/gagasan
serta basil penelitiannya maupun telaah terhadap buku-buku yang terkait, maka ACT/VITA
merupakan salah satu wadah atau penyaluran yang relevan.
Pada edisi yang ketiga ini ditampilkan beberapa tulisan pemberdayaan dalam berbagai
prespektif antara lain tentang : Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kemiskinan : Belajar
Dari Program Idt Dan Pnpm Mandiri Pedesaan oleh Sofyan Sjaf (Departemen Sains
Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fema IPB). Analisis Kebutuhan Pemberdayaan
Masyarakat Di Sekitar Waduk Kedung Ombo (Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang
Kabupaten Sragen) Oleh Agung Wibowo, Is Hadri Utomo, Eka Handayanta, Andre
Rahmanto. Pemberdayaan Petani Penggarap Garam Melalui Kebijakan Berbasis Pertanahan
oleh Ihsannudin. Sinergi Dalam Pemanfatan Potensi Sebagai Upaya Peningkatan
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi oleh Choirul Anam,
Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, Dan Suminah. Kebijakan Penataan Dan Pembinaan Pk.I
Pemkot Surakarta Dalam Perpektif Pemberdayaan Masyarakat oleh Muhamad Fajar Pramono.
Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir Sebagai Strategi Dalam Menghadapi Kemiskinan
(Kasus di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo) oleh Suminah.
Pemberdayaan Wanita Tani Temak Dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
S"s4 Pi l\,ec'lmatan Kaligesinp Kabupaten Puworejo
Pemanfaatan Teknolqgi p・ョァッャ。ィセヲ@
oleh Winny Swastike,
, ·
·
·
Selamat Membaca !
Surakarta,
Redaksi
lll
Februari 2012
ACT/VITA
Jurna l Pem berdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)
No SK 0005.027/Jl.3 .2/SK.ISSN/2011 .01
Pelindung : Rektor UNS, Ketua LPPM
Penanggung Jawab :
Dr. Zaini Rohmad , M.Pd (Kepala PPMM)
Ketua Dewan Redaksi
Andre Rahmanto, S Sos ., M.Si
Sekretaris
Agung Wibowo , S.P., M.Si
Penyunting Ahli
Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S . (UNS Surakarta)
Prof. Dr. Supriyono, M.Pd (UM Malang)
Prof. Dr. Ir. Ivar Subagya, M.Agr. St (UNIBRAW Malang)
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, D.E.A. (UGM Yogyakarta)
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S. (UNS Surakarta)
P- f. Dr. Madya Dr. Nurahimah, B.T., MOHP, YOSOFF . (Malaysia)
Penyunting Pelaksana
Dr. Agr. Raha yu, S.P ., M.P.
Dr. Sri Haryati, M.Pd
Ors . W. Hendra Saputro, M.Hum
Ors. Haryono, M.Si
Oewi Kusuma 'Nardani, S.E ., M.Si
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si
Ir. Eka Handayanta, M.P
Ors. Tri Apriliyanto Utomo, M.Kes
Rini Trihastuti, S.H., M.Hum.
Dewi Sri Wahyuni. S.Pd. M.Pd
Pembantu Pelakasana
lsti Winarni , S.Sos.
Alamat Redaksi
Email : ppmmlp pm.u ns@ yahoo .co .id
Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
JI. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta ·
Til p (0271) 632916 , 646994 psw 320 fax (0271) 632368
ACT/VITA c·:ero i an du a kali setahun oleh Pusat Studi Pemberdayaan Mahasiswa dan Masyarakat
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
UN IVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (UNS)
Ke ua Pusat Stu di : Dr. Zaini Rohmat, M.Pd Sekretaris : Ors. Haryono, M.Si .
Dicetak di CV Mefi Caraka, Februari 2012
lsi di luar tanggung jawab pencetak
DAFTARISI
Pengantar Redaksi ..... .. ....... .. ..... ... ..... .... .. ........... .. ... ............... .. ............. .. .... ... ... .... ....
Daftar Isi .......... ..... ... .... ... ......... ..... ... .... .... .... .... ... .... .... ..... ...... ... ......... ... .. ....... .. .... ... ...
111
1v
DAFTAR ISi JURNAL
1.
Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kerniskinan : Belajar dari Program IDT dan
PNPM Mandiri Pedesaan
Sofj;an Sjaf (Departemen Sa ins Komunikasi Dan Penge111 bmwa11
Masyarakat, Fema !PB)
2.
Analisis Kebutuhan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar \\·a
Ngargosari Kccamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen )
( 1 - 24)
k Kedung Ombo (Desa
Agw1g Wibo1w *, Is Hadri Utomo **, Eka Hcmdayanta *, An re Rahmanto***
(* Fakultas Pertanian Univcrsitas Scbclas Jvfaret, ** FJSJP C11i1·ersitas
Sebelas Maret, ***) FKJP Universitas Scbelas Maret)
(25 - 36)
3.
Pemberdayaa'l Petani Penggarap Garam Melalui Keb ija · n Be rbasis Pcrtanahan
lhsannudin (Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Tmnojoyo Madura)
4.
Sinergi Dalam Pemanfatan Potensi sebagai C a ·
Masyarakat Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi
(37 - 46)
P ni ngkatan Pernberdayaan
Choirul Anam, Erlyna Wida Riptanti, Mujiyo, Dm S.11 ;i1: ,.
(Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret)
5.
Kebijakan Penataan dan
Pcmberdayaan Masyarakat
Pc:mbinaan
PKL
Pe·n: o
(47 - 56)
Surakarta
Muha mad Fa.Jar Pramono (Um versitas Studi 1 im · D r:1s a/am)
6.
dalam
Perpektif
(57 - 74)
Perubahan Sistem Pertanian Laban Pasir se ag i S::- : gi dala m Menghadapi Kemiskinan
(Kasus di Dcsa Bu gel Kecarnaian Panj atan
Io n Pro go)
Suminah (Jurusan Penyuluhm'. dan K om 111; ik i P r nian
Fakultas Pertanian UNS)
(75 - 92)
7. Peri1berdayaan Wanita Tani Ternak dal n P ingkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemanfaatan Teknologi Pengulahan Susu di "e a 113ran Ka li gcsing Kabupaten Puworejo
Winny Swas tike (Jurnsan Petemakan, F aku 'w. Per/anion
Uni versitas Sebe/as Maret)
IV
(93 - 102)
MENCARI KOMUNIKASI IDEAL PENGENTASAN KEMISKINAJ\::
Belajar dari Program IDT dan PNPM Mandiri Pedesaan
Sofyan Sjaf
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, FEMA IPB.
Abstract. Poverty as a public issue should be interpreted as a form of
construction of a regime born of communication. For this reason, each regime
has a different formulation of the target goals of poverty alleviation programs.
This paper is a reflexive form of poverty alleviation programs of two different
regimes, the factors that influence the formation of the communication model of
poverty reduction, the ratio of action to alleviate poverty in two different regimes,
and how to anticipate the ideal communication model for poverty reduction.
The authors conclude that the ideal communication poverty alleviation
should involve the poor as subjects of development begins early when the
development of indicators and determining the location of the village ofprogram
implementation. It is based on two fundamental considerations, first, that the
target or target group is not biased from the real poor, and secondly, to do
mobilization program jointly (across social class) that serves as a social
responsibility among social strata as well as control of implementation programs.
A. PENDAHULUAN: KEMISKINAN,
dunia
PROBLEM AKUT BANGSA
Dunia
II
Zセ
im
dihantui
dengan
sangat
konsen
pengentasan kemiskinan.
dengan
agenda
Namun sangat
meningginya angka kemiskinan.
disayangkan, World Bank sebagai salah
Mellinium Development Goals
satu funding pendanaan terbesar PBB
SJ Gs) yang mencantumkan butir penting
secara sepihak mengeluarkan indikator
。 ォゥョ@
セGォャ
saat
berhimpunnya bangsa-bangsa yang ada di
。 イ。ウゥ@
kemiskinan
kemiskinan yang tidak memperhatikan
- · erikan gambaran betapa Persatuan
konteks lokal bangsa-bangsa yang ada di
• .::.:;n
セ M
penyelesaian
-Bangsa
(PBB)
tempat
dunia.
Penentuan mereka yang diangga
mi skin
apabila
tidak
melampaui
seperti menginstalasikan sistem demokrasi
pendapatan minimum 2 U$ meruµakan
di negara-negara miskin terlebih dahulu
indikasi betapa paham positivistik begitu
scbelum memperoleh bantuan merupakan
mendominasi penyelesaian kemiskinan di
salah satu contoh bentuk "pendiktean"
dunia saat ini.
negara-negara
Pertanyaannya adalah
terhadap
ncgara-
nega ra miskin . I !al ini dapat dilihat dcngan
apakah makna Jibalik scmua ini?
Menjawab
kaya
pertanyaan
terse but,
lahirnya Strategi Nasional Penanggulangan
lebih
Kemiskinan (SNPK) yang dibuat oleh
mendalam, akan tetapi diduga bahwa
pemerintah pusat untuk dijalankan oleh
penyeragaman indikator kemiskinan, selain
pemerintah daerah. 1 Lebih dari sekedar itu,
hegemoni negara-negara kaya terhadap
pendekatan penanggulangan kemiskinan
negara-negara miskin melalui lembaga-
pun disesua ikan dengan pendekatan yang
UNDP,
ditawarkan oleh lembaga-lembaga pembcri
JLiga
donor yang kenyataannya sangat berbeda
mendaulat tingginya angka kemiskinan Ji
dengan konteks kemiskinan yang terjadi di
negara-negara berkembang. Jika demikian
Indonesia.
tentunya
diperlukan
studi
yang
lembaga intemasional (seperti:
World
Bank,
halnya,
dan
pertama,
lain-lain),
makro
Ketiga, pada aras mikro, penggunaan
kemiskinan sebagai "musuh bersama" akan
pendekatan yang ditawarkan oleh lembaga-
dijadikan sebaga! peluang negara-negara
lcmbaga donor tersebut melalui berbagai
kaya
bentuk program pengentasan kemiskinan
untuk
pada
aras
menanamkan
investasinya
melalui beragam bentuk usaha di negara-
(seperti:
negara
tujuan
UPPKS, JPS-Kesehatan, subsidi BBM dan
penducluk
lain-lain) sangat jarang membcrikan hasil
mi skin
meningkatkan
dengan
pendapatan
negara-negara yang
angka
kemiskinan
tinggi.
kemiskinan
pada
aras
sebagai
meso,
"musub
dij adikan sebagai
bersama"
pintu
penetrasi
negara-negara
kaya
masuk
untuk
memberikan bantuannya kepada negaranegara miskin. Adanya berbagai syarat,
en==-
...
P2KP,
terhadap
rnalah
PPK,
P4K,
pengentasan
sebaliknya
slogan
lembaga-lcmbaga donor sebagai media
2
signifikan
kemiskinan,
Kedua,
cunia
yang
PNPM,
Perlu
digaris
bawahi
bahwa
kebijakan
penanggulangan kemiskinan dengan SNPK yang
dicetuskan oleh pemerintah pusat ternyata belum
bergaung di pemerintah daerah {pemerintah
Kabupaten/Kota). Salah satu penyebabnya adalah
untuk
mengimplementasikan
SNPK,
maka
diperlukan penjabar·an lebih lanjut ditingkat daerah
melalui
Strategi
Dae rah
Penanggulangan
Kemiskinan (SDPK} dan mendirikan lembagalembaga penanggulangan kemiskinan.
...
Activita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komunikasi Ideal Pengentasan Kemiskinan:
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofyan Sjaf
membuahkan konflik horizontal diantara
penyelesaian kemiskinan jauh hari telah
sesama warga.
dipcrkenalkan oleh para intelektual di
Melihat
kondisi
dipastikan
bahwa
di
atas,
tanah air ini.
Sebagai contoh indikator
adalah
kemiskinan yang dicetuskan Prof. Sajogyo
problem akut bangsa Indonesia. Dari data
atau lebih dikenal dengan istilah Garis
yang dilangsir oleh Kementerian Daerah
Kemiskinan
Tertinggal menyebutkan dari 69.957 desa
mencakup kota-desa merupakan langkah
di Indonesia (Potensi Desa, 2006) hampir
awal
45,2% dinyatakan masuk dalam kategori
kemiskinan di tanah air.3
desa tertinggai2.
Demikian juga dicatat,
dengan model Ekonomi Kerakyatan yang
bahwa 68,4% dari 42,4 juta penduduk
diperkenalkan oleh (alm.) Prof. Mubyarto
miskin ada di pedesaan (BPS, 2006).
merupakan pintu masuk bagi intelektual
Alhasil dapat berakibat rendahnya tingkat
dan aktivis sosial di Indonesia untuk
produktivitas
kemiskinan
dapat
Seperti
masyarakat.
Sajogyo
untuk
menjawab
(GKS)
menjawab
problem
penyelesaian
Demikian pun
kemiskinan
4
yang
yang
diungkap hasil Sakernas, 2005, angka
melanda tanah air ini.
pengangguran terbuka yang telah mencapai
dari (alm.) Prof. M. Sangaribuan dan
11, 10 juta jiwa (10,45% dari penduduk
(alm.) D. Penny yang menitikberatkan
Indonesia), sekitar 5,28 juta jiwa (8,44%)
penyelesaian kemiskinan melalui Badan
tinggal di pedesaan dan di perkotaan 5,82
Usaha Buruh Tani (BUBT) sebagai
juta jiwa
bentuk alokasi sumberdaya ekonomi di
(13,32%).
Angka
setengah
pengangguran yang mencapai 29,92 juta
pedesaan.
sejumlah
juta
23,00
jiwa
singkat
Penjelasan
) wa (28,16%), porsi terbesar terdapat di
erdesaan
Selain itu, temuan
memberikan
5.92 jutajiwa atau 15,83% (BPS, 2006).
indikator kemiskinan, dimana disatu sisi
-=::liskinan
lillana
dan
metode
tepat
serta
dalam
- -:ii a ini tidak terlalu berbeda dengan perkiraan
ZセM
penyusunan
terhadap
indikatornya,
yang
model
untuk
belajar
perhatian
dua
kemungkinan
atas,
: 6,76%), dan perkotaan hanya mencapai
Sesungguhnya
dari
kita
di
MZ・@
en Dalam Negeri yang menyebut sekitar
: - .: _ desa atau 63,6 % dari 66 ribu desa di
::- :.: a berstatus desa miskin (Mediapraja,
3
Untuk lebih jelasnya tentang GKS dapat dibaca
berjudul
"Ekososiologi :
pada
buku
yang
Deideologisasi Teori, Restrukturisasi Aksi" yang
diterbitkan oleh Cenderalas, SAINS, dan Bina Desa .
4
Perihal bagaimana implementasi gagasan Prof.
Mubyarto perihal ekonomi kerakyatan dapat
dibaca pada buku-buku yang diterbitkan oleh
Yayasan Agro-Ekonomika dan Pusat Penelitia n da
Pemberdayaan Rakyat (P3R) tentang te ma-te ma
pemberdayaan IDT.
penyusunan indikator kemiskinan merujuk
Habermas pada tulisan ini didasarkan atas
pada world bank (termasuk PBB) yang
dua argumentasi, yakni: (I) pengentasan
datangnya dari atas (top down) dan disisi
kemiskinan adalah persoalan sosial yang
lainnya penyusunan indikator kemiskinan
tidak
datang dari konteks Indonesia yang pemah
dimensi ekonomis maupun teknisk, namun
dirumuskan oleh Prof. Sajogyo, .Prof.
lebih dari itu, pengentasan kcmiskinan
Mubiyarto dan lain-lain.
tcrkait crat dcngan kondisi sosial budaya
Untuk itu, tulisan ini dimaksudkan
untuk
memberikan
gambaran
tentang
hanya
dapat
diselesaikan
rnasyarakat;
dan
(2)
pengentasan
kemiskinan
dari
secara
harus
ideal
diikuti
refleksi program pengentasan kemi ski nan,
dengan diskuru s seluruh komponen dan
faktor-faktor
prasyara t ini terpenuhi jika terdapat ruang
yang
mempengaruh i
pembentukan model komunikasi dalam
publik
pengentasan
kornunikatif ya ng didasari oleh kesadaran.
kemiskinan,
perbandingan
aksi mengentaskan kemiskinan pada dua
untuk
menghasilkan
tindakan
Kerniskinan sebagai fenomena sosial
bagaimana
rnerupakan praktik komunikatif kehidupan
mensiasati model komunikasi ideal untuk
sehari-hari yang kemudian menjadi media
pengentasan kemiskinan.
reproduksi simbolis bagi berbagai pihak
rezun
yang
berbeda,
dan
sebelum
yang tcrkait di dalanmya. Untuk itu,
menguaraikan apa yang telah disebutkan
Habermas (2006) mengungkapkan bahwa
sebelumnya,
perlu
untuk memahami fenomena sosial, maka
rnengetengahkan kerangka teoritik dan
harus kembali kepada praktik komunikatif
penulisan dengan maksud agar pembaca
kehidupan
tidak salah dalam rnemberikan interpretatif
menadi media reproduksi simbolis. Hai ini
terhadap tulisan ini.
sebagaimana diungkapkan Habennas:
Waiau
demikian,
maka
penulis
sehari-hari
" ... Ketika
pada
diskursus
situasi yang tengah dihadapi,
komunikasi ideal pengentasan kemiskinan,
partisipan dalam komunikasi
tulisan
1111
komunikatif
dikemukakan
membangun
sampar
kemudian
pemahaman bersama tentang
B. KERANGKA TEORITIK
Untuk
yang
merujuk
dan
oleh
teori
ruang
tindakan
publik
Jurgen
yang
yang mereka gunakan dan pada
Haberma.
saat bersamaan Juga mereka
Adapun alasan penulis menggunakan teori
4
berdiri di atas tradisi kultural
perbaharui;
dalam
Activita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komun ikasi Ideal Pe ge セ」Nウ
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri Pedeso
mengordinasikan
mereka
melalui
intersubjektif
klaim
tindakan
validitas
sosial
sejumlah
yang
membangun
dan
solidaritas kelompok;
dapat
aspek
dalam
dia
sosialisasi,
dikritik, mereka mengandalkan
membentuk
keanggotaan dalam kelompok
personal. .. (Habennas, 2006)".
sosial dan pada saat yang sama
melakukan
integrasi
セᆳ
berfungsi melakukan integrasi
pengakuan
atas
• :o- -
Z[@ セ@
Jika
tradisi
indentitas
dikaitkan
dengan
fenomena
kemiskinan, maka bukan berarti fenomena
kultural; dengan berpartisipasi
m1
dalam interaksi dengan sosok
individu, akan tetapi merupakan persoalan
rujukan
publik yang serta merta menuntut peran
diartikulasikan
sebagai
persoalan
t
yang
anak-anak
berkompeten,
yang
publik dalam penyelesainnya. Untuk itu,
tumbuh
mengintemalisasikan orientasi
menurut Turner
kelompok sosial mereka dan
publik adalah sebuah dunia kehidupan
mendapatkan
kemampuan
sosial dimana orang dapat mendiskusikan
untuk bertindak . . .Dalam aspek
berbagai hal yang menarik minat umum;
fungsional
dan
pencapaian
pemahaman,
dimana
(1998)
mereka
berdebat isu-isu
tindakan
bahwa ruang
berdiskusi
tanpa
dan
syarat tentang
komunikatif berfungsi sebagai
kebiasaan, dogma, dan kekuatan; dan
tranmisi
dimana
dan
pembaharu
pengetahuan kultural;
mereka
dapat
memecahkan
perbedaan-perbedaan dari pendapat dengan
dalam
aspek koordinasi tindakan, dia
argumentasi
yang
masuk
. ·. NL oイゥセョエ。ウZー、
Ii: ZLNGサセ [ GL ーセヲゥ
[ セ セヲ。ョ
LZイ
⦅ セィ
akal.
Tabel 1. Jenis-jenis Tindakan.
1
:
'( )rie°'fasipadg ·
· Keberhasilan
..
I
セ@
SituaslTindakan. ·
セZL i G@
Non-sosial
Tindakan instrumental
Sosial
Tindakan strategis
·
p・ャLA
ᄋ@
ᄋ@
.
L 。ヲオョ@
Tindakan komunikatif
Sumber: Disadur dari Habermas (2006).
f eski demikian, tak dapat dipungkiri
negara. Dalam hal ini, kemiskinan sebagaj
-·:::a ruang publik terkait erat dengan apa
fenomena sosial seringkali diidentikan
- =- dinamakan otoritas publik (milik)
dengan
セ@
"kekuasaan
negara"
un
M encari Komun ikasi Ideal p・イァ[ZMセ
ウ ZM
emis inan:
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri ?ehmnri ?n1 ., _
menentukan dan rnenyelesaikan fenomena
sosial
Akib atnya
lnl.
pemahaman
yang
kemisiknan
persoalan
irn
Tak dapat ditafikkan, baik di negan
menyeluruh
rnaju rnaupun berkembang, kemiskinai
menyebabkan
adalah momok setiap rezim yang berkuasa
I
tidak
pendekatannya,
Kerangka Penulisan
kemudian,
tidak
terhadap
1.
pernah
apalagi
tepat
terselesaikan
Propaganda kesejahteraan untuk rakyat c
alarn demokratisasi
rnerupakan
senja1
dengan baik. Jika demikian halnya, maka
ampuh yang digunakan oleh rezim yan
sangat dimungkinkan bahwa pendekatan
berkuasa
penyelesaikan 'kemiskinan hingga saat ini
rakyat. Meski temuan dari beberapa ris
jauh
menunjukkan tidak adanya korelasi ya1
dari
tindakan
konmnikatif yang
dimaksudkan oleh Habennas.
kemiskinan,
seharusnya
menitikberatkan pada upaya rnembangun
kesadaran
berbagai
persoalan,
kepacla
pihak
hambatan ,
clengan
penyelesaian
negara-negara berkembang, termasuk
fndonesia (Demos, 2008).
dengan
kcsejahteraan untuk rakyat yang in
pendekatan
clicapai oleh setiap rezim yang berku
dalam merespon kasus kemiskinan. Atau
termanifestasi
dengan kata lain, tindakan komunikatif
pembangunan,
untuk pengentasan kemiskinan merupakan
pengentasan
tindakan
sendiri ,
yang
pencapa1an
melahirkan
diorientasikan
pemahaman
kesadaran
(lihat Tabel 1).
untuk
kemiskinan
Dalarn rnakna pernbangunan, tujl
terkait
dan
sirnpat
rnal1pun
sasaran
yang
rnendulang
signifikan dari penerapan demokratis<
Tindakan komunikatif dalam makna
pengentasan
untuk
pada
sehinga
bertindak
dalarn
khususnya
kcmiskinan.
setiap
mempunya1
bentuk
reznn
kebijakan
prog1
prog
Di
Indon
yang
berk1
pembangt
melalui bentuk program yang berl
dalam penyelesaian kemiskinan.
===;-CM""'
6
Activito Volume Ill No. 1 -Februa
Oleh karcna itu, tulisan ini mcncoba
penycbab
kcbcrhasilan
serta kegagalan
menguraikan titik perbedaan dua rezim
pengentasan kemiskinan yang dilakukan
dalam memanfaatkan dan menggunakan
oleh
ruang publik sebagai model komunikasi
(dekodifikasi).
untuk
menyusun
indikator kemiskinan
rez1111
setiap
di
Indonesia
Berangkat dari pemahaman di atas,
yang sesuai dengan konteks pedesaan di
secara
Indonesia.
apakah
didorong rezim Orde Barn maupun PNPM
yang
Mandiri Pedesaan oleh rezim pasca Orde
menitikberatkan pembangunan dari, oleh
Barn (pemerintahan SBY sebagai kasus)
dan untuk rakyat sudah diterapkan oleh
mempunyai kesamaan, dimana kemiskinan
rezim Orde Baru maupun rezim pasca
dan pengangguran merupakan ancaman
Orde Baru, atau malah sebaliknya. Serta
bangsa. Tingginya angka kemiskinan dan
apa saja faktor-faktor yang mernpengarubi
pengangguran di Indonesia, mendorong
terbangunnya
pemerintah
Dengan
demokratisasi
kata
Iain,
substansi
model
komunikasi
yang
epistimologi
baik
mclangsir
IDT
program
yang
untuk
melibatkan masyarakat atau sebaliknya
penanganan pcrsoalan tersebut. Dernikian
dalarn
indikator
pun dalam kerangka aksiologinya, istilah
sangat
"partisipatit" menjadi pendekatan yang
proses
kemiskinan
penyusunan
yang
menentukan
pengentasan
kemudian
ke berhasi Ian
kerniskinan
program
di
pedesaan
Indonesia.
dieluk-elukkan oleh kedua rezim tersebut.
Pe1tanyaan
apakah
yang
mendasar
adalah
sebagai
suatu
partisipatif
pendekatan dalam pengentasan kcmiskinan
2.
Pengentasan Kemiskinan: Refleksi
yang dilakukan oleh dua rezim yang
Program IDT clan PNPM Mandiri
berbeda
Pedesaan
implementasinya?
Refleksi yang dirnaksud dalarn tuli san
konsepsi
sudah
praksis
dalam
sejc:.uhmana
dan
Uphoff (1986) tentang level
ini adalah upaya untuk memaharni realitas
pengarnbilan
pengentasan kemiskinan yang dilakukan
pembangunan partisipatif sudah diterapkan
oleh
lalu
dalam pelaksanaan program pengentasan
memberikan
kemisikinan baik IDT maupun PNPM
dua
rez1m
mendeskripsikan
(kodifikasi)
a tau
argurnentasi atas realitas yang ada dengan
terlebih
pendorong
0
dahulu
rnemahami
kehadiran
program
kebijakan
dan
aktivitas
Mandiri Pedesaan?
faktor
dan
JI .... 1-: .. Zセ@
.....
\J,...,t. .............. ,,, ,,,,,,....
1
r:,,i.,.,.,,,..,..; ')fl1 ')
Mencari Komunikosi Ideal Pengentasan Kemiskin an :
Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofy an Sjaf
Jejak Ketertinggalan" 8 dapat dimaknai
dalam". 9
meski pendekatan partisipatif secara tegas
mengetengahkan
digunakan
mengentaskan
kemiskinan dan penyelesaiannya ban a
kemiskinan di Indonesia saat itu, akan
dapat diselesaikan apabila "orang dalam"
tetapi negara (rezim Orde Baru) tidak
mempunyai pemahaman dan kesadaran
sepenuhnya membuka ruang publik bagi
penuh akan problema yang mereka hadapi.
seluruh
Sementara itu, "orang luar" hanya berperan
untuk
pemangku
kepentingan
yang
terlibat dalam program IDT.
Inilah
pengakuan
Selanjutnya
buku
dengan
apik
tersebut
babwa
sebagai pengantar pencapaian keberhasilan
Prof.
Mubyarto
"orang dalam".
sebagai asisten Menteri di BAPPENAS
Untuk itu, keberhasilan program IDT
yang mengawal pelaksanaan program IDT.
menurut buku tersebut sangat ditentukan
Mubyarto
tidak
dari dibukanya ruang publik bagi seluruh
sepenuhnya program nasional ini berhasil
pemangku kepentingan mulai dari level
dilaksanakan diseluruh Indonesia. Salah
desa hingga pusat.
satu
adalah
pemabaman "orang luar" terhadap konteks
(Sarjana
lokal memainkan peranan penting dalam
Pendamping Puma Waktu) berada di
penyelesaian kemiskinan di Indonesia. Hal
lapangan (Soeradji dan Mubyarto, 1998).
ini senada dengan apa yang dikemukakan
mengatakan
faktor
bahwa
kendalanya
ketidakmampuan
SP2W
Walau demikian, kisah sukses IDT
yang
berpegang
partisipatif kita
Selatan,
Tengah.
Dengan demikian
oleh Uphoff (1986) bahwa pengambilan
teguh
pada
prmstp
kebijakan untuk menyelesaikan beragam
temukan
di
Bungku
aktivitas sosial sebaiknya memperhatikan
Sulawesi
peran pada level lokal (group, komunitas,
Kabupaten
Poso,
'
Cerita sqkses yang dapat kit14
baca di "Menelusuri jセェ。ォ@
Ketertipggalan",
dan desa) yang
セ」イーオ、ゥ。ョ@
disalurkan pada
level . kecamatan 1 kabupaten,
nasional
memperlihatkan bagaimana posisi kisah
hingga intemasional.
"orang
lain, dari dimensi komunikasi adalab
luar"
yang
sekedar berfungsi
Atau dengan kata
sebagai fasilitator untuk menumbuhkan
bagaimana
menciptakan
kesadaran dan pemahaman bagi "orang
komunikasi
yang
dapat
mekanisme
menampung
aspirasi substansi dari tingkatan paling
8
Buku ini ditulis oleh Budi Baik Siregar sebagai
fasilitator program IDT untuk daerah Sulawesi
Tengah.
9
lstilah "orang luar" dan "orang da la •
merupakan istilah yang dipinjam penulis
"Menulusuri Jejak Ketertinggalan" dari Cha mbers.
institusional.
Jadi
pembentukan
ruang
publik dalam suatu masyarakat sangat
epistimologi
Jika saja, wajah kapitalisme
Realitas ini dapat dibaca dari berbagai
'.aporan
tentang
pelaksanaan
dimana kaurn borjuasi mendominasi ruang
Keterlibatan
publik dan sebaliknya untuk sosialismc,
yang
maka analisis institutional hist01y sangat
program,
penentuan
menentukan (Habennas, 2007).
te11inggal
yang
Lalu
bagaimana
dengan
tindakan
ruang
publik pengentasan kemiskinan.
dipengaruhi oleh kesejarahan intitusional
itu sendiri.
partisipatif sebagai
IDT.
pegiat sosial (LSM/NGO)
saat proses awal pcnyusunan
1111111111
indikator
terkesan
lop
desa
down
(berdasarkan data Petensi Desa BPS), dan
komunikatif? Menurut Habermas tindakan
lain
komunikatif sangat terkait erat deng2.n
sepenuhnya
situasi
digunakan. Jni sebagaimana dikemukakan
dan
seseorang
orientasi
atau
tindakan
aktor.
dari
Tindakan
sebagainya
menunjukkan
pendekatan
partisipatif
Prof. Sajogyo:
komunikatif senantiasa hadir dalam situasi
" ... LPSM secara resmi
tindakan
pernah
sosial
dan
berorientasi
pada
diminta
tak
bantuannya,
pemahaman. Hal ini berkebalikan dengan
dari mulai awal penggondokan
tindakan instrumental yang selalu hadir
konsep
dalam
pelaksanaannya di daerah ... "
situasi
dikarenakan
non-sosial
(teknis)
beroricntasi
pad a
tidak
maupun
program
(Sajogyo, 2001 ).
keberhasilan. Begitupun dengan tindakan
strategis, meski situasi tindakannya adalah
" ... Tapi
sosial, namun selalu beraorientasi pada
proktis,
keberhasilan (Habermas, 2006).
miskin" diputuskan di Pusat
Kernbali
pada
program
IDT,
kebijakan
demi
penetapan
"desa
dimana akhirnya ukuran BPS
pendekatan partisipatif yang kemudian
dipakai,
didefinisikan dengan istilah Kaji Tindak
?odes (Potensi Desa) yang ada
(Jitin) dan Kajian Bersama (Ji.sam) pada
di
prinsipnya merupakan praksis dari ruang
bermain-main
publik yang mendorong keterlibatan rakyat
(Sajogyo, 2001 ).
dalam program.
penyelenggara IDT seringkali menafikkan
tna
BPS
data
Pokoknya
rwnus-lah ! ... "
Waiau disadari, bahwa
rezim Orde Baru (state) sebagai institusi
...
arsip
berdasarkan
Artikulasi
kutipan
tulisan
Prof.
Sajogyo dalarn kata pengantar "Menelusuri
m
Artivita Volume Ill No. 1 -Februari 2012-
Mencari Komunikasi Ideal Pengen tasan Kemis -::; Be/ajar Dari Program IDT Dan PNPM Mandiri Pedesaan - Sofyan Sja
Sehubungan
pengentasan
dengan
program
kemiskinan,
terminologi
Chambers
memmJain
tentang
upaya
pencapaian
ns1.
Adapun misi yang diemban program ini
adalah: pertama, peningkatan kapasitas
dalam" dan "orang luar", Prof. Sajogyo
masyarakat dan kelembagaannya; kedua,
seringkali mengingatkan para pegiat sosial
pelembagaan
bahwa
partisipatif; ketiga, pengefektifan fun gs i
pernmusan
persoalan
kemiskinan
di
dan
pedesaan
sebaiknya selalu memperhatikan definisi
pemerintahan lokal; keempat,
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
menyelesaikan
masyarakat; dan kelima, pengembangan
persoalannya. Adapun posisi "orang luar"
jaringan kemitraan dalam pembangunan.
berperan
atau
Sementara itu, strategi yang dikembangkan
(pendamping/fasilitator)
yaitu menjadikan rumah tangga miskin
mernmuskan
dan
sebagai
penghubung
untuk
dalam"
pembangunan
prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
potensi
"orang
dan peran
sistem
dalam
dan
membantu
intermediasi
mernmuskan
dan
(RIM)
sebagai
menyelesaikan persoalan yang dihadapi
menguatkan
masyarakat
partisipatif,
serta
menyambungkam1ya
Mungkin
diungkapkan
ada
Prof.
Pergulatannya
benarnya
sistem
serta
sasaran,
pembangunan
mengembangkan
atas .
Secara
Pedesaan
sepintas,
PNPM
Mandiri
tidak berbeda jauh
dengan
pengentasan
program IDT yang dipelopori oleh rezim
kemiskinan di Indonesia, setidaknya dapat
Orde Baru, dimana pendekatan partisipatif
dijadikan
sebagai
Program
menj adi icon program. Akan tetapi, apakah
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
partisipatif sebagai pendekatan program
(PNPM)
dalam
yang
di
Sajogyo
kelompok
kelembagaan kerja sama antar desa.
dengan pemangku kepentingan lainnya.
Mandiri
refleksi
Pedesaan.
Program
melahirkan emansipatoris RTM sebagai
nasional yang dilangsir tahun 2007 oleh
target sasaran?
pemerintahan SBY (rezim pasca Orde
diungkapkan
Baru)
untuk
diharapkan dari pendekatan partisipatif
mempercepat penanggulangan kemiskinan
adalah emansipasi dari target sasaran
-ecara terpadu dan berkelanjutan. Dengan
memahami kondisinya.
·1 1
_ sun
sebagai
"orang
penyelesaian
Prof.
mlSl
mernpakan
tercapainya
program
kesejahteraan
Hal ini penting untuk
karena
tujuan
yang
Meski belum ada langsiran hasil at.a
dan
·· mandirian masyarakat miskin perdesaan,
pelaporan PNPM Mandiri Pedesaan \'
:_'rogram ini menyusun beberapa tahapan
utuh
semenjak program ini
dil
.::
Q::l'.'.
bawah (local levels) hingga internasional,
Narnun sangat disayangkan, pelajaran
dan bukan sebaliknya. Inilah kritikan yang
berharga yang diperoleh dari program IDT
ditujukan tcrhadap pencntuan indikator
tidak serta merta menjadi penyusunan
yang
program pengentasan kemiskinan pada
kemiskinan
dari
world
bank
menggariskan secara kaku bahwa orang
rezim berikutnya.
dianggap miskin bila pendapatannya di
luar" dalam bcrbagai ha! saat perumusan
bawah 2 dollar per hari.
dan
Dengan demikian, program IDT dapat
Posisi kuatnya "orang
pelaksanaan
program,
dalam"
"orang
membuat
seringkali
tidak
dikatakan seoagai pemrakarsa program
emansipatoris.
pengentasan kemiskinan yang buttom up
konfl ik antar Japisan masyarakat seringkali
atau partisipatif dengan menitikberatkan
terjadi
peran
Kond isi
"orang
dalam"
sebagai
pelaku
Ironinya, tidak Jarang
dalam
1111
pelaksanaan
program.
semakin mempertegas bahwa
sama
be Ium
ten tu
utama. Menurut Mubyarto bahwa banyak
pendekatan
program
telah
menghasilkan output yang sama, yakni
melakukan upaya untuk menanggulangi
masyarakat yang paham dan sadar dengan
kemiskinan,
kondisi ketcrtinggalan atau kemiskinannya.
di
memakai
rez1111
Orde
walau
Baru
kegiatannya
tidak
istilah "kemiskinan", seperti:
Program Peningkatan Pendapatan Petani
dan Nelayan Kecil (P4K) dari Departemen
Pertanian,
Kelornpok
Usaha
Bersarna
(KUBE) dari Departemen Sosial, dan Iain-
D. PNPM
MANDIRI
PARTISIPATIF
PEDESAAN:
YANG
TIDAK
EMANSIP ATORIS
Bagian i.1i mengingatkan kita pada
buku "Tirani
Partisipatif' yang
lain. Akan tetapi program IDT !ah yang
judul
merniliki keunikan dibandingkan dengan
mernaparkan ulasan dengan baik bahwa
program sebelumnya karena keluwesan
penggunaan partisipatif yang salah kaprah
pelaksanaan
akan dapat mengakibatkan lahirnya tirani
yang
diserahkan
kepada
daerah dan masyarakat di daerah agar
baru .
sesua1
dengan tujuan substansi dari partisipatif itu
dengan
kondisi
dan
potensi
daerah. 10
Padahal ini sangat bertentangan
sendiri yang menginginkan terbentuknya
masyarakat sadar dan kritis berangkat dari
10
Contoh keluwe san tersebut adalah tidak
diterbitkannya petunju k tek nis ya ng secara rinci
mengatur pelaksanaan program di daerah.
pemahaman
sekitarnya.
akan
kondisi
lingkungan
Mencori Kam ni
Be/ajar Dori Program IDT Don PNP
Sehubungan
pengentasan
dengan
program
kemiskinan,
tenninologi
Chambers
memmJam
"orang
tentang
m1s1
sebagai
upaya
penca
Adapun misi yang diemban pro_
adalah: pertama, peningkatan kap
dalam" dan "orang luar", Prof. Sajogyo
masyarakat dan kelembagaannya; kedL
seringkali mengingatkan para pegiat sosial
pelembagaan
bahwa
partisipatif; ketiga, pengefektifan fung- i
perumusan
penyelesaian
persoalan
di
kemiskinan
dan
pedesaan
sebaiknya selalu memperhatikan definisi
dan peran
sistem
pembangun
pemerintahan lokal; keempal,
peningkatan
kualitas
dan
kuantitas
dalam
prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi
menyelesaikan
masyarakat; dan kelima, pengembangan
persoalannya. Adapun posisi "orang luar"
jaringan kemitraan dalam pembangunan.
berperan
atau
Sementara itu, strategi yang dikembangkan
(pendamping/fasilitator)
yaitu menjadikan rumah tangga miskin
dan
potensi
"orang
merumuskan
dan
sebagai
penghubung
untuk
dalam"
membantu
intennediasi
merumuskan
dan
(RTM)
sebagai
menyelesaikan persoalan yang dihadapi
menguatkan
masyarakat
partisipatif,
serta
menyambungkannya
diungkapkan
ada
Prof.
benarnya
yang
di
Sajogyo
sistem
serta
sasaran,
pembangunan
mengembangkan
kelembagaan kerja sama antar desa.
dengan pemangku kepentingan lainnya.
Mungkin
kelompok
atas.
Secara
Pedesaan
sepintas,
PNPM
Mandiri
tidak berbeda jauh
dengan
pengentasan
program IDT yang dipelopori oleh rezim
kemiskinan di Indonesia, setidaknya dapat
Orde Baru, dimana pendekatan partisipatif
dijadikan
sebagai
Program
menjadi icon program. Akan tetapi, apakah
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
partisipatif sebagai pendekatan program
Pergulatannya
(PNPM)
dalam
Mandiri
refleksi
Pedesaan.
Program
melahirkan emansipatoris RTM sebagai
nasional yang dilangsir tahun 2007 oleh
target sasaran?
pemerintahan SBY (rezim pasca Orde
diungkapkan
Baru)
untuk
diharapkan dari pendekatan partisipatif
mempercepat penanggulangan kemiskinan
adalah emansipasi dari target sasaran
secara terpadu dan berkelanjutan. Dengan
memahami kondisinya.
v1s1
merupakan
tercapainya
program
kesej ahteraan
dan
Hal ini penting untuk
karena
tujuan
yang
Meski belum ada langsiran hasil at.a
kemandirian masyarakat miskin perdesaan,
pelaporan PNPM Mandiri Pedesaan yang
program ini menyusun beberapa tahapan
utuh semenjak program m1
dilang ir.
namun dari konsepsinya dapat mcmberi
gambaran kepada ki ta
ten tang
proses
Dua
pertanyaan
dikemukakan
di
untuk
atas
penting
melihat
realitas
penyusunan dan pelaksanaan program ini .
program di Japangan . Untuk pertanyaan
Sebagai misal, dengan membaca Petunju k
pcrta ma,
Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri
dikcmukakan clcngan alasan belum adanya
redesaan
beb erapa
pelaporan program ini sebagai argumentasi
pertanyaan kritis, apakah program ini
ilmi ah yang dapat dipelajari. Akan tetapi,
be lajar
pe11anyaan
(2007),
dari
kegagalan
apakah
hadir
keberhasilan
program
praksis
sepenuhnya
maupun
sepe11inya
kedua
tidak
dapat
mungkin
memberikan
lDT?
Kemudi an
ga mbaran
pendekatan
partisipatif
Pedesaan apakah sudah mempraksiskan
telah
diterapkan
dalam
penyusunan dan pelaksanaan program?
atau
penilaian
belum
sama
PNPM
sekali
Mandiri
pendekatan
pa11isipatif.
Tabel 2. Alokasi BLM yang Ditcrima Sesuai dcngan Jumlah Desa Tertinggal.
:
!
セN@
i , ·.·
1
"· · Jumlah Desa Tertinggal
Alokasi BLM (Rupiah) .!· ᄋGNZセ@
.
1.000.000.000
4
1.250. 000.000
5
1.500.000.000
6
1.500.000.000
7
1.750.000.000
8
2.000.000.000
9
2.250.000.000
10
2.500.000.000
11
2. 750.000 .000
>12
3.000.000.000
Swnber: PTO PNPM Mandiri Pedesaan (2007).
Dalam PTO PNPM Mandiri Pedesaan
kecamatan yang dipilih adalah kecamatan
discbutkan bahwa kecamatan pcdesaan
yang tidak bcrmasalah dalam PPK dan
terpilih sebagai sasaran program adalah
diusulkan oleh pemerintah daerah dalam
seluruh kecamatan di Indonesia, meski
skema kontribusi pendanaan.
dalam pelaksanaannya di\akukan secara
pcnentuan desa tertingga\ masih tetap
awal,
merujuk dari data yang di\angsir pusat,
bertahap.
Sebagai
\angkah
A rf;.,;tn \/n/11mP
Begitupun
Ill Nn 1 -Februari
2012-
M e cari
Be/ajar Dari Progra m IDT Do
yakni Kementerian Pembangunan Daerah
jauh dari harapan
Tertinggal. Bantuan Langsung Masyarakat
sasaran yang emansipatori . Y
(BLM) yang diberikan sangat tergantung
yang paham akan kondisinya
dari jumlah desa yang tertinggal di dalam
mendefinisikan posisinya untuk ke luar · セ@ .
suatu kecamatan dan untuk kecamatan-
jeratan kemiskinan. Dengan demikia::.
kecamatan
me ski
yang
tidak memiliki
desa
Mandiri
PNPM
,. , - --=
Pede aan
tertinggal, BLM diberikan sesuai dengan
mengklaim partisipatif sebagai pendekatan
ratio
program pengentasan kemiskinan, akan
penduduk
miskin
dan
jumlah
penduduk di kecamatan (lihat Tabet 2 dan
tetapi
3).
memberikan kesadaran dan pemahaman
Perumusan
indikator
RTM,
kenyataannya
belum
dapat
desa
kepada target sasarannya untuk melakukan
tertinggal dan besamya BLM yang masih
tindakan komunikatif keluar dari kondisi
datang dari atas (top down) memberikan
kemiskinan.
kesan bahwa PNPM Mandiri Pedesaan
Tebel 3. Alokasi BLM yang Diterima untuk Kecamatan-kecamatan yang Tidak
Memiliki Desa Tertinggal.
;·,
"·Lokas1 ·}
LMセ\@
-"·· . . J ... 'I
·"ft . . .
i . セ ᄋ@ r・イゥ、セオ
1i·!,.,.,, ;, ;;
um a. ·'""'· 'j""'"'
N ャ ャ@ )[ :
< 25.000
25.000-50.000
Jawa
;
> 50.0QO
:
< 15.000
Luar
Jawa
15.000-25.000
> 25.000
" ,,.,
Aiokas1':u1..M::.>, .,
% Penduduk
Miskin
40%
40%
40%
セ ᄋM
· .· iait)., J+:l
1.500.000.000
1.750.000.000
1. 750.000.000
2.000.000.000
2.250.000.000
I
セ NUP@
J .000.000.000
1.500.000.000
l. 750.000.000
40%
40%
2.000.000.000
40%
3.000.000.000
Sumber: PTO PNPM Mandiri Pedesaan (200 ).
::
mendukung
icon pendekatan PNPM Mandiri Pedesaan
antara lain: ( 1) masih dorninannya peran
dalam kenyataan belum dapat menciptakan
pemerintah
kondisi yang emansipatoris bagi kelompok
Beberapa alasan yang
w1tuk
(state)
mengatur
pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan. Ini
atau target sasarannya.
dapat dilihat dari penjelasan PTO PNPM
Mandiri
Pedesaan
menempatkan
peran
yang
man a
E. RAGAM MODEL KOMUNIKASI
pemerintah
pusat
PENGENTASAN KEMISKINAN
hingga daerah begitu dominan; (2) target
Pengentasan
kemiskinan
adalah
atau kelompol( sasaran program terkesan
persoalan sosial yang menjadi tanggung
"obj ek"
jawab bersama dalam penyelcsaiannya.
program sehingga tidak berperan besar
Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan
dalam pelaksanaan program; dan (3) tidak
tidak
terbangunnya pendidikan yang berorientasi
dimensi teknis dengan hanya mernberikan
komunikasi dialektikal, dimana pernerintah
bantuan kepada mereka yang tergolong
pusat
miskin . Akan tetapi, dimensi sosial dalam
masih
diposisikan
sebagai
sebagai
program
designer
rnutlak
dapat
komunikasi
diselesaikan
memposisikan dirinya sebagai partner dari
bentuk
kelompok atau sasaran target program,
menjadi
yakni RTM, kelembagaan masyarakat cii
sosial, dikenal dua model komunikasi,
pedesaan dan kelembagaan pemerintah
yakni komunikasi linear dan komunikasi
lokal. Oleh karena itu, partisipatif sebagai
konvergen (Rogers, 2003).
penting.
sosial
yang
dari
tepat
Dalam komunikasi
Gambar 2. Mode l Komu nikas i Linear (Rogers, 2003).
Komunikasi
linear
merupakan
demikian, pihak atau komunitas yang kuat
komunikasi yang terjadi satu arah dimana
akan mempengaruhi pihak atau komunitas
antar satu pihak ke pihak Iainnya. Dalam
yang lemah.
1111, tidak
komunikasi
info1111asi
antar
dua
ada
pihak
Dengan demikian, model
pe1iukaran
kornunikasi ini sangat berorientasi basil
sehingga
yang rnenafikkan perubahan sosial atau
memungkinkan te1jadinya dominasi pihak
pencapa1an
satu
lainnya (lihat Gambar 2).
dengan
pihak
lainnya.
Dengan
pemahaman
kepada
pihak
Artivitn Vn/11mP Ill Nn. 1 -FPhmnri 2012-
.
M encari amuni asi foe J e ge ::; -- :;- , - Bela1ar Dari Program IDT Dan PNPM M andiri Pe esaor: _ 5G
Berbeda
dengan
di
atas,
model
model
komunikasi konvergen lebih menitikberatkan pada proses dialektis dimana adanya
saling pemahaman, kesepakan dan aksi
セGエゥュ@
CC.l\\i1
'fl\'rli\\.. Iaエセ・|@
identik
m1
rindakar:
dengan
komunikatif
Habermas
mendorong
terwujudnya
yang
mamp
emansipatori
pihak-pihak yang saling berkomunikasi
\